Anda di halaman 1dari 4

Pemikiran Ekonomi Zaman Yunani Kuno

Jauh sebelum ekonomi diakui sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri,
pemikiran menuju permasalahan ekonomi sebenarnya telah berkembang di masyarakat. Masa
ketika ekonomi masih berupa pemikiran-pemikiran dimasukkan dalam masa aliran praklasik.
Aliran ini dikelompokkan sebagai berikut
Sejak zaman Yunani kuno pemikiran tentang uang, bunga, jasa tenaga kerja manusia dari
perbudakan dan perdagangan sudah terbentuk. Buktitentang keberadaan itu dapat dilihat dari
buku Res Publica yang ditulis oleh Plato sekitar 400 tahun sebelum masehi. Karena Plato yang
melahirkan pemikiran awal tentang perekonomian, maka pemikirannya banyak dirujuk oleh
pemikir sesudahnya. Namun pembahasannya tidak hanya ditujukan khusus untuk memecahkan
permasalahan ekonomi, tetapi juga berisi pemikiran tentang bentuk suatu masyarakat yang
sempurna, atau sebuah utopia. Utopia adalah sistem sosial politik yang sempurna dan hanya ada
di khayalan serta sulit atau tidak mungkin diwujudkan dalam kenyataan.
Pada zaman Yunani kuno pembahasan tentang ekonomi masih merupakan bagian dari filsafat,
khususnya filsafat oral, dan sering dikaitkan dengan rasa keadilan serta kelayakan yang perlu
diperhatikan dalam rangka penciptaan suatu masyarakat yang adil dan makmur secara merata.
Gagasan Plato tentang ekonomi timbul secara tidak sengaja dari pemikirannya tentang keadilan
dalam sebuah negara ideal. Menurut Plato, dalam sebuah negara ideal kemajuan tergantung pada
pembagian kerja yang timbul secara alamiah dalam masyarakat. Karena manusia diciptakan
berbeda, meraka juga memiliki sifat dan kecenderungan yang berbeda, dan akhirnya jenis
pekerjaan yang diminati juga berbeda. Oleh karena itu, Plato membedakan tiga jenis pekerjaan
yang dilakukan oleh manusia yaitu, pekerjaan sebagai pengatur, pekerjaan sebagai tentara, dan
pekerjaan sebagai pekerja.
Menurut Plato, lapisan masyarakat yang berhak untuk mengejar laba dan mengumpulkan harta
adalah kelompok pekerja. Sedangkan kelompok pengatur dan tentara, mereka bekerja bukan
untuk mengumpulkan harta dan kekayaan, tetapi hanya mengabdi dan memikirkan pekerjaan
mereka. Dengan pembagian kerja dan pembatasan tersebut maka hawa nafsu manusia untuk
memperoleh harta dan barang ysng sebesar-besarnya dapat dikendalikan, sehingga diharapkan
akan tercipta suatu masyarakat yang adil dan makmur.
Hal yang dikemukakan Plato adalah tentang keharusan penganekaragaman pekerjaan dalam
masyarakat, sehingga mereka tidak perlu membuat segala sesuatu untuk dirinya sendiri karena
memang tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Prinsip spesialisasi ini kemudian
dikembangkan lebih lanjut oleh Adam Smith ratusan tahun kemudian.
Plato mempunyai beberapa orang murid, salah satu diantaranya yang sangat terkenal adalah
Aristoteles. Pemikiran Aristoteles tentang masalah ekonomi sudah jauh lebih maju dari Plato.
Aristoteles adalah orang pertama yang melihat bahwa ekonomi merupakan suatu bidang
tersendiri yang pembahasannya harus dipisahkan dari bidang-bidang lainnya. Aristoteles juga
merupakan orang pertama yang meletakkan pemikiran dasar tentang teori nilai dan teori harga.

Kontribusi terbesar Aristoteles terhadap ilmu ekonomi adalah pemikirannya tentang pertukaran
barang dan kegunaan uang dalam pertukaran barang tersebut.
Pemikir lain pada zaman Yunani kuno adalah Xenophon, yang juga pencipta kata ekonomi yang
diambil dari kata Oikos yang artinya rumah tangga, dan Nomos yang artinya aturan, kaidah, atau
pengelolaan. Secara sederhana ekonomi berarti cara pengelolaan suatu rumah tangga.
Dalam bukunya yang terkenal, On The Means of Improving The Revenue of The State of
Athens, Xenophon menyatakan bahwa kota Athena memiliki keunggulan-keunggulan yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara melalui:
1. potensi alam yang dimiliki dan pelabuhan laut alami yang dapat menarik pedagang dan
pengunjung ke kota tersebut.
2. Pelayanan yang baik kepada pedagang dan pengunjung tersebut, karena mereka akan
membayar pajak serta membawa kemakmuran bagi penduduk kota Athena. Semakin
banyak yang datang untuk berdagang dan berkunjung, semakin tinggi pendapatan yang
dih

Pemikiran Ekonomi Zaman Yunani Kuno


Sesungguhnya persoalan ekonomi sama tuanya dengan keberadaan manusia itu
sendiri. Tetapi bukti-bukti konkrit paling awal yang bisa ditelusuri ke belakang hanya
hingga masa Yunani Kuno (Deliarnov, 2003: 11). Seperti yang sudah diketahui, kata
"ekonomi" sendiri berasal dari penggabungan dua suku kata Yunani: oikos dan
nomos, yang berarti pengaturan atau pengelolaan rumah tangga. Istilah tersebut
pertama kali digunakan oleh Xenophone, seorang filsuf Yunani.
Pada masa Yunani Kuno sudah ada teori dan pemikiran tentang uang, bunga,
jasa tenaga kerja manusia dari perbudakan dan perdagangan. Bukti tentang itu
dapat dilihat dari buku Respublika yang ditulis Plato (427-347 SM) sekitar 400 tahun
sebelum Masehi. (Deliarnov, 2003: 12). Karena dia yang melahirkan pemikiran
paling awal tentang perekonomian, maka pemikirannya tentang praktek ekonomi
banyak dipelajarai orang. Hanya sayang, walau Plato ada membahas masalahmasalah ekonomi, tetapi pembahasan itu tidak dilakukan secara khusus, melainkan
sejalan dengan pemikiran tentang bentuk suatu masyarakat sempurna, atau sebuah
utopia.

Pada masa Yunani Kuno memang pembahasan tentang ekonomi masih


merupakan bagian Filsafat, khususnya filsafat moral. Gagasan Plato tentang
ekonomi timbul secara tidak sengaja dari pemikirannya tentang keadilan (justice)
dalam sebuah negara ideal (ideal state). Dalam sebuah negara ideal, demikian
Plato, kemajuan tergantung pada pembagian kerja (division of labor) yang timbul
secara alamiah dalam masyarakat.
Suatu hal yang patut dicatat dari masa Yunani Kuno ini adalah bahwa orang
sudah mengenal hedonisme, yang dapat dikatakan sebagai cikal bakal paham
materialistik yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-17 dan ke-18 kemudian.
Hedonisme

merupakan

paham

materialisme

mekanistik,

yang

menganggap

kenikmatan egoistis sebagai tujuan akhir dari kehidupan manusia. Paham yang
pertama kali digagas oleh Aristippus ini menganggap bahwa kenikmatan adalah
tujuan akhir dari kehidupan manusia.
Paltolah orang pertama yang mengecam konsep itu. Palto sudah melihat bahwa
konsep itu akan mendatangkan gap dalam masyarakat. Ada yang akan hidup
berkemewahan, sementara yang lainnya akan sengsara setengah mati.
Teori Plato yang masih relevan dengan keadaan sekarang adalah pendapatnya
tentang fungsi uang. Dalam bukunya Politika, Plato menjelaskan bahwa selain
sebagai alat tukar, uang juga berfungsi sebagai alat pengukur nilai dan alat untuk
menimbun kekayaan.
Selain Plato pada zaman ini ada juga Aristoteles yang masih merupakan murid
Plato. Kontribusi Aristoteles yang paling besar terhadap ilmu ekonomi ialah
pemikirannya tentang pertukaran barang (exchange of commodities) dan kegunaan
uang

dalam

pertukaran

barang

tersebut.

Menurut

pandangan

Aristoteles,

kebutuhan manusia (mans need) tidak terlalu banyak, tetapi keinginannya (mans
desire) relatif tanpa batas.
Dalam mengamati proses ekonomi, Aristoteles membedakannya atas dua
cabang,

yaitu

kegunaan

(use)

dan

keuntungan

(gain).

Lebih

spesifik,

ia

membedakan oeconomia dan chrematistike. Oeconomia didefinisikannya sebagai


"the art of household management, the administrations of ones patrimony, the
careful husbanding of resources". Sedangkan chrematistike, yang tak ada padanan

katanya dalam bahasa Inggris, juga Indonesia, mengimplikasikan penggunaan


sumberdaya alam atau ketrampilan manusia untuk tujuan-tujuan yang acquisitive
sifatnya. Dalam chrematistike berdagang adalah aktivitas ekonomi yang tidak
didorong oleh motif faedah (use), melainkan lab (gain). (Deliarnov, 2003 : 15)
Selain Plato dan Aristoteles, pemikir masa Yunani Kuno yang harus disimak
pendapatnya adalah Xenophon (440 355 SM). Sebagai mana sudah disinggung
sebelumnya, kata-kata ekonomi (dari oikos dan nomos) adalah "ciptaan" Xenophon.
Karya utamanya adalah "On the Means of Improving the Revenue of the State of
Athens". Menurutnya negara Athena yang punya beberapa kelebihan dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara. Athena potensial untuk
menarik pedagang dan pengunjung dari daerah-daerah lain. Hal ini menunjukkan
bahwa spirit merkantilisme sudah ada pada masa Yunani Kuno, yang menganjurkan
orang

melakukan

perdagangan

dengan

negara-negara

lain.

Juga

spirit

kepariwisataan, yang menganjurkan masyarakat melayani para pengunjung yang


datang

berdamawisata

dilayani

sebaik-baiknya.,

sebab

yang

membawa kemakmuran bagi masyarakat daerah yang dikunjungi.

datang

akan

Anda mungkin juga menyukai