Kelompok 1B
Sintya Dwika Putri
05061181520009
Universitas Sriwijaya
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil
(mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa
kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan
kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan
industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel,
dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang
menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih
kompleks (Adam, 2012).
Bakteri merupakan organisme prokariot. Umumnya ukuran bakteri sangat
kecil, bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
dengan pembesaran 1.000 X atau lebih (Waluyo, 2004). Sel bakteri memiliki
panjang yang beragam, sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih
panjang dari pada sel spesies yang lain. Bakteri merupakan makhluk hidup dengan
ukuran antara 0,1 sampai 0,3 m. Bentuk bakteri bermacam macam yaitu elips,
bulat, batang dan spiral. Bakteri lebih sering diamati dalam olesan terwarnai
dengan suatu zat pewarna kimia agar mudah diamati atau dilihat dengan jelas
dalam hal ukuran, bentuk, susunan dan keadaan struktur internal dan butiran. Sel
sel individu bakteri dapat berbentuk seperti bola/elips, batang (silindris), atau
spiral (heliks) (Pelczar & Chan, 2011).
Mikroorganisme dapat mempertahankan hidupnya pada media yang sesuai.
Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan mikroorganisme sulit
untuk menyesuaikan diri atau bahkan mati. Untuk menyesuaikan diri
mikroorganisme merombak dan menggunakan bahan-bahan kimia yang ada
dilingkungannya sebagai sumber energi dan zat pembangun. Pengujian sifat
biokimia dari suatu mikrobia meliputi semua aktivitas yang dapat menyebabkan
antara lain: perubahan-perubahan karbohidrat, hidrolisis lemak, peruraian protein,
reduksi bermacam-macam unsur, pembentukan pigmen, dan pengujian sifat
biokimia khusus lainnya (Adam, 2012).
Universitas Sriwijaya
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi
metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Selain itu
dilihat kemampuannya menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon
dan sumber energi (Waluyo, 2014).
Mikroorganisme yang tumbuh pada media tertentu dapat diketahui sifatnya
dari penentuan bahan dari medium tumbuhnya. Dengan mengetahui sifat dari
suatu mikroorganisme yang dilakukan melalui uji enzimatik, maka identifikasi
genus bahkan spesies dari mikroorganisme tersebut dapat dengan mudah diketahui
( Sutedjo, 2011)
Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di
dalam identifikasi spesimen bakteri yang tak dikenal karena secara morfologis
biakan atau pun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil
pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organik yang diperiksa maka
penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakteristik dan klasifikasi
sebagian mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun
biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media memproduksi tipe
metabolit tentunya yang dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen test
yang mana menghasilkan perubahan warna reagen (Murray, 2013)
Karakteristik
mikroorganisme
dapat
dilakukan
dengan
beberapa
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
2.1.
Karakteristik Bakteri
Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar mikrobia seperti bakteri
berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada
beberapa tipe media, memproduksi tipe metabolit tertentu yang dideteksi dengan
interaksi mikrobia dengan reagen test yang menghasilkan warna reagen. Reaksireaksi dalam sel akan teridentifikasi dengan melakukan pengujian-pengujian
tertentu. Sel akan memberikan respon sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya, misalnya menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau
kemampuan untuk menghidrolisis lemak (Pelczar dan Chan, 2012).
Secara morfologis, biakan maupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak
serupa. Karena itu ciri fisiologis atau biokimiawi merupakan kriteria yang amat
penting di dalam identifikasi spesimen yang tidak dikenal. Tanpa hasil
pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organisme yang diperiksa maka
penentuan spesiesnya tidaklah mungkin dilakukan. Oleh karena itu percobaan ini
penting dilakukan, karena dengan melakukan uji biokimia kita dapat
mengidentifikasi organisme tak dikenal (Hadieotomo, 2013).
Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di
dalam identifikasi spesimen bakteri yang tak dikenal karena secara morfologis
biakan atau pun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil
pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organik yang diperiksa maka
penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakteristik dan klasifikasi
sebagian mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun
biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media memproduksi tipe
metabolit tentunya yang dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen test
yang mana menghasilkan perubahan warna reagen (Murray, 2013)
Karakterisasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk
mengobservasi bakteri maupun kapang hasil isolasi (isolat). Kegiatan karakterisasi
dapat dilakukan berdasarkan sifat sitologi (bentuk sel, gerak atau motilitas, sifat
Gram dan endospora), sifat morfologi, dan sifat fisiologi. Uji sifat morfologi
mencakup sifat-sifat koloni, seperti ukuran, bentuk, warna dan tepian, sedangkan
Universitas Sriwijaya
uji sifat fisiologi diantaranya uji hidrolisis pati, hidrolisis lemak, hidrolisis protein
dan uji katalase (Nurjanna, 2012).
2.1.1 Fisika
Uji
fisiologis
bakteri
dilakukan
untuk
mengidentifikasi
bakteri
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
bagi
bakteri
sendiri.
mereka
menghasilkan
enzim
katalase
yang
dapat mengubah
hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen dengan reaksi sebagai berikut : 2H2O
2H2O + O2 (Waluyo, 2014).
2.3 Uji Motilitas
Motalitas merupakan salah satu ciri penting pengkarakterisasian bakteri.
Sifat ini diakibatkan oleh adanya alat moler cambut yang disebut flagella sehingga
sel bakteri dapat berenang didalam lingkungan air. Motilitas sebagaian besar jenis
bakteri motil pada suhu relative rendah 15-25c dan mungkin tidak motil pada
suhu 37c. Namun, suatu resiko tersendiri bagi organisme berukuran kecil untuk
menerima kenyataan bahwa dengan ukuran tersebut sel bakteri dapat dipengaruhi
oleh aktifitas molekul air atau pelarut disekitarnya yang dinamakan Brownian
movement (Dwidjoseputro, 2014).
Gerakan brown adalah gerak partikel koloid yang bergerak dengan arah
tak beraturan, gerak acak molekul ini dapat membuat sel bakteri bergoyanggoyang cepat atau lebih tepatnya bergetar tak beraturan sehingga bagi mata yang
awas akan terlihat motil. Sel yang berpengaruh gerak brown diamati pada
perbesaran 1000x dengan mikroskop cahaya, tentunya dengan preparat sederhana
dan media kaldu atau koloni yang dicampur air. Sel yang bergerak dengan
dorongan flagella akan bergerak lebuh aktif. Jika suatu sel tersebut motil, akan
menciptakan jalur gerak yang tak beraturan. Namun untuk gerak brown sel tampk
pasif dan seperti bergerak sendiri, mirip pada saat menggetarkan batang pensil
dengan memutarkan pergelangan tangan (Waluyo, 2014).
Uji motilitas berperan dalam mengetahui pergerakan bakteri. Bakteri yang
dinyatakan positif motil atau bergerak akan ditunjukan dengan adanya kekeruhan
pada media uji yang menunjukan pertumbuhan koloni (Waluyo, 2014).
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Universitas Sriwijaya
Fungsi
Wadah
Pemanas dan juga pensteril
Menghidupkan bunsen
Mengelap meja
Perekat dan penutup cawan yang sudah ada media
Penutup atau pengunci cawan agar tidak terkontaminasi
Tabel2 Bahan yang digunakan saat praktikum pembuatan media agar yaitu,
Bahan
PDA (Potato dextrose agar)
Fungsi
Tempe
Ikan Asin
NA ( Natrium Agar)
3.3.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum Isolasi Jamur menggunakan ikan
asin, yaitu
1.
2.
3.
4.
Potong ikan asin dan tempe dengan ukuran kurang lebih 0,05 cm
Masukkan kedalam cawan petri yang sudah terdapat aquadest didalamnya
Goyang pelan cawan petri lalu buang aquadest
Masukkan alkohol kedalam cawan petri goyangkan cawan dengan pelan lalu
buang alkohol
5. Masukkan aquadest kedalam cawan petri goyangkan cawan dengan pelan lalu
buang aquadest
6. Masukkan sampel ikan asin sebanyak 2 sampel kedalam cawan petri dan 3 sampel
untuk tempe
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 4.1.1 Hasil Praktikum Karakterisasi Fisika dan biokimia bakteri
No
1
Uji
Uji Katalase
Gambar
Keterangan
Bakteri Gram Positif
Universitas Sriwijaya
Uji Motilitas
4.2. Pembahasan
Pada praktikum karakterisasi fisika dan biokimia bakteri kali ini bertujuan
untuk mengetahui karakteristik fisika dan biokimia dari bakteri melalui beberapa
pengujian. Pengujian tersebut diantaranya adalah uji gula, uji katalase, dan uji
motilitas. Tetapi yang kami lakukan hanya uji katalase dan uji motilitas. Uji
Universitas Sriwijaya
katalase berfungsi untuk membedakan bakteri gram positif dan gram negatif. Hal
yang pertama dilakukan pada uji katalase adalah memanaskan jarum ose dan kaca
preparat lalu jarum ose yang telah dipanaskan tadi didiamkan beberapa saat
sampai warna merah dari jarum tersebut hilang. Jarum ose tadi digoreskan ke
media agar yang terdapat bakteri yang telah diisolasi setelah itu goreskan lagi ke
kaca preparat. Kaca preparat yang sudah digores tersebut lalu diteteskan 2-3 tetes
hidrogen peroksida dan terlihat ada sedikit gelembung udara disana. Hal ini
menandakan bahwa bakteri tersebut termasuk kedalam bakteri gram positif. Uji
katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui
apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob
obligat. Bakteri yang memerlukan oksigen manghasilkan hidrogen peroksida
(H2O2) yang sebenarnya beracun bagi bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap
hidup dengan adanya antimetabolit tersebut karena mereka menghasilkan enzim
katalase yang dapat mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen
dengan reaksi sebagai berikut : 2H2O2 2 H2O + O2 ( Adam, 2012)
Kebanyakan bakteri aerobik dan anaerobik fakultatif akan memproduksi
hidrogen peroksida yang bersifat toksik terhadap bakteri yang masih hidup. Untuk
menjaga kelangsungan hidupnya, sejumlah bakteri mampu menghasilkan enzim
katalase yang memecah H2O2 menjadi air dan oksigen sehingga sifat toksiknya
hilang (Pelczar dan Chan, 2011).
Matinya bakteri-bakteri anerobik obligat bila ada oksigen disebabkan
karena tidak adanya pembentukan enzim katalase sehingga H2O2 meracuni
bakteri itu sendiri. Ada tidaknya pembentukan enzim katalase dapat membantu
pembedaan kelompok-kelompok bakteri tertentu. Pada uji katalase, kebanyakan
bakteri aerob dan anaerob menggunakan oksigen H2O2 yang sesungguhnya
bersifat racun bagi sistem-sistem enzim sendiri (Pelczar dan Chan, 2011).
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Universitas Sriwijaya
Kesimpulan yang dapat kita peroleh dari praktikum yang telah dilakukan
yaitu sebagai berikut :
1.
Karakterisasi fisika dan biokimia bakteri dapat dilakukan dengan uji gula,
DAFTAR PUSTAKA
Adam. 2012. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga. Mutiara, T, dkk. 2006. Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta: Erangga.
Dwidjoseputro. 2014. Mikrobiologi untuk Universitas. Ganesha Expect. Bandung.
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya