Anda di halaman 1dari 23

PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM

TINGKAT KEJAHATAN DI KOTA BANDUNG


(Studi Kasus : Police Department Kota Bandung)

Oleh :

Intan Dwi Ariesta P

1106124205

Evinia Candrasari

1106120073

Rizqa Debby A

1106120128

SISTEM INFORMASI
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
BANDUNG
2016

DAFTAR ISI
BAB 1.................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 4
1.3 Tujuan......................................................................................................... 4
1.4 Manfaat...................................................................................................... 5
1.5 Identifikasi user........................................................................................ 5
BAB 2.................................................................................................................... 5
PERANCANGAN................................................................................................... 6
2.1

Knowledge Conversion.........................................................................6

2.1.1 Konversi data menjadi informasi menggunakan 5C:...................6


2.1.2 Konversi informasi menjadi knowledge menggunakan 4C.........7
2.2 Klasifikasi SECI........................................................................................ 8
2.3 Knowledge Worker.................................................................................10
2.4 KMS Life Cycle........................................................................................ 10
2.5 Proses Bisnis........................................................................................... 11
2.5.1

Proses Bisnis Pelaporan Kejahatan Oleh Masyarakat.............11

2.5.2

Proses Bisnis Intern Kepolisian...................................................12

2.6

Teknologi............................................................................................... 14

2.7 Perancangan Aplikasi...........................................................................15


2.7.1 Usecase Diagram............................................................................. 15
2.7.2 Entity Relation Diagram (ERD)......................................................16
2.7.3 Sequence diagram...........................................................................17

DAFTAR TABEL
Table 1. Data pelaporan masyarakat perkara kejahatan disetiap sektor tahun
2015...................................................................................................................... 4
Table 2. Data pelaporan masyarakat perkara kejahatan disetiap sektor tahun
2016...................................................................................................................... 5
Table 3. Data Jumlah Polisi di setiap sektor tahun 2015 dan 2016.........................8
Table 4. Teknologi................................................................................................ 15
DAFTAR GAMBAR

Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar

1.
2.
3.
4.
5.
6.

BPMN Pelaporan Kejahatan Oleh Masyarakat.....................................14


Proses Bisnis Intern Kepolisian...........................................................15
Flowchart KMS Technology.................................................................16
Usecase Diagram...............................................................................17
Entity Relation Diagram (ERD)...........................................................18
Sequence diagram.............................................................................20

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai negara berkembang, Indonesia tidak luput dari fenomena kejahatan
yang terjadi didalam masyarakat khususnya di Kota Bandung. Pengetahuan akan
kriminologi dewasa inibelum cukup tegas mengenai mengapa orang-orang
melakukan pelanggaran hukum ataupun kejahatan. Kejahatan menimbulkan
masalah bagi masyarakat, khususnya para korban kejahatan. Adanya kejahatan
yang bersifat profesional merupakan masalah pelik yang paling mendapat
sorotan dan perhatian para penegak hukum.
Pemahaman masalah kejahatan yang terjadi dalam masyarakat dan upaya
pencegahan tidak saja dipecahkan melalui proses hukum saja atas penentuan
hukum yang ditimpakan kepada penjahat, tetapi juga melalui pemahaman
tingkah laku yang menyimpang dari perbuatan si penjahat itu sendiri.
Pihak kepolisian Jawa Barat mencatat selama tahun 2012 ada 24.686 kasus
kejahatan.

Sebanyak

5.379

kejahatan

itu

terjadi

di

kota

Bandung

(kabarkampus.com). Dari data tersebut menunjukan bahwa tingkat kejahatan di


kota Bandung memang cukup besar, dan harus di analisis dari segi keamanan
mengapa Kota Bandung bias memiliki tingkat kejahatan yang cukup besar.
Permasalahan ini yang harus di teliti dan di telusuri oleh pihak kepolisian untuk
menjadi sebuah evaluasi dari cara kerja kepolisian.
Pada tahun 2013 saja misalnya, dalam satu menit tiga puluh dua detik terjadi
setidaknya satu kali tindakan kejahatan di Indonesia. Menurut numbeo.com dari
indeks kejahatan pada tahun 2015, Indoneisa berada pada peringkat 68 dari 147
negara. Posisi Indoneisa dalam indeks kejahatan itu tercermin pula dalam
perkembangan kejahatan dari tahun ke tahun.
Dengan adanya masalah tersebut, sebuah organisasi dapat menerapkan
knowledge management system pada organisasinya. Agar sebuah organisasi
berjalan lebih terarah, efektif, dan efisien. Knowledge management system
berfungsi untuk pendekatan terencana dan sistematis agar menjamin penerapan
pengetahuan organisasi baik. Selain itu, dapat meningkatkan gagasan, inovasi,
pemikiran, kompeten dan keahlian pada anggota sebuah organisasi. Berikut ini

merupakan tabel data pelaporan kejahatanyang diperoleh dari tahun 2015


hingga 2016.

Table 1. Data pelaporan masyarakat perkara kejahatan disetiap sektor tahun 2015

Table 2. Data pelaporan masyarakat perkara kejahatan disetiap sektor tahun 2016

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang penelitian, maka perumusan masalah pada
penulisan ini yaitu bagaimana membuat KMS (Knowledge Management System)
sehingga kinerja polisi lebih giat dan efektif dalam meminimalisir tingkat
kejahatan.

1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian adalah
membuat KMS (Knowledge Management System) sehingga kinerja polisi lebih
giat dan efektif dalam meminimalisir tingkat kejahatan.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diberikan:
1. Bagi pihak departemen polisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat
berkaitan dengan

pemanfaatan knowledge management terhadap kinerja

polisi.
2. Bagi pihak Administrasi
Hasil penelitian diharapkan dapat membantu

proses penanganan

dan

pengolahan data atas pelapora kejahatan yang diterima , dan berkaitan


dengan pengaruh knowledge management terhadap tingkat kejahatan yang
tinggi.

1.5 Identifikasi user


Identifikasi User yang terlibat dalam penelitian yaitu:
1. Polisi Bagian Kriminalitas : memiliki hak akses terhadap semua data tindak
kejahatan sesuai dengan wilayah yang ditangani.
2. Administrasi : memiliki hak akses terhadap data administrasi pelaporan tindak
kejahatan yang dilaporkan di kepolisian.

BAB 2
PERANCANGAN
2.1
Knowledge Conversion
Knowledge Conversion merupakan cara yang dilakukan untuk mengubah data
menjadi

Information

menggunakan

5C,

Information

menjadi

Knowledge

menggunakan

4C

yang

nantinya

dapat

digunakan

dalam

pengambilan

keputusan. Proses pengumpulan data dilakukan mulai dari 2010-2015.


1. Data polisi yang bertugas di setiap sektor tahun 2015.
2. Data polisi yang bertugas di setiap sektor tahun 2016.
3. Data jumlah petugas keamanan daerah tahun 2015.
4. Data jumlah petugas keamanan daerah tahun 2016.
5. Data jumlah polisi yang bertugas di setiap sektor tahun 2015.
6. Data jumlah polisi yang bertugas di setiap sektor tahun 2016.
7. Data kejahatan yang paling sering terjadi di setiap sektor tahun 2015.
8. Data kejahatan yang paling sering terjadi di setiap sektor tahun 2016.
9. Data kepolisian sektor yang ada di Kota Bandung.
10. Data pelaporan masyarakat perkara kejahatan disetiap sektor tahun 2015.
11. Data pelaporan masyarakat perkara kejahatan disetiap sektor tahun 2016.
2.1.1 Konversi data menjadi informasi menggunakan 5C:
1. Contextualized
Pada contextualized bertujuan untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari
data yang telah dikumpulkan. Dari data yang dikumpulkan dapat diketahui
tempat-tempat yang menjadi rawan dan harus diwaspadai oleh masyarakat
dan para petugas keamanan.
2. Categorized
Pada categorized bertujuan untuk mengetahui unit analisis dan komponen
kunci dari data. Data yang di peroleh dapat dibagi-bagi dengan melihat
manfaat untuk kepentingan kinerja polisi dan tingkat keamanan daerah. Data
yang digunakan untuk menjadi pembanding adalah data setiap sektor yang di
ambil dari periode tahun 2015 hingga 2016 sehingga data akan lebih mudah
dipahami.
3. Calculated
Pada calculated bertujuan untuk menganalisis data secara matematis atau
secara statistik. Data yang dapat dihitung sehingga mengetahui presentasi
kejahatan di kota Bandung dengan berdasarkan sektor sebagai data yang
digunakan.
4. Corrected
Pada corrected bertujuan untuk menghilangkan kesalahan (error) dari data.
Merupakan

proses

penghilangan

data

yang

di

anggap

atau

terbukti

merupakan data yang tidak valid sehingga data tersebut dapat dihilangkan.
5. Condensed

Pada contextualized bertujuan untuk meringkas data dalam bentuk yang lebih
singkat dan jelas.Dari data-data yag ada kemudian data diolah menjadi bentuk
infografis yang menarik atau lebih simpel dan mudah untuk dipahami.
Infografis berupa Bar chart, dan pie chart.Missal, tempat dimana terjadi
kejahatan ada pada sector mana dapat di buat secara grafis sehingga lebih
mudah di baca dan dibandingkan. Selain itu, data pertahun dari setiap sektor
dapat dibandingkan sehingga data tersebut akan lebih mudah terbaca dan
dibandingkan tingkat kejahatannya.
2.1.2 Konversi informasi menjadi knowledge menggunakan 4C
1. Comparison
Pada comparison bertujuan untuk membandingkan informasi pada suatu
situasi dengan situasi lain yang telah diketahui. Informasi yang akan
dibandingkan melihat dari tingkat kejahatan pada tahun 2015 dengan tahun
berikutnya hingga tahun 2016. Selain membandingkan dari segi presentasi
tahun, tingkat kejahatan dibandingkan dari setiap sektor yang sudah di
kumpulkan. Sehingga membandingkan tingkat kejahatan dalam sektor dalam
periode tahun akan mendapatkan evalusi dan perbandingan yang maksimal.
Untuk

meningkatkan

kualitas

kerja

dari

segi

kepolisian,

maka

harus

dibandingkan jumlah polisi yang bertugas di setiap sektor sehingga akan


mendapatkan apakah cukup atau masih kurang polisi yang bertugas di setiap
sektor dalam menangani masalah kejahatan. Polisi yang bertugas di sesuaikan
dengan tingkat kejahatan yang ada di sektor. Bila tingkat kejahatan di suatu
sektor itu tinggi, maka polisi yang bertugas di perbanyak supaya dapat
menjaga keamanan daerah setempat. Berikut ini contoh data jumlah petugas
polisis yang ada di tiap sektor berdasarkan periode 2015 dann 2016 sebagai
berikut.

Table 3. Data Jumlah Polisi di setiap sektor tahun 2015 dan 2016

2. Consequenses
Pada consequences bertujuan untuk menemukan implikasi-implikasi dari
informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan tindakan. Untuk
memperoleh

implikasi

maka

dilakukan

penyebaran

kuisioner

kepada

masyarakat , tersangka, dan polisi secara berkesinambungan selama tahun


2015 2016 dan di susun sesuai dengan setiap sektor kepolisian. Sehingga
diketahui hubungan antara jawaban masyarakat, tersangka dengan polisi.
Serta melihat jumlah konsekuensi mengenai dampak dari jumlah kejadian
akibat kejahatan yang terjadi yang akan berpengaruh terhadap tingkat
kenyamanan

masyarakat khususnya di kota Bandung. Selain itu, dari

kepolisian harus melihat jumlah dari polisi yang bertugas di setiap sektor.
3. Connections
Pada connections bertujuan untuk menemukan hubungan-hubungan dari
bagian-bagian kecil informasi dengan bagian informasi yang lain. Hubungan
yang dapat dilihat dalam proses pelaporan masyarakat yang menjadi korban
kejahatan dan juga proses identifikasi masalah oleh pihak kepolisian. Dari segi
internal polisi dapat di lihat juga jumlah polisi yang bertugas pada sektor
tersebut untuk mengetahui kesesuaian jumlah polisi yang tersedia dengan
lingkup yang ditangani, dan tugas polisi untuk patroli sudah dilaksanakan
dengan baik atau belum.
4. Conversations
Pada conversations bertujuan untuk membicarakan pandangan, pendapat, dan
tanggapan

orang

lain

terkait

informasi

yang

ada.Tahapan

ini

akan

mengumpulkan pendapat orang lain yang bertujuan untuk mendapatkan


pandangan tentang masalah yang terkait. Wawancara dilakukan kepada
masyarakat yang menjadi korban, saksi di tempat sekitar, dan juga pihak
kepolisian. Pada tahap ini dapat mempertemukan ketua dari setiap sektor
sehingga

dapat

berbagi

pengalaman

dan

cara

untuk

mencegah

dan

menanggulangi kejahatan.

2.2 Klasifikasi SECI


Business Value
User

: Meminimalisir tingkat kejahatan.

: Polisi bagian kriminalitas, polisi sektor, polisi wilayah, dan satuan

reserse
kriminalitas.

1. Socialization.
Socialization merupakan proses berbagi pengalaman yang ada di benak
seseorang yang dapat menciptakan tacit knowledge pada orang lain yang
hendak mendapatkan tacit knowledge tersebut. Pada tahap ini tacit
knowledge diubah menjadi tacit knowledge yang lain.
1.
Melakukan training pada polisi dalam menangani kasus.
2.
Sosialisasi agar terhindar dari kejahatan dan untuk mencegah
terjadinya kejahatan.
3.
Banyaknya laporan kejahatan setiap hari.
4.
Penanganan solusi dalam menangani masalah.
2. Externalization.
Externalization merupakan pengartikulasian tacit knowledge menjadi explicit
knowledge.

Proses

ini

dilakukan

dengan

cara

mendokumentasikan

pengalaman yang diketahui sehingga akan lebih mudah untuk pendistribusian


knowledge. Pada tahap ini tacit knowledge diubah menjadi sebuah explicit
knowledge yang baru.
1.
Pendataan seberapa banyak data kejahatan perhari.
2.
Analisis jam atau waktu di tempat-tempat yang sering terjadi
tindakan kejahatan.
3.
Klasifikasi apa

penyebab

terjadinya

kejahatan

pada

jam-jam

ataupun tempat-tempat tersebut.


3. Combination.
Combination merupakan proses konversi dari explicit knowledge menjadi
explicit knowledge yang baru. Pengubahan dilakukan dengan menambahkan,
mengurutkan atau kategorisasikan explicit knowledge yang telah ada
sebelumnya sehingga menghasilkan explicit knowledge baru.
1. Mengkategorikan dari kejahatan apa saja yang terjadi.
2. Menghitung berapa banyak tingkat kejahatan yang terjadi.
3. Menganalisa apa saja penyebab kejahatan yang terjadi.
4. Menganalisa berapa banyak jumlah polisi atau pengaman yang berada
dititik daerah rawan kejahatan.
4. Internalization.
Internalization merupakan proses untuk mengubah

explicit knowledge

menjadi tacit knowledge pada individu lain yang menerima pengetahuan baru
sehingga akan menjadi aset yang sangat berharga untuk individu tersebut.
Dokumentasi yang dilakukan sebelumnya memudahkan individu untuk
memperkaya pengalaman dan tacit knowledge seseorang. Dalam kasus ini
yaitu dengan memikirkan langkah-langkah atau upaya apa saja agar tidak
terjadi kejahatan.

2.3 Knowledge Worker


Dalam KMS, untuk mengatur dan mengontrol data pelaporan mengenai
kejahatan yang terjadi terdapat beberapa knowledge worker yang terlibat di
dalamnya, diantaranya sebagai berikut.
Jabatan
Polisi Bagian Kriminalitas

Deskripsi
Memiliki hak akses terhadap semua data
tindak

kejahatan

sesuai

dengan

wilayah / sektor yang ditangani. Selain


itu user dapat mempublish grafik data
kejahatan per sektor, sehingga grafik
tersebut dapat diliat oleh pihak terkait
lainnya. Memantau tindak kriminal dan
juga kelanjutan kejadian perkara dari
masyarakat atau pelapor.
Polisi Sektor

Memiliki hak akses untuk melaporkan


setiap kejahatan yang terjadi di setiap
sector untuk menjadi laporan, selain itu
melaporkan polisi-polisi yang bertugas di
tempat beserta tugasnya.
Memiliki hak akses untuk mengecek

Polisi Wilayah

grafik

dan

pelaporan

kejahatan

di

wilayah Kota Bandung.


Satuan Reserse Kriminal

Memiliki hak akses untuk melihat dan


menanggapi kejahatan yang terjadi di
setiap daerah.

Tabel 2.2 Knowledge Worker

Masyarakat

Capture

Distribute

Lihat hasil
output
laporan , lihat
data petugas
kepolisian di
masingmasing
sektor.
Cetak hasil
pelaporan
dari
kepolisian
-

Retrieve

Reuse

Create

Polisi
Bagian
Kriminalitas
Lihat SOP
Penugasan,
melihat grafik
hasil
pelaporan
tindak
kejahatan.
Pengisian
data petugas
kepolisian
tiap sektor
Share grafik
data
mengenai
kejahatan
yang terjadi
di tiap
sektornya
Melakukan
cek hasil
pelaporan,
grafik
kejahatan
yang terjadi.
-

Admin

Lihat hasil output


pelaporan, lihat
data pelapor, lihat
data petugas tiap
sektor.

2.4 KMS
Life
Cycle
Knowledge

Membuat pelaporan
dari korban atau
masyarakat.
Mengeluarkan
output laporan.

management cycle menggambarkan siklus proses yang terjadi pada


manajemen pengetahuan. Dalam KMS Life cycle terdapat beberapa
langkah langkah yang harus dilalui agar terciptanya KMS yang optimal
sebagai berikut.

Tabel 2.3 KMS Life Cycle

2.5 Proses Bisnis


Proses bisnis ini mengacu pada ketiga knowledge worker yang terlibat dalam
mengelola kelulusan data tingkat kejahatan di Kota Bandung. Disini dijelaskan
sebuah

proses

bisnis

dari

mulai

masyarakatmelaporkan

kejahtan

dilingkungannya lalu di proses oleh admin sampai menjadi grafik kejahatan di


Kota Bandung.
2.5.1 Proses Bisnis Pelaporan Kejahatan Oleh Masyarakat.
Dalam hal ini, masyarakat yang mengalami tindak kejahatan melapor pada
kantor polisi yang terdekat dari lingkungan kejahatan, biasanya akan melaporkan
ke kantor polisi tigkat kecamatan atau sering diebut dengan polisi sektor. Di
kantor akan di terima oleh admin kantor polisi, lalu masyarakat tersebut diminta
untuk mengisi data diri. Lalu, admin akan mencatat semua laporan kejahatan
yang dikeluhkn dari masyarakat di mulai dari tanggal, hari, tempat, jam ,dan tipe
kejahatan yang di alami oleh masyarakat tersebut. Hasil pelaporan akan di olah
oleh admin dan akan menjadi output yang nantinya akan di cek oleh polisi
wilayah.

Gambar 1. BPMN Pelaporan Kejahatan Oleh Masyarakat

2.5.2 Proses Bisnis Intern Kepolisian


Selanjutnya polisi setiap sektor mealkukan input data laporan kejahatan untuk di
jadikan laporan sektor. Selain menginputkan laporan kejahatan di sektor, polisi
sektor juga melaporkan polisi-polisi yang bertugas serta tugas yang mereka
kerjakan. Setelah polisi setiap sektor melaporkan laporan kejahatan yang terjadi,
data akan diolah oleh admin sehingga di bentuk menjadi grafik kejahatan tingkat
kota. Dari grafik tersebut dapat dilihat presentase tingkat kejahatan kota
Bandung, tipe kejahatan, dan daerah yang sering terjadi kejahatan di Kota
Bandung. Data tersebut akan di lihat oleh POLWIL. POLWIL akan mengecek data
akhir kejahatan di kota Bandung yang nantinya akan menjadi bahan evaluasi
kinerja kepolisian wilayah tersebut.

Gambar 2. Proses Bisnis Intern Kepolisian

2.6 Teknologi
Pada bagian KMS Technology dibahas apa saja teknologi yang digunakan dalam
perancangan KMS, rincian disajikan dalam tabel dibawah ini :

Jenis
Data Store

Keterangan
Pengumpulan laporan data kejahatan
dari setiap sektor kepolisian
Sebuah aplikasi yang mengolah dan
menyimpan data yang dimasukkan
Jaringan internet untuk mengakses data
Pengolahan data yang diinputkan
Alat pengambilan keputusan berbasis
komputer hasil dari pengolahan data.

Application
Internet
Data Mining & Analysis
Decision Tools

Table 4. Teknologi

Berikut adalah flowchart dari KMS teknologi

Data Store
Data laporan kejahatan

Data Mining &


Analysis

Polisi yang bertugas


Grafik tingkat kejahatan

Internet

Anytime

Application

Decision Tool

Anywhere
Anyplace

Gambar 3. Flowchart KMS Technology

2.7 Perancangan Aplikasi


2.7.1 Usecase Diagram
Usecase Diagram merupakan gambaran fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem yang penekanannya adalah apa yang diperbuat sistem bukan
bagaimana sistem mengerjakannya. Usecase menggambarkan kebutuhan

sistem dari sudut pandang pengguna untuk menggambarkan hubungan antara


usecase dan aktor, berikut usecase diagram KMS Police Departmen.

Gambar 4. Usecase Diagram

2.7.2 Entity Relation Diagram (ERD)

Gambar 5. Entity Relation Diagram

2.7.3 Sequence diagram


SequenceDiagram_1
form admin

controler

form data pelapor

form laporan kejahatan

database

data petugas

admin

data kejahatan

form polisi kejahatan


polisi bagian kejahatan

menamilkan form admin

masukan username dan password


memvalidasi

mengisi data pelapor


mengisi data pelapor
tersimpan
mengisi laporan kejahatan
memproses data
Message_9
melihat data kejahatan
log out
membuka form poli si kejahatan
masukan username dan password
memvalidasi
mel ihat grafik data kejahatan

melihat data petugas

log out

Gambar 6. Sequence diagram

Daftar Pustaka

Tiwana, Amrit. (2000). The Knowledge Management Toolkit. Prentice Hall, New
Jersey.

Nawawi, I. 2012. Manajemen Pengetahuan /Knowledge Management. Bogor.


Galia
Indonesia.

https://www.polri.go.id/ diakses pada tanggal 28 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai