Anda di halaman 1dari 16

Pemeriksaan Subjektif, Objektif, dan Penunjang

Subjektif
I.

IDENTITAS PASIEN

Identitas pasien merupakan suatu ciri khas atau keadaan diri seseorng pasien yang
berguna untuk membedakan pasien satu dengan pasien yang lainnya khususnya
dalam rekam medik pasien di suatu rumah sakit atau instansi kesehatan lainnya.

Nama Lengkap/ panggilan

Nama adalah identitas yang paling penting selain untuk membedakan pasien satu
dengan yang lain nama juga digunakan untuk memudahkan dokter dan pasien
berkomunikasi dengan baik. Sehingga dokter lebih akrab dengan pasien supaya
dalam pemeriksaan dan perawatan pasien tidak merasa takut serta perawatan pasien
berjalan lancar.

Tanggal Lahir/Umur

Tanggal lahir ini digunakan untuk mengetahui usia pasien, karena usia pasien sangat
penting dalam menentukan dignosa dan rencana perawatan. Misalnya, dalam
menentukan dosis obat, mengetahui tumbuh kembang gigi geligi pasien,mengetahui
kondisi perkembangan mental pasien dll.

Pekerjaan/sekolah

Status pekerjaan atau sekolah juga diperlukan dalam identitas pasien karena
berhubungan dengan penentuan rencana perawatan yang tepat bagi pasien. Jika
perawatannya memerlukan beberapa kunjungan sebaiknya dilakukan saat pasien
tidak dalam kondisi ujian supaya tidak mempengaruhi waktu penyembuhannya.

Alamat/ telp

Alamat digunakan untuk mengetahui lingkungan tempat tinggal pasien, letak


geografis rumahnya, kebiasaan dalam lingkunganya karena hal ini dapat

mempengaruhi diagnosa dan rencana perwatan pada pasien. Faktor lingkungan juga
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pasien.

Status perkawinan

Status perkawinan seringnya berkaitan dengan pasien wanita dewasa, karena hal ini
merujuk pada keadaan pasien yang sedang hamil atau tidak. Sebab kondisi hamil
juga mempengaruhi dalam diagnosa dan rencana perwatan. Dalam memberikan obat
ataupun perawatan akan berbeda jika pasien dalam kondisi hamil. Jika untuk pasien
anak-anak status perkwinan kurang berpengaruh.

Nama orang tua/ wali

Nama orang tua juga sangat dibutuhkan dalam identitas pasien, karena nama orang
tua digunakan sebagai pembeda antar pasien satu dengan yang lain selain itu nama
orang tua atau wali juga digunakan sebagai penanggung jawab pasien terutama
pasien anak-anak, dalam hal ini penanggung jawab dimaksudkan adalah penanggung
jawab dalam rencana perawatan dan dalam biaya perawatan.

Pekerjaan orang tua/wali

Pekerjaan orang tua dalam identitas pasien digunakan untuk menentukan rencana
perawatan yang sesuai ekonomi keluarga pasien.

Kebangsaan/Suku bangsa

Dalam hal ini kebangsaan dan suku bangsa digunakan sebagai identitas pasien
karena setiap kebangsaan dan suku bangsa mempunyai perbedaan dalam tumbuh
kembang gigi geligi, bentuk rahang, dan perbedaan kondisi tubuh lainnya.
II.

ANAMNESA

Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan
antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang
mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta
permasalahan medisnya. Tujuan anamnesis adalah mendapatkan informasi

menyeluruh dari pasien yang bersangkutan. Informasi yang dimaksud adalah data
medis organobiologis, psikososial serta lingkungan pasien. Informasi yang didapat
dari wawancara dengan pasien biasanya akan memberikan kontribusi yang lebih
untuk suatu pemecahan masalah daripada informasi yang didapat dari pemeriksaan
jasmani atau uji diagnostik.
Ada dua jenis anamnesis, yaitu autoanamnesis dan alloanamnesis. Pada umumnya
anamnesis dilakukan dengan tehnik autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan
langsung terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan
dokter dan menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik karena
pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia
rasakan.Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat
dilakukan. Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk
menjawab pertanyaan, atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk
menceritakan permasalahnnya. Anamnesis yang didapat dari informasi orag lain ini
disebut Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Tidak jarang dalam praktek sehari-hari
anamnesis dilakukan bersama-sama auto dan alloanamnesis.a. Pemeriksaan
subyektif.
Beberapa tanda, gejala dan keluhan rasa sakit dapat memberi gambaran keadaan
pulpa. Anak dalam keterbatasan umurnya belum mampu mengemukakan rasa sakit.
Untuk itu perlu dianjurkan beberapa pertanyaan kepada penderita mengenai :
- Apakah giginya sakit bila minum dingin / makan yang manis manis.
- Apakah sakit sehabis makan.
- Apakah pernah sakit di malam hari.
- Lokasi dan penyebaran rasa sakit.
Dalam hal ini dokter gigi harus mampu membedakan 1 tipe rasa sakit
yaitu:
- Rasa sakit karena perangsangan.

- Rasa sakit spontan.


Rasa sakit karena perangsangan dihubungkan dengan adanya rangsangan yang
ditimbulkan oleh penumpukkan makanan pada lesi karies yang menekan dan
merangsang pulpa terutama setelah makan. Demikian juga rasa sakit yang
disebabkan rangsangan termis dan khemis, gejala tersebut dihubungkan dengan
sensitifitas dentin akibat lesi karies yang dalam. Umumnya rasa sakit akan berkurang
jika rangsangan disingkirkan, dalam keadaan ini pulpa dalam keadaan stadium
transisi dan bersifat reversibel. Rasa sakit spontan, ditandai dengan rasa sakit yang
datang tibatiba tanpa rangsangan biasanya malam hari sehingga tidurnya terganggu.
Rasa sakit spontan dan terus menerus ini menandakan peradangan pulpa parah dan
telah mencapai saluran akar dan pulpa dalam keadaan ireversibel.

Obyektif
Pemeriksaan obyektif dibagi 2 :
Ekstra oral
Intra oral
Pemeriksaan Ekstra Oral Anak

Penampilan Umum

Secara umum tinggi badan seorang anak dapat diamati dengan cepat sewaktu anak
memasuki

ruang

praktek.

Untuk

memastikannya

dapat

diukur

dan

membandingkannya dengan tabel yang memuat perbandingan antara tinggi badan,


usia dan berat badan anak. Faktor yang mempengahi keadaan tinggi, berat badan
dalam masa perkembangan adalah herediter, lingkungan, penyakit sistemik dan
gangguan endokrin

Kulit

Adanya perubahan atau kelainan pada kulit di wajah atau tangan dapat dipakai
sebagai petunjuk adanya kelainan atau penyakit. Lesi yang primer atau sekunder
dapat terjadi pada kulit muka, bila terdapat herpes pada bibir atau muka yang disertai
rasa sakit dan juga disertai sakit gigi, sebaiknya perawatan gigi ditunda atau diberi
premedikasi dan pasien dirujuk ke dokter kulit terlebih dulu.

Mata

Infeksi/abses pada gigi rahang atas dapat menyebar ke mata menyebabkan


pembengkakan atau conjuctivitis pada mata. Bila perawatan gigi telah selesai dan
pembengkakan pada mata belum hilang, sebaiknya pasien dirujuk ke dokter mata.

Bibir

Pemeriksaan bibir dilakukan dengan mengamati ukuran, bentuk, warna dan tekstur
permukaan. Dipalpasi dengan ibu jari dan telunjuk. Pada bibir sering dijumpai
abrasi, fisur, ulserasi atau crust. Trauma sering menyebabkan memar pada bibir,
reaksi alergi juga dapat terlihat.

Simetris Wajah

Asimetris wajah dapat terjadi secara fisiologis atau patologis. Secara fisiologis
misalnya kebiasaan tidur bayi terutama yang lahir prematur sehingga meyebabkan
perubahan bentuk wajah yang permanen. Asimetris wajah patologis dapat
disebabkan tekanan abnormal dalam intra uterus, paralise saraf kranial, fibrous
displasia atau gangguan perkembangan herediter. Selain itu asimetris wajah patologis
pada anak anak sering juga disebabkan karena infeksi atau trauma.
Pemeriksaan dan riwayat pembengkakan penting diketahui untuk menentukan
diagnosa dan etiologi. Bila terdapat asimetris wajah tanpa rasa sakit dan
penyebabnya tidak diketahui dengan pasti serta tidak berhubungan dengan gigi lebih
baik merujuk pasien ke dokter anak. Pada anak sering ditemui selulitis yaitu infeksi

pada jaringan lunak yang difus, disebabkan infeksi pulpa gigi susu/tetap. Selulitis
dapat menimbulkan pembengkakan pada wajah dan leher. Bila disebabkan gigi atas
pembengkakan dapat meluas ke bawah mata dan dalam keadaan akut mata kelihatan
merah.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiografik
Pemeriksaan radiografik yaitu foto bitewing, periapikal dan panoramik
diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosa dalam mempertimbangkan
jenis perawatan yang harus diberikan antara lain memberi evaluasi masalah :
a. Perluasan karies dan kedekatannya dengan pulpa.
b. Keadaan restorasi yang ada.
c. Ukuran dari keadaan ruang pulpa :
Dentin sekunder
Kalsifikasi
Resorpsi interna
d. Akar : bentuk, resorpsi interna
e. Apeks :
Tingkat resorpsi
Resorpsi patologis
Resorpsi yang terlambat
f. Tulang
Melihat adanya rarefaction pada daerah periapikal atau bifurkasi.
Kehilangan lamina dura.
Keadaan periodontal membrane.
Resorpsi akar patologik, dapat interna (dalam saluran akar) atau eksterna

(apeks dan sekitar tulang). Resorpsi interna merupakan indikasi peradangan pulpa
vital, sedangkan resorpsi eksterna menunjukkan pulpa non vital dengan
peradangan yang meluas berlanjut resorpsi tulang di sekitarnya. Adanya
rarefaction atau radiolusen tulang daerah bifurkasi gigi sulung dihubungkan
dengan keadaan gigi non vital dan adanya saluran akar tambahan pada dasar
pulpa. Penafsiran Ro-foto anak anak lebih sukar dari pada orang dewasa
disebabkan akar gigi sulung mengalami resorpsi secara fisiologis dan adanya
benih gigi permanen yang tumbuh. Kalsifikasi jaringan pulpa dekat tanduk pulpa
menunjukkan degenerasi pulpa, biasanya pada karies luas dan kronis. Resorpsi
interna merupakan kontra indikasi pulpektomi. Gigi permanen muda dengan
apeks yang belum tertutup dengan gambaran radiolusen di apical merupakan
keadaan normal.

RENCANA PERAWATAN
1

Medikasi
Medikasi perlu dilakukan untuk menghentikan rasa sakit dan juga menyembuhkan
inflamasi yang dapat meluas. Medikasi yang digunakan biasanya yaitu antibiotik
profilaksis. Antibiotik profilaksis adalah antibiotik digunakan bagi pasien yang
belum terkena infeksi, tetapi diduga mempunyai peluang besar untuk
mendapatkannya, atau bila terkena infeksi dapat menimbulkan dampak buruk
bagi pasien. Tujuan dari pemberian antibiotik profilaksis adalah untuk
mengurangi insidensi infeksi. Antibiotik oral yang efektif melawan infeksi
odontogenik

antara

lain

penisilin,

klindamisin,

eritromisin,

cefadroxil,

metronidazole, dan tetrasiklin. Antibiotik-antibiotik tersebut efektif melawan


streptococci dan anaerob rongga mulut.

Penisilin V adalah penisilin pilihan untuk kasus infeksi odontogenik. Yang


bersifat bakterisidal, dan meskipun spektrum aksinya relatif terbatas, agen
ini dapat digunakan untuk perawatan indeksi odontogenik. Untuk
profilaksis endokarditis, yang berkaitan dengan perawatan dental,

Amoksisilin adalah antibiotik pilihan. Amoksisilin yang dikombinasikan


dengan asam klavulanat [klavulanat] dapat digunakan dalam kasus-kasus
tertentu, karena dapat mempertahankan aktivitas melawan betalaktamase
yang

biasa

diproduksi

oleh

mikroorganisme

penyebab

infeksi

odontogenik.

Klindamisin merupakan salah satu alternatif untuk pasien yang alergi


terhadap penisilin. Obat tersebut bersifat bakteriostatik, meskipun secara
klinis, dapat diperoleh aksi bakterisidal menggunakan dosis yang umum
dianjurkan.

Generasi makrolid terakhir, clarithromycin dan azithromycin juga dapat


digunakan jika anak alergi terhadap penisilin.

Sefalosporin cefadroxil merupakan pilihan tambahan jika dibutuhkan aksi


dalam spektrum yang lebih luas.

Metronidazole biasanya digunakan untuk melawan anaerob, dan biasanya


diberikan dalam situasi yang dicurigai hanya terdapat bakteri anaerob.

Tetrasiklin sangat jarang digunakan dalam praktek kedokteran gigi karena


obat-obatan ini dapat menyebabkan perubahan warna gigi, sehingga tidak
boleh diberikan pada anak yang berusia kurang dari 8 tahun,atau wanita
hamil dan menyusui.

Medikasi pada anak harus hati- hati karena ada ukuran tertentu, yaitu:
a. Berdasarkan Berat Badan

Clark's rule
Dosis Anak= Berat Badan (lb) x Dosis Dewasa

150
berat badan bukan dalam kg, tapi lb dimana 1kg=2,2lb
b. Berdasarkan Umur

Young's rule
Dosis Anak= Umur (tahun) x Dosis Dewasa
Umur+12

Cowling's rule
Dosis Anak= (Umur (tahun) + 1) x Dosis Dewasa
24

Friend's rule
Dosis Anak= 2xUmur (tahun) x Dosis Dewasa
25

Fried's rule (untuk bayi)


Dosis Anak= Umur (bulan) x Dosis Dewasa
150

c. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (Body Surface Area)

Rumus menghitung BSA


Mosteller BSA =
akar kuadrat dari tinggi badan (cm) x berat badan (kg)
3600

Dosis Anak= Mosteller BSA x Dosis Dewasa


1,73

Antibiotik profilaksis diindikasikan untuk situasi berikut ini:

Pasien yang mengalami gangguan jantung akibat endokarditis;


banyak pasien yang beresiko menderita endokarditis setelah
menjalani perawatan dental, akibat riwaya tgangguan jantung. The
American Academy of Pediatric Dentistry [AAPD] telah
menyetujui pedoman pencegahan bakterial endokarditis yang

dibuat oleh American Heart Association. Pedoman tersebut


menegaskan abhwa anak-anak yang memiliki riwayat administrasi
obat-obatan melalui intravena, dan anak-anak yang menderita
sindrom

tertentu

[seperti,

Down

syndrome,

atau

Marfan

syndrome], beresiko mengalami bakteriall endokarditis, akibat


anomali jantung.

Pasien immunocompromise: pasien semacam ini tidak dapat


mentolerir bakterimia transien setelah perawatan dental invasif.
Jadi, pasien yang sedang menjalani kemoterapi, iradiasi, atau
transplantasi sumsum tulang harus dirawat dengan hati-hati.
Kriteria tersebut juga berlaku pada pasien yang mengalami kondisi
berikut ini: infeksi human immunodeficiency virus [HIV],
defisiensi imun, neutropenia, imunosupresi, anemia, splenectomy,
terbiasa mengkonsumsi steroid, lupus eritematosus, diabetes,dan
transplantasi organ.

Pasien yang memakai shunt, kateter atau protesa vaskuler:


bakterimia setelah perawatan dental invasif akan meningkatkan
kolonisasi pada kateter atau shunt vaskuler. Pasien yang menjalani
dialisis atau kemoterapi, atau transfusi darah, juga sangat rentan
terhadap

gangguan

PULPOTOMI
Definisi :
Pengambilan pulpa yang telah mengalami infeksi di dalam kamar pulpa
dan meninggalkan jaringan pulpa dibagian radikular.
Pulpotomi dapat dibagi 3 bagian :
1. Pulpotomi vital.
2. Pulpotomi devital / mumifikasi / devitalized pulp amputation.

ini.

3. Pulpotomi non vital / amputasi mortal.


Keuntungan dari pulpotomi :
1. Dapat diselesaikan dalam waktu singkat satu atau dua kali kunjungan.
2. Pengambilan pulpa hanya di bagian korona hal ini menguntungkan karena
3. pengambilan pulpa di bagian radikular sukar, penuh ramikasi dan sempit.
4. Iritasi obat obatan instrumen perawatan saluran akar tidak ada.
5. Jika perawatan ini gagal dapat dilakukan pulpektomi.
1. Pulpotomi Vital
Definisi :
Pulpotomi vital atau amputasi vital adalah tindakan pengambilan
jaringan pulpa bagian koronal yang mengalami inflamasi dengan melakukan
anestesi, kemudian memberikan medikamen di atas pulpa yang diamputasi agar
pulpa bagian radikular tetap vital.
Pulpotomi vital umunya dilakukan pada gigi sulung dan gigi permanen
muda. Pulpotomi gigi sulung umunya menggunakan formokresol atau
glutaradehid. Pada gigi dewasa muda dipakai kalsium hidroksid. Kalsium
hidroksid pada pulpotomi vital gigi sulung menyebabkan resorpsi interna.
Berdasarkan penelitian, menurut Finn keberhasilan pulpotomi vital formokresol
97% secara rontgenologis dan 82% secara histologis.
Reaksi formokresol terhadap jaringan pulpa yaitu membentuk area
yang terfiksasi dan pulpa di bawahnya tetap dalam keadaan vital. Pulpotomi vital
dengan formokresol hanya dilakukan pada gigi sulung dengan singkat dan
bertujuan mendapat sterilisasi yang baik pada kamar pulpa.
Indikasi
1. Gigi sulung dan gigi tetap muda vital, tidak ada tanda tanda gejala
2. peradangan pulpa dalam kamar pulpa.

3. Terbukanya pulpa saat ekskavasi jaringan karies / dentin lunak prosedur pulp
capping indirek yang kurang hati hati, faktor mekanis selama preparasi
kavitas atau trauma gigi dengan terbukanya pulpa.
4. Gigi masih dapat dipertahankan / diperbaiki dan minimal didukung lebih dari
2/3 panjang akar gigi.
5. Tidak dijumpai rasa sakit yang spontan maupun terus menerus.
6. Tidak ada kelainan patologis pulpa klinis maupun rontgenologis.
Kontra indikasi
1. Rasa sakit spontan.
2. Rasa sakit terutama bila diperkusi maupun palpasi.
3. Ada mobiliti yang patologik.
4. Terlihat radiolusen pada daerah periapikal, kalsifikasi pulpa, resorpsi akar
5. interna maupun eksterna.
6. Keadaan umum yang kurang baik, di mana daya tahan tubuh terhadap infeksi
7. sangat rendah.
8. Perdarahan yang berlebihan setelah amputasi pulpa.
Obat yang dipakai formokresol dari formula Buckley :
-

Formaldehid 19%

Kresol 35%

Gliserin 15%

Aquadest 100

Khasiat formokresol :
Formokresol mengkoagulasi protein sehingga merupakan bakterisid yang kuat
dan kaustik. Pemakaian formokresol pada pulpotomi tidak merangsang
pembentukan dentinal bridge atau calcific barrier, tetapi jaringan pulpa akan
membentuk zona fiksasi yang bersifat keras, tahan terhadap autolysis dan
merupakan barrier terhadap serangan bakteri yang menuju ke apikal.

Pemakaian formokresol pada pulpotomi vital terdiri 2 metode :


o Pulpotomi 1 kali kunjungan atau metode 5 menit. Pada pulpa yang
mengalami peradangan kronis jaringan pulpa seharusnya perdarahan akan
berhenti dalam 3 5 menit setelah diletakkan formokresol.
o Pulpotomi 2 kali kunjungan atau metode 7 hari. Karena adanya persoalan
kontrol perdarahan yaitu perdarahan yang berlebihan.
PULPEKTOMI
Definisi
Pengambilan seluruh jaringan pulpa dari kamar pulpa dan saluran akar.
Pada gigi molar sulung pengambilan seluruh jaringan secara mekanis tidak
memungkinkan sehubungan bentuk morfologi saluran akar yang kompleks.
Pulpektomi dapat dilakukan dengan 3 cara :
1) Pulpektomi vital.
2) Pulpektomi devital.
3) Pulpektomi non vital.
Indikasi
1) Gigi sulung dengan infeksi melebihi kamar pulpa pada gigi vital atau non
vital.
2) Resorpsi akar kurang dari 1/3 apikal.
3) Resorpsi interna tetapi belum perforasi akar.
4) Kelanjutan perawatan jika pulpotomi gagal.
Kontra indikasi
1) Bila kelainan sudah mengenai periapikal.
2) Resorpsi akar gigi yang meluas.
3) Kesehatan umu tidak baik.
4) Pasien tidak koperatif.
5) Gigi goyang disebabkan keadaan patologis

Pilihan kasus pulpektomi untuk gigi sulung yaitu pada gigi yang pulpanya
telah mengalami infeksi dan jaringan pulpa di saluran akar masih vital. Jika
dibiarkan dalam keadaan ini pulpa mengalami degenerasi / nekrose yang akan
menimbulkan tanda dan gejala negatif, keadaan akan berkelanjutan. Pulpektomi
masih dapat dilakukan tetapi keberhasilannya akan menurun karena degenerasi
pulpa bertambah luas.
Indikasi tersebut di atas ada hubungan dengan faktor faktor lainnya
seperti :
Berapa lama gigi masih ada di mulut.
Kepentingan gigi di dalam mulut (space maintainer).
Apakah gigi masih dapat direstorasi.
Kondisi jaringan apikal.
Pulpektomi dilakukan dengan beberapa prosedur :
Untuk gigi sulung vital 1 kali kunjungan.
Untuk gigi sulung non vital beberapa kali kunjungan.
Bahan pengisi saluran akar :
ZnO eugenol
Kalsium hidroksid
Syarat bahan pengisi saluran akar gigi sulung :
Dapat diresorpsi sesuai kecepatan resorpsi akar.
Tidak merusak jaringan periapikal.
Dapat diresorpsi bila overfilling.
Bersifat antiseptik.
Bersifat hermetis dan radiopak.
Mengeras dalam waktu yang lama.
Tidak menyebabkan diskolorasi.
Hal hal yang harus diperhatikan pada perawatan pulpektomi :
Diutamakan memakai file daripada reamer.
Memakai tekanan yang ringan untuk menghindari pengisian saluran akar yang

berlebihan (overfilling).
Diutamakan sterilisasi dengan obat obatan daripada secara mekanis.
Pemakaian alat alat tidak sampai melewati bagian apikal gigi.
1). Pulpektomi vital :
Defenisi :
Pengambilan seluruh jaringan dalam ruang pulpa dan saluran akar secara
vital.
Indikasi
1) Insisivus sulung yang mengalami trauma dengan kondisi patologis.
2) Molar sulung kedua, sebelum erupsi molar permanen pada umur 6 tahun.
3) Tidak ada bukti bukti kondisi patologis dengan resorpsi akar yang lebih dari 2/3
2). Pulpektomi devital
Definisi :
Pengambilan seluruh jaringan pulpa dalam ruang pulpa dan saluran akar
yang lebih dahulu dimatikan dengan bahan devitalisasi pulpa.
Indikasi
Sering dilakukan pada gigi posterior sulung yang telah mengalami pulpitis
atau dapat juga pada gigi anterior sulung pada pasien yang tidak tahan terhadap
anestesi.
Pemilihan kasus untuk perawatan pulpektomi devital ini harus benar
benar dipertimbangkan dengan melihat indikasi dan kontra indikasinya.
Perawatan pulpektomi devital pada gigi sulung menggunakan bahan devitalisasi
yang mengandung para formaldehid seperti toxavit dan lain lain.
3). Pulpektomi non vital
Definisi :
Gigi sulung yang dirawat pulpektomi non vital adalah gigi sulung dengan
diagnosis gangren pulpa atau nekrose pulpa.
Indikasi
1) Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan estetik.

2) Gigi tidak goyang dan periodontal normal.


3) Belum terlihat adanya fistel.
4) Ro-foto : resorpsi akar tidak lebih dari 1/3 apikal, tidak ada granuloma pada
gigi-geligi sulung.
5) Kondisi pasien baik.
6) Keadaan sosial ekonomi pasien baik.
Kontra indikasi
1) Gigi tidak dapat direstorasi lagi.
2) Kondisi kesehatan pasien jelek, mengidap penyakit kronis seperti diabetes,
TBC dan lain-lain.
3) Terdapat pembengkokan ujung akar dengan granuloma (kista) yang sukar
dibersihkan.

Soeparmin, Soesilo. 2014. Pedodontic Treatment Triangle Berperan Dalam Proses


Keberhasilan Perawatan Gigi Anak. E-Jurnal FKG UNMAS, INTERDENTAL, 8 (2):
1-5.
Rasyid, Hermawan Nagar. 2013. Prinsip Pemberian Antibiotik Profilaksis Pada
Pembedahan. Bagian Orthopaedi Dan Traumatologi FK Unpad / RS Hasan
Sadikin : Bandung

Anda mungkin juga menyukai

  • Skripsi 3
    Skripsi 3
    Dokumen1 halaman
    Skripsi 3
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen1 halaman
    2
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • 3
    3
    Dokumen2 halaman
    3
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Skripsi 1
    Skripsi 1
    Dokumen1 halaman
    Skripsi 1
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Skripsi 1
    Skripsi 1
    Dokumen1 halaman
    Skripsi 1
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • RSGM 8
    RSGM 8
    Dokumen2 halaman
    RSGM 8
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Skripsi 1
    Skripsi 1
    Dokumen1 halaman
    Skripsi 1
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • RSGM 3
    RSGM 3
    Dokumen2 halaman
    RSGM 3
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Makanan Dan Refleks Muntah 3
    Makanan Dan Refleks Muntah 3
    Dokumen2 halaman
    Makanan Dan Refleks Muntah 3
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • RSGM 7
    RSGM 7
    Dokumen1 halaman
    RSGM 7
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Tip Ipamagi
    Tip Ipamagi
    Dokumen11 halaman
    Tip Ipamagi
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • RSGM 6
    RSGM 6
    Dokumen1 halaman
    RSGM 6
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • RSGM 7
    RSGM 7
    Dokumen1 halaman
    RSGM 7
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • RSGM 4
    RSGM 4
    Dokumen2 halaman
    RSGM 4
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • RSGM 5
    RSGM 5
    Dokumen1 halaman
    RSGM 5
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • RSGM 1
    RSGM 1
    Dokumen1 halaman
    RSGM 1
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • RSGM 2
    RSGM 2
    Dokumen3 halaman
    RSGM 2
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Makanan Dan Refleks Muntah 5
    Makanan Dan Refleks Muntah 5
    Dokumen3 halaman
    Makanan Dan Refleks Muntah 5
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Makanan Dan Refleks Muntah 6
    Makanan Dan Refleks Muntah 6
    Dokumen2 halaman
    Makanan Dan Refleks Muntah 6
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Makanan Dan Refleks Muntah 3
    Makanan Dan Refleks Muntah 3
    Dokumen2 halaman
    Makanan Dan Refleks Muntah 3
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Makanan Dan Refleks Muntah 4
    Makanan Dan Refleks Muntah 4
    Dokumen1 halaman
    Makanan Dan Refleks Muntah 4
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Makanan Dan Refleks Muntah 6
    Makanan Dan Refleks Muntah 6
    Dokumen2 halaman
    Makanan Dan Refleks Muntah 6
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Makanan Dan Refleks Muntah 4
    Makanan Dan Refleks Muntah 4
    Dokumen1 halaman
    Makanan Dan Refleks Muntah 4
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Credensial 3
    Credensial 3
    Dokumen1 halaman
    Credensial 3
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Credensial 1
    Credensial 1
    Dokumen2 halaman
    Credensial 1
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Makanan Dan Refleks Muntah 2
    Makanan Dan Refleks Muntah 2
    Dokumen1 halaman
    Makanan Dan Refleks Muntah 2
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Makanan Dan Refleks Muntah 2
    Makanan Dan Refleks Muntah 2
    Dokumen1 halaman
    Makanan Dan Refleks Muntah 2
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Makanan Dan Refleks Muntah 1
    Makanan Dan Refleks Muntah 1
    Dokumen2 halaman
    Makanan Dan Refleks Muntah 1
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Credensial 3
    Credensial 3
    Dokumen1 halaman
    Credensial 3
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat
  • Craniologi 5
    Craniologi 5
    Dokumen1 halaman
    Craniologi 5
    yuniko dimas
    Belum ada peringkat