Anda di halaman 1dari 4

APENDISITIS DAN APPENDIKTOMY

Diajukan untuk memenuhi tugas Riset Keperawatan

Disusun Oleh :
Lina Marlina (012013057)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH BANDUNG


Jl. KH. Ahmad Dahlan (Banteng) Dalam No. 6 Bandung

PEMBAHASAN
APENDIKS
1. Definisi
Apendiks atau yang lebih dikenal dengan usus buntu dikalangan masyarakat adalah
usus yang buntu adlah sekum. Organ yang tidak diketahui fungsinya ini sering
menimbulkan masalah kesehatan. Peradangan akut apendiks memerlukan tindakan
pembedahan
segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya.
(sjamsuhidajat, 2005).
Apendiks ini biasanya terjadi pada remaja sampai usia 21 tahun namun bukan berarti
orang dewasa ataupun anak anak tidak bisa mengalami apendiks biasanya ini
tergantung kepada pola nutrisi yang dikonsumsi. Misalnya kebisaan makan makanan
pedas dan makanan rendh serat yang biasanya menyebabkan konstipasi sehingga
menimbulkan apendiksitis. Hal ini biasanya meningkatkan tekanan intrasekal, sehingga
timbul sumbatan pada apendiks yang meningkatkan kuman pada kolon.
Kebanyakan penderita yang mengalami apendiks ini lebih banyak terjadi pada
perempuan dibandingkan dengan laki laki.
2. Gejala Apendisitis
Gejala yang ditemukan biasanya tergantung berdasarkan stadium dan letak
apendiknya itu sendiri. Tetapi kebanyakan gejala pada awal terjadinya apendiks ini
adalah nyeri yang samar pada daerah epigastrium disekitar umbilicus atau peri
umbilicus, dimana nyeri ini terjadi karena akibat gerakan peristaltik apendiks untuk
menghilangkan benda yang menghalangi pada kolon tersebut. Gejala pada apendiks ini
juga bergantung pada stadium yang dialami oleh penderita stadium apendiks dibagi 2 :
a. Apendisitis Akut
Gejala yang ditimbulkan biasanya demam tinggi, muntah muntah, nyeri perut
kanan bawah, untuk berjalanpun sakit dan menunjukan agak bongkok, namun
tidak semua mengalami gejala ini kadang gejala yang ditimbulkan hanya meriang
dang muntah saja.
b. Apendisitis Kronis
Hampir sama dengan apendisitis akut, apendisitis kronis juga mengalami gejala
yang sama seperti : demam, muntah muntah, dan nyeri yang samar pada pert
kanan bawah yang khas pada apendisitis kronis. Adapun penebalan dinding
dinding orgn akibat adanya peradangan akut sebelumnya.

3. Patofisiologi

Asupan serat
rendah

Fese menjadi
padat,lebih
lengket dan
ukuran feses
menjadi lebih

Waktu transit
lebih lama
didalam kolon

Erosi mukosa

Obstruksi bag
distal kolon

Obstruksi lumen
usus

Konstipasi

Ulserasi mukosa
apendisitis

tek.intralumen
sekum

jumlah kuman
dalam lumen

Obstruksi
fungsional

Berkembang
biaknya bakteri

gg. sirkulasi
limfe
udem

Invasi bakteri
dalam lumen ke

4. Etiologi Apendisitis
Penyebab apendisitis biasanya :
Diet kurang serat
Batu
Tumor
Cacing/parasit
Infeksi virus
Benda asing
Onstruksi pada lumen karena gumpalan
Penyempitan
Pada apendisitis biasanya tindakan yang dilakukan adalah pembedahan atau sering
disebut dengan appendiktomi. Appendiktomi ini merupakan satu satunya tindakan yang
efektif jika pasien mengalami peritonitis penanganannya meliputi intubasi GI, penggantian
parenteral cairan dan elektrolit, dan pemberian antibiotik.
Pasien dengan apendisistis biasanya mengalami leukositosis dimana terjadinya
peningkatan jumlah leukosit lebih dari 10.000 sel/mm 3 . biasanya jika jumlah leukosit
dibawah 18.000 maka kemungkinan adanya perforasi. Leukositosis bisa terjadi secara
fisiologis maupun patologis. Ketika terjadi secara fisiologis, dikarenakan adanya respon

tubuh terhadap stress karena efek epineprin biasanya seperti olahraga, stress emosi akut,
pajanan ke panas ataupun dingin yang ekstrim setelah perdarahan atau hemolisis akut dan
melahirkan. Sedangkan yang patologis biasanya karena peningkatan absolut dari salah satu
atau lebih jenis leukosit yang disebabkan oleh infeksi, peradangan, dan gangguan metabolik.
Sebenarnya peningkatan jumlah leukosit dalam tubuh itu menunjukan adanya peradangan
didalam tubuh kita seperti halnya dengan apendisitis yang menunjukan adanya peradangan
pada apendiks. Semakin tinggi jumlah leukosit ini menandakan peradangan yang hebat dan
semakin luas daerah peradangannya.
Leukosit ini sebagai pemeriksaan yang dilakukan untuk meneganggakkan pasien
terkena apendisitis ataupun tidak karena terdapat hubungan antara peningkatan jumlah
leukosit ini dengan apendisitis selain dari nyeri ataupun muntah muntah sebagai gejalanya.
Maka pembedahan dalam apendisitis ini sangat di utamakan karena resiko ketika
tidak dilakukannya apendiktomi ini lebih berbahaya. Tetapi biasanya pada pasien pasien
yang sudh dilakukan tindakan laparatomi ini harus diperhatikan dan diobservasi dengan
sebaik baiknya karena untuk mempercepat proses penyembuhannya adapun salah satu hal
yang biasanya mempercepat proses penyembuhannya adalah dengan mobilisasi dini pada
psien tesebut tetapi biasanya juga dilakukan setelah 1 hari post op mobilisasi dini dilkukan
dengan bebas bergerak dan juga biasanya dibantu oleh pernapasan, obat anastesi sangat
berpengaruh pada pernafasan karena menyebabkan depresi pernafasan. Makanya kita harus
melakukan observasi pada pasien dengan baik dan sangat teliti, ketika kita tidak
mengobservasi dengan baik maka memungkinkan terjadinya peritoinitis, diet sesuai
kebutuhan juga biasanya diterapkan pada pasien tersebut.
proses penyembuhan luka akibat operasi pembuangan apendiks (apendektomi)
adalah kurangnya/ tidak melakukan mobilisasi dini. Mobilisasi merupakan faktor yang
utama dalam mempercepat pemulihan dan mencegah terjadinya komplikasi pasca bedah.

Anda mungkin juga menyukai