Anda di halaman 1dari 31

KINERJA PRODUKSI PENDEDERAN GLASS EEL IKAN

SIDAT Anguilla marmorata PADA SISTEM RESIRKULASI


DENGAN PERGANTIAN AIR 30% DAN 45% PER HARI

ZAINAL FATHUR ROHMAN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN


SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kinerja Produksi
Pendederan Glass Eel Ikan Sidat Anguilla marmorata pada Sistem Resirkulasi
dengan Pergantian Air 30% dan 45% per Hari adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2015
Zainal Fathur Rohman
NIM C14110065

ABSTRAK
ZAINAL FATHUR ROHMAN. Kinerja Produksi Pendederan Glass Eel Ikan
Sidat Anguilla marmorata pada Sistem Resirkulasi dengan Pergantian Air 30%
dan 45% per hari. Dibimbing oleh TATAG BUDIARDI dan WIDANARNI.
Ikan sidat (Anguilla marmorata) merupakan salah satu komoditas perikanan
yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Indonesia karena bernilai
ekonomis tinggi. Keterbatasan benih dari alam menyebabkan penggunaannya
harus dilakukan secara efisien. Untuk itu diperlukan sistem dan teknologi
budidaya yang baik. Tujuan penelitian ini ialah untuk menentukan pergantian air
yang terbaik untuk pendederan glass eel ikan sidat A. marmorata dengan sistem
resirkulasi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan
pergantian air 30 % dan 45% per hari yang diberi ulangan 3 kali. Ikan sidat yang
digunakan adalah stadia glass eel berukuran 0,15 0,02 g/ekor. Hasil penelitian
menunjukkan, bahwa pergantian air tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja
produksi (derajat kelangsungan hidup, bobot rata-rata akhir, biomassa rata-rata
akhir, laju pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan,
dan koefisien keragaman bobot). Berdasarkan analisis usaha, keuntungan tertinggi
yaitu sebesar Rp. 9.886.676 dicapai pada pergantian air 30% per hari. Pergantian
air terbaik untuk pendederan glass eel ikan sidat A. marmorata pada sistem
resirkulasi adalah sebesar 30% per hari.
Kata kunci: glass eel, kinerja produksi, pergantian air, resirkulasi

ABSTRACT
ZAINAL FATHUR ROHMAN. Production performance of Glass Eel (Anguilla
marmorata) in recirculation system by 30% and 45% of water exchange.
Supervised by TATAG BUDIARDI and WIDANARNI.
The eel (Anguilla marmorata) is one of fishery comodity which has
potential to be developed in Indonesia because of high economic value.
Limitations of the seeds of natural caused such use should be done efficiently. It is
necessary good system and technology for aquaculture. This research aims to
determine the best water exchange to the rearing stage of glass eel A. marmorata
in recirculation system. This research used a completely randomized design
treated water exchanges 30% and 45% per day that were given repeat 3 times. Eel
fishes that utilized in this research are in glass eel stage 0,15 0,02 g/fish. The
treatment didnt significantly different to production performance (survival rate,
final weight average, final biomass average, growth rate, specific growth rate,
feed conversion ratio, and weight variance coefficient). Based on business
analisys, the highest profit Rp. 9.886.676 has reach on 30% water exchange. The
best water exchange to the rearing stage of glass eel A. marmorata in recirculation
system is 30% per day.
Keywords: glass eel, production performance, water exchange, recirculation.

KINERJA PRODUKSI PENDEDERAN GLASS EEL IKAN


SIDAT Anguilla marmorata PADA SISTEM RESIRKULASI
DENGAN PERGANTIAN AIR 30% DAN 45% PER HARI

ZAINAL FATHUR ROHMAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah subhanahu wa taala
sehingga skripsi dengan judul Kinerja Produksi Pendederan Glass Eel Ikan Sidat
Anguilla marmorata pada Sistem Resirkulasi dengan Pergantian Air 30% dan
45% per Hari ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan
Februari sampai dengan bulan April 2015 di PT Laju Banyu Semesta, Jalan
Cikampak-Segog Km 8, Kampung Cipicung, Desa Cibening, Kecamatan
Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Tatag Budiardi,
M.Si. dan Ibu Dr. Ir. Widanarni, M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang
banyak membantu selama penelitian serta penyusunan skripsi ini. Penghargaan
penulis sampaikan kepada Bapak Farid Wiyardi, Bapak Rahmat, Bapak Deni
Firmansyah, dan Bapak Angga Kurniawan, S.Pi, M.Si selaku pimpinan PT Laju
Banyu Semesta, serta seluruh karyawan PT Laju Banyu Semesta atas bantuannya
selama penelitian. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Ayahanda Sarjono (alm) dan Ibunda Mursini, serta seluruh keluarga penulis atas
segala doa dan kasih sayangnya, kepada teman-teman Birena Al Hurriyyah IPB,
BDP 48, Himpunan Mahasiswa Akuakultur (Himakua 2013), dan FKMC 1434 H,
Andre Rachmat Scabra, Fitria Nawir, Maya, Syahrir Rohman, Gafar Al Ikhsan
atas kerja samanya, beserta seluruh staf Bagian Teknik Produksi dan Manajemen
Akuakultur yang telah membantu selama penelitian dilaksanakan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2015

Zainal Fathur Rohman

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan

Manfaat

Hipotesis

METODE

Waktu dan Tempat

Rancangan Percobaan

Prosedur Penelitian

Parameter Uji

Analisis Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pembahasan

KESIMPULAN DAN SARAN

11

Kesimpulan

11

Saran

11

DAFTAR PUSTAKA

11

LAMPIRAN

14

RIWAYAT HIDUP

17

DAFTAR TABEL
1
2
3

Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian


Parameter produksi pendederan glass eel ikan sidat Anguilla marmorata
pada perlakuan pergantian air yang berbeda selama 63 hari pemeliharaan
Parameter kualitas air pendederan glass eel ikan sidat Anguilla
marmorata pada perlakuan pergantian air yang berbeda selama 63 hari
pemeliharaan
Analisis usaha pendederan glass eel ikan sidat Anguilla marmorata pada
perlakuan pergantian air yang berbeda selama 63 hari pemeliharaan

5
6

8
9

DAFTAR GAMBAR
1

2
3
4

Derajat kelangsungan hidup glass eel ikan sidat dengan perlakuan


pergantian air 30% () dan 45% () per hari yang dipelihara selama 63
hari
Bobot rata-rata glass eel ikan sidat dengan perlakuan pergantian air
30% () dan 45% () per hari yang dipelihara selama 63 hari
Biomassa rata-rata glass eel ikan sidat dengan perlakuan pergantian air
30% () dan 45% () per hari yang dipelihara selama 63 hari
Kualitas air pemeliharaan glass eel ikan sidat dengan perlakuan
pergantian air 30% () dan 45% () per hari yang dipelihara selama 63
hari

7
7
7

DAFTAR LAMPIRAN
1
2

Skema akuarium sistem resirkulasi pemeliharaan glass eel ikan sidat


Anguilla marmorata dengan pergantian air 30% dan 45% per hari
Analisis statistik kinerja produksi penelitian ikan sidat Anguilla
marmorata dengan pergantian air 30% dan 45% per hari yang
dipelihara dalam sistem resirkulasi selama 63 hari
Hasil pengukuran kualitas air penelitian ikan sidat Anguilla marmorata
dengan pergantian air 30% dan 45% per hari yang dipelihara dalam
sistem resirkulasi selama 63 hari
Analisis ekonomi pemeliharaan glass eel ikan sidat Anguilla
marmorata dengan sistem resirkulasi

14

15

15
17

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan sidat (Anguilla marmorata) bersifat katadromus, yaitu mengawali
hidup (menetas dari telur) di laut, tumbuh menjadi dewasa di perairan tawar,
kemudian akan kembali ke laut untuk memijah (Tesch 2003). Siklus hidup ikan
sidat meliputi beberapa stadia, yaitu telur, larva (leptochepalus), glass eel, elver,
yellow eel, dan silver eel (Aoyama 2009). Produksi budidaya ikan sidat dunia
mengalami peningkatan sejak tahun 1950 hingga tahun 2013 (Shiraishi & Crook
2015). Hal ini menunjukkan bahwa permintaan akan sidat terus meningkat.
Menurut Affandi (2005) beberapa negara Eropa, Jepang, dan Hongkong menjadi
konsumen tetap ikan sidat. Permintaan sidat yang tinggi ini salah satunya karena
kandungan gizinya yang baik untuk tubuh. Kandungan vitamin A dalam hati ikan
sidat sebanyak 15.000 IU/100 g, sedangkan kandungan EPA sidat 1.337 mg/100 g
mengalahkan ikan salmon yaitu 820 mg/100 g atau tenggiri 748 mg/100 g (Suitha
2008). Disamping itu, harga jual ikan sidat termasuk tinggi sehingga akan
menghasilkan keuntungan yang besar. Oleh sebab itu, ikan ini memiliki prospek
yang tinggi untuk dikembangkan khususnya di Indonesia.
Indonesia memiliki ketersediaan benih sidat yang masih melimpah. Namun,
data menunjukkan penurunan ekspor ikan sidat dari 1.672 ton pada tahun 2010
menjadi 16 ton pada tahun 2013 (KKP 2014). Hal ini disebabkan salah satunya
dampak dari kendala yang ada pada budidaya sidat, yaitu pada stadia glass eel dan
elver rentan terserang penyakit dan pertumbuhannya lambat. Oleh sebab itu,
berbagai usaha pengembangan budidaya sidat dilakukan untuk mengatasi masalah
yang terjadi.
Usaha pengembangan budidaya sidat di Indonesia sudah dilakukan mulai
dari pemeliharaan glass eel hingga pembesaran. Pemeliharaan glass eel sudah
diupayakan dipelihara pada sistem resirkulasi dengan padat penebaran yang tinggi
yaitu berkisar 2-2,5 g/liter (Aziz 2014). Sistem resirkulasi merupakan penerapan
teknologi akuakultur yang terdiri atas penyaringan air secara fisik, kimia, dan
biologi, penambahan aerasi, penggunaan pompa dalam pengairan, serta komponen
pengelolaan air lain untuk menghasilkan kualitas air yang mendukung
pertumbuhan ikan dalam wadah pemeliharaan (Lekang 2007). Sistem resirkulasi
mampu menjaga fluktuasi oksigen dan pH, serta menurunkan komponen bahan
organik terlarut yang disebabkan oleh akumulasi sisa pakan dan buangan
metabolik dari ikan.
Meskipun dalam pemeliharaan glass eel menggunakan sistem resirkulasi,
sistem ini masih menggunakan pergantian air. Pergantian air dilakukan agar
kualitas air tetap terjaga dengan baik (Widayantara 2009). Pergantian air dalam
sistem resirkulasi ini dengan mengalirkan air baru dan membuang air lama dalam
wadah pemeliharaan. Air baru yang masuk wadah pemeliharaan kualitas airnya
masih baik sehingga akan memperbaiki kualitas air wadah pemeliharaan.
Penelitian ini dilakukan menggunakan pergantian air per hari 30% dan 45% dari
volume air akuarium yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk
menentukan pergantian air yang dapat memberikan produksi pendederan glass eel
ikan sidat terbaik melalui kajian kinerja produksi dan analisis usaha.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan menentukan pergantian air yang terbaik untuk
pendederan glass eel ikan sidat Anguilla marmorata pada sistem resirkulasi
melalui kajian kinerja produksi dan analisis usaha.
Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk digunakan sebagai acuan
pergantian air dalam aktivitas pemeliharaan glass eel sehingga tercapai kinerja
produksi yang maksimal.
Hipotesis
Apabila pergantian air menghasilkan kondisi lingkungan budidaya yang
baik, maka kelangsungan hidup dan pertumbuhan akan tinggi sehingga
menghasilkan kinerja produksi yang maksimal.

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-April 2015, di PT Laju Banyu
Semesta, Jalan Cikampak-Segog Km 8, Kampung Cipicung, Desa Cibening,
Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua perlakuan
dan masing-masing menggunakan 3 ulangan, yaitu perlakuan pergantian air 30%
per hari dan pergantian air 45% per hari.
Prosedur Penelitian
Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah akuarium bersekat dengan
sistem resirkulasi. Sekat ini berfungsi untuk memisahkan bagian filter dan bagian
untuk pemeliharaan. Dimensi akuarium yang digunakan adalah 100 cm x 50 cm x
25 cm, dengan bagian filter berukuran 12 cm x 50 cm x 25 cm dan bagian
pemeliharaan adalah 88 cm x 50 cm x 25 cm. Volume air yang digunakan untuk
pemeliharaan sebesar 66 liter atau ketinggian air sebesar 15 cm. Akuarium yang
digunakan sebanyak 6 akuarium. Persiapan penelitian meliputi pembersihan
akuarium dan komponen akuarium sistem resirkulasi, pengisian dengan air bersih,
serta stabilisasi sistem. Bahan filter yang digunakan terdiri dari kapas filter, busa
filter, zeolit, dan bioball.
Sterilisasi akuarium sistem resirkulasi dilakukan dengan menambahkan
klorin dengan dosis 5 mg/L pada saat akuarium sudah terisi air sebanyak 75 L.

Setelah itu, sistem resirkulasi dijalankan selama 24 jam. Setelah 24 jam, pompa
dimatikan dan air dalam akuarium dibuang, serta diisi kembali dengan air baru
sebanyak 75 L. Garam dengan konsentrasi 3 g/L, daun ketapang sebanyak 10
lembar, dan probiotik 1 mg/L ditambahkan pada masing-masing akuarium.
Persiapan ini dilakukan selama 48 jam sebelum ikan ditebar.
Penebaran Benih
Benih sidat yang digunakan dalam penelitian ini memiliki bobot 0,15 0,02
g/ekor yang berasal dari pengumpul sidat di Manado. Bagian luar kantong plastik
yang berisi benih dibilas dengan air bersih sebelum diaklimatisasi. Benih
diaklimatisasi dengan cara mengapungkan kantong plastik berisi benih pada
akuarium pemeliharaan selama 45 menit. Benih ditebar dengan padat tebar 3,0 g/L
atau 200 g/akuarium.
Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan berupa artemia, blood worm (Chironomus sp) beku,
dan pakan buatan berbentuk remah (crumble). Artemia diberikan dengan dosis
100 ml per akuarium pada hari ke-1 hingga hari ke-3, blood worm diberikan
bertahap secara restricted dengan feeding rate (FR) 5%, 10%, 15% hingga 40%
dari biomassa pada hari ke-3 sampai hari ke-20. Pada bloodworm ditambahkan
multivitamin sebanyak 0,5 ml. Pakan buatan diberikan pada hari ke-21 hingga hari
ke-63 dengan FR 3%. Pakan diberikan 4 kali dalam sehari, yaitu pada pukul
06.00, 11.00, 16.00, dan 21.00 WIB.
Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan pemakaian sistem resirkulasi
internal, pembuangan sisa pakan dan kotoran setiap sebelum dan sesudah
pemberian pakan, serta pergantian air sebanyak 30% (10% pagi, 10% siang, 10%
malam) per hari dan 45% (15% pagi, 15% siang, 15% malam) per hari sesuai
dengan perlakuan. Air yang digunakan untuk pergantian air berasal dari air yang
sudah difilter, diendapkan, dan diaerasi di tandon. Pergantian air dilakukan
dengan mengalirkan air dari tandon ke masing-masing akuarium dengan debit 4
L/menit. Pencucian filter fisik dan kimia sistem resirkulasi setiap tujuh hari sekali.
Daun ketapang ditambahkan sebanyak 10 lembar per akuarium dan diganti setiap
seminggu sekali. Probiotik ditambahkan setiap seminggu sekali dengan
konsentrasi 1 mg/l.
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel ikan dan air dilakukan setiap 21 hari sekali selama 63
hari masa pemeliharaan. Ikan yang menjadi sampel berjumlah 30 ekor/akuarium.
Panjang ikan diukur menggunakan penggaris, sedangkan bobot ikan ditimbang
menggunakan timbangan digital. Parameter kualitas air yang diukur meliputi
suhu, pH, oksigen terlarut, total ammonium nitrogen (TAN), dan nitrit.
Pengukuran suhu, pH, dan oksigen terlarut menggunakan alat pengukur kualitas
air digital. Pengukuran TAN dan nitrit dilakukan di Laboratorium Lingkungan
Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor.

Parameter Uji
Derajat Kelangsungan Hidup
Derajat kelangsungan hidup (DKH) adalah perbandingan jumlah ikan yang
hidup sampai akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan pada awal pemeliharaan.
Derajat kelangsungan hidup dihitung menggunakan rumus dari Goddard (1996)
yaitu:
DKH = (Nt x N0-1) x 100
Keterangan:
DKH = Derajat kelangsungan hidup (%)
N0 = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
Laju Pertumbuhan Mutlak
Laju pertumbuhan mutlak (LPM) ialah perubahan bobot rata-rata individu
dari awal sampai akhir pemeliharaan. Laju pertumbuhan bobot mutlak dihitung
dengan menggunakan rumus dari Goddard (1996):
LPM = (Wt W0) x t-1
Keterangan:
LPM = Laju pertumbuhan mutlak (gram/hari)
Wt = Bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (gram)
W0 = Bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (gram)
t
= Waktu pemeliharaan (hari)
Laju Pertumbuhan Spesifik
Laju pertumbuhan spesifik (LPS) adalah laju pertumbuhan bobot individu
per hari dalam persen yang dihitung dengan menggunakan rumus Huisman
(1987):
LPS = [(Wt x W0-1)1/t 1] x 100
Keterangan :
LPS = Laju pertumbuhan harian individu (%)
Wt = Bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (gram)
W0 = Bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (gram)
t
= Waktu pemeliharaan (hari)
Koefisien Keragaman Bobot
Variasi ukuran dalam penelitian ini berupa variasi bobot ikan yang
dinyatakan dalam koefisien keragaman bobot (KKB), yang dihitung menggunakan
rumus Steel dan Torrie (1981):
KKB = (S x Y-1) x 100
Keterangan:
KKB = Koefisien keragaman bobot (%)
S
= Standar deviasi
Y
= Bobot rata-rata individu

Konversi Pakan
Pada penelitian ini perhitungan rasio konversi pakan (RKP) menggunakan
rumus dari Goddard (1996):
RKP = [F x{(Bt + Bd)-B0}-1]
Keterangan :
RKP = Rasio konversi pakan
F = Jumlah pakan selama pemeliharaan (gram)
Bt = Biomassa total ikan pada akhir pemeliharaan (gram)
Bd = Biomassa total ikan mati selama pemeliharaan (gram)
B0 = Biomassa total ikan pada awal pemeliharaan (gram)
Parameter Kualitas Air
Pengukuran parameter kualitas air dilakukan dari awal sampai akhir
pemeliharaan yang meliputi parameter suhu, pH, kandungan oksigen terlarut
(DO), TAN, dan nitrit tertera dalam Tabel 1.
Tabel 1 Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian
Parameter
Satuan
Alat ukur
o
Suhu
C
Termometer digital
Oksigen terlarut
mg/L
DO-meter
pH
pH-meter
TAN
mg/L
Spektrofotometer
Nitrit
mg/L
Spektrofotometer
Analisis Biaya
Analisis biaya dilakukan dengan menghitung keuntungan, R/C rasio, Break
even poin (BEP), dan payback periode (PP) menggunakan rumus dari Kasmir
(2003).
1) Keuntungan (profit) dihitung menggunakan rumus:
Keuntungan = Penerimaan Total Biaya Total
2) R/C rasio menunjukkan besarnya perbandingan antara penerimaan dan biaya
total yang dikeluarkan, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
R/C = Penerimaan x Biaya Total-1
3) Break even point (BEP) penerimaan menunjukkan produksi dinyatakan impas
jika memperoleh penerimaan sebesar minimal tertentu. BEP penerimaan
dihitung menggunakan rumus:
BEP = [(Biaya tetap) x {(1-Biaya variabel x Penerimaan-1)}-1]
4) Payback periode (PP) merupakan parameter yang digunakan untuk
menentukan lamanya waktu pengembalian modal. PP dapat dihitung
menggunakan rumus berikut:
PP = (Biaya Investasi x Keuntungan-1) x tahun

Analisis Data
Data hasil pengamatan dihitung untuk mendapatkan parameter kinerja
produksi, parameter kualitas air, dan analisis usaha. Parameter kinerja produksi
dianalisis menggunakan independent samples test pada taraf uji 5%. Analisis ini
digunakan untuk menentukan apakah perlakuan menyebabkan perbedaan yang
nyata terhadap parameter yang diamati. Parameter kualitas air dianalisis secara
deskriptif kuantitatif untuk menjelaskan kelayakan media pemeliharaan ikan
selama dipelihara yang disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Analisis data
dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2010 dan SPSS 16.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Penelitian yang telah dilakukan menghasilkan data parameter kinerja
produksi berupa derajat kelangsungan hidup (DKH), laju pertumbuhan mutlak
(LPM), laju pertumbuhan spesifik (LPS), rasio konversi pakan (RKP), dan
koefisien keragaman bobot (KKB). Data hasil pengukuran dari kinerja produksi
ikan sidat selama 63 hari tertera pada Tabel 2. Nilai bobot rata-rata akhir,
biomassa akhir, DKH, LPM, LPS, RKP, dan KKB tidak berbeda nyata antar
perlakuan (P >0,05).
Tabel 2 Parameter produksi pendederan glass eel ikan sidat Anguilla marmorata
pada perlakuan pergantian air yang berbeda selama 63 hari pemeliharaan
Perlakuan pergantian air
Parameter
30%
45 %
0,15 0,00
0,14 0,01
Bobot rata-rata awal (g/ekor)
a
Bobot rata-rata akhir (g/ekor)
0,76 0,08
0,64 0,14a
Biomassa rata-rata awal (g)
200 0,00
200 0,00
a
Biomassa rata-rata akhir (g)
203 24,06
206,33 22,48a
Derajat kelangsungan hidup (%)
24,57 1,03a
25,89 2,54a
a
Laju pertumbuhan mutlak (g/hari)
0,01 0,00
0,01 0,00a
Laju pertumbuhan spesifik (%)
2,65 0,13a
2,43 0,43a
a
Rasio konversi pakan
1,87 0,27
1,90 0,33a
Koefisien keragaman bobot (%)
32,17 1,65a
39,25 2,83a
a

Angka-angka dalam baris yang sama dan diikuti oleh huruf superscript yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf uji 5%

Derajat kelangsungan hidup ikan sidat pada perlakuan pergantian air 30%
dan 45% per hari menunjukkan penurunan dari awal pemeliharaan hingga akhir
pemeliharaan (Gambar 1), terutama setelah hari ke-21. Bobot rata-rata cenderung
meningkat terutama setelah hari ke-42 (Gambar 2) dan biomassa rata-rata ikan
sidat mengalami kenaikan pada hari ke-21 lalu mengalami penurunan pada hari
ke-42 dan kembali mengalami kenaikan pada akhir pemeliharaan (Gambar 3).

Gambar 1 Derajat kelangsungan hidup glass eel ikan sidat pada pergantian air
30% () dan 45% () per hari yang dipelihara selama 63 hari

Gambar 2

Bobot rata-rata glass eel ikan sidat pada pergantian air 30% () dan
45% () per hari yang dipelihara selama 63 hari

Gambar 3

Biomassa rata-rata glass eel ikan sidat pada pergantian air 30% ()
dan 45% () per hari yang dipelihara selama 63 hari

Kualitas Air
Data pengukuran kualitas air pemeliharaan glass eel ikan sidat A.
marmorata selama 63 hari terdapat pada Tabel 3. Parameter kualitas air yang
diukur yaitu parameter suhu, pH, oksigen terlarut, nitrit, dan amonia. Suhu air
relatif stabil selama pemeliharaan, yaitu berkisar antara 26,6-27,9oC. Nilai DO
selama pemeliharaan berkisar antara 4,7-5,5 mg/L. Kisaran tersebut masih dalam
kisaran DO optimum untuk pemeliharaan ikan sidat. Nilai pH selama
pemeliharaan mengalami fluktuasi, yaitu berkisar antara 6,81-7,69 tetapi nilai
tersebut masih berada dalam kisaran pH optimum. Nilai nitrit berkisar antara
0,003-0,158 mg/L, yang mengalami kenaikan pada hari ke-42 lalu menurun
hingga akhir pemeliharaan. Nilai amonia selama pemeliharaan relatif rendah dan
berfluktuasi yang berkisar antara 0,0009-0,0048 mg/L.
Tabel 3 Parameter kualitas air pendederan glass eel ikan sidat Anguilla
marmorata pada perlakuan pergantian air yang berbeda selama 63 hari
pemeliharaan
Perlakuan
Parameter
Kisaran optimal
30%
45%
26,7-27,9
26,6-27,8
Suhu (oC)
28-33a
DO (mg/L)
4,8-5,5
4,7-5,5
5-6b
pH
6,95-7,64
6,81-7,69
6-8c
Amonia (mg/L)
<0,01
<0,01
<0,1d
Nitrit (mg/L)
0,003-0,152
0,006- 0,158
<0,5e
a: Mingzhong et al. (2013); b: Affandi & Suhenda (2003); c: Ritonga (2014); d: Wahyudi (2015);
e: Knosche (1994)

Gambar 4 Kualitas air pemeliharaan glass eel ikan sidat pada pergantian air 30%
() dan 45% () per hari yang dipelihara selama 63 hari

Pada Tabel 4 tertera data analisis usaha pendederan glass eel ikan sidat (A.
marmorata) dengan pergantian air 30% dan 45% per hari. Berdasarkan Tabel 4,
keuntungan tertinggi dalam satu tahun pemeliharaan terdapat pada perlakuan
pergantian air 30% per hari yaitu Rp. 9.886.676 dengan R/C rasio sebesar 1,22.
Tabel 4 Analisis usaha pendederan glass eel ikan sidat Anguilla marmorata pada
pergantian air yang berbeda selama 63 hari pemeliharaan
Perlakuan
Parameter
30%
45%
Biaya Investasi (Rp)
18.231.000
18.231.000
Biaya Tetap (Rp)
25.523.459
25.527.957
Biaya Variabel (Rp)
20.130.665
21.991.570
Biaya Total (Rp)
45.654.124
47.519.527
Pendapatan (Rp)
55.540.800
56.361.600
Keuntungan (Rp)
9.886.676
8.842.073
R/C rasio
1,22
1,19
PP (tahun)
1,84
2,06
BEP harga (Rp)
40.033.547
41.861.951

Pembahasan
Derajat kelangsungan hidup adalah persentase perbandingan jumlah ikan
yang hidup hingga akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan pada awal
pemeliharaan. Derajat kelangsungan hidup ikan dengan perlakuan pergantian air
30% dan 45% per hari berturut-turut 24,56% dan 25,89% (Tabel 2). Hasil ini lebih
rendah dari derajat kelangsungan hidup glass eel yang dipelihara dengan
kepadatan 2 g/L yaitu sebesar 51,08% (Aziz 2014). Rendahnya derajat
kelangsungan hidup glass eel ikan sidat ini disebabkan oleh serangan penyakit
pada pemeliharaan hari ke-36 sampai hari ke-42. Berdasarkan pengamatan secara
visual, penyakit yang menyerang ikan yang dipelihara diduga white spot (bintik
putih). Ciri-ciri penyakit yang menyerang ikan yang dipelihara ialah adanya bintik
putih pada tubuh ikan. White spot merupakan penyakit yang disebabkan oleh
parasit Ichthyophthirius multifilis atau sering disebut ich. Penyakit bintik putih
dapat menyebabkan mortalitas hingga 100%. Kasus penyakit ini sering terjadi
pada budidaya sistem tertutup seperti di akuarium (Maki 2002). Parasit I.
multifilis memiliki ciri bentuknya bundar, memiliki makronukleus seperti tapal
kuda, memiliki silia untuk bergerak, dan melakukan penetrasi ke lapisan
epidermis ikan. Suhu optimum parasit ich untuk melakukan invasi ke tubuh ikan
ialah pada suhu 24-260C (Syawal 2012). Suhu terendah dari penelitian ini ialah
26,60C, diduga pada suhu ini parasit I. multifilis masih mampu untuk melakukan
invasi ke tubuh ikan. Parasit ini menyerang epitel insang dan kulit sehingga
menimbulkan kerusakan dan akibatnya keseimbangan osmotik ikan terganggu
(Witeska et al. 2010). Keseimbangan osmotik yang terganggu dapat menyebabkan
ikan sakit bahkan sampai mati. Patogenitas I. multifilis akan meningkat apabila
ikan dalam kondisi stres akibat salah satunya kepadatan yang terlalu tinggi (Woo
et al. 2006). Kepadatan yang digunakan dalam penelitian ini diduga dapat
menyebabkan ikan stres dan meningkatkan patogenitas parasit I. multifilis.

10

Laju pertumbuhan mutlak untuk perlakuan pergantian air 30% dan 45% per
hari sama yaitu sebesar 0,01 g/hari (Tabel 2). Laju pertumbuhan spesifik
perlakuan pergantian air 30% sebesar 2,65% dan pada perlakuan pergantian air
45% sebesar 2,43%. Penelitian glass eel dengan perlakuan padat tebar 2,5 g/L
menghasilkan laju pertumbuhan mutlak sebesar 0,0012 g/hari dan laju
pertumbuhan spesifik sebesar 0,87 % (Aziz 2014). Laju pertumbuhan mutlak dan
laju pertumbuhan spesifik penelitian ini lebih baik dibandingkan penelitian
tersebut. Dengan demikian, sistem resirkulasi dengan pergantian air mampu
menjaga kualitas air tetap optimum sehingga ikan mengalami pertumbuhan pada
setiap perlakuan. Sistem resirkulasi mampu mempertahankan kualitas air pada
tingkat yang dapat ditoleransi ikan untuk pertumbuhan (Zhang et al. 2011).
Disamping itu, diduga pemberian pakan dengan feeding rate yang sama
menghasilkan laju pertumbuhan bobot yang tidak berbeda nyata. Pada umumnya,
kurva pertumbuhan bobot berpola sama dengan pertumbuhan biomassa. Namun,
pada penelitian ini pola pertumbuhan bobot berbeda dengan pertumbuhan
biomassa. Pola pertumbuhan bobot cenderung naik sementara pola pertumbuhan
biomassa cenderung stabil. Pola pertumbuhan biomassa cenderung stabil
disebabkan derajat kelangsungan hidup yang rendah dan bobot ikan yang kurang
seragam. Pertumbuhan bobot cenderung naik diduga disebabkan kualitas air
media yang optimum untuk pertumbuhan. Selain itu, adanya kelebihan input
energi dan protein dari pakan dapat menyebabkan naiknya pertumbuhan (Effendie
2002).
Nilai rasio konversi pakan adalah jumlah kilogram pakan yang dibutuhkan
untuk membentuk satu kilogram biomassa. Menurut Effendi (2004), ada beberapa
faktor yang mempengaruhi nilai rasio konversi pakan, yaitu spesies (kebiasaan
makan, ukuran atau stadia), kualitas air (terutama oksigen, suhu, pH, dan amonia),
dan pakan (kualitas dan kuantitas). Nilai rasio konversi pakan antar perlakuan
pada penelitian ini, yaitu 1,87 dan 1,90 tidak berbeda nyata (P>0,05). Padat
penebaran dan pergantian air memberikan pengaruh yang mendasar terhadap
pertumbuhan dan konversi pakan (Wedemeyer 1996). Semakin rendah nilai
konversi pakan semakin baik karena jumlah pakan yang dihabiskan untuk
menghasilkan bobot semakin sedikit.
Nilai koefisien keragaman bobot penelitian ini tidak berbeda nyata
(P>0,05). Nilai koefisien keragaman sangat penting diperhatikan dalam usaha
budidaya. Keragaman ukuran ikan dapat mempengaruhi persaingan dalam
memperoleh makanan dan menimbulkan kanibalisme. Apabila terjadi keragaman
yang tinggi maka ikan yang berukuran lebih besar akan lebih mudah memperoleh
pakan sedangkan ikan yang berukuran lebih kecil akan kalah bersaing dalam
mendapatkan pakan. Selain itu, ikan yang ukuran lebih besar berpeluang besar
memakan ikan yang berukuran lebih kecil.
Suhu media pemeliharaan glass eel ikan sidat selama penelitian berkisar
antara 26,6-27,9oC (Tabel 3). Suhu tersebut masih dalam kisaran toleransi
(Mingzhong et al. 2013). Suhu merupakan salah satu faktor fisika perairan yang
bereperan penting terhadap pertumbuhan ikan. Perubahan suhu dapat
mempengaruhi laju metabolisme dan nafsu makan ikan. Nilai pH selama
penelitian berkisar antara 6,81-7,69 (Tabel 3). Menurut Ritonga (2014) nilai pH
optimum untuk pemeliharaan sidat yaitu 6-8, sehingga pH selama penelitian
masih dalam kisaran optimum untuk pertumbuhan ikan sidat. Nilai pH suatu

11

perairan mencirikan keseimbangan asam dan basa dalam air (Boyd 1982).
Kandungan oksigen terlarut selama pemeliharaan ikan sidat berkisar antara 4,75,5 mg/L (Tabel 3). Kandungan oksigen terlarut ini masih dalam kisaran optimum
untuk pertumbuhan ikan sesuai pernyataan Affandi dan Suhenda (2003) yaitu
berkisar antara 5-6 mg/L. Kandungan oksigen terlarut membantu oksidasi bahan
buangan dan pembakaran makanan untuk menghasilkan energi bagi kehidupan
dan pertumbuhan ikan sidat. Amonia yang terakumulasi dalam media
pemeliharaan ikan bersifat racun bagi ikan karena dapat merusak jaringan insang
ikan. Konsentrasi amonia yang sangat tinggi dalam perairan dapat mengakibatkan
penurunan ekskresi amonia oleh ikan, sehingga amonia terakumulasi di dalam
darah dan insang. Akumulasi amonia dalam darah dapat menyebabkan
kemampuan darah dalam mentransportasikan oksigen terganggu (Boyd 1982).
Kandungan amonia (NH3) selama pemeliharaan ikan sidat kurang dari 0,01mg/L
(Tabel 3). Konsentrasi ini masih dalam kisaran optimum untuk pemeliharaan ikan
sidat yaitu <0,1 mg/L (Wahyudi 2015). Kandungan amonia di dalam perairan
dipengaruhi oleh suhu dan pH (Boyd 1982). Saat pH penelitian meningkat dan
suhu menurun maka kandungan amonia dalam air meningkat (Gambar 4). Nitrit
bersifat relatif lebih tidak beracun dibandingkan amonia bagi ikan, dengan kadar
toleransi sampai 0,5 mg/L (Knosche 1994). Nilai nitrit selama pemeliharaan
berkisar antara 0,003-0,158 mg/L (Tabel 3), sehingga masih termasuk nilai yang
optimum untuk pemeliharaan ikan. Jadi, pergantian air membuat kadar amonia
dan nitrit dalam perairan dalam kisaran optimum (Gambar 4). Secara umum
sistem resirkulasi dengan pergantian air mampu menjaga kualitas air yang baik.
Namun demikian, pergantian air 30% sudah mampu mendukung kehidupan dan
pertumbuhan glass eel secara optimal.
Asumsi jumlah akuarium untuk perhitungan produksi pendederan glass eel
ikan sidat ini ialah sejumlah 12 akuarium. Volume air yang digunakan adalah 66
L dengan padat tebar 3,0 g/L atau 200 g/akuarium. Produksi ikan sidat
diasumsikan memiliki 6 siklus dalam satu tahun, sedangkan biomassa, jumlah
pakan, dan derajat kelangsungan hidup ikan sesuai dengan hasil penelitian. Hasil
analisis usaha menunjukkan adanya perbedaan nilai keuntungan antar perlakuan
(Tabel 4). Keuntungan tertinggi diperoleh pada pergantian air 30% per hari yaitu
sebesar Rp. 9.886.676.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Pergantian air terbaik untuk pendederan glass eel ikan sidat Anguilla
marmorata pada sistem resirkulasi adalah sebesar 30% per hari.
Saran
Pergantian air untuk pendederan glass eel ikan sidat Anguilla marmorata
pada sistem resirkulasi disarankan sebesar 30% per hari. Perlu dilakukan
penelitian lanjutan tentang pergantian air yang lebih rendah dari 30% per hari.

12

DAFTAR PUSTAKA
Affandi R, Suhenda N. 2003. Teknik Budidaya Ikan Sidat (Anguilla bicolor).
prosiding sumberdaya perikanan sidat tropik. UPT Baruna Jaya, BPPTDKP, Jakarta. Hlm. 47-54.
Affandi R. 2005. Strategi Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Sidat (Anguilla spp.) di
Indonesia. Jurnal Iktiologi Indonesia, 5:77-81.
Aoyama J. 2009. Life History and Evolution of Migration in Catadromous Eels
(Genus Anguilla). Aqua-BioSci. Monogr. (ABSM), Vol. 2, No. 1, pp. 1-42
(2009).
Aziz A. 2014. Kinerja Produksi Glass Eel Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor
dengan Padat Tebar 1,5 g/L, 2,0 g/L, dan 2,5 g/L pada Sistem Resirkulasi
[skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Boyd CE. 1982. Water Quality Management in Pond Fish Culture. International
Center for Aquaculture Experiment Station. Res. Dev. Series No. 22. 30p.
Effendi I. 2004. Pengantar Akuakultur. Jakarta (ID) : Penebar Swadaya.
Effendie MI. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta (ID) : Yayasan Pustaka
Nusatama.
Goddard S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Chapman and
Hall. New York. 194 hal.
Huisman EA. 1987. Principles of Fish Production. Netherland (HL). Wageningen
Agricultural University Press.
Kasmir J. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Prenada Media.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). 2014. Statistik Perikanan Budidaya
Kolam [Internet]. [diunduh 5 September 2015]. Tersedia pada
http://statistik.kkp.go.id/index.php/cari/?entitas%20parent1=2&entitas%20p
arent=12&entitas%20id=61&keyword=mas&view%20data=1&tahun%20st
art=2007&tahun%20to=2013&tahun2013&filter.
Knosche R. 1994. An Effective Biofilter Type for Eel Culture in Resirculation
System. Aquaculture Engineering. Elsevier Applied Science. Vol 13.
Lekang OI. 2007. Aquaculture Engineering. Blackwell Publishing Ltd: 133.
Maki JL. 2002. Ichthyophthirius multifilis Infection and Elements of Mucosal
Immunity in the Channel Catfish, Ictalurus punctatus. A Dissertation
Submited to the Graduate Faculty of The University of Georgia in Partial
Fulfillment of the Requirements for the Degree. Electronic Version
Approved. 136 halaman.
Mingzhong L, Ruizhang G, Zhongqin L, Heng J. 2013. The Effect of Water
Temperature on the Survival, Feeding, and Growth of the Juveniles of
Anguilla marmorata and A. bicolor pacifica. Aquaculture 400-401 (2013)
61-64.
Ritonga T. 2014. Respon Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor) terhadap
Derajat Keasaman (pH). [skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Shiraishi H, Crook V. 2015. Eel Market Dynamics: An analysis of Anguilla
Production, Trade and Consumption in East Asia. TRAFFIC, Tokyo,
Jepang.

13

Steel GD, Torrie JH. 1981. Prinsip-prinsip dan Prosedur Statistika. Jakarta (ID):
PT. Gramedia Putaka Utama. Terjemahan dari: Principle and Procedure
Statistic.
Suitha IM. 2008. Teknik Pendederan Elver atau Glass eel Ikan Sidat. Makalah
yang disampaikan dalam Seminar Indonesian Aquaculture 2008 pada
Tanggal 17-20 November di Inna Grand Hotel, Yogyakarta. Departemen
Kelautan dan Perikanan, Indonesia.
Syawal H. 2012. Efektifitas Pemberian Vaksin Ichthyophthirius multifilis terhadap
Ikan Mas (Cyprinus carpio L) pada Suhu Media Pemeliharaan yang
Berbeda. [Disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Tesch F W. 2003. The Eel. Oxford: Blackwell Science Ltd.
Wahyudi H. Respon Benih Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor terhadap Amonia
(NH3) Media Pemeliharaan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Wedemeyer A. 1996. Physiologi of Fish in Intensive Culture System. International
Thompson Publishing. New York, 227 pp.
Widiyantara GB. 2009. Kinerja Produksi Pendederan Lele Sangkuriang (Clarias
sp) Melalui Penerapan Teknologi Pergantian Air 50%, 100%, dan 150% Per
Hari. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Witeska M, Kondera E, Lugowska K. 2010. The Effects of Ichthyopthiriasis on
some Haemotological Parameter in Common Carp. Turkey Journal
Veterinary Animal Science 34 (3): 267-271.
Woo TK, Bruno DW, Lim LHS. 2006. Disease and Disorders of Finfish in Cage
Culture. CABI Publishing. Halaman 193-230.
Zhang SY, Li G, Wu HB, Liu XG, Yao YH, Tao L, Liu H. 2011. An Integrated
Resirculating Aquaculture System (RAS) for Land-Based Fish Farming: The
Effect on Water Quality and Fish Production. Aquacultural Engineering.
45:93-102.

14

Lampiran 1 Skema akuarium sistem resirkulasi pemeliharaan glass eel ikan sidat
Anguilla marmorata dengan pergantian air 30% dan 45% per hari

2
1

Keterangan
1. Kran Ganti Air
2. Saluran Aerasi
3. Saluran Pembuangan Air

3
Keterangan:
1. Airlift
2. Shelter
3. Dop Filter
4. Filter
: arah perputaran air

15

Lampiran 2 Analisis statistik kinerja produksi penelitian ikan sidat Anguilla


marmorata dengan pergantian air 30% dan 45% per hari yang
dipelihara dalam sistem resirkulasi selama 63 hari
Independent Samples Test
Parameter

Nilai P
homogenitas

Nilai t

Bobot rata-rata akhir (g)


Biomassa rata-rata akhir (g)
Derajat Kelangsungan hidup (%)
Laju pertumbuhan mutlak (g/hari)
Laju pertumbuhan spesifik (%)
Rasio konversi pakan
Koefisien keragaman bobot (%)

0,19
0,98
0,19
0,12
0,19
0,92
0,07

1,33
-0,18
-0,84
1,15
-0,84
-0,09
-0.54

Uji-t
db
4,00
4,00

4,00
4,00
4,00
4,00
4,00

P*
0,25
0,87
0,45
0,32
0,45
0,93
0,61

*P>0,05, berarti perlakuan pergantian air tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja produksi ikan
sidat.

Lampiran 3 Hasil pengukuran kualitas air penelitian ikan sidat Anguilla


marmorata dengan pergantian air 30% dan 45% per hari yang
dipelihara dalam sistem resirkulasi selama 63 hari
a. DO
Perlakuan
30%
30%
30%
45%
45%
45%

0
5,2
5,4
5,5
5,1
5,5
5,3

DO (mg/L) pada hari ke21


42
4,9
5,2
4,8
5,2
4,7
5,3
4,8
5,2
4,8
5,2
5,1
5,3

63
5,5
5,3
5,2
5,4
5,2
5,3

0
27,2
27,3
26,9
26,9
27
27

Suhu (oC) pada hari ke21


42
27,8
27
27,5
26,7
27,4
26,8
27,6
26,6
27,4
27,2
26,9
26,8

63
27,9
27,7
27,5
27,8
27,6
27,5

b. Suhu
Perlakuan
30%
30%
30%
45%
45%
45%

16

c. pH
Perlakuan
30%
30%
30%
45%
45%
45%

0
7,63
7,64
7,61
7,63
7,69
7,54

pH pada hari ke21


42
6,95
7,55
6,98
7,58
6,97
7,56
6,81
7,51
6,93
7,58
6,96
7,53

63
7,38
7,23
7,05
7,02
7,2
7,35

d. Nitrit
Perlakuan
30%
30%
30%
45%
45%
45%

Nitrit (mg/L) pada hari ke0


21
42
63
0,026706 0,116716 0,141444 0,011869
0,035608 0,106825 0,135509 0,002967
0,049456 0,094955 0,179031 0,040554
0,011869 0,162216 0,127596 0,114738
0,017804 0,132542 0,09001 0,034619
0,025717 0,075173 0,255193 0,005935

e. Amonia
Perlakuan
30%
30%
30%
45%
45%
45%

Amonia (mg/L) pada hari ke0


21
42
63
0,0029
0,0011
0,0006
0,0018
0,0033
0,0010
0,0024
0,0013
0,0022
0,0005
0,0029
0,0007
0,0016
0,0000
0,0045
0,0011
0,0103
0,0028
0,0018
0,0017
0,0026
0,0021
0,0052
0,0009

17

Lampiran 4 Analisis ekonomi pemeliharaan glass eel ikan sidat Anguilla


marmorata dengan sistem resirkulasi
Biaya Investasi
Fasilitas

Spesifikasi

Akuarium
Rak
Akuarium
Filter
Tandon 5000
L
Pompa
Sumur
Pompa Air
Genset
Selang
Instalasi
aerasi
Ember
Tabung
Oksigen
High Blower
Seser besar
Pipa paralon
Timbangan
digital
strefoam
seser kecil
instalasi
listrik
pompa
Total

Unit

Jumlah (unit)

Set
Unit
Unit
250 watt
100 watt
1000 watt
m
Unit
25 L
1000 L
120 watt
Unit
m
Unit
buah
buah
unit
buah

Umur
Teknis
(Tahun)

Harga

Harga Total (Rp)

30%
12

45%
12

(Rp)
450000

30%
5400000

45%
5400000

350000

350000

350000

12

12

90000

1080000

1080000

1500000

1500000

1500000

1500000

10

1500000

1500000

3
1
3

3
1
3

480000
1250000
24000

10
10
2

1440000
1250000
72000

1440000
1250000
72000

100000

100000

100000

45000

45000

45000

2000000

20

2000000

2000000

1
2
20

1
2
20

750000
12000
10000

10
2
10

750000
24000
200000

750000
24000
200000

1000000

1000000

1000000

4
12

4
12

65000
5000

2
3

260000
60000

260000
60000

600000

600000

600000

12

12

50000

600000
18.231.000

600000
18.231.000

Biaya tetap
Jumlah
Uraian
Tenaga Kerja
Biaya listrik
Sewa
Bangunan
PBB
Total

Harga Satuan (Rp)

Total Harga (Rp)

Satuan
bulan
60 hari
tahun
tahun

30%

45%

30%

45%

30%

45%

12
6

12
6

1500000
403909,8

1500000
404659,5

18000000
2423458,8

18000000
2427957

5000000

5000000

5000000

5000000

100000

100000

100000
25.523.459

100000
25.527.957

18

Biaya variabel
Uraian
Benih
artemia
Pakan pelet
Blood
worm
Klorin
Garam
Alkohol
kebutuhan
air

Satuan
g
g
g

Jumlah
30%
45%
2400
2400
45
45
2368
2364

Harga satuan (Rp)


30%
45%
1200
1200
600
600
270
270

Total harga (Rp)


30%
45%
11520000
11520000
108000
108000
2557440
2553120

12596

12688

25

25

1259600

1268800

L
kg
L

2
10
5

2
10
5

15000
90000
12000

15000
90000
12000

30000
900000
60000

30000
900000
60000

8212,5

12337

450

450

3695625

5551650

20130665

21991570

Total

Analisis usaha
Biomassa ikan akhir (g)
Harga Jual/gram

30%

45%

2.436,00

2.472,00

950

950

Total Penerimaan (Rp)

55.540.800

56.361.600

Biaya Investasi (Rp)


Biaya Tetap (Rp)

18.231.000
25.523.459

18.231.000
25.527.957

Biaya Variabel (Rp)

20.130.665

21.991.570

Biaya Total (Rp)

45.654.124

47.519.527

Keuntungan (Rp)

9.886.676

8.842.073

1,22

1,19

R/C rasio
PP (Tahun)
BEP harga (Rp)

1,84

2,06

40.033.547

41.861.951

19

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro tanggal 14 Juni 1993. Penulis merupakan anak
ketiga dari lima bersaudara. Pendidikan formal yang pernah dilalui penulis adalah
SDN 10 Metro Pusat (1999-2004), SMPN 1 Metro (2004-2008), dan SMAN 1
Metro (2008-2011). Penulis diterima menjadi mahasiswa Program Studi
Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Ujian Tulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2011.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif menjadi pengurus Dewan
Mushola Asrama Tingkat Persiapan Bersama IPB (2011-2012), Pengurus
Lembaga dakwah Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (2012-2013), Kepala
Sekolah Bimbingan Remaja dan Anak-anak (Birena) Al-Hurriyyah IPB (20132014), asisten praktikum mata kuliah Fisiologi dan Reproduksi Organisme
Akuatik (2014) dan asisten praktikum Pendidikan Agama Islam TPB IPB (20132014).
Penulis merupakan salah satu penerima beasiswa Alumni IPB angkatan 13
(2011), beasiswa Bank Mandiri Edukasi (2011-2013), beasiswa Cendekia
Lembaga Amil Zakat IPB (2014), dan beasiswa Bidik Misi (2014-2015). Penulis
pernah melakukan magang di Balai Budidaya Laut, Lampung, tahun 2013 dan
melaksanakan Praktik Lapangan Akuakultur pada tahun 2014 di CV. Mitra Bina
Usaha, Kp. Cipicung, Ds. Cibening, Kec. Pamijahan, Bogor dengan judul
Pendederan Ikan sidat Anguilla bicolor bicolor di CV Mitra Bina Usaha,
Cikampak, Bogor.
Tugas akhir dalam memperoleh gelar sarjana diselesaikan oleh penulis
dengan menyusun skripsi yang berjudul Kinerja Produksi Pendederan Glass
Eel Ikan Sidat Anguilla marmorata pada Sistem Resirkulasi dengan
Pergantian Air 30% dan 45% Per Hari.

Anda mungkin juga menyukai