Anda di halaman 1dari 5

SHOLAT KHUSUF

abu muhammad 5:24 PM Fikih

Menurut prediksi astronom akan terjadi gerhana matahari total di hari rabu 29
Jumadil ula atau bertepatan dengan tanggal 9 maret, dan yang membuat kita miris
adalah ketika kaum muslimin mengannggap itu hanya sebagai fenomena alam biasa
padahal hal tersebut adalah bagian tanda dari tanda-tanda kekuasan Allah Azza wa
Jalla bukannya malah berzikir akan tetapi mereka menyambutnya dengan
berkumpul di tempat tertentu mengadakan band, nanyi-nyanyian, dan berbagai
kerusakkan lainnya, semestinya sifat seorang muslim itu sebagaimana di sebutkan
Allah dalam ayatnya :

Orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila disebutkan nama
Allah maka bergetarlah hati mereka. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya maka bertambahlah keimanan mereka. Dan mereka hanya bertawakal kepada
Rabb mereka. (QS. Al-Anfal: 2)
Bayangkan kita dengan Rasulullah ketika beliau melihat awan dan angin yang
mengisyaratkan tanda-tanda hujan beliau langsung berubah wajahnya di karenakan
takut akan ditimpakannya azab Allah. Memang benar sabda Nabi semakin
jauhnya kita dari zaman beliau semakin jeleknya keadaan kita sebagaimana hadis
Anas bin Malik :

Tidaklah berlalu suatu zaman kecuali setelahnya lebih jelek dari sebelumnya.
Dan di tengah kejahilannya kaum muslimin dan jauhnya mereka dari sunnah-sunnah
Nabi marilah kita mencoba mengajak mereka kembali setapak demi setapak
merangkai sunnah-sunnah yang telah tertutupi kabut kejahilan dan kebodohan
tersebut..
Sholat al-Khusuf adalah sholat yang dilakukan ketika terjadinya gerhana matahari
dan bulan, di dalam kitab al-Mughni ibnu Qudamah rahimahullah (wafat 620H)
beliau menyebutkan :
Sholat atau sesuatu yang satu, keduanya telah di sebutkan dalam
beberapa khabar, dan didalam al-Quran lafazhnya ..
Telah Bersabda Abu al-Qoosim(Rasulullullah shallallahu alaihi wa sallam)

Jika terjadi gerhana matahari dan gerhana bulan maka pertakutilah mereka agar
melaksanakan sholat, sesungguhnya aku menyukai sholat berjamaah dan juga
sendirian.
Sholat khusuf telah tetap bahwasanya itu sunnah Rasulullah , sebagaimana yang
akan kami sampaikan, dan kami tidak mengetahui diantara ahlul ilmi dalam
pensyariatannya bagi shalat gerhana matahari terjadi khilaf, dan kebanyakan para
ahlul ilmi bahwasanya di syariatkan bagi gerhana bulan, sebagaimana diisyaratkan
Ibnu Abbas. dan begitu juga pendapat Atho, al-Hasan, anNakhaI, asSyafiI, Ishaaq,
dan juga sebagaimana pendapat Maalik : tidaklah bagi gerhana bulan di sunnahkan
sholat dan di ceritakan oleh Ibnu Abdil barr darinya, dari Abi Hanifah bahwasanya
keduanya berkata : sholatnya manusia apabila terjadi gerhana bulan dua rakaat
dua rakaat, dan mereka tidak sholat dalam keadaan berjamaah, dikarenakan
keluarnya mereka kepadanya adalah sesuatu yang memberatkan. Dan bagi kami.
Dari Nabi bersabda :

Sesunggunya matahari dan bulan dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
gerhana itu tidak terjadi dikarenakan meninggalnya seseorang dan tidak juga di
karenakan lahirnya seseorang, jika kalian menyaksikkannya maka sholatlah [1]
Maka diperintahkan sholat bagi keduanya adalah perintah yang satu.

Dari Ibnu Abbas, bahwasanya beliau sholat bersama ahli Bashrah ketika gerhana
bulan dua rakat, kemudian berkata : sesungguhnya sholatku ini kareka aku telah
melihat Rasulullah sholat[2] karena ia satu diantara dua gerhana, dan juga
menyerupai gerhana matahari, dan di sunnahkan melakukannya baik berjamaah
maupun sendiri-sendiri, sebagaimana pendapat Maalik, asSyafiI dan juga di
ceritakan dari atTsauriy beliau berkata : sesungguhnya sholatnya bersama imam
sholat mereka bersamanya, dan jika tidak ada maka jangan lakukan, pendapat
kami(Ibnu Qudamah) sabda Nabi alaihi shalatu wasallam : (( Jika kalian
menyaksikkan gerhana, maka sholatlah)) di karenakan hal tersebut sunnah maka
diperbolehkan sendirian malakukannya, sebagaimana sholat-sholat sunnah lainnya.
Dan jika telah tetap maka melakukannya secara berjamaah lebih di utamakan.
Dikarenakan Nabi sholatnya beliau secara berjamaah, dan di sunnahkan
sholatnya di masjid karena Nabi melakukan hal yang demikian, berkata Aisyah :
gerhana matahari terjadi dimasa Rasulullah maka beliau keluar menuju Mesjid,
maka manusia berdiri di belakang beliau [3] di karenakan waktu gerhana tersebut
sangat singkat sekali di karenakan keluar menuju ketempat sholat sebelum gerhana
tersebut berubah bentuknya dan di syariatkan bagi yang orang yang hadir maupun
yang sedang safar dengan izin imam maupun tanpa seizinnya. Berkata Abu Bakar :
sholatnya sebagaiman sholat al-Ied, padanya ada dua riwayat-pendapat kamisabda Nabi jika kalian menyaksikkannya(gerhana) maka sholatlah kalian
dikarenakan hukumnya sunnah sebagaimana sunnah-sunnah yang lainnya, dan juga
di syariatkan bagi wanita dikarenakan Aisyah dan Asmaa sholat bersama
Rasulullah diriwayatkan Bukhari[4] dan disunnahkan ucapan ketika akan
mendirikan sholat dengan panggilan asSholata Jaamiah sebagaiman di
riwayatkan
Abdillah
bin
Amru beliau berkata : ketika gerhana matahari pada zaman Rasulullah di ucapkan
panggilannya dengan asSholati Jaamiah [5] dan tidak di anjurkan Adzan dan
Iqomah di karenakan Nabi melakukannya tanpa adzan dan iqomah di karenakan
berbedanya sholat tersebut dengan sholat lima waktu, sama halnya dengan sholat
sunnah yang lainnya.
Tata caranya Sholat Khusuf :
di baca di awalnya ummul kitab(al-fatihah) kemudian surat yang panjang, dijaharkan
ketika membacanya, kemudian ruku dengan ruku yang lama, kemudian berdiri dan
membaca lagi dan berdiri lama, dan tidak sebagaimana berdiri awal, kemudian ruku
dengan ruku yang panjang, dan ia tidak sebagaimana ruku awal, kemudian sujud
dengan dua sujud yang lama, dan berdiri lagi sebagaimana rakaat awal, padanya
terdapat empat rakuk, dan empat kali sujud, kemudian tasyahud dan salam.

Jumlah yang disukai dalam sholat khusuf adalah dua rakaat, takbiratul ihram,
membaca doa istiftah, bertaawudz, kemudian membaca al-Fathihah dilanjutkan
dengan surah al-Baqarah yang panjang sesuai kemampuan, kemudian ruku
kemudian bertasbih kepada Allah taala seukuran panjangnya bacaan seratus ayat
kemudian berdiri, dan menyebut sami Allahu liman hamidah, Rabbana walakal
hamdu. Kemudian membaca al-Fatihah dan Ali Imran, seberapa sanggupnya
kemudian ruku sepertiga ruku awal panjangnya kemudian berdiri dan membaca
sebagaimana bacaan awalnya kemudian sujud dengan dua kali sujud yang lama
kemudian berdiri untuk rakaat kedua, dan membaca al-Fatihah dan AnNisaa
kemudian ruku dan memuji Allah sebanyak sepertiga ruku kedua tadi, kemudian
berdiri lagi membaca al-Fatihah dan al-Maaidah kemudian ruku tidak seperti panjang
ruku yang sebelumnya kemudian berdiri sambil membaca sami Allahu liman
hamidah, Rabbana walakal hamdu kemudian sujud yang lama dan begitulah
gabungan kedua rakaat tersebut, dalam setiap rakaat dua kali berdiri dua kali
bacaan,
dua
kali
ruku,
dua
kali sujud.[6]

Diperbolehkan juga membaca surat al-Ankabut, ar-Rum, dan Yasin sebagaimana di


riwayatkan imam ad-Daruqthni.
Dan disukai amalan-amalan lainnya seperti zikir kepada Allah taala, bersedekah,
berdoa istighfar dan amal yang mendekatkan diri sebagaimana kemampuan
masing-masing orang.
disunnahkan berkhutbah setelah selesai sholat dan tidak sama sebagaimana
khutbah
Jum'at..
Wallahu
Hanif
28 Jumadil Ula-8/3/2016

alam..
abu

Muhammad

Mutafaqun alaih
[2] Dikeluarkan oleh al-Baihaqiy dalam bab. Sholat bagi gerhana bulan dari kitab
sholat Khusuf. Assunan al-Kubraa III/338
[3] HR.Bukhari II/43-45
[4] Dalam bab shoaltnya wanita bersama para lelaki dalam sholat gerhana, kitab
sholat al-Khusuf II/46
[5] HR.Bukhari bab. Panggilan ketika sholat Jaamaah dalam sholat al-Khusuf II/43-45.
[6] Al-Mughni Ibnu Qudamah Jilid III
[1]

Anda mungkin juga menyukai