Anda di halaman 1dari 5

PANCASILA BENTENG ANTI KORUPSI

Oleh :
Sofia Dwi Nurmalitasari

(021511133046)

Nur Azizah Hadi

(021511133047)

Adriani Sari Fadillah

(021511133048)

Aisyah Rachmadani Putri G

(021511133049)

Halida Dwi Pramesti

(021511133050)

Fridaniyanti Khusnul K

(021511133051)

Lintang Maudina Santosa

(021511133052)

Nancy Cynthia Sudiartha

(021511133053)

I Ketut Brahma Pande M

(021511133054)

Pancasila Sebagai Benteng Anti Korupsi


Pancasila sebagai sumber nilai anti korupsi dibenarkan dengan pernyataan Komisi
Pemberantasan Korupsi, yang menegaskan bahwa Pancasila merupakan sumber nilai anti
korupsi. Persoalannya, arah ideologi sekarang seperti di persimpangan jalan. Nilai-nilai lain
yang kita anut menjadikan tindak korupsi merebak kemana-mana. Korupsi terjadi ketika ada
pertemuan dan kesempatan. Nilai-nilai kearifan lokal semakin ditinggalkan, yang ada nilainilai kapitalis, sehingga terdoronglah seseorang untuk bertindak korupsi. Saatnya Pancasila
kembali direvitalisasi sebagai dasar filsafat Negara bersama-sama dengan norma agama.
Nilai-nilai Pancasila dan norma-norma agama merupakan dasar untuk seluruh masyarakat
Indonesia berbuat baik, sehingga Pancasila dianggap sebagai ideologi yang bersifat universal
karena dalam Pancasila ada nilai-nilai sosialis religius dan nilai-nilai etis.
Korupsi merupakan masalah serius yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Masih
banyak orang yang sadar bahwa korupsi itu merupakan tindakan menyimpang. Oleh karena
itu, orang-orang tersebut harus dibekali dengan ilmu dan nilai-nilai yang baik agar terhindar
dari tindakan menyimpang. Sebagai bangsa Indonesia, nilai-nilai yang baik tersebut berasal
dari lima sila Pancasila. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang menjadi panutan
setiap bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebenarnya adalah bangsa Indonesia yang
tidak hanya memahami nilai-nilai dari Pancasila, namun dapat mengimplementasikannya ke
dalam kehidupan sehari-hari. Sebesar apapun masalah yang menimpa tanah ibu pertiwi ini,
haruslah dihadapi dengan rasa kesatuan dan persatuan agar bangsa ini tidak terpecah belah
dan menjadi bangsa yang satu. Nilai-nilai Pancasila haruslah dipegang teguh oleh setiap
bangsa Indonesia. Layaknya kitab suci, nilai-nilai tersebut jika dimaknai dengan baik akan
menuntun kita ke dalam hal-hal yang baik, ke dalam kemajuan bangsa Indonesia. Benar
adanya bahwa korupsi terjadi karena pemahaman kita mengenai Pancasila masih kur'ang.
Kebanyakan dari kita hanya mengetahui sila-sila dari Pancasila namun dalam memaknainya
masih kurang sehingga masih banyak pelanggaran-pelanggaran dan penyimpanganpenyimpangan yang terjadi di negeri ini seperti contohnya korupsi.
Korupsi dikatakan menyimpang dari nilai pancasila karena perbuatan tersebut tidak
mencerminkan

jiwa

pancasila,

bahkan

bertentangan

dengan

nilai-nilai

pancasila.

Penyimpangan yang pertama adalah terhadap sila pertama dalam pancasila Ketuhanan Yang
Maha Esa Apabila dikaitkan dengan sila pertama, korupsi itu adalah perbuatan yang
mengambil hak orang lain lalu menggunakannya untuk kepentingan pribadi. Perbuatan
korupsi dilakukan karena kurangnya pendidikan agama pada sesorang yang telah melakukan

perbuatan tersebut karna telah jelas dalam setiap agama untuk tidak mengambil hak milik
orang lain dan tidak diperbolehkan untuk bertindak serakah. Sehingga, sudah jelas korupsi
dikategorikan sebagai perbuatan yang melanggar norma agama dan bukan hanya itu saja,
korupsi juga sangat merugikan orang lain sedangkan yang melakukan korupsi mendapatan
keuntungan untuk mensejahterakan dirinya sendiri tanpa memperdulikan orang-orang yang
ada disekitarnya.
Banyak kasus yang terjadi di Indonesia terutama fenomena korupsi uang milik Negara
yang marak terjadi saat ini, tak sedikit pejabat Negara yang lengser karena penyakit serakah
itu, satu-persatu dari mereka telah terungkap melakukan tindakan korupsi sebagai contoh
seseorang pejabat yang diberikan amanah kepada pemerintah untuk mengalokasikan dana
berupa uang pembangunan suatu daerah kepada pihak yang membutuhkan akan tetapi karna
sikapnya yang tidak memahami nilai ketuhanan maka ia hanya menyerahkan separuh dari
dana tersebut kepada pihak yang terkait sehingga uang yang seharusnya tersalurkan dengan
baik menjadi kendala karna sebagian jumlahnya tidak tersalurkan mengakibatkan
pembangunan tertunda, itu artinya pejabat tersebut telah melakukan tindakan korupsi yang
menyimpang dari nilai pancasila, mengambil hak orang lain serta pejabat tersebut tidak
amanah terhadap tugas yang ia laksanakan. Amanah yang dimaksudkan adalah kejujuran
dalam mengemban tugasnya sebagai pemimpin, sikap tanggung jawab terhadap tugas yang ia
laksanakan. Seorang pemimpin harusnya memiliki sikap amanah, jika ia tidak memiliki sikap
tersebut maka salah satu pelanggaran yang ia lakukan adalah korupsi karna ia sebagai
pembawa amanah tidak berhasil menyampaikan secara utuh tugas yang diberikan oleh
pemerintah terhadapnya dan menyalahgunakan tugas tersebut, maka dari itu untuk menjadi
seorang pemimpin dibutuhkan norma ketuhanan supaya dapat berlaku jujur atau amanah,
serta bertanggung jawab mengemban tugasnya supaya tidak melakukan perbuatan
menyimpang dari nilai pancasila. Bagaimana sebuah Negara menjadi maju kalau masih ada
orang-orang yang melakukan hal yang menguntungkan dirinya sendiri sedangkan Negara
dirugikan. Kita adalah makhluk sosial yang sifatnya tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain. Maka dari itu tidak sepantasnya kita merebut hak orang lain seingga merugikan
banyak pihak, kita ingin Negara Indonesia itu maju menjadi Negara yang berjiwakan
pancasila, walaupun kita memiliki dasar Negara yang lengkap mencakup seluruh aspek
kehidupan akan tetapi kalau manusia yang hidup didalamnya tidak mengamalkan pancasila
dengan benar maka Negara ini juga tidak akan maju seperti Negara yang lainnya hanya karna
tidak memahami apa itu ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini sepele akan tetapi pengaruh yang
diakibatkan sangatlah besar jangan hanya sekedar tahu saja akan tetapi pahamilah masing-

masing sila yang ada dalam pancasila sehingga kita menjadi individu yang memiliki jiwa
nasionalis yang berlandaskan pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia.
Korupsi dikategorikan sebagai penyimpangan terhadap pancasila dalam sila kedua
yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab karena tindakan korupsi adalah
tindakan yang tidak adil dan juga tidak beradab, mereka tidak memberikan hak kepada orang
lain, tidak berlaku adil dalam menyampaikan amanahnya, serta tidak beradab dengan
mengambil yang bukan haknya adalah sikap serakah tidak perduli kepada sesamanya.
Unsur keadilan bagi semua pihak yang terlibat kasus korupsi juga harus menjadi
landasan utama penengakan hukum. Sehingga tidak lagi melukai rasa keadilan bagi
masyarakat. Terlebih belakangan ini penanganan kasus-kasus korupsi masih diskriminatif.
Dalam hal inilah Pancasila sila ke-3 jelas menegaskan bahwa Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia. Sebab hanya dengan bersikap adillah yang akan memperkokoh dan
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa kita. Seperti kita ketahui, bangsa Indonesia
adalah Negara kepulauan yang memiliki beragam suku, budaya, serta adat yang berbeda-beda
sehingga bangsa Indonesia harus memiliki rasa persatuan yang tinggi untuk menyatukan
ikatan persaudaraan antar bangsa. Nilai pancasila yang mengajarkan adanya persatuan bangsa
jika tidak diamalkan dengan baik maka terjadilah tindakan yang merugikan antar bangsa
Indonesia, yaitu dengan tidak tersalurnya bantuan-bantuan dari pemerintah sehingga
mengakibatkan pembangunan tidak merata, menghambat berjalannya pembangunan Negara
karena dana tersebut telah digunakan sendiri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, itu
sehingga menyebabkan rasa persatuan tidak tercipta dalam masyarakat Indonesia.
Sila ke-4 yang berbunyi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan mengisyaratkan pentingnya kedaulatan rakyat sebagai
perumusan kebijakan dalam mengawasi jalannya proses pemberantasan korupsi bukan malah
terlibat di dalamnya. Kita sebagai rakyat sangat berharap pemberantasan korupsi di negeri ini
tidak surut. Namun begitu bukan berarti rakyat harus berdiam tetapi terus melakukan
pengawasan dengan caranya sendiri. Pemberantasan korupsi akan sulit dilakukan tanpa
adanya kesadaran dari seluruh elemen bangsa akan bahaya kejahatan ini. Tentu hal ini bukan
semata tanggung jawab penegak hukum semata. Tetapi menjadi kewajiban kita sama-sama
sebagai warga negara. Untuk itulah partisipasi publik dalam hal ini jelas sangat diperlukan
dan bisa menjadi masukan penting dalam proses memberantas tindakan korupsi. Meski
ekspetasi ini berlebihan dan hanya isapan jempol di negeri ini, tetapi tidak berarti kita harus
mundur atau bahkan putus asa.

Sila ke-5 yang berbunyi Keadilan Sosial bagi Seluruh Masyarakat Indonesia jelas
memberikan spirit yang sangat konstruktif, artinya meski kita muak dengan para tersangka
kasus korupsi bukan berarti kita harus bercaci maki tanpa memperdulikan atika-etika
kemanusiaan. Sebab bagai manapun yang terlibat kasus korupsi punya hak untuk diberikan
keadilan dalam hukum. Namun begitu bukan berarti para koruptor tidak semata-mata diberi
keringanan dengan vonis hukum yang tidak adil. Oleh karena korupsi merupakan kejahatan
paling keji di negeri ini, sehingga harus diberikan vonis yang berat dengan harapan dapat
memberikan efek jera. Selama ini vonis hukum bagi tersangka kasus korupsi tidak dapat
memberikan efek yang sistematik sehingga orang takut melakukan korupsi. Terlebih lagi suap
menyuap merupakan budaya yang tengah merajarela dalam sistem pemerintahan kita yang
seolah menjadi hal yang lumrah dalam memuluskan suatu persoalan. Gelinya lagi, hukum di
Indonesia masih berpihak pada yang memiliki uang.
Oleh karena itu, betapa sangat pentingnya menjadikan Pancasila sebagai pedoman
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tidak hanya sebagai pedoman, tetapi
mengamalkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan kita sehari sehari. Sehingga,
penyimpangan nilai nilai Pancasila di dalam kehidupan kita tidak terjadi lagi.

Anda mungkin juga menyukai