BESAR SAMPEL FK PDF
BESAR SAMPEL FK PDF
BESAR SAMPEL
Besar Sampel ditentukan oleh :
1. Tujuan penelitian :
-
dan power: 1- )
2. Disain penelitian :
-
Ho benar
Ho salah
1
Kesalahan tipe II
Tolak Ho
Kesalahan tipe I
1
Kekuatan uji
Z untuk nilai
0,10
0,05
0,025
0,01
tertentu
1,28
1,64
1,96
2,33
1,64
1,96
2,24
2,58
Z untuk nilai
tertentu
Power (1- )
< 0,50
0,50
0,60
0,70
0,80
0,85
0,90
0,95
0,975
0,99
> 0,50
0,50
0,40
0,30
0,20
0,15
0,10
0,05
0,025
0,01
/2
Z
< 0,00
0,00
0,25
0,53
0,84
1,03
1,28
1,64
1,96
2,33
DESKRIPTIF STUDI
BESAR SAMPEL UNTUK ESTIMASI PROPORSI
* Rumus:
Z2
/2
*p
( 1- p )
n =
(1)
d
* Perhatian:
Rumus diatas hanya untuk estimasi proporsi
Rumus diatas hanya untuk metode simple random sampling (SRS)
Contoh:
Seorang Kepala Dinas Kesehatan Semarang ingin mengetahui prevalensi anemia pada ibu hamil.
Berdasarkan informasi pada survei gizi ibu hamil di Jawa Tengah diperoleh prevalensi anemia
pada kehamilan sebesar 65%. Berdasarkan masalah dan informasi yang ada, berapa jumlah
sampel yang dibutuhkan jika Kepala Dinas menginginkan presisi mutlak sebesar 10% dan derajat
kepercayaan 90%?
Jawaban :
Dengan menggunakan rumus ( 1 ) dan nilai p=0,65 ; d= 0,10 ; dan Z = 1,64
(1,64) 2 (0,65) (1-0,65)
maka ,
n =
= 61,19
(0,1)
Jadi 62 ibu hamil diperlukan sebagai sampel agar kita 90% percaya dalam melakukan estimasi
prevalensi anemia pada ibu hamil.
/2
*p
( 1- p ) N
n =
(2)
2
d (N-1) + Z
/2
*p
( 1- p )
Contoh:
Penelitian pendahuluan pada 25 buruh tani di Desa Melati diperoleh hasil 15 orang menderita
anemia. Di desa tersebut, terdapat 3000 buruh tani. Berapa besar sampel yang diperlukan jika
peneliti ingin mengetahui prevalensi anemia pada desa tersebut dengan simpangan maksimum
terhadap prevalensi sebenarnya yang dapat diterima adalah 5% pada derajat kepercayaan 95%?
Jawaban :
Dengan menggunakan hasil dari penelitian pendahuluan, besar sampel dapat dihitung :
1,962 * 0,6 (1-0,6) 3000
n =
= 328,52
2
/2
[ p1 ( 1 p1 ) + p2 ( 1 p2 )]
n=
(3)
d2
Estimasi beda
resikonya adalah 18% - 9% = 9%. Jika seorang peneliti ingin melakukan penelitian yang sama
di negaranya dan ia menginginkan presisi 2% serta derajat kepercayaan 95%, berapa besar
sampel yang diperlukan ?
Jawaban :
n=
= 2204,12
(0,02)
Jadi dibutuhkan 2205 ibu hamil yang menderita hipertensi dan 2205 ibu yang tidak menderita
hipertensi untuk dapat mendeteksi beda resiko sebesar 9% dengan 95% derajat kepercayaan .
* Rumus:
Z2
/2
n =
(4)
d2
Contoh :
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui rata-rata asupan energi pada anak balita di Desa
Sakura. Ingin dipilih sampel secara acak sederhana. Dari penelitian pendahuluan diperoleh
standar deviasi asupan energi pada anak balita adalah 15 Kalori. Berapa besar sampel yang
diperlukan jika peneliti menginginkan derajat kepercayaan 95% dan besar simpangan maksimum
dari rata-rata adalah 5 Kalori (presisi mutlak).
Jawaban:
Diketahui : Z 1- /2 : 1,96 ;
1,96 2
* 15
: 15 ; d : 0,05 maka
n =
= 34,57
2
5
Jadi besar sampel yang diperlukan adalah 35 anak balita.
/2
n =
(5)
d2 (N-1) + Z2
/2 *
/2
*2
n =
(6)
d2
Contoh :
Seorang peneliti ingin membandingkan efek penurunan gula darah antara obat anti diabetes A
dan B. Pada penelitian pendahuluan , diketahui dalam 3 minggu pengobatan , obat A rata-rata
menurunkan kadar gula darah sebesar 40 mg/dl dengan standar deviasi 20 mg/dl. Sedangkan
obat B rata-rata menurunkan kadar gula darah sebesar 30 mg/dl dengan standar deviasi 15 mg/dl.
Pada penelitian awal tersebut, peneliti hanya menggunakan
kelompok.
ada
perbedaan rata-rata penurunan kadar gula darah antara pasien yang memperoleh obat A dan B
dengan simpangan maksimum 5 mg/dl dari perbedaan yang ada dan peneliti menginginkan
derajat kepercayaan 95% ?
Jawaban :
Diketahui : n1 = 5 , n2 = 5, s1= 20, s2= 15, d = 5 ,
Z= 1,96
Sp =
= 312,5
(5- 1) + (5 1)
= 96,04
52
Po ( 1Po ) + Z1-
n =
Pa ( 1-Pa ) ] 2
(7)
( Pa - Po )2
dimana n
: besar sampel
Z
: nilai Z pada derajat kepercayaan tertentu
Z1- : nilai Z pada kekuatan uji tertentu
Po : proporsi yang diteliti (dari pustaka yang ada, atau dari penelitian pendahuluan)
Pa : proporsi alternatif /taksiran proporsi yang sesungguhnya
Contoh:
Selama masa wabah tetanus neonatarum yang virulrn, petugas kesehatan menginginkan untuk
menentukan apakah prevalensinya turun setelah sebelumnya naik sampai 150 kasus/1000
kelahiran hidup. Berapa besar sampel yang diinginkan untuk menguji Ho: P = 0,15 pada
0,05 bila diinginkan 90% kemungkinan dapat mendeteksi angka kesakitan 100/1000 jika ini
prevalensi yang sesungguhnya.
Jawaban:
Po = 0,15
, Pa = 0,10
Ho : P = 0,15
Ha : P < 0,15
[Z-
Pa ( 1-Pa ) ] 2
Po ( 1Po ) + Z1-
n =
( Pa - Po )2
[1,64
0,10 ( 1- 0,10 )]
n =
= 377,3
2
( 1,10 - 0,15 )
/2
Pa ( 1-Pa ) ] 2
Po ( 1Po ) + Z1-
n =
(8)
2
( Pa - Po )
dimana n
: besar sampel
Z /2 : nilai Z pada derajat kepercayaan tertentu
Z1- : nilai Z pada kekuatan uji tertentu
Po : proporsi yang diteliti (dari pustaka yang ada, atau dari penelitian pendahuluan)
Pa : proporsi alternatif /taksiran proporsi yang sesungguhnya
* Dalam uji hipotesis untuk proporsi populasi tunggal (two tailed) tidak dapat ditentukan bahwa
Pa lebih besar atau lebih kecil dari Po, sehingga harus dihitung dua-duanya, kemudian diambil
perhitungan dengan nilai n yang terbesar.
Contoh:
Prevalensi balita status gizi kurang , di pedesaan Indonesia dari data Susenas adalah 33 % = 0,33.
Di Jawa Tengah akan diadakan penelitian tentang status gizi pada balita. Berapa jumlah balita
yang harus diambil sebagai sampel jika Ho: P = 0,33 dan Ha: P
0,33,
kekuatan uji atau power = 95% untuk mendeteksi perbedaan prevalensi sebesar 10%.
Jawaban:
Dengan Pa 10% > Po ( berarti Pa = 0,43 karena Po = 0,33 )
[ 1,96
0,43 ( 1-0,43 ) ] 2
n =
( 0,43 - 0,33 )2
= 241,9
0,23 ( 1-0,23 ) ] 2
n =
( 0,23 - 0,33 )2
= 213,2
Dengan mengambil angka terbesar dari ke 2 perhitungan tersebut didapat 242 sampel.
P1 (1 P1) + P2 (1 P2) ] 2
2 P ( 1 P ) + Z1-
n =
(9)
( P1
P2 )
Contoh:
Obat A dikatakan dapat menghilangkan nyeri pada 80% pasien osteoporosis. Sedangkan
parasetamol dapat menghilangkan nyeri pada 50% pasien osteoporosis. Seorang peneliti ingin
menguji obat A memang lebih efektif dari parasetamol. Berapa besar sampel yang dibutuhkan
jika peneliti menginginkan derajat kemaknaan 1% dan kekuatan uji 80%.
Jawaban:
P1 = 0,8
Ho : P1 = P2
P2 = 0,5
Ha : P1 > P2
0,5 ) 2
n = 49,45
Jadi sampel minimal yang perlu diambil adalah 50 orang
/2
P1 (1 P1) + P2 (1 P2) ] 2
2 P ( 1 P ) + Z1-
n =
(10)
( P1
P2 )
Contoh:
Penelitian pendahuluan memperlihatkan bahwa kadar glukosa darah merupakan faktor
prognostic pada pasien dengan trauma kepala berat. Pada penelitian itu dari 20 pasien trauma
kepala berat dengan kadar glukosa darah tinggi, 12 orang meninggal dalam 7 hari perawatan.
Sedangkan pada 20 pasien trauma kepala berat dengan kadar glukosa darah rendah, 6 orang
meninggal dalam 7 hari perawatan. Seorang peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan
proporsi kematian pasien antara kadar glukosa tinggi dengan kadar glukosa darah rendah.
Berapa besar sampel yang diperlukan jika peneliti menginginkan derajat kemaknaan 5% dan
kekuatan uji 80%.
Jawaban:
P1 = 12/20 = 60% , P2 = 6/20 = 30%
P = ( P1 + P2 ) / 2 = ( 60% + 30% ) / 2 = 45%
[ (1,96 2 . 0,45 (10,45) + 0,84
n =
( P1
P2 ) 2
n = 41,97
10
(Z
+ Z1- ) 2
( o
n =
(11)
a)
Contoh:
Suatu survei telah mengungkapkan bahwa rata-rata berat badan pria berusia diatas 55 tahun yang
menderita penyakit jantung = 90 kg. Berapa besar sampel yang diperlukan untuk menguji (
5%, 1- = 90%): apakah rata-rata berat badan tidak berubah melawan hipotesis alternatif
bahwa rata-rata telah turun dari 90 kg menjadi 85 kg dengan simpangan baku 20 kg.
Jawaban:
Ho : o = 90
Ha : o < 90
= 20
Z1- = 1,28
= 1,64
20 (1,64 + 1,28) 2
n =
= 137,08
2
( 90 85 )
(Z
/2
+ Z1- ) 2
n =
(12)
( o
a)
Contoh:
Sama dengan soal pada satu arah, dengan perbedaan 5 kg
2
Ho : o = 90
Ha : o
90
/2
= 20
Z1- = 1,28
= 1,96
11
20 (1,96 + 1,28) 2
n =
= 168,17
2
( 90 85 )
1=
* Rumus:
2
(Z
/2
+ Z1- ) 2
n =
(13)
( o
a)
= Sp2 =
(n1- 1) + (n2 1)
Contoh:
Seorang peneliti ingin mengetahui efek asupan natrium terhadap tekanan darah orang dewasa
normal. Pada penelitian sebelumnya dengan jumlah sampel 20 orang untuk masing-masing
kelompok diketahui bahwa pada kelompok masyarakat yang konsumsi Na rendah rata-rata
tekanan diastolic adalah 75 mmHg dengan standar deviasi 10 mmHg. Pada masyarakat konsumsi
Na tinggi rata-rata tekanan darah diastolic adalah 82 mmHg
dengan standar deviasi 12 mmHg.
Jawaban:
n1 = 20
n2 = 20
x1 = 82
x2 = 75
s1 = 12
s2 = 10
(20- 1) 122 + (20 1) 102
2
= Sp2 =
= 122
(20- 1) + (20 1)
12
= 39,04
(82
75 )
( Z + Z1- ) 2
n =
(13)
( o
a)
arah diatas.
2 . 122 (1,64 + 0,84 ) 2
n =
= 30,63
(82
75 )2
13