Anda di halaman 1dari 8

Laporan Pengujian

Studi Pengaruh Variasi Load Charging terhadap Daya Keluaran Modul Array Photovoltaic
2 KWp pada Electric Car Charging Station Molina ITS Studi Kasus Musim Penghujan
Bulan Januari Februari 2016
Pada sistem charging station sekarang, Modul Array PV yang terpasang sebesar 2 KWp
dan dapat menghasilkan daya sebesar 7 KWp per hari [2]. Battery yang digunakan sebesar 24 Volt
dengan 1500 Ah, serta DOD (Deep of discharge) sebesar 70% dan SOC (State of charge) sebesar
30%[2]. Pada control room charging station terdapat beban aktif yang dipergunakan untuk
mendukung kegiatan, yaitu lampu outdoor led dan exhaust fan. Beban ini aktif terus, sehingga
pada pengujian ini beban aktif pada control room diasumsikan tidak dihitung. Sistem inverter
yang terpasang adalah bi-directional inverter produksi dari victron energy dengan spesifikasi
24V, tegangan ouput 230 VAC, frekuensi 50 Hz dan merupakan pure sine wave inverter.
Pengambilan data uji beban dilakukan dengan menggunakan tools dummy load dan
automatic relay modul. Pada fungsi charging station, discharge dilakukan dengan cara untuk
mengisi battery mobil listrik. Tapi karena masih dalam tahap pengujian, dan pengujian tersebut
diperlukan variasi pembebanan, maka salah satu cara dengan memakai tools dummy load.
Dummy load terdiri atas susunan lampu bohlam @100 Watt yang mempunyai spesifikasi hingga
3000 watt atau 3 KW. Dummy load ini dilengkapi dengan sistem safety berupa Mini Circuit
Breaker (MCB) pada setiap line nya, serta tools ini dapat dikonfigurasi sesuai dengan beban
yang akan dipakai user dari range 200 watt 3000 watt. Automatic relay Modul merupakan
modul mikrokontroller yang terdiri dari mikrokontroller arduino uno, real time clock dan relay 5
volt 220 VAC. Sistem automatic relay modul ini berfungsi untuk mengaktifkan beban dan
menon-aktifkan beban pada waktu yang telah di-setting. Selain tools dummy load dan Automatic
relay Modul pengambilan data dilakukan oleh data logger.
Modul Array-PV dapat menghasilkan 7000 watt/hour atau 7 KWh per hari. Karena penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari daya ouput pv terhadap variasi load charging, maka
masing-masing load charging akan dinyalakan dalam waktu sekitar 7 jam. Waktu yang di-setting
pada automatic relay modul adalah beban menyala pada pukul 00.00 WIB dan beban mati pada
pukul 08.00 WIB. Pemilihan waktu tersebut didasari pada waktu sistem untuk charge dan
discharge battery. Pada pagi sore, sistem dikondisikan untuk charge battery, sedangkan untuk
malam hari sistem dikondisikan untuk discharge battery. Selain bertujuan untuk mengetahui
korelasi antara daya input dan daya ouput, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kinerja
dari sistem inverter yang terpasang.

A. Percobaan Load Charging 1000 Watt (1 KWp)


Percobaan pengujian beban 1000 watt dilakukan pada tanggal 15 19 Januari 2016.
Pemasangan tools pengambilan data dilakukan pada siang hari, pada jam kerja yaitu pukul

11.00 WIB 14.00 WIB. Dalam pemasangan tools, battery terpantau pada range voltase dari
24.9 25.9 volt. Percobaan pertama, sistem di-setting menyala pada pukul 20.00 WIB dan
mati pada pukul 04.00 WIB kemudian hari.
Hari pertama percobaan, malam hari pukul 21.00 dilakukan survey untuk memastikan
sistem berjalan. Sistem tidak berjalan sesuai dengan coding yang diprogram pada automatic
relay modul. Hal ini disebabkan karena adanya error program yang terdapat pada real time
clock. Setelah maintenance system, pengambilan data dilakukan pada pukul 00.00 WIB
08.00 WIB selama 3 hari kerja.
Beban charging yang diterima sistem pada percobaan pertama ini adalah
1000 watt x 7 jam = 7000 Wh = 7 KWh
Secara perhitungan matematis, battery dengan kapasitas 25 KWh dan supply daya dari
PV sebesar 7 KWh/hari akan mampu mensuplai beban 7 KWh per hari.
Hasil percobaan setelah tiga hari pengujian tidak menunjukkan sesuai dengan
perhitungan. Sistem mengalami shutdown inverter setelah hari ketiga. Master Inverter
menunjukkan charger battery pada fase bulk dan fase float secara bersamaan, sementara
slave inverter menunjukkan indikator low battery.

Gambar 4.1 Indikator pada Master Inverter

Gambar 4.2 Indikator pada Slave Inverter


Pada kondisi shutdown inverter, sistem tidak dapat mensuplai listrik AC kepada beban
yang ada, termasuk beban aktif yang terdapat pada control room.
Langkah maintenance yang diambil adalah memberikan slot waktu agar sistem dapat
charge ulang oleh modul array PV. Slot waktu yang diberikan berkisar antara 3 4 hari.

Karena hipotesis yang muncul adalah terjadinya low battery karena beban yang disuplai
terlalu besar. 4 hari slot waktu yang diberikan tidak dapat memperbaiki sistem, kedua
inverter masih tetap tidak sesuai dengan setingan awal.
Langkah maintenance kedua, yaitu me-restart master inverter dan slave inverter secara
manual. Langkah ini berhasil untuk menghidupkan kembali sistem. Karena terjadinya
shutdown inverter, maka data logger tidak dapat beroperasi dan tidak dapat menyimpan data.
Data yang sudah tersimpan mengalami penghapusan memori oleh sistem pada data logger.
B. Percobaan Load Charging 800 Watt
Percobaan pengujian beban 800 Watt dilakukan pada tanggal 22 25 Januari 2016.
Waktu yang di-setting pada automatic relay adalah 7 jam dari pukul 00.00 WIB 08.00 WIB
dengan waktu percobaan yang sama, yaitu 3 hari. Penurunan pembebanan dilakukan karena
pada percobaan pertama dengan beban 1000 watt sistem mengalami shutdown inverter. Oleh
karena itu pada percobaan kedua beban diturunkan sebesar 200 watt, menjadi 800 watt.
Perhitungan dengan beban 800 watt perhari :
800 watt x 7 h = 5600 watt/h = 5,6 KWh/day
Dengan konsumsi daya 5,6 KWh/day sistem tetap tidak mampu mensuplai daya pada 800
watt. Sistem kembali mengalami shutdown inverter seperti pada percobaan pertama. Master
inverter menunjukkan indikator pada fase bulk dan fase float secara bersamaan. Sedangkan
slave inverter menunjukkan indikator low battery. Langkah maintenance berupa manual
restart diterapkan dan mampu mengembalikan sistem.
C. Percobaan pengkondisian Battery
Percobaan pengkondisian battery bertujuan untuk mengetahui kapasitas dan keadaan
battery pada kondisi sebelum dibebani serta input daya yang dihasilkan dari modul array
photovoltaic. Kondisi cuaca pada pengambilan data rata rata mendung setiap hari sekitar
pukul 12.00 WIB hingga malam. Hipotesis sementara sistem dapat charge maksimal pada
sekitar pukul 08.00 WIB 12.00 WIB jika kondisi cuaca tidak mendung dari pagi hari.
Pengkondisian battery dilakukan selama 2 hari pada tanggal 1 Februari 2016 Pukul 09.00
WIB sampai tanggal 2 Februari 2016 pukul 23.59 WIB.
Dari pengkondisian battery selama 2 hari, didapatkan data seperti berikut.

Irradiance
1000
800
600
400
200

Irradiance (Wp/m2)

0
-200

Irradiance

Hour

Gambar 4.1 Grafik monitoring irradiance


Data irradiance dari pengkodisian battery selama 2 hari ditunjukkan pada gambar diatas.
Irradiance maksimal didapatkan sebesar 859 Wp/m2 pada tanggal 1 februari 2016. Grafik
menunjukkan irradiance turun setelah pukul 12.00 WIB, hal ini disebabkan oleh cuaca
mendung. Pada hari kedua tanggal 2 Februari 2016 irradiance maksimal hanya sebesar 593
Wp/m2. Penurunan irradiance terjadi sebesar 266 Wp/m2, hal ini juga disebabkan oleh faktor
cuaca yang berbeda pada hari pertama dan hari kedua.
Sesuai dengan datasheet photovoltaic yang digunakan, panel surya yang digunakan
mempunyai spesifikasi cell size 125 x 125 mm dan berjumlah 72 cell. Perhitungan daya
input PV dapat hitung dengan mengalikan antara intensitas radiasi matahari yang diterima
dengan luas area modul PV dengan persamaan berikut[2].
Pin = Ir x A ..(1.1)
Keterangan :
Pin
= Daya Input akibat radiasi matahari (Watt)
Ir
= Intensitas radiasi matahari (Watt/m2)
A
= Luas area permukaan photovoltaic modul (m2)
Luas permukaan modul array photovoltaic yang terpasang adalah
A = 125 x 125 = 15625 mm2 = 1,5626 m2
Dengan jumlah cell per modul adalah 72 cell, maka
A = 1,5626 m2 x 72 = 112,5 m2
Modul array photocoltaic terdiri atas 10 modul solar panel yang disusun, maka
perhitungan menjadi,
A = 112,5 m2 x 10 = 11,25 m2
Dengan menggunakan luas permukaan 11,25 m2 dan data irradiance, maka didapatkan
data daya input dari modul array photovoltaic seperti dibawah ini.

Daya Input PV

Daya Input PV (Watt)

12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
Daya
Input
-2000

PV

Hour

Gambar 4.2 Grafik monitoring daya input PV


Grafik monitoring daya input PV menunjukkan bahwa modul array pv dapat mensuplai
daya maksimal pada hari pertama sekitar pukul 11.59 WIB sebesar 9663,75 Watt/m 2 tau 9
KW/m2. Sedangkan pada hari kedua, modul array photovoltaic hanya dapat mensuplai daya
maksimal sebesar 6671.25 Watt/m2 atau 6 KW/ m2. Grafik daya input pv mempunyai pola
yang sama dengan pola grafik irradiance. Hal ini disebabkan karena hasil daya input dari
sebuah photovoltaic dipengarui oleh irradiance.
Daya output modul array photovoltaic didapatkan dari hasil monitoring yang telah
tersimpan di data logger. Daya output modul array photovoltaic didapatkan dengan
mengalikan tegangan dan arus output.
P = V x I .(1.2)
Keterangan =
P = Daya Output modul array photoltaic (Watt)
V = tegangan output (V)
I = Arus output (I)

Daya Output PV
2500
2000
1500
1000
500
0 (Watt)
Daya Output PV (Watt) Daya Output PV
-500

Hour

Gambar 4.4 Grafik monitoring daya output modul array photovoltaic


Dari hasil monitoring daya output, didapatkan modul array photovoltaic pada hari
pertama mampu mensuplai daya 5019.91 Watt/hour atau 5 KW/h. Pada hari kedua, sistem
mampu mensuplai daya sebesar 4902.75 Watt/hour atau 4,9 KW/h. Perbandingan daya input
sistem dengan daya output sistem dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Perbandingan Daya Input dan Output PV

Waatt

12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
-2000
Daya
Ouput PV

Daya Input PV

Hour

Gambar 4.3 Grafik perbandingan daya input dan daya output


Pengkondisian battery selama dua hari didapatkan monitoring voltase seperti berikut.

Battery Volt

Voltage (V)

26.5
26
25.5
25
24.5
24
23.5
23
22.5
22

Battery Volt

Hour

Gambar 4.3 Grafik monitoring voltase battery sistem


Battery pada hari pertama pengkondisian termonitoring dapat menyimpan daya sebesar
25,9 V. Sedangkan pada hari kedua, battery maksimal dapat menyimpan daya sebesar 25,7 V.
Trend Grafik menunjukkan setiap setelah battery mencapai maksimal pengisian, mengalami
penurunan. Hal tersebut diakibatkan oleh adanya beban aktif pada control room yang
mengkonsumsi daya.
D. Percobaan Load Charging 300 Watt
E. Percobaan Load Charging 500 Watt
F. Percobaan Load Charging 700 Watt
Pembahasan
Pada pengujian beban 1000 watt terjadi shutdown inverter. Hal ini disebabkan karena battery
kehabisan daya. Hal ini disebabkan karena pada saat start pengujian, battery tidak dalam
keadaan full, melainkan sudah berkurang. Pada pemasangan tools, banyak dilakukan penggunaan
daya VAC yang berasal dari battery. Penggunaan daya tersebut digunakan untuk air conditioning
(AC), lampu, charger laptop serta percobaan nyala beban dengan automatic relay modul yang
dilakukan beberapa kali. Beban yang sempat diuji pada saat pemasangan tools juga bervariasi,
antara 600 watt 800 watt. Pada riset ini, jika terjadi low battery maka inverter tidak dapat
langsung auto-restart. Hal ini disebabkan karena pemasangan inverter dengan menggunakan
metode master and slave. Inverter master berfungsi sebagai sebagai acuan untuk meng-konversi
dari DC to AC, slave inverter berfungsi tetap sebagai peng-konversi DC to AC tetapi dengan
acuan dari master inverter. Pada saat low battery, inverter memutus sambungan daya, sehingga
beban tidak mendapat suplai daya. Bersamaan dengan memutus daya, inverter mengalami
error/hung. Terjadinya error ini disebabkan karena tidak sinkronnya kedua inverter ini dalam

mode konfigurasi master and slave. Pada saat slave inverter mendeteksi adanya low battery,
maka sinyal akan dikirim kepada master inverter untuk dieksekusi berupa auto-restart. Tapi pada
kondisi aktual pengujian, hal tersebut tidak terjadi, karena tidak singkronnya mode konfigurasi
master and slave inverter. Sehingga maintenance yang dilakukan adalah manual restarting.
Jika dilihat dari grafik perbandingan daya input dan daya output, maka dapat disimpulkan
bahwa daya output yang dihasilkan masih mempunyai efisiensi yang rendah. Efisiensi terbaik
terjadi pada pukul berdasarkan datasheet Solar Panel SPSU-200, modul solar panel ini
memiliki efisiensi sebesar 16%. Dengan data demikian dan datasheet demikian, maka modul
solar panel dianggab baik?.

Anda mungkin juga menyukai