Portofolio Psoriasis
Portofolio Psoriasis
3.
4.
5.
6.
Riwayat kesehatan/penyakit: Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien
Riwayat pekerjaan: Pensiunan.
Kondisi lingkungan sosial dan fisik: Interaksi dengan lingkungan sekitar baik.
7. Lain-lain
Pemeriksaan fisik dilakukan di Poli RSUD Dolok Sanggul pada tanggal 16 Maret 2016.
PEMERIKSAAN UMUM
Kesadaran
: Compos mentis
Nadi
: 82 x/menit
Suhu
: 36,50C
Tekanan darah
: 130/70 mmhg
Respirasi
: 20x/menit
Keadaan umum
STATUS GENERALIS
Kepala
: Bentuk normocephali
Kulit kepala
Mata
Hidung
Mulut
tongue (-),
Telinga
Leher
Thorax
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
:
2
Inspeksi
: Datar
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
Ekstremitas
-
Superior
:
: Oedem (-), deformitas (-), kelainan sendi (-), kelainan
kulit (-), kelainan kuku : pitting nail (-), onikolisis (-), diskolorasi (-)
-
Inferior
kulit (-), kelainan kuku : pitting nail (-), onikolisis (-), diskolorasi (-)
1. Status Dermatologikus
Distrbusi
: Regional
Ad Regio
Lesi
ukuran lentikular sampai numular, berbatas tegas, menimbul dari permukaan kulit,
kering
Efloresensi
A. Pemeriksaan Khusus
1. Pemeriksaan fenomena tetesan lilin (+) berupa skuama berwarna putih pada goresan
(seperti lilin yang di gores)
2. Pemeriksaan Auspitz sign tidak dilakukan
3. Pemeriksaan fenomen Kobner tidak dilakukan
Daftar Pustaka:
3
keluarga yang tinggal satu rumah yang memiliki keluhan seperti pasien.
OBYEKTIF:
Dari pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Status
dermatologikus
Lesinya multiple, discrete, sebagian konfluens, bentuk irreguler, ukuran lentikular sampai
numular, berbatas tegas, menimbul dari permukaan kulit dan kering. Efloresensinya makula
hiperpigmentasi, eritema, plak, dan skuama.
ASSESMENT:
Psoriasis Vulgaris merupakan penyakit autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai
dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama kasar, berlapis-lapis
dan transparan; disertai dengan fenomenon tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner.1,2 Pada pasien
ini didapatkan dari anamnesis yaitu terdapat bercak-bercak kecoklatan yang bersisik dan
terasa gatal pada punggung, dada, dan perut sejak 3 tahun yang lalu dan keluhan dirasakan
hilang timbul, jadi kemungkinan penyakit pasien ini bersifat residif. Dari hasil pemeriksaan
fenomena tetesan lilin dengan menggoreskan penggaris pada lesi primer lalu tampak skuama
putih seperti lilin yang digores,
dilakukan.
Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. Fenomena tetesan
lilin dan Auspitz dianggap khas, sedangkan fenomena Kobner tidak khas, hanya kira kira
47 % yang positif dan didapatkan pula penyakit lain, misalnya liken planus dan veruka plana
juvenils.
Psoriasis mengenai 2,5% dari populasi dunia, di mana 20-30% menderita psoriasis
sedang sampai berat. Rentang umur terbanyak antara 25-35 tahun, 70%-90% pasien
menderita psoriasis sebelum usia 40 tahun, sedangkan 10% pada masa anak-anak. Faktorfaktor lain yang diduga menimbulkan penyakit ini antara lain genetik, imunologik, dan
beberapa faktor pencetus lainnya seperti stres psikik, infeksi lokal, truma, gangguan
metabolik, obat, juga alkohol dan merokok. 2,3,4 Pada kasus ini usia Ny. K 25 tahun, termasuk
dalam rentang usia insiden tertinggi. Dalam keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan
yang sama seperti yang dialami oleh pasien, berdasarkan teori faktor genetik dan imunologik
turut berperan dalam etipatogenesis psoriasis. Bila orang tua tidak menderita psoriasis risiko
menderita 12%, sedangkan jika salah satu menderita psoriasis resiko mencapai 34 39%.
5
Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari tiga jenis sel yaitu
limfosit T, sel penyaji antigen (dermal) atau keratinosit.
Pasien mengaku pernah berobat ke mantri dan diberi obat antijamur lalu kemudian
pasien sering membeli obat sendiri ke apotek, tapi keluhan tidak juga berkurang, hal ini
terjadi karena etiologi penyakit psoriasis bukanlah jamur.
Penderita psoriasis vulgaris mengeluh adanya bercak kemerahan yang menonjol pada
kulit dengan pinggiran merah, tertutup dengan sisik keperakan, dengan ukuran yang
bervariasi, makin melebar, bisa pecah dan menimbulkan nyeri, bisa juga timbul gatal-gatal. 3
Pada stadium penyembuhannya sering eritema yang di tengah menghilang dan hanya
terdapat di pingir.2,6 Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika (mica-like
scale), serta transparan. Plak eritematous yang tebal menandakan adanya hiperkeratosis,
parakeratosis, akantosis, pelebaran pembuluh darah dan inflamasi.2,6 Besar kelainan
bervariasi dari milier, lentikular, numular, sampai plakat, dan berkonfluensi. Pada kasus ini
didapatkan dari pemeriksaan ditemukan makula dan plak eritematosa multiple dengan
ukuran lentikular sampai numular disertai dengan skuama yang berlapis lapis
(psoriaformis) jadi pada kasus ini sesuai.
Tempat predileksi pada ekstremitas bagian ekstensor terutama (siku, lutut,
lumbosakral), daerah intertigo (lipat paha, perineum, aksila), skalp, perbatasan skalp dengan
muka, telapak kaki dan tangan, tungkai atas dan bawah, umbilikus, serta kuku. 1,2 Pada pasien
ini hanya terdapat di dada, perut dan punggung, terkadang muncul pada tangan dan kaki juga
sesuai dengan tempat predileksi psoriasis.
Penilaian luasnya area yang terkena dengan derajat keparahan eritema, desquamasi dan
indurasi dapat dilakukan dengan menggunakan Skor Psoriasis Area Severity Index (PASI).
Untuk perhitungan PASI, empat area utama yang di nilai adalah kepala, badan, extremitas atas
dan ekstremitas bawah. Psoriasis Area and Severity Index, terdiri atas 4 bagian ( P / Presentase )
6
:
1.
2.
3.
4.
Kaki ( 40% = 0. 4 )
Badan ( 30% = 0.3 )
Lengan ( 20% = 0.2 )
Kepala ( 10% = 0.1 )
AREA :
Setiap Area tubuh, dihitung persentasi daerah yg terkena , skor 0 6
Persentase Cakupan Area yang Terkena = Skor / Nilai ( A )
0%=0
< 10 % = 1
10 29 % = 2
30 % 49 % = 3
50 % 69 % = 4
70 % 89 % = 5
90 % 100 % = 6
7
PASI< 7
= Ringan
PASI 7 12 = Sedang
PASI > 12
= Berat
Jadi total PASI pada Ny. K adalah 2,7 ringan
Penilaian beradasarkan PASI bersifat subjektif, karena tidak ada standar pengukuran yg
pasti, jenis plaque atau eritema bisa berubah, sehingga sulit menginterpretasikannya.
Pasien mengaku merasa gatal dan mengaruk sampai mengakibatkan terkelupas. Gatal
dalam psoriasis ini adalah sifatnya kronik, mekanisme yang mendasari berbagai jenis pruritus
kronis yang kompleks.6
Diagnosa banding pada kasus ini yaitu psoariasis vulgaris adalah tinea coporis, ptiriasis
rosea, liken simplek kronis, parapsoriasis.
Tinea Coporis
Tinea coporis adalah infeksi dermatofita superfisial yang ditandai oleh baik lesi inflamsi
maupun non inflamasi pada glabrous skin ( kulit tubuh yang tidak berambut) seperti muka,
leher, badan, lengan, tungkai dan gluteal. Kelainan klinis merupakan lesi bulat atau lonjong,
terpisah satu dengan yang lain, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadangkadang
dengan vesikel dan papul di tepi, dapat pula terlihat sebagai lesi dengan pinggir yang
8
polisiklik. Daerah tengahnya biasanya lebih tenang, kadangkadang terlihat erosi dan krusta
akibat garukan. Pada permulaan penderita merasa sangat gatal, akan tetapi kelainan yang
menahun tidak menimbulkan keluhan pada penderita. Pemeriksaan sediaan langsung KOH
diperoleh positif.2 Pada kasus ini tempat predileksi dari tinea coporis sama dengan psoriasis,
pada psoriasis didapatkan plak eritema dengan skuama yang tebal, kasar dan berlapislapis
sedangkan pada tinea coporis hanya terdapat eritema dengan skuama yang halus untuk
menyikirkan diagnosis banding dilakukan pada psoriasis fenomena tetesan lilin, auspitz,
kobner sedangkan untuk tinea coporis di lakukan pemeriksan dengan KOH 10%.
Ptiriasis rosea
Ptiriasis rosea adalah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, dimulai dengan
sebuah lesi insial berbentuk eritema dan skuama halus, kemudian disusul oleh lesi lesi yang
lebih kecil dibadan, lengan dan paha atas dan dilipatan kulit biasanya sembuh dalam waktu 3
8 minggu. Tempat predileksi pada daerah yang tertutup seperti daerah dada, punggung,
lengan atas dan paha. Penderita mengeluh kan gatal ringan dan lesi nya umumnya eritema
yang berbentuk oval dan anular dengan skuama halus dipinggir, gambaran yang khas yang
membedkan dengan psoriasis vulgaris adalah lesi yang tersusun sejajar dengan kosta,
sehingga menyerupai pohon cemara terbalik.2,3 pada kasus ini ruam nya sama eritema dengan
skuama yang halus dan bisa tebal jika sering terjadi gesekan atau tekanan, tempat predileksi
nya hampir sama dengan psoriasis vulgaris, hanya yang mebedakan nya adalah pada psoriasis
skuama yang berlapis lapis dan tedapat fenomena tetesan lilin dan auspitz dan kobner
sedang kan pada ptriasis rosea ruam nya skuama nya halus dan biasanya menyerupai seperti
Parapsoriasis
9
Parapsoriasis merupakan penyakit kulit yang blum diketahui penyebabnya, tempat predikleksi
nya badan, lengan atas dan paha, tidak terdapat pada kulit kepala, muka dan tangan. Biasanya
pasien mengeluhkan eritema dan skuama dapat hemoragik sedangkan pada pasien psoriasis
didapatkan skuama yang berlapis lapis dan tebal, kadang kadang berkonfluensi dan
umumnya simetrik.1,2
Penatalaksanaan dari psoriasis vulgaris secara primer adalah menghindari pasien dari
kebiasaan menggaruk dan menggosok secara terus-menerus. Ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti memotong kuku pasien, memberikan antipruritus, glukokortikoid topical
atau intralesional, obat sitostatik, levodopa, DDS, Etretinat, Siklosporin, dan pemberian obat
topikal seperti preparat tar, kortikosteroid, ditranol, pengobatan dengan penyinaran, calcipotriol,
tazaroten, emolien.1,2
PLAN:
Diagnosis Banding
1. Psoriasis vulgaris
2. Pitiriasis rosea
Diagnosis Kerja
Psoriasis vulgaris
Usulan Pemeriksaan
1. Pemeriksaan histopatologi Hasil yang diharapkan adanya parakeratosis dan
akantosis pada stratum spinosum, infiltrasi leukosit (abses Munro), papilomatosis,
dan vasodilatasi di subepidermis.
Penatalaksanaan
1. Umum
Memberikan edukasi kepada pasien agar tidak menggaruk kulit yang terasa gatal
2. Khusus
Sistemik
-
Anti histamine
Topikal
-
Keratolitik
Kortikosteroid
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam
: ad bonam
Quo ad sanationam
: dubia ad bonam
B. Prognosis
Peserta,
Pendamping,
11