Subjektif
I.
IDENTITAS PASIEN
Identitas pasien merupakan suatu ciri khas atau keadaan diri seseorng pasien yang
berguna untuk membedakan pasien satu dengan pasien yang lainnya khususnya
dalam rekam medik pasien di suatu rumah sakit atau instansi kesehatan lainnya.
Nama adalah identitas yang paling penting selain untuk membedakan pasien satu
dengan yang lain nama juga digunakan untuk memudahkan dokter dan pasien
berkomunikasi dengan baik. Sehingga dokter lebih akrab dengan pasien supaya
dalam pemeriksaan dan perawatan pasien tidak merasa takut serta perawatan pasien
berjalan lancar.
Tanggal Lahir/Umur
Tanggal lahir ini digunakan untuk mengetahui usia pasien, karena usia pasien sangat
penting dalam menentukan dignosa dan rencana perawatan. Misalnya, dalam
menentukan dosis obat, mengetahui tumbuh kembang gigi geligi pasien,mengetahui
kondisi perkembangan mental pasien dll.
Pekerjaan/sekolah
Status pekerjaan atau sekolah juga diperlukan dalam identitas pasien karena
berhubungan dengan penentuan rencana perawatan yang tepat bagi pasien. Jika
perawatannya memerlukan beberapa kunjungan sebaiknya dilakukan saat pasien
tidak dalam kondisi ujian supaya tidak mempengaruhi waktu penyembuhannya.
Alamat/ telp
mempengaruhi diagnosa dan rencana perwatan pada pasien. Faktor lingkungan juga
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pasien.
Status perkawinan
Status perkawinan seringnya berkaitan dengan pasien wanita dewasa, karena hal ini
merujuk pada keadaan pasien yang sedang hamil atau tidak. Sebab kondisi hamil
juga mempengaruhi dalam diagnosa dan rencana perwatan. Dalam memberikan obat
ataupun perawatan akan berbeda jika pasien dalam kondisi hamil. Jika untuk pasien
anak-anak status perkwinan kurang berpengaruh.
Nama orang tua juga sangat dibutuhkan dalam identitas pasien, karena nama orang
tua digunakan sebagai pembeda antar pasien satu dengan yang lain selain itu nama
orang tua atau wali juga digunakan sebagai penanggung jawab pasien terutama
pasien anak-anak, dalam hal ini penanggung jawab dimaksudkan adalah penanggung
jawab dalam rencana perawatan dan dalam biaya perawatan.
Pekerjaan orang tua dalam identitas pasien digunakan untuk menentukan rencana
perawatan yang sesuai ekonomi keluarga pasien.
Kebangsaan/Suku bangsa
Dalam hal ini kebangsaan dan suku bangsa digunakan sebagai identitas pasien
karena setiap kebangsaan dan suku bangsa mempunyai perbedaan dalam tumbuh
kembang gigi geligi, bentuk rahang, dan perbedaan kondisi tubuh lainnya.
II.
ANAMNESA
Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan
antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang
mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta
permasalahan medisnya. Tujuan anamnesis adalah mendapatkan informasi
menyeluruh dari pasien yang bersangkutan. Informasi yang dimaksud adalah data
medis organobiologis, psikososial serta lingkungan pasien. Informasi yang didapat
dari wawancara dengan pasien biasanya akan memberikan kontribusi yang lebih
untuk suatu pemecahan masalah daripada informasi yang didapat dari pemeriksaan
jasmani atau uji diagnostik.
Ada dua jenis anamnesis, yaitu autoanamnesis dan alloanamnesis. Pada umumnya
anamnesis dilakukan dengan tehnik autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan
langsung terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan
dokter dan menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik karena
pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia
rasakan.Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat
dilakukan. Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk
menjawab pertanyaan, atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk
menceritakan permasalahnnya. Anamnesis yang didapat dari informasi orag lain ini
disebut Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Tidak jarang dalam praktek sehari-hari
anamnesis dilakukan bersama-sama auto dan alloanamnesis.a. Pemeriksaan
subyektif.
Beberapa tanda, gejala dan keluhan rasa sakit dapat memberi gambaran keadaan
pulpa. Anak dalam keterbatasan umurnya belum mampu mengemukakan rasa sakit.
Untuk itu perlu dianjurkan beberapa pertanyaan kepada penderita mengenai :
- Apakah giginya sakit bila minum dingin / makan yang manis manis.
- Apakah sakit sehabis makan.
- Apakah pernah sakit di malam hari.
- Lokasi dan penyebaran rasa sakit.
Dalam hal ini dokter gigi harus mampu membedakan 1 tipe rasa sakit
yaitu:
- Rasa sakit karena perangsangan.
Obyektif
Pemeriksaan obyektif dibagi 2 :
Ekstra oral
Intra oral
Pemeriksaan Ekstra Oral Anak
Penampilan Umum
Secara umum tinggi badan seorang anak dapat diamati dengan cepat sewaktu anak
memasuki
ruang
praktek.
Untuk
memastikannya
dapat
diukur
dan
Kulit
Adanya perubahan atau kelainan pada kulit di wajah atau tangan dapat dipakai
sebagai petunjuk adanya kelainan atau penyakit. Lesi yang primer atau sekunder
dapat terjadi pada kulit muka, bila terdapat herpes pada bibir atau muka yang disertai
rasa sakit dan juga disertai sakit gigi, sebaiknya perawatan gigi ditunda atau diberi
premedikasi dan pasien dirujuk ke dokter kulit terlebih dulu.
Mata
Bibir
Pemeriksaan bibir dilakukan dengan mengamati ukuran, bentuk, warna dan tekstur
permukaan. Dipalpasi dengan ibu jari dan telunjuk. Pada bibir sering dijumpai
abrasi, fisur, ulserasi atau crust. Trauma sering menyebabkan memar pada bibir,
reaksi alergi juga dapat terlihat.
Simetris Wajah
Asimetris wajah dapat terjadi secara fisiologis atau patologis. Secara fisiologis
misalnya kebiasaan tidur bayi terutama yang lahir prematur sehingga meyebabkan
perubahan bentuk wajah yang permanen. Asimetris wajah patologis dapat
disebabkan tekanan abnormal dalam intra uterus, paralise saraf kranial, fibrous
displasia atau gangguan perkembangan herediter. Selain itu asimetris wajah patologis
pada anak anak sering juga disebabkan karena infeksi atau trauma.
Pemeriksaan dan riwayat pembengkakan penting diketahui untuk menentukan
diagnosa dan etiologi. Bila terdapat asimetris wajah tanpa rasa sakit dan
penyebabnya tidak diketahui dengan pasti serta tidak berhubungan dengan gigi lebih
baik merujuk pasien ke dokter anak. Pada anak sering ditemui selulitis yaitu infeksi
pada jaringan lunak yang difus, disebabkan infeksi pulpa gigi susu/tetap. Selulitis
dapat menimbulkan pembengkakan pada wajah dan leher. Bila disebabkan gigi atas
pembengkakan dapat meluas ke bawah mata dan dalam keadaan akut mata kelihatan
merah.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiografik
Pemeriksaan radiografik yaitu foto bitewing, periapikal dan panoramik
diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosa dalam mempertimbangkan
jenis perawatan yang harus diberikan antara lain memberi evaluasi masalah :
a. Perluasan karies dan kedekatannya dengan pulpa.
b. Keadaan restorasi yang ada.
c. Ukuran dari keadaan ruang pulpa :
Dentin sekunder
Kalsifikasi
Resorpsi interna
d. Akar : bentuk, resorpsi interna
e. Apeks :
Tingkat resorpsi
Resorpsi patologis
Resorpsi yang terlambat
f. Tulang
Melihat adanya rarefaction pada daerah periapikal atau bifurkasi.
Kehilangan lamina dura.
Keadaan periodontal membrane.
Resorpsi akar patologik, dapat interna (dalam saluran akar) atau eksterna
(apeks dan sekitar tulang). Resorpsi interna merupakan indikasi peradangan pulpa
vital, sedangkan resorpsi eksterna menunjukkan pulpa non vital dengan
peradangan yang meluas berlanjut resorpsi tulang di sekitarnya. Adanya
rarefaction atau radiolusen tulang daerah bifurkasi gigi sulung dihubungkan
dengan keadaan gigi non vital dan adanya saluran akar tambahan pada dasar
pulpa. Penafsiran Ro-foto anak anak lebih sukar dari pada orang dewasa
disebabkan akar gigi sulung mengalami resorpsi secara fisiologis dan adanya
benih gigi permanen yang tumbuh. Kalsifikasi jaringan pulpa dekat tanduk pulpa
menunjukkan degenerasi pulpa, biasanya pada karies luas dan kronis. Resorpsi
interna merupakan kontra indikasi pulpektomi. Gigi permanen muda dengan
apeks yang belum tertutup dengan gambaran radiolusen di apical merupakan
keadaan normal.
RENCANA PERAWATAN
1
Medikasi
Medikasi perlu dilakukan untuk menghentikan rasa sakit dan juga menyembuhkan
inflamasi yang dapat meluas. Medikasi yang digunakan biasanya yaitu antibiotik
profilaksis. Antibiotik profilaksis adalah antibiotik digunakan bagi pasien yang
belum terkena infeksi, tetapi diduga mempunyai peluang besar untuk
mendapatkannya, atau bila terkena infeksi dapat menimbulkan dampak buruk
bagi pasien. Tujuan dari pemberian antibiotik profilaksis adalah untuk
mengurangi insidensi infeksi. Antibiotik oral yang efektif melawan infeksi
odontogenik
antara
lain
penisilin,
klindamisin,
eritromisin,
cefadroxil,
biasa
diproduksi
oleh
mikroorganisme
penyebab
infeksi
odontogenik.
Medikasi pada anak harus hati- hati karena ada ukuran tertentu, yaitu:
a. Berdasarkan Berat Badan
Clark's rule
Dosis Anak= Berat Badan (lb) x Dosis Dewasa
150
berat badan bukan dalam kg, tapi lb dimana 1kg=2,2lb
b. Berdasarkan Umur
Young's rule
Dosis Anak= Umur (tahun) x Dosis Dewasa
Umur+12
Cowling's rule
Dosis Anak= (Umur (tahun) + 1) x Dosis Dewasa
24
Friend's rule
Dosis Anak= 2xUmur (tahun) x Dosis Dewasa
25
tertentu
[seperti,
Down
syndrome,
atau
Marfan
gangguan
PULPOTOMI
Definisi :
Pengambilan pulpa yang telah mengalami infeksi di dalam kamar pulpa
dan meninggalkan jaringan pulpa dibagian radikular.
Pulpotomi dapat dibagi 3 bagian :
1. Pulpotomi vital.
2. Pulpotomi devital / mumifikasi / devitalized pulp amputation.
ini.
3. Terbukanya pulpa saat ekskavasi jaringan karies / dentin lunak prosedur pulp
capping indirek yang kurang hati hati, faktor mekanis selama preparasi
kavitas atau trauma gigi dengan terbukanya pulpa.
4. Gigi masih dapat dipertahankan / diperbaiki dan minimal didukung lebih dari
2/3 panjang akar gigi.
5. Tidak dijumpai rasa sakit yang spontan maupun terus menerus.
6. Tidak ada kelainan patologis pulpa klinis maupun rontgenologis.
Kontra indikasi
1. Rasa sakit spontan.
2. Rasa sakit terutama bila diperkusi maupun palpasi.
3. Ada mobiliti yang patologik.
4. Terlihat radiolusen pada daerah periapikal, kalsifikasi pulpa, resorpsi akar
5. interna maupun eksterna.
6. Keadaan umum yang kurang baik, di mana daya tahan tubuh terhadap infeksi
7. sangat rendah.
8. Perdarahan yang berlebihan setelah amputasi pulpa.
Obat yang dipakai formokresol dari formula Buckley :
-
Formaldehid 19%
Kresol 35%
Gliserin 15%
Aquadest 100
Khasiat formokresol :
Formokresol mengkoagulasi protein sehingga merupakan bakterisid yang kuat
dan kaustik. Pemakaian formokresol pada pulpotomi tidak merangsang
pembentukan dentinal bridge atau calcific barrier, tetapi jaringan pulpa akan
membentuk zona fiksasi yang bersifat keras, tahan terhadap autolysis dan
merupakan barrier terhadap serangan bakteri yang menuju ke apikal.
Pilihan kasus pulpektomi untuk gigi sulung yaitu pada gigi yang pulpanya
telah mengalami infeksi dan jaringan pulpa di saluran akar masih vital. Jika
dibiarkan dalam keadaan ini pulpa mengalami degenerasi / nekrose yang akan
menimbulkan tanda dan gejala negatif, keadaan akan berkelanjutan. Pulpektomi
masih dapat dilakukan tetapi keberhasilannya akan menurun karena degenerasi
pulpa bertambah luas.
Indikasi tersebut di atas ada hubungan dengan faktor faktor lainnya
seperti :
Berapa lama gigi masih ada di mulut.
Kepentingan gigi di dalam mulut (space maintainer).
Apakah gigi masih dapat direstorasi.
Kondisi jaringan apikal.
Pulpektomi dilakukan dengan beberapa prosedur :
Untuk gigi sulung vital 1 kali kunjungan.
Untuk gigi sulung non vital beberapa kali kunjungan.
Bahan pengisi saluran akar :
ZnO eugenol
Kalsium hidroksid
Syarat bahan pengisi saluran akar gigi sulung :
Dapat diresorpsi sesuai kecepatan resorpsi akar.
Tidak merusak jaringan periapikal.
Dapat diresorpsi bila overfilling.
Bersifat antiseptik.
Bersifat hermetis dan radiopak.
Mengeras dalam waktu yang lama.
Tidak menyebabkan diskolorasi.
Hal hal yang harus diperhatikan pada perawatan pulpektomi :
Diutamakan memakai file daripada reamer.
Memakai tekanan yang ringan untuk menghindari pengisian saluran akar yang
berlebihan (overfilling).
Diutamakan sterilisasi dengan obat obatan daripada secara mekanis.
Pemakaian alat alat tidak sampai melewati bagian apikal gigi.
1). Pulpektomi vital :
Defenisi :
Pengambilan seluruh jaringan dalam ruang pulpa dan saluran akar secara
vital.
Indikasi
1) Insisivus sulung yang mengalami trauma dengan kondisi patologis.
2) Molar sulung kedua, sebelum erupsi molar permanen pada umur 6 tahun.
3) Tidak ada bukti bukti kondisi patologis dengan resorpsi akar yang lebih dari 2/3
2). Pulpektomi devital
Definisi :
Pengambilan seluruh jaringan pulpa dalam ruang pulpa dan saluran akar
yang lebih dahulu dimatikan dengan bahan devitalisasi pulpa.
Indikasi
Sering dilakukan pada gigi posterior sulung yang telah mengalami pulpitis
atau dapat juga pada gigi anterior sulung pada pasien yang tidak tahan terhadap
anestesi.
Pemilihan kasus untuk perawatan pulpektomi devital ini harus benar
benar dipertimbangkan dengan melihat indikasi dan kontra indikasinya.
Perawatan pulpektomi devital pada gigi sulung menggunakan bahan devitalisasi
yang mengandung para formaldehid seperti toxavit dan lain lain.
3). Pulpektomi non vital
Definisi :
Gigi sulung yang dirawat pulpektomi non vital adalah gigi sulung dengan
diagnosis gangren pulpa atau nekrose pulpa.
Indikasi
1) Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan estetik.