Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai
dengan tanda tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung
hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada
masa demam maka biasanya menunjukan prognosis yang buruk.
e. Klasifikasi
Klasifikasi DHF berdasarkan patokan dari WHO (1999) DBD dibagi menjadi 4 derajat:
Derajat I
1) Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan uji torniquet (+),
trombositopenia dan hemokonsentrasi.
2) Derajat II
Derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau di tempat lain.
3) Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah
(hipotensi), gelisah, sianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari.
4) Derajat IV
Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
5) Dengue Shock Syndrome ( DSS )
Dengue shock syndrome ( DSS ) adalah sindroma syok yang terjadi pada penderita
Dengue
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data biografi, meliputi : identitas klien dan identitas penanggung
b. Riwayat kesehatan, meliputi : keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat
kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga
c. Pola fungsi kesehatan, meliputi : pola nutrisi dan metabolisme, pola eliminasi,pola
aktivitas dan latihan, pola tidur dan istirahat, pola persepsi dan konsep diri, pola
sensori dan kognitif, pola hubungan dan peran, pola penanggulangan stress.
d. Pemeriksaan fisik Head to toe, meliputi : inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia b/d proses infeksi virus
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d tidak adekuat intake nutrisi
c. Perdarahan b/d penurunan faktor pembekuan darah
d. Kekurangan volume cairan b/d pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
e. Nyeri akut b/d penekanan intra abdomen
3. Perencanaan
a. Hipertermia b/d proses infeksi virus
NOC : Thermoregulation
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam pasien akan
menunjukkan tanda-suhu tubuh dalam rentang normal, nadi dan pernapasan
dalam rentang normal, tidak ada perubahan warna kulit dan tidak pusing
4
Intervensi
1) Monitor TTV
Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum klien dan menentukan
intervensi selanjutnya
2) Beri kompres hangat pada daerah lipatan tubuh (paha dan aksila)
Rasional : Kompres untuk memnbantu menurunkan demam
3) Anjurkan ganti pakaian klien dengan bahan tipis yang menyerap keringat
Rasional : Pakaian tipis untuk membantu menyerap keringat
4) Ajarkan kepada klien tentang penanganan hipertermi
Rasional : Pengetahuan tentang hipertermi dan penanganannya membantu
klien untuk mengatasi hipertermi
5) Kolaborasi pemberian anti piretik
Rasional : Penurun demam
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi yang
tidak adekuat
NOC : Status nutrisi
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam pasien akan
menunjukkan
keseimbangan
elektrolit
dan
asam
basa,
menunjukkan
keseimbangan cairan, turgor kulit baik, tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi
1) Monitor TTV
Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum klien dan menentukan
intervensi selanjutnya
2) Kaji adanya alergi makanan
Rasional : alergi bias memperparah keadaan klien
3) Monitor intake dan output cairan
Rasional : Untuk mengetahui perkiraan kebutuhan akan cairan
4) Anjurkan klien untuk banyak minum
Rasional : Anjuran banyak minum untuk mengganti cairan yang keluar
5) Kolaborasi pemberian cairan IV
Rasional : Mempertahankan hidrasi
c. Perdarahan b/d penurunan faktor pembekuan darah
NOC : Blood lose severity, blood koagulation
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam pasien akan
menunjukkan tidak ada hematuria dan hematemesis, trombosit dan hematokrit
dalam batas normal.
Intervensi
1) Monitor tanda-tanda perdarahan
5