oblongata dan bagian bawah pons sebagai pusat penelanan, yang erat hubungannya dengan
traktus solitarius sebagai penerima impuls sensoris dari mulut. Selanjutnya, Impuls motoris dari pusat menelan ke faring dan bagian atas esophagus dihantarkan melalui syaraf kranial ke V, IX, X dan XII serta beberapa nervous servicalis superior.
(3) Fase Esofagus
Fungsi utama esophagus yaitu menghantarkan makanan dari faring ke lambung. Sfingter bagian bawah esofagus, berelaksasi setelah melakukan gelombang peristaltik dan memungkinkan makanan terdorong ke dalam lambung. Sfingter kemudian berkontraksi untuk mencegah regurgitasi (refluks) isi lambung ke dalam esofagus. Gelombang peristaltik esofagus hampir seluruhnya dikontrol oleh refleks vagus, yang merupakan sebagian dari keseluruhan mekanisme menelan. Gelombang ini berjalan dari faring ke lambung kira-kira dalam waktu 5 sampai 10 detik. Refleks ini dihantarkan melalui serat aferen vagus dari esofagus ke medula oblongata dan kembali lagi ke esofagus melalui serat eferen vagus.
2.1.3 Dasar Teori Refleks Muntah (gagging Refleks)
Refleks muntah (gagging Refleks) dianggap suatu mekanisme fisiologis tubuh untuk melindungi tubuh terhadap benda asing atau bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh, masuk ke dalam tubuh melalui faring, laring atau trakea. Sumber refleks muntah secara fisiologis dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu(1) somatik (stimulasi saraf sensoris berasal dari kontak langsung pada area sensitif yang disebut trigger zone, mis : sikat gigi, makanan, meletakkan benda di dalam rongga mulut), dan (2) psikogenik (distimulasi di pusat otak yang lebih tinggi tanpa stimulasi secara langsung, mis : penglihatan, suara, bau, perawatan kedokteran gigi). Letak trigger area pada setiap individu dilaporkan tidak sama/sangat spesifik. Pada beberapa orang Trigger zone dapat ditemukan di bagian lateral lidah, posterior palatum, dinding posterior faring, dan lain-lain. Impuls saraf rangsangan ini akan diteruskan ke otak melalui N. Glosso-faringeus, dan motoriknya akan dibawa kembali oleh N. Vagus. Selain tempat tersebut, (gagging Refleks) dapat juga disebabkan karena hidung tersumbat, gangguan saluran pencernaan, perokok berat, gigi tiruan, variasi anatomi dari palatum molle, perubahan posisi tubuh yang sangat cepat dan atau pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan. Mekanisme refleks muntah dapat diuraikan sebagai berikut :