RINGKASAN
DEDI ANWAR SIPAYUNG. Sex Reversal pada Ikan Nila Merah Oreochromis
sp. Melalui Pemberian Propolis yang Dicampur dalam Pakan Buatan. Dibimbing
oleh DINAR TRI SOELISTYOWATI dan KOMAR SUMANTADINATA.
Ikan nila merah Oreochromis sp. merupakan salah satu komoditas
perikanan air tawar yang disukai masyarakat pembudidaya ikan. Dalam usaha
budidaya ikan nila merah terdapat fenomena dimana laju pertumbuhan ikan jantan
lebih tinggi dibandingkan dengan betina dan terlalu cepatnya ikan matang gonad
(maturasi dini). Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan benih monoseks
jantan yaitu dengan metode sex reversal atau pengarahan kelamin. Hormon
pemicu yang biasa digunakan adalah hormon steroid androgen berupa 17methyltestosteron yang kini sudah dilarang penggunaanya. Penggunaan bahan
alami seperti propolis diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif karena
memiliki beberapa kelebihan, antara lain adalah mudah dalam penyiapan, aman
untuk dikonsumsi, dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan dosis propolis yang optimal untuk pengarahan kelamin jantan pada
juvenil ikan nila merah melalui pencampuran dalam pakan buatan.
Penelitian ini dilaksanakan pada Juli November 2009 bertempat di
Departemen Budidaya Perairan FPIK IPB dan Loka Riset Pemuliaan dan
Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar (LRPTBPAT) Sukamandi, Subang.
Dosis propolis yang diujikan adalah 0,6 ml/kg, 1,2 ml/kg, 1,8 ml/kg, 2,4 ml/kg,
dan 3,0 ml/kg, serta dosis 0 ml/kg sebagai kontrol. Pakan perlakuan dibuat dengan
mencampurkan propolis sesuai dosis dalam pakan berbentuk tepung. Pakan
perlakuan diberikan pada juvenil ikan nila merah selama 28 hari masa
pemeliharaan di akuarium. Pasca perlakuan ikan dipelihara dalam hapa di kolam
tanah selama 90 hari sampai jenis kelamin ikan sudah dapat dibedakan secara
visual. Parameter penelitian yang diukur meliputi derajat kelangsungan hidup
(SR), nisbah kelamin jantan, rasio konversi pakan (FCR), laju pertumbuhan harian
(SGR), abnormalitas, dan kualitas air (suhu, pH, DO, dan amoniak). Rancangan
percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis secara
statistik menggunakan program SPSS versi 16 dan diuji lanjut dengan
menggunakan Uji Duncan.
Perlakuan maskulinisasi dengan propolis meningkatkan nisbah kelamin
jantan secara nyata dibanding perlakuan kontrol (tanpa propolis). Namun, antar
perlakuan propolis tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
Penggunaan propolis dalam pakan buatan sebagai bahan untuk pengarahan jenis
kelamin jantan pada ikan nila merah efektif dengan tingkat keberhasilan
62.923.89 69.715.46 %, sedangkan pada kontrol 50.029.02 %. Pemberian
propolis tidak mempengaruhi derajat kelangsungan hidup, abnormalitas, rasio
konversi pakan, dan laju pertumbuhan harian.
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Departemen Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi
Departemen
Disetujui,
Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Diketahui,
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Tanggal Lulus:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada Juli November 2009 ini adalah
pengembangbiakan dan genetika ikan, dengan judul Sex Reversal pada Ikan
Nila Merah Oreochromis sp. Melalui Pemberian Propolis yang Dicampur
dalam Pakan Buatan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Penulis
Dedi Anwar Sipayung
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
I.
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 2
3
3
4
5
7
9
9
9
9
9
10
11
11
12
14
16
16
16
17
17
17
18
19
19
20
20
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Beberapa hasil penelitian mengenai sex reversal jantan
(maskulinisasi) pada ikan dan tingkat keberhasilannya .......................................
6
2. Parameter kualitas air dan waktu pengukuran .......................................................
14
3. Kualitas air media pemeliharaan pada percobaan pendahuluan ..........................
16
4. Persentase ikan nila merah abnormal (%) pada perlakuan
maskulinisasi dengan propolis .................................................................................
18
5. Kualitas air pemeliharaan ikan nila merah di akuarium pada
percobaan utama maskulinisasi dengan propolis ...................................................
20
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Laju pertumbuhan spesifik (%) ikan nila merah pada perlakuan
maskulinisasi dengan propolis ..................................................................................
20
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Analisis data nisbah kelamin jantan (%) ikan nila merah pada
perlakuan maskulinisasi dengan propolis ...............................................................
34
7.
8.
Analisis data rasio konversi pakan ikan nila merah pada perlakuan
maskulinisasi dengan propolis .................................................................................
36
9.
Analisis data laju pertumbuhan spesifik (%) ikan nila merah pada
perlakuan maskulinisasi dengan propolis ...............................................................
37
10. Data suhu harian selama perlakuan maskulinisasi ikan nila merah
dengan propolis ..........................................................................................................
38
11. Data DO (mg/L) selama perlakuan maskulinisasi ikan nila merah
39
dengan propolis ..........................................................................................................
12. Data pH dan NH3 (mg/L) selama perlakuan maskulinisasi ikan
40
nila merah dengan propolis ......................................................................................
13. Data biomass (gram) dan jumlah pakan (gram) per sampling pada
pemeliharaan pasca perlakuan maskulinisasi ikan nila merah
dengan propolis ..........................................................................................................
41
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan nila merah Oreochromis sp. merupakan salah satu komoditas ikan
konsumsi air tawar unggulan dan bernilai ekonomis penting. Ikan ini disukai
masyarakat karena dagingnya yang putih gempal dan warna tubuh yang menarik.
Nila merah menjadi semakin populer karena penampilannya yang mirip dengan
ikan kakap merah, sehingga nilainya di pasar lebih tinggi dibanding nila hitam
pada umumnya. Sama seperti ikan nila lainnya, nila merah juga memiliki
kelebihan yaitu pertumbuhan relatif cepat dan pemeliharaanya yang mudah karena
memiliki toleransi yang cukup lebar terhadap lingkungan yang buruk (Popma dan
Masser, 1999).
Dalam usaha budidaya ikan nila merah terdapat beberapa fenomena yang
kerap dihadapi oleh para pembudidaya, yaitu laju pertumbuhan ikan jantan lebih
tinggi dibandingkan dengan betina dan terlalu cepatnya ikan matang gonad
(maturasi dini). Maturasi dini menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi terhambat
karena energi tidak hanya digunakan untuk pertumbuhan tetapi juga untuk
perkembangan organ reproduksinya. Selain itu, matang gonad yang terlalu cepat
menyebabkan terjadinya peningkatan kepadatan populasi yang tidak rasional
karena adanya reproduksi yang tidak dikehendaki. Sistem budidaya monoseks
jantan, yaitu pemeliharaan ikan nila berjenis kelamin jantan saja menjadi alternatif
yang menguntungkan karena dapat menghindari maturasi dini dan meningkatkan
efisiensi.
Beberapa teknik yang telah dilakukan untuk memproduksi ikan nila
monoseks jantan adalah sexing manual (memisahkan secara manual jenis kelamin
berdasarkan pemeriksaan visual papila genital dari ikan juvenil), persilangan
antara dua spesies yang dipilih menghasilkan keturunan jantan semua, manipulasi
genetik, dan sex reversal melalui pemberian hormon kelamin (Phelps dan Popma,
2000). Teknik yang telah umum dilakukan adalah dengan sex reversal dengan
menggunakan hormon pemicu yaitu hormon steroid androgen berupa 17methyltestosterone (Arfah, 1997; Djaelani, 2007; Utomo, 2008). Namun,
penggunaan hormon tersebut kini telah diketahui mempunyai beberapa
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis propolis yang optimal
untuk pengarahan kelamin jantan pada juvenil ikan nila merah melalui
pencampuran dalam pakan buatan.
: Animalia
Filum
: Pisces
Ordo
: Perchomorphi
Famili
: Cichlidae
Genus
: Oreochromis
Spesies
: Oreochromis sp.
Bentuk tubuh ikan nila merah pipih dengan sirip punggung yang tajam.
Intensitas warna dipengaruhi oleh asal induk, tingkat kematangan gonad, dan
sumber pakan. Warna dominan tubuh ikan nila merah adalah merah menyala.
Struktur papila urogenital ikan nila merah menunjukkan jenis kelaminnya. Ikan
jantan memiliki dua lubang kecil dan sempit di bawah perutnya yaitu anus dan
urogenital, sedangkan betina memiliki tiga lubang, yaitu anus, lubang genital dan
muara ureter. Anus dapat mudah dibedakan karena bentuknya bundar (Popma dan
Masser, 1999).
Pada ikan nila merah, pejantan membuat sarang di dasar kolam, umumnya
pada kedalaman air yang kurang dari 2 m dan dipasangkan dengan beberapa induk
betina. Ikan nila termasuk kelompok mouth breeder dimana telur dibuahi pada
substrat yang kemudian segera diambil oleh induk betina untuk diinkubasi hingga
beberapa hari setelah menetas didalam mulutnya (Popma dan Masser, 1999).
Ikan nila merah lebih memiliki toleransi yang tinggi terhadap kondisi
lingkungan yang buruk dibandingkan ikan air tawar lainnya. Ikan ini tahan
terhadap kisaran salinitas yang tinggi (euryhaline), kisaran suhu yang tinggi
(thermohaline), oksigen terlarut rendah, dan konsentrasi amonia tinggi. Kisaran
kualitas air yang optimal untuk pemeliharaan ikan nila merah, yaitu suhu 29,4
31,1 oC, DO >2,0 mg/L, pH 6,0 9,0, dan NH3 < 0,2 mg/L. Sedangkan kualitas air
yang mematikan adalah suhu <18,3 oC dan >42,0 oC, DO <0,3 mg/L, pH <5,0 dan
>10,0 serta NH3 >0,6 mg/L (Popma dan Masser, 1999).
sex
reversal
buatan
dipengaruhi
oleh
ketepatan
Bahan
Metode
Ikan Uji
1.
Aromatase
Inhibitor
Aromatase
Inhibitor
Aromatase
Inhibitor
Aromatase
Inhibitor
Perendaman
embrio
Perendaman
induk
Pencampuran
pakan buatan
Perendaman
pakan alami
Artemia sp.
Perendaman
larva
Perendaman
induk
Perendaman
larva
Perendaman
larva
Pencampuran
pakan buatan
Nila merah
Oreochromis sp.
Guppy
Poecilia reticulata
Juvenil nila merah
Oreochromis sp.
Larva nila merah
Oreochromis sp.
2.
3.
4.
5.
6.
Aromatase
Inhibitor
Madu
7.
Madu
8.
Madu
9.
Propolis
Nila merah
Oreochromis sp.
Guppy
Poecilia reticulata
Guppy
Poecilia reticulata
Guppy
Poecilia reticulata
Guppy
Poecilia reticulata
Dosis
Optimal
20 mg/L
Hasil
(%)
82,22
50 mg/L
54,29
1500
mg/kg
1500
mg/L
78,63
1500
mg/L
60 mg/L;
10 jam
10 ml/L;
10 jam
5 ml/L;
10 jam
60 l/kg
73,09
70,46
59,50
46,90
46,99
55,17
Sumber
Nurlaela
(2002)
Mazzida
(2002)
Liana
(2005)
Tasdiq
(2005)
Barmudi
(2005)
Martati
(2006)
Djaelani
(2007)
Sukmara
(2007)
Ukhroy
(2008)
Pada ikan nila merah (Tabel 1), keberhasilan sex reversal tertinggi
diperoleh dengan teknik perendaman embrio menggunakan bahan sintetis
aromatase inhibitor (Nurlaela, 2002). Sedangkan pada ikan guppy, teknik
perendaman induk dengan bahan alami madu menghasilkan nisbah kelamin jantan
mendekati 60 %, demikian pula pada penggunaan propolis dengan teknik
pencampuran dalam pakan (55,17 %). Keberhasilan sex reversal masih bisa
ditingkatkan, terutama pada penggunaan bahan alami yang lebih aman bagi ikan
dan lingkungan.
3.2 Metode
3.2.1 Persiapan Wadah Pemeliharaan
Wadah untuk pemeliharaan ikan pada masa perlakuan (28 hari) adalah
akuarium berukuran 95,5 cm x 53,5 cm x 54,5 cm (Gambar 2, kiri). Sedangkan
untuk pembesaran menggunakan hapa berukuran 2 m x 2 m x 1 m di kolam tanah
berukuran 20 m x 10 m (Gambar 2, kanan). Untuk menyuplai oksigen, akuarium
dilengkapi dengan aerasi sedangkan kolam tanah dilengkapi inlet dan outlet. Ikan
dipelihara dalam hapa mulai umur 35 hari hingga mencapai ukuran panen.
Gambar 2. Wadah pemeliharaan juvenil ikan nila merah selama perlakuan dalam
akuarium (kiri) dan wadah pembesaran pasca perlakuan dalam hapa di
kolam tanah (kanan)
3.2.2 Pengadaan Ikan Uji
Ikan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah larva ikan nila merah
(Oreochromis sp.) berumur 5 hari setelah menetas dan masih memiliki kuning
telur, hasil pemijahan alami dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar
Gambar 4. Pakan perlakuan berbentuk tepung (kiri) dan pakan pasca perlakuan
berbentuk pellet (kanan)
air pada media pemeliharaan, setiap pagi hari dilakukan penyiponan kotoran dan
pergantian air sebanyak 30 % dari volume total.
Pasca perlakuan benih ikan nila merah dipelihara dalam hapa di kolam
tanah dan diberi pakan komersil tanpa campuran propolis. Pemeliharaan
dilakukan selama 90 hari sampai jenis kelamin ikan sudah dapat dibedakan secara
visual (Lampiran 2). Ikan nila merah jantan memiliki bentuk papila yang
memanjang dan agak runcing, sedangkan pada ikan betina papilanya membulat
dan lebih pendek.
SR (%)
Nt
x 100%
No
(Huisman, 1987).
Keterangan:
SR
No
Nt
IJ (%)
Ij
x 100% (Zairin, 2002).
Is
Keterangan:
IJ
Ij
Is
Abnormalitas
Abnormalitas merupakan persentase jumlah ikan yang abnormal secara
fisik dibandingkan dengan jumlah keseluruhan ikan. Abnormalitas dapat dihitung
dengan rumus:
IAb (%)
Iab
x 100% (Zairin, 2002).
Is
Keterangan:
IAb
= Abnormalitas (%)
Iab
Is
wt
wo
Keterangan:
wt
wo
membutuhkan pakan sebanyak 1,2 kg untuk menjadi daging sebanyak 1 kg. FCR
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
P
Wt Wo
FCR
(Huisman, 1987).
Keterangan:
FCR
Wt
Wo
Kualitas Air
Pengukuran parameter kualitas air dilakukan di awal perlakuan dan setiap
7 hari selama perlakuan di akuarium. Pengukuran kualitas air meliputi parameter
suhu, pH, DO, dan amoniak (Tabel 2). Khusus untuk perlakuan suhu, pengukuran
dilakukan setiap hari.
Tabel 2. Parameter kualitas air dan waktu pengukuran
No. Parameter Satuan
1.
2.
3.
4.
Suhu
pH
DO
Amoniak
mg/L
mg/L
Alat
Pengukur
DO meter
pH meter
Termometer
Biuret
Metode
Pembacaan skala
Pembacaan skala
Pembacaan skala
Titrasi
Waktu
Pengukuran
Harian
Per 7 hari
Per 7 hari
Per 7 hari
Keterangan:
Yij
= rataan umum
ij
90,00
80,00
64,67
68,00
1,0 ml/kg
2,0 ml/kg
3,0 ml/kg
63,33
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
Dosis Propolis
Gambar 5. Derajat kelangsungan hidup (%) juvenil ikan nila merah pada
percobaan pendahuluan
Tabel 3. Kualitas air media pemeliharaan pada percobaan pendahuluan
Awal Percobaan
Selama Percobaan
Parameter
Pendahuluan
Pendahuluan
Suhu (C)
26,0
26,0
pH
7,14
6,80 7,35
DO (mg/L)
6,80
4,3 5,7
Amoniak (mg/L)
0,0016
0,0013 0,0117
Berdasarkan kisaran derajat kelangsungan hidup dan kualitas air pada
percobaan pendahuluan (Tabel 3), maka dosis maksimal propolis yang digunakan
untuk percobaan maskulinisasi adalah 3,0 ml/kg pakan. Dengan selang 0,6 ml
setiap penurunan tingkat dosis, maka dosis yang diujikan adalah 0,6 ml, 1,2 ml,
1,8 ml, 2,4 ml, dan 3,0 ml/kg pakan, serta dosis 0 ml/kg pakan sebagai kontrol.
100,00
98,50
97,50
96,00
94,00
99,00
94,50
90,00
80,00
70,00
73,00
55,88
60,00
56,50
61,13
62,63
62,38
50,00
40,00
30,00
20,00
p
a
Perlakuan
Perlakuan
Pembesaran
Pasca
Perlakuan
10,00
0,00
0 ml/kg 0,6 ml/kg 1,2 ml/kg 1,8 ml/kg 2,4 ml/kg 3,0 ml/kg
Dosis Propolis
Gambar 6. Derajat kelangsungan hidup (%) juvenil ikan nila merah pada
perlakuan dan pasca perlakuan maskulinisasi dengan propolis
4.1.2.2 Nisbah Kelamin Jantan
Nisbah kelamin jantan ikan nila merah yang dihasilkan melalui
maskulinisasi dengan pencampuran propolis dalam pakan buatan bervariasi antara
62,923,89 69,715,46 %, lebih tinggi dibanding kontrol sebesar 50,029,02 %
(Gambar 7). Persentase jantan berbeda nyata antara kontrol (0 ml/kg) dengan
dosis perlakuan lainnya, namun diantara dosis 0,6 ml/kg, 1,2 ml/kg, 1,8 ml/kg, 2,4
ml/kg, dan 3,0 ml/kg tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (Lampiran 6).
100,00
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
64,89
62,92
65,75
67,60
69,71
50,02
0 ml/kg
0,6 ml/kg 1,2 ml/kg 1,8 ml/kg 2,4 ml/kg 3,0 ml/kg
Dosis Propolis
Gambar 7. Nisbah kelamin jantan (%) ikan nila merah pada perlakuan
maskulinisasi dengan propolis
4.1.2.3 Abnormalitas
Persentase ikan abnormal (abnormalitas) pada perlakuan maskulinisasi
dengan pencampuran propolis dalam pakan buatan bervariasi antara 1,893,55
6,685,17% (Tabel 4). Abnormalitas tidak menunjukkan perbedaan yang nyata
antar perlakuan (Lampiran 7). Abnormalitas yang ditemukan diantaranya pada
penampilan mulut yang tidak proporsional (Gambar 8).
Tabel 4. Persentase ikan nila merah abnormal (%) pada perlakuan maskulinisasi
dengan propolis
Dosis Propolis
Persentase Ikan Abnormal (%)
0 ml/kg
1,89 3,55a
0,6 ml/kg
4,15 2,61a
1,2 ml/kg
4,11 4,34a
1,8 ml/kg
6,68 5,17a
2,4 ml/kg
2,83 2,32a
3,0 ml/kg
2,57 2,69a
Gambar 8. Ikan nila merah dengan mulut normal (kiri) dan abnormal (kanan)
1,11
0 ml/kg
1,22
1,14
1,13
1,15
1,18
0,6 ml/kg 1,2 ml/kg 1,8 ml/kg 2,4 ml/kg 3,0 ml/kg
Dosis Propolis
Gambar 9.
Gambar 10. Laju pertumbuhan spesifik (%) ikan nila merah pada perlakuan
maskulinisasi dengan propolis
4.1.2.6 Parameter Kualitas Air
Pengukuran parameter kualitas air dilakukan pada awal perlakuan dan
setiap 7 hari sekali (Tabel 5), kecuali suhu diukur setiap hari (Lampiran 10 12).
Parameter kualitas air berfluktuasi selama perlakuan namun masih berada dalam
batas yang dapat ditolerir oleh juvenil ikan nila merah, yaitu: suhu 23,5 28,5 C,
pH 5,49 7,79, DO 3,7 7,5 mg/L, dan amoniak maksimal 0,0048 mg/L.
Tabel 5. Kualitas air pemeliharaan ikan nila merah di akuarium pada percobaan
utama maskulinisasi dengan propolis
Parameter
Awal Perlakuan
Selama Perlakuan
Suhu (C)
24,5 26,0
23,5 28,5
pH
7,01
5,49 7,79
DO (mg/L)
7,00
3,70 7,50
Amoniak (mg/L)
0,0010
0,0000 0,0048
4.2 Pembahasan
Dosis propolis tertinggi yang diujikan dalam percobaan ini (3,0 ml/kg
pakan) masih bisa ditolerir oleh ikan dengan menunjukkan derajat kelangsungan
hidup selama perlakuan lebih dari 60,00 %. Keberhasilan maskulinisasi jantan
antar perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Beberapa faktor yang
mempengaruhi FCR antara lain adalah palatabilitas pakan, suhu lingkungan,
kepadatan ikan, dan dampak positif kolam tanah yang mendukung tumbuhnya
pakan alami. Laju pertumbuhan spesifik pada penelitian ini yang tidak berbeda
nyata diduga karena waktu pemeliharaannya yang relatif singkat. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan di Universitas Wageningen, dikatakan bahwa perbedaan
laju pertumbuhan antara ikan nila jantan dengan ikan nila betina baru terlihat
setelah jangka waktu pemeliharaan 150 hari (Rutten, 2005).
Menurut Popma dan Masser (1999), kisaran kualitas air yang optimal
untuk pemeliharaan ikan nila merah adalah: suhu 29,4 31,1 oC, DO >2,0 mg/L,
pH 6,0 9,0, dan NH3 < 0,2 mg/L. Sedangkan kualitas air yang mematikan adalah
suhu <18,3 oC dan >42,0 oC, DO <0,3 mg/L, pH <5,0 dan >10,0 serta NH3 >0,6
mg/L (Popma dan Masser, 1999). Parameter kualitas air saat perlakuan masih
berada pada kisaran suhu 23,5 28,5 C, pH 5,49 7,79, DO 3,7 7,5 mg/L, dan
amoniak 0 0,0048 mg/L. Faktor lingkungan seperti suhu, DO, pH, dan amoniak
erat hubungannya dengan derajat kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan nila
merah. Kisaran kualitas air yang termasuk optimal ini memungkinkan ikan dapat
tumbuh dengan baik dan normal.
5.2 Saran
Penggunaan dosis propolis untuk maskulinisasi ikan nila merah melalui
teknik pencampuran dalam pakan buatan dapat menggunakan dosis 0,6 ml/kg
pakan.
DAFTAR PUSTAKA
Arfah, H. 1997. Efektivitas Hormon 17-Metiltestosteron dengan Metode
Perendaman Induk terhadap Nisbah Kelamin dan Fertilitas Keturunan Ikan
Gapi (Poecilia reticulata). [Tesis]. Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Barmudi, I. 2005. Efektivitas Aromatase Inhibitor terhadap Sex Reversal Ikan
Nila Merah (Oreochromis sp.) dalam Suhu Media 33oC. [Skripsi].
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Brodie, A., Q. Ling, and B. Long. 1999. Aromatase and Its Inhibitors. Journal of
Steroid Biochemistry and Molecular Biology 69: 205-210.
Davis, R. B., B. A. Simco, C. A. Groudie, N. C. Parker, W. Couldwell, and P.
Snellgrove. 1990. Hormonal Sex Manipulation and Evidence for Female
Homogamety on Channel Catfish. General and Comparative
Endocrinology 78: 218-223.
Dean, W. 2004. Chrysin: It Is An Effective Aromatase Inhibitor? Vitamin
Research Products. http://www.vrp.com [16 Februari 2010].
Devlin, R. H. and Nagahama, Y. 2002. Sex Determination and Sex Differentiation
in Fish: An Overview of Genetic, Physiological, and Environmental
Influences. Aquaculture 208: 191-364.
Djaelani, F. 2007. Pengaruh Dosis Madu terhadap Pengarahan Kelamin Jantan
pada Ikan Gapi (Poecilia reticulata Peters) dengan Metode Perendaman
Larva. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Greenaway, W., S. English, and F. R. Whatley. 1990. Phenolic Composition of
Bud Exudates of Populus Deltoides, in Zeithschrifffur Naturforschung 45:
587-593. UK.
Huisman, E. A. 1987. Principle of Fish Production. Department of Fish Culture
and Fisheries. Wageningen Agricultural University, Netherlands.
Kartal, M., S. Kaya, and S. Kurucu. 2002. GC-MS Analysis of Propolis Sample
from Two Regions of Turkey. Ankara University, Faculty Pharmacy,
Departement of Pharmacognosy. Turkey.
Kwon, J. Y., V Hashpanah, L. M. Hurtado, B. McAndrew, and D. Penman. 2000.
Masculinization of Genetic Female Nile Tilapia (Oreochromis niloticus)
by Dietary Administration of an Aromatase Inhibitor During Sexual
Differentiation. Journal of Experimental Zoology 287: 46-53.
LAMPIRAN
Dorsal Spines
Dorsal Fin
Caudal Fin (Tail)
Pectoral Fin
Pelvic Spines
Anal Fin
Anal Spines
Pelvic Fin
Lampiran 3.
1,0 ml/kg
63,33 7,57a
2,0 ml/kg
37
74,00
28
56,00
32
64,00
64,67 9,02a
3,0 ml/kg
33
66,00
35
70,00
34
68,00
68,00 2,00a
Perlakuan
Rataan (%)
Catatan: Angka yang diikuti huruf superscript yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05); rata-rata st. dev
(n: jumlah ikan hidup)
b. Analisis ragam (Anova)
Between Groups
Within Groups
Sum of Squares
df
Mean Square
Sig.
34.667
17.333
0.364
0.709
285.333
47.556
Total
320.000
8
Kesimpulan: P>0.05 berarti perlakuan propolis tidak berpengaruh nyata terhadap
derajat kelangsungan hidup juvenil ikan nila merah pada percobaan
pendahuluan (penentuan dosis propolis).
Lampiran 4.
0 ml/kg
n
149
0,6 ml/kg
93
46,50
101
50,50
115
57,50
1,2 ml/kg
102
51,00
112
56,00
82
1,8 ml/kg
74
37,00
120
60,00
2,4 ml/kg
131
65,50
136
3,0 ml/kg
122
61,00
115
Rataan (%)
4
66,00
73,00 5,05a
138
69,00
55,88 9,86a
41,00
156
78,00
56,50 15,63a
114
57,00
181
90,50
61,13 22,08a
68,00
83
41,50
151
75,50
62,63 14,71a
57,50
112
56,00
150
75,00
62,38 8,67a
Catatan: Angka yang diikuti huruf superscript yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05); rata-rata st. dev
(n: jumlah ikan hidup)
b. Analisis ragam (Anova)
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
df
Mean Square
760.083
152.017
3439.250
18
191.069
Sig.
0.796 0.567
Total
4199.333
23
Kesimpulan: P>0.05 berarti perlakuan propolis tidak berpengaruh nyata terhadap
derajat kelangsungan hidup ikan nila merah selama perlakuan
maskulinisasi dengan propolis.
Lampiran 5.
0 ml/kg
n
50
0,6 ml/kg
46
92,00
48
96,00
49
98,00
1,2 ml/kg
49
98,00
48
96,00
49
1,8 ml/kg
45
90,00
46
92,00
2,4 ml/kg
49
98,00
49
3,0 ml/kg
44
88,00
49
Rataan (%)
4
100,00
98,50 1,91a
49
98,00
96,00 2,83a
98,00
49
98,00
97,50 1,00a
50
100,00
47
94,00
94,00 4,32a
98,00
50
100,00
50
100,00
99,00 1,15a
98,00
50
100,00
46
92,00
94,50 5,51a
Catatan: Angka yang diikuti huruf superscript yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05); rata-rata st. dev
(n: jumlah ikan hidup)
b. Analisis ragam (Anova)
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
df
Mean Square
86.833
17.367
189.000
18
10.500
Sig.
1.654 0.197
Total
275.833
23
Kesimpulan: P>0.05 berarti perlakuan propolis tidak berpengaruh nyata terhadap
derajat kelangsungan hidup ikan nila merah pasca perlakuan
maskulinisasi dengan propolis.
Lampiran 6.
Analisis data nisbah kelamin jantan (%) ikan nila merah pada
perlakuan maskulinisasi dengan propolis
Ulangan ke-
Rataan (%)
Stok
0 ml/kg
0,6 ml/kg
20
34
40,00
73,91
22
32
45,83
66,67
29
35
59,18
71,43
30
29
60,00
59,18
138
41
45,10
53,25
50,02 9,02a
64,89 8,59b
1,2 ml/kg
28
57,14
31
64,58
33
67,35
30
61,22
64,29
62,92 3,89b
1,8 ml/kg
30
66,67
28
60,87
29
58,00
38
80,85
58
62,37
65,75 9,00b
2,4 ml/kg
29
59,18
34
69,39
48
96,00
30
60,00
47
53,41
67,60 16,88b
3,0 ml/kg
29
65,91
34
69,39
37
74,00
29
63,04
32
76,19
69,71 5,46b
Catatan: Angka yang diikuti huruf superscript yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05); rata-rata st. dev
(n: jumlah ikan jantan)
b. Analisis ragam (Anova)
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
1143.712
228.742
Within Groups
1819.244
24
75.802
Sig.
3.018 0.030
Total
2962.957
29
Kesimpulan: P<0.05 berarti perlakuan propolis berpengaruh nyata terhadap
nisbah kelamin jantan pada perlakuan maskulinisasi dengan
propolis.
c. Hasil uji lanjut Duncan
Perlakuan
0
ml/kg
1.2 ml/kg
62.9160
0.6 ml/kg
64.8880
1.8 ml/kg
65.7520
2.4 ml/kg
65.8500
3.0 ml/kg
69.4160
Sig.
50.0220
1.000
0.302
Lampiran 7.
Ulangan ke-
Rataan (%)
Stok
0 ml/kg
0,00
0,00
8,16
0,00
1,31
1,89 3,55a
0,6 ml/kg
6,52
6,25
4,08
0,00
3,90
4,15 2,61a
1,2 ml/kg
10,20
6,25
4,08
0,00
0,00
4,11 4,34a
1,8 ml/kg
15,56
4,35
6,00
2,13
5,38
6,68 5,17a
2,4 ml/kg
2,04
6,12
2,00
4,00
0,00
2,83 2,32a
3,0 ml/kg
0,00
6,12
0,00
4,35
2,38
2,57 2,69a
Catatan: Angka yang diikuti huruf superscript yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05); rata-rata st. dev
(n: jumlah ikan abnormal)
b. Analisis ragam (Anova)
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
df
Mean Square
72.817
14.563
310.805
24
12.950
Sig.
1.125 0.374
Total
383.622
29
Kesimpulan: P>0.05 berarti perlakuan propolis tidak berpengaruh nyata terhadap
abnormalitas ikan nila merah pada perlakuan maskulinisasi dengan
propolis.
Lampiran 8.
Analisis data rasio konversi pakan ikan nila merah pada perlakuan
maskulinisasi dengan propolis
0 ml/kg
n
50
1,15
0,6 ml/kg
46
1,28
49
1,36
49
1,18
49
1,07
1,22 0,13a
1,2 ml/kg
49
1,22
49
1,21
49
1,06
49
1,06
1,14 0,09a
1,8 ml/kg
45
1,12
50
1,13
50
1,25
47
1,02
1,13 0,09a
2,4 ml/kg
49
1,15
50
1,18
50
1,17
50
1,09
1,15 0,04a
3,0 ml/kg
44
1,10
50
1,19
50
1,20
46
1,21
1,18 0,05a
Perlakuan
1
Rataan
n
50
4
1,07
1,11 0,03a
Catatan: Angka yang diikuti huruf superscript yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05); rata-rata st. dev
(n: jumlah ikan)
b. Analisis ragam (Anova)
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
0.034
0.007
Within Groups
0.114
18
0.006
F
1.063
Sig.
0.413
Total
0.148
23
Kesimpulan: P>0.05 berarti perlakuan propolis tidak berpengaruh nyata terhadap
rasio konversi pakan ikan nila merah pada perlakuan maskulinisasi
dengan propolis.
Lampiran 9.
Analisis data laju pertumbuhan spesifik (%) ikan nila merah pada
perlakuan maskulinisasi dengan propolis
Rataan
(%)
ml/kg
50
2,15
49
3,15
49
2,74
50
2,55
2,65 0,42a
0,6 ml/kg
46
2,59
49
2,41
49
2,63
49
2,99
2,66 0,24a
1,2 ml/kg
49
2,22
49
2,50
49
2,62
49
2,86
2,55 0,27a
1,8 ml/kg
45
2,69
50
2,71
50
2,46
47
2,66
2,63 0,12a
2,4 ml/kg
49
2,50
50
2,45
50
2,33
50
2,53
2,45 0,09a
3,0 ml/kg
44
2,53
50
2,91
50
2,88
46
2,82
2,78 0,17a
Catatan: Angka yang diikuti huruf superscript yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05); rata-rata st. dev
(n: jumlah ikan)
b. Analisis ragam (Anova)
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
0.015
0.003
Within Groups
0.054
18
0.003
F
0.992
Sig.
0.450
Total
0.069
23
Kesimpulan: P>0.05 berarti perlakuan propolis tidak berpengaruh nyata terhadap
laju pertumbuhan spesifik kan nila merah pada perlakuan
maskulinisasi dengan propolis.
Lampiran 10. Data suhu harian selama perlakuan maskulinisasi ikan nila merah
dengan propolis
Waktu
H0
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
H8
H9
H 10
H 11
H 12
H 13
H 14
Jam
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
Suhu (0C)
24,5
25,0
26,0
23,5
25,5
26,0
23,5
25,5
26,0
24,5
25,5
26,0
24,5
26,5
27,4
25,0
25,7
27,4
25,5
26,3
27,7
25,5
26,3
27,5
26,0
27,5
28,5
26,3
27,5
28,0
26,0
27,5
28,0
26,0
27,0
28,0
26,5
27,0
28,0
26,0
27,0
28,0
25,5
26,5
27,0
Waktu
H 15
H 16
H 17
H 18
H 19
H 20
H 21
H 22
H 23
H 24
H 25
H 26
H 27
H 28
Jam
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
06.00
12.00
18.00
Suhu (0C)
25,0
26,0
27,5
24,0
25,0
27,0
25,0
26,0
27,5
25,0
26,0
27,5
25,0
26,0
27,5
25,5
26,5
28,0
26,0
26,8
28,2
25,0
26,5
27,5
25,0
26,5
27,5
26,0
27,0
28,5
26,0
27,5
28,5
26,0
27,5
28,5
26,5
28,0
29,0
27,0
28,0
29,0
Lampiran 11. Data DO (mg/L) selama perlakuan maskulinisasi ikan nila merah dengan propolis
Perlakuan Ulangan
0 ml/kg
(kontrol)
0,6 ml/kg
1,2 ml/kg
1,8 ml/kg
2,4 ml/kg
3,0 ml/kg
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
H0: Sampling 1
H7: Sampling 2
H14: Sampling 3
H21: Sampling 4
H28: Sampling 5
06.00 12.00 18.00 06.00 12.00 18.00 06.00 12.00 18.00 06.00 12.00 18.00 06.00 12.00 18.00
7,0
7,1
7,0
6,0
6,8
6,9
5,9
5,2
5,3
5,6
5,0
5,2
4,2
4,5
7,5
7,0
7,1
7,0
5,7
6,0
6,3
5,7
5,3
5,2
5,0
4,8
4,7
4,1
4,0
4,0
7,0
7,1
7,0
5,5
6,0
6,8
5,9
5,4
5,3
5,0
4,8
4,7
3,8
3,7
3,7
7,0
7,1
7,0
5,2
6,4
6,4
5,8
5,3
5,4
5,0
4,6
4,7
3,7
3,8
3,8
7,0
7,1
7,0
6,2
6,8
6,8
5,5
5,6
5,5
5,8
6,0
5,8
5,3
5,5
7,1
7,0
7,1
7,0
6,0
6,6
6,6
5,7
5,3
5,2
5,6
5,6
5,4
5,0
4,9
7,1
7,0
7,1
7,0
5,9
6,9
7,0
5,9
5,4
5,3
5,3
5,9
5,8
4,8
4,7
8,3
7,0
7,1
7,0
6,2
7,0
7,0
5,8
5,3
5,4
5,7
5,9
5,9
4,7
4,9
7,9
7,0
7,1
7,0
6,0
6,6
6,5
5,5
5,5
5,4
6,1
5,3
5,5
4,3
4,1
5,7
7,0
7,1
7,0
5,6
6,4
6,5
5,5
5,6
5,5
6,0
5,6
6,0
5,4
5,6
6,1
7,0
7,1
7,0
5,8
6,5
6,6
5,5
5,5
5,4
5,7
6,2
6,0
5,7
5,9
6,8
7,0
7,1
7,0
5,8
6,7
6,5
5,9
5,3
5,4
5,3
5,9
5,3
4,8
4,4
7,7
7,0
7,1
7,0
6,1
6,7
6,8
5,6
5,5
5,5
5,7
6,0
6,0
5,2
5,6
6,6
7,0
7,1
7,0
6,3
6,9
6,8
5,8
5,6
5,4
5,5
5,7
5,8
5,3
5,4
6,3
7,0
7,1
7,0
6,2
7,1
7,1
5,8
5,4
5,6
5,5
5,8
5,8
5,6
5,7
6,5
7,0
7,1
7,0
6,2
7,0
6,8
5,7
5,3
5,4
5,5
5,3
5,8
4,9
4,8
7,1
7,0
7,1
7,0
6,2
6,7
6,6
5,5
5,4
5,4
6,0
5,4
5,8
5,4
5,5
5,8
7,0
7,1
7,0
6,0
6,6
6,7
5,6
5,5
5,5
5,6
5,9
5,6
5,1
5,4
6,7
7,0
7,1
7,0
6,1
6,9
6,9
5,6
5,5
5,4
5,6
6,0
5,9
5,5
5,7
6,3
7,0
7,1
7,0
6,2
7,0
6,9
5,7
5,4
5,5
5,5
5,6
5,9
4,8
4,9
7,1
7,0
7,1
7,0
6,5
7,0
7,0
5,8
5,5
5,4
5,3
5,9
5,9
4,9
4,7
6,1
7,0
7,1
7,0
6,0
6,7
6,7
5,8
5,5
5,5
5,3
5,7
5,6
5,7
5,5
6,6
7,0
7,1
7,0
6,2
6,7
6,8
5,8
5,4
5,4
5,3
5,3
5,7
5,3
5,0
7,2
7,0
7,1
7,0
5,5
6,0
6,4
5,9
5,2
5,3
5,1
5,5
5,9
4,9
4,8
7,4
Lampiran 12. Data pH dan NH3 (mg/L) selama perlakuan maskulinisasi ikan nila merah dengan propolis
Perlakuan
0 ml/kg
(kontrol)
0,6 ml/kg
1,2 ml/kg
1,8 ml/kg
2,4 ml/kg
3,0 ml/kg
Ulangan
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
H0: Sampling 1
pH
NH3
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
7,01
0,001012
H7: Sampling 2
pH
NH3
6,78
0,001234
6,87
0,001176
6,90
0,002260
6,98
0,001874
6,81
0,000625
6,79
0,000454
7,79
0,000618
6,81
0,001904
6,84
0,000349
6,78
0,000384
6,80
0,000964
6,81
0,001177
6,86
0,002168
6,81
0,001919
6,77
0,000502
6,81
0,001250
6,80
0,001642
6,72
0,000381
6,83
0,000329
6,76
0,000962
6,79
0,001059
6,79
0,000630
6,80
0,000258
6,80
0,000706
H14: Sampling 3
pH
NH3
7,38
0,003139
6,42
0,000000
6,55
0,000000
6,69
0,000157
7,42
0,003313
7,40
0,001764
7,36
0,003004
7,31
0,002524
7,36
0,004148
7,40
0,002772
7,40
0,001915
7,35
0,002444
7,46
0,003641
7,46
0,002506
7,39
0,002884
7,37
0,001741
7,45
0,003282
7,45
0,003982
7,47
0,002482
7,30
0,002790
7,44
0,004038
7,38
0,003335
7,24
0,001423
7,39
0,003679
H21: Sampling 4
pH
NH3
6,75
0,000474
6,83
0,000736
7,22
0,002850
6,83
0,001041
6,79
0,000579
6,88
0,001199
7,02
0,001878
6,13
0,000000
6,83
0,000706
7,03
0,001143
6,86
0,000912
6,81
0,001978
6,91
0,001068
6,93
0,001301
6,90
0,001803
6,58
0,000000
6,91
0,001377
6,91
0,001584
6,83
0,000624
6,48
0,000000
6,95
0,001436
6,80
0,000934
6,30
0,000000
6,74
0,000903
H28: Sampling 5
pH
NH3
6,10
0,000000
6,62
0,000000
6,83
0,004819
6,82
0,002946
6,81
0,001207
6,47
0,000000
6,50
0,000000
5,93
0,000000
6,71
0,000620
6,79
0,000720
6,77
0,000662
5,49
0,000000
6,85
0,001096
6,60
0,000000
6,42
0,000000
6,72
0,000135
6,87
0,002481
6,78
0,003864
6,83
0,000609
5,63
0,000000
6,39
0,000000
6,41
0,000000
5,91
0,000000
6,02
0,003723
Lampiran 13. Data biomass (gram) dan jumlah pakan (gram) per sampling pada pemeliharaan pasca perlakuan (pembesaran di kolam
tanah) maskulinisasi ikan nila merah dengan propolis
PERLAKUAN
0 ml/kg
(kontrol)
0,6 ml/kg
1,2 ml/kg
1,8 ml/kg
2,4 ml/kg
3,0 ml/kg
ULANGAN
1
2
3
4
RATAAN
1
2
3
4
RATAAN
1
2
3
4
RATAAN
1
2
3
4
RATAAN
1
2
3
4
RATAAN
1
2
3
4
RATAAN
Sampling 1
BM
(gram)
586,75
355,72
485,49
448,71
469,17
472,88
511,55
486,33
403,70
468,62
593,63
521,72
542,91
434,20
523,12
532,72
503,55
539,91
407,00
495,80
548,79
518,70
527,87
405,71
500,27
522,67
551,94
528,77
435,72
509,78
BM
(gram)
999,14
727,67
762,10
801,98
822,72
786,23
850,07
792,79
764,58
798,42
877,04
757,62
897,86
796,44
832,24
842,09
864,36
817,82
691,51
803,95
857,01
867,16
876,42
676,12
819,18
830,40
878,46
828,78
783,44
830,27
Sampling 2
Pakan
BM
(gram)
(gram)
312,50
412,39
312,50
371,95
312,50
276,61
312,50
353,27
353,56
312,50
313,35
312,50
338,52
312,50
306,46
312,50
360,88
329,80
312,50
283,41
312,50
235,90
312,50
354,95
312,50
362,24
309,13
312,50
309,37
312,50
360,81
312,50
277,91
312,50
284,51
308,15
312,50
308,22
312,50
348,46
312,50
348,55
312,50
270,41
318,91
312,50
307,73
312,50
326,52
312,50
300,01
312,50
347,72
320,50
FCR
0,76
0,84
1,13
0,88
0,90
1,00
0,92
1,02
0,87
0,95
1,10
1,32
0,88
0,86
1,04
1,01
0,87
1,12
1,10
1,02
1,01
0,90
0,90
1,16
0,99
1,02
0,96
1,04
0,90
0,98
BM
(gram)
1.421,00
1.241,00
1.331,70
1.307,60
1.325,33
1.163,10
1.310,50
1.218,90
1.288,70
1.245,30
1.352,00
1.318,60
1.374,80
1.277,90
1.330,83
1.309,50
1.328,50
1.247,00
1.262,00
1.286,75
1.290,60
1.362,00
1.336,90
1.231,60
1.305,28
1.344,20
1.339,00
1.288,60
1.211,00
1.295,70
Sampling 3
Pakan BM
(gram)
(gram)
771,50
834,25
771,50
885,28
771,50
846,21
771,50
858,89
856,16
771,50
690,22
771,50
798,95
771,50
732,57
771,50
885,00
776,69
771,50
758,37
771,50
796,88
771,50
831,89
771,50
843,70
807,71
771,50
776,78
771,50
824,95
771,50
707,09
771,50
855,00
790,96
771,50
741,81
771,50
843,30
771,50
809,03
771,50
825,89
805,01
771,50
821,53
771,50
787,06
771,50
759,83
771,50
775,28
785,93
FCR
0,92
0,87
0,91
0,90
0,90
1,12
0,97
1,05
0,87
1,00
1,02
0,97
0,93
0,91
0,96
0,99
0,94
1,09
0,90
0,98
1,04
0,91
0,95
0,93
0,96
0,94
0,98
1,02
1,00
0,98
BM
(gram)
1.835,00
1.730,00
1.809,00
1.803,00
1.794,25
1.556,00
1.809,00
1.690,00
1.803,00
1.714,50
1.805,00
1.740,00
1.873,00
1.804,00
1.805,50
1.765,00
1.794,00
1.730,00
1.804,00
1.773,25
1.853,00
1.845.00
1.810,00
1.768,00
1.819,00
1.823,00
1.800,00
1.706,00
1.738,00
1.766,75
Sampling 4
Pakan
BM
(gram)
(gram)
1.375,00 1.248,25
1.375,00 1.374,28
1.375,00 1.323,51
1.375,00 1.354,29
1.325,08
1.375,00 1.083,12
1.375,00 1.297,45
1.375,00 1.203,67
1.375,00 1.399,30
1.245,89
1.375,00 1.211,37
1.375,00 1.218,28
1.375,00 1.330,09
1.375,00 1.369,80
1.282,39
1.375,00 1.232,28
1.375,00 1.290,45
1.375,00 1.190,09
1.375,00 1.397,00
1.277,46
1.375,00 1.304,21
1,375.00 1.326,30
1.375,00 1.282,13
1.375,00 1.362,29
1.318,73
1.375,00 1.300,33
1.375,00 1.248,06
1.375,00 1.177,23
1.375,00 1.302,28
1.256,98
FCR
1,10
1,00
1,04
1,02
1,04
1,27
1,06
1,14
0,98
1,11
1,14
1,13
1,03
1,00
1,08
1,12
1,07
1,16
0,98
1,08
1,05
1,04
1,07
1,01
1,04
1,06
1,10
1,17
1,06
1,10
BM
(gram)
2.358,70
2.199,40
2.353,70
2.356,30
2.317,03
2.065,30
2.009,70
2.216,40
2.322,10
2.153,38
2.264,90
2.209,30
2.465,40
2.361,20
2.325,20
2.352,50
2.308,50
2.180,30
2.401,30
2.310,65
2.323,00
2.255,80
2.271,70
2.275,00
2.281,38
2.382,90
2.269,40
2.226,70
2.124,50
2.250,88
Sampling 5 (akhir)
Pakan
BM
(gram)
(gram)
2.043,14 1.771,95
2.043,14 1.843,68
2.043,14 1.868,21
2.043,14 1.907,59
1.847,86
2.043,14 1.592,42
2.043,14 1.498,15
2.043,14 1.730,07
2.043,14 1.918,40
1.684,76
2.043,14 1.671,27
2.043,14 1.687,58
2.043,14 1.922,49
2.043,14 1.927,00
1.802,09
2.043,14 1.819,78
2.043,14 1.804,95
2.043,14 1.640,39
2.043,14 1.994,30
1.814,86
2.043,14 1.774,21
2.043,14 1.737,10
2.043,14 1.743,83
2.043,14 1.869,29
1.781,11
2.043,14 1.860,23
2.043,14 1.717,46
2.043,14 1.697,93
2.043,14 1.688,78
1.741,10
FCR
1,15
1,11
1,09
1,07
1,11
1,28
1,36
1,18
1,07
1,22
1,22
1,21
1,06
1,06
1,14
1,12
1,13
1,25
1,02
1,13
1,15
1,18
1,17
1,09
1,15
1,10
1,19
1,20
1,21
1,18