Anda di halaman 1dari 9

Okky Agassy Firmansyah

2415105004
TUGAS RESUME PRESENTASI
SISTEM PENYIMPANAN ENERGI
1. Thermal Energy Storage
Sistem penyimpanan energy panas didefinisikan menjadi 2 buah aplikasi, yaitu Phase Change
Material (PCM) dan Molten Salt.
Phase Change material adalah materi yang mengalami perubahan fasa ketika menyerap dan
melepaskan panas (kalor laten) dimana struktur atau susunan kimianya tidak mengalami perubahan.
Prinsip kerja Phase cange material adalah di temperatur ruang, material/PCM berbentuk solid,
kemudian saat diberi panas, temperatur akan meningkat sampai titik leleh PCM tercapai. Di temperatur
ini, panas yang diberikan tidak akan menaikkan temperatur karena digunakan untuk mengubah fasa PCM
menjadi cair.

Gambar 1 Perubahan Fasa dari PCM


Keuntungan menggunakan PCM adalah mampu menyimpan panas dalam kapasitas besar dengan
volume material yang kecil dan proses penyerapan dan pengeluaran energi panas terjadi pada temperatur
yang hampir konstan.
Sedangkan Molten salt adalah sebuah prinsip dari penggunaan air garam sebagai media
penyimpanan thermal yang didapatkan dari matahari. Sistem ini menggunakan banyak cermin
disekeliling tower pemanas untuk memantulkan cahaya panas matahari ke titik pusat tower yang berisi
aliran cairan Molten Salt. Molten salt yang digunakan dan disimpan dapat memberikan efisiensi kerja dan
hasil akhirnya adalah tersedianya listrik selama 24 jam penuh. Cairan Molten Salt dapat mencapai suhu
1000 derajat Fahrenheit (537 derajat Celcius) ketika mengalir turun dari tower pemanas dan setelah
digunakan oleh turbin, suhu molten salt masih berkisar 500 derajat Fahrenheit (260 derajat Celcius) yang
menuju ke tower untuk digunakan atau dipanaskan kembali.

Okky Agassy Firmansyah


2415105004

Gambar 2 Reaktor Pembangkit Listrik Molten Salt


2. Mechanical Energy Storage
Penyimpanan energi mekanik dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
a. Pumped Hydroelectric Storage (PHS)
Penyimpan energi bertenaga air yang dipompakan lebih dikenal dengan istilah pumped storage
hydroelectricity (PSH) dimana PSH ini adalah jenis pembangkit listrik tenaga air yang banyak
digunakan oleh beberapa pembangkit lisrik untuk penyeimbang beban (load balancing). Metode
penyimpan energi ini adalah memanfaatkan energi potensial air dimana air dipompakan dari
reservoir elevasi lebih rendah ke reservoir yang lebih tinggi. Pada saat diluar beban puncak,
listrik digunakan untuk menggerakkan pompa, namun pada saat beban puncak, air dialirkan
kembali menuju turbin (pompa reversible) yang diletakkan dekat reservoir pada elevasi yang
lebih rendah, sehingga menghasilkan listrik kembali.

Gambar 3 PHS SYSTEM

Okky Agassy Firmansyah


2415105004
b. Compressed Air Energy Storage (CAES)
Penyimpan energi tipe udara bertekanan merupakan metode penyimpanan dengan menggunakan
energi listrik untuk menekan udara dan menyimpannya dalam reservoar baik yang terletak di
bawah tanah ataupun dalam pipa atau tangki yang terletak di atas tanah. Kemudian ketika beban
puncak, udara bertekanan tersebut dilepaskan untuk dialirkan pada turbin konvensional sehingga
dihasilkan listrik untuk mensuplai energi listrik pada jaringan. Disamping itu udara bertekanan
dapat dipanaskan dengan menggunakan panas buang dari mesin atau pembangkit listrik untuk
meningkatkan tekanannya.

Gambar 4 CAES System


c. Flywheels
Penyimpan energi tipe Flywheel bekerja dengan memutar rotor (flywheel) secara sangat cepat dan
mempertahankan energi dalam sistem sebagai energi putar. Energi akan diubah kembali dengan
memperlambat roda gila tersebut. Sistem pada roda gila itu sendiri adalah baterai kinetik atau baterai
mekanis dimana pada saat roda gila berputang dengan kecepatan yang sangat tinggi untuk
menyimpan energinya.
3. Chemical Energy Storage
Penyimpananan energy kimia sebenarnya adalah penyimpanan dari hasil produksi elemen atau
molekul hydrogen. Hydrogen merupakan bahan bakar yang sangat baik karena hasil pembakaran
utamanya berbentuk air dan hydrogen yang dapat diambil lagi dari air dengan menggunakan sumber
energy lain.
Hydrogen dapat diproduksi dari bermacam-macam reaksi kimia yang berbeda. Reaksi yang paling
umum adalah relektrolisis, dimana arus searah dialirkan melalui konduktor air yang menghasilkan
hydrogen disatu elektroda dan oksigen di elektroda yang lain.
Kebanyakan hydrogen yang diproduksi pada waktu ini dibuat dari metana di dalam proses
reformasu-uap pada suhu 900o C. Sistem ini menggunakan gas metana dalam raksi berikut :

Okky Agassy Firmansyah


2415105004

Reaksi ini merupakan reaksi endotermis. Karbon monoksida yang terbentuk dalam raksi diatas
kemudian digunakan untuk membentuk hydrogen tambaha dalam reaksi berikut pada suhu 400 oC.

Karbon dioksida kemudian dikeluarkan dari gas bakar dengan menggunakan alkali atau amina dan
kemudia dibuang.
Penyimpanan hydrogen dapat menggunakan beberapa cara menurut fasa dari hydrogen tersebut,
yaitu

a. Penyimpanan hydrogen dalam wujud Gas


Hidrogen yang disimpan dalam bentuk gas umumnya ditempatkan dan dimampatkan di dalam
sebuah tabung yang terbuat dari baja pada tekanan 200 350 bar. Tanki penyimpanan hydrogen
tidak hanya terdiri dari tabung saja, tapi juga memiliki komponen lain seperti valve untuk
mereduksi tekanan, piping, dan juga sensor untuk mengendalikan tekanan dan temperature di
dalam tabung.
b. Penyimpanan hydrogen dalam wujud cair
Untuk menyimpan hydrogen dalam bentuk cair adalah dengan mendinginkannya pada
temeratur kriogenik, yaitu sekitar 250 oC atau dibawah titik didih hydrogen. Proses pendinginan
hydrogen dapat dilakukan melalui metode satu tahap menggunakan helium atau dalam
beberapa tahapan.
Pada metode multi tahap, hydrogen terlebih dahulu dimampatkan hingga tekaann 30 bar.
Selanjutnya gas hydrogen didinginkan menggunakan nitrogen cair hingga suhu 80 K. hydrogen
selanjutnya didinginkan menggunakan turbin ekspanssi hingga suhunya mencapai 30 K.
tahapan terakhir yaitu hydrogen didinginkan hingga 20 K dengan menggunakan katup joulethompson.
4. Electrical Energy Storage
Penyimpanan energy listrik didefinisikan pada 2 fungsi aplikatif pada kapasitor dan SMES.
Konstruksi dasar dari sebuah kapasitor dibuat dari 2 lempengan plat logam yang dipasang sejajar
tetapi tidak saling berhubungan, lempengan tersebut disekat/diisolasi oleh lapisan bahan dielektrik, Jenis
bahan dielektrik inilah yang menentukan spesifikasi dan juga nama dari jenis kapasitor tersebut,
seperti: mika, polyster, keramik, dan gel cair seperti yang digunakan pada electrolit kapasitor
(ELKO). Lempengan plat logam dibentuk sesuai dengan model kapasitor, sedangkan besar nilai
kapasitansi dan rating tegangan kapasitor ditentukan oleh konstruksi lempengan plat logam dan lapisan
isolasi (dielektrik).

Okky Agassy Firmansyah


2415105004

Gambar 5 Kapasitor dan Cara Kerja


SMES merupakan sebuah peralatan untuk menyimpan dan melepaskan daya dalam jumlah yang
besar secara simultan. SMES menyimpan energi dalam medan magnet yang dibuat oleh arus DC pada
kumparan superkonduktor yang didinginkan dengan sistem cryogenic. Sebuah SMES yang terhubung
pada sistem tenaga listrik, terdiri atas kumparan superkonduktor, sistem pendingin cyrogenic, dan power
conditioning system (PCS) dengan kontrol dan fungsi proteksi. PCS juga disebut sebagai penghubung
elektronika daya dari kumparan SMES.

Gambar 6 Prinsip kerja SMES


5. Electrochemical Energy Storage
Proses penyimpanan energy dengan menggunakan electrochemical dapat dilihat fungsinya dari
pada aplikasi aki. Aki merupakan salah satu jenis baterai yang menggunakan Asam Timbal (Lead Acid)
sebagai bahan kimianya. Aki banyak sekali jenisnya seiring banyaknya penemuan-penemuan baru baik
dari jenis bahan kimianya maupun konstruksinya, sehingga penggunaannya pun berbeda-beda. Jika kita
salah dalam penerapannya berakibat perangkat kita tidak berfungsi dengan baik, bisa jadi lebih fatal,
dapat merusak aki itu sendiri dan perangkat kita juga rusak karenanya.

Okky Agassy Firmansyah


2415105004

Gambar 7 Jenis - Jenis Aki


Dari gambar diatas, berikut merupakan penjelasan-penjelasannya,
1. Starting Battery

Gambar 8 Starting Battery


Merupakan jenis aki yang dirancang mampu menghasilkan energi (arus listrik) yang tinggi dalam
waktu singkat sehingga dapat menyalakan mesin seperti mesin kendaraan. Dengan kata lain untuk
menghidupkan mesin dibutuhkan arus listrik yang tinggi. Setelah mesin hidup aki istirahat sambil dicas
kembali oleh dinamo (alternator). Jadi aki akan selalu penuh terisi arus listrik tidak pernah sampai habis.
Jika
aki
sering
terpakai
sampai
habis
aki
jenis
ini
akan
cepat
rusak.
Konstruksinya menggunakan banyak pelat tipis secara paralel agar resistansinya rendah dengan
permukaan yang lebih luas agar dapat melepas arus listrik yang tinggi saat dibutuhkan. Aki jenis ini
banyak digunakan pada kendaraan untuk menyalakan mesin.
2. Deep Cycle Battery

Okky Agassy Firmansyah


2415105004

Gambar 9 Deep Cycle Battery


Kebalikan dari jenis Starting Battery, Deep Cycle Battery dirancang untuk menghasilkan energi
(arus listrik) yang stabil (tidak sebesar Starting Battery) namun dalam waktu yang lama. Aki jenis ini
tahan terhadap siklus pengisian - pengosongan aki yang berulang-ulang (Deep Cycle) karenanya
konstruksinya menggunakan pelat yang lebih tebal seperti terlihat pada gambar. Aki Deep Cycle banyak
digunakan pada peralatan yang menggunaan motor listrik seperti kursi roda, forklift, mobil golf. Jenis ini
juga banyak digunakan pada proyek energi alternatif untuk menyimpan arus listrik seperti
pada pembangkit listrik ternaga surya, pembangkit listrik tenaga angin dan pembangkit listrik tenaga air.

3. Flooded Lead Acid Battery


Jenis ini desebut juga Wet Cell atau Flooded Battery. Di pasaran, aki ini dikenal dengan aki basah.
Maksudnya sel-sel di dalam aki harus terendam cairan elektrolit dan jika level cairannya kurang harus
ditambah. Ciri-cirinya setiap sel ada katup untuk pengisian cairan elektrolitnya. Jenis ini paling banyak di
sekitar kita.
4. Valve regulated Lead Acid Battery
Jenis ini sering juga disebut Sealed Lead Acid battery atau Sealed Maintenance Free battery.
Secara fisik aki jenis ini terlindung / tertutup rapat, yang nampak dari luar hanya terminal (+) positif dan
(-) negatif. Didesain agar cairan elektrolit tidak berkurang karena bocor atau penguapan. Aki jenis ini
memiliki katup ventilasi yang hanya terbuka pada tekanan yang ekstrem untuk pembuangan gas hasil
reaksi kimianya. Tidak ada katup untuk isi ulang cairan elektrolitnya, karenanya dikenal dengan aki bebas
perawatan (Maintenance Free Battery).
Untuk jenis battery VRLA dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Gel Cells
Aki jenis ini, cairan elektrolitnya dicampur dengan pasir silica sehingga menjadi kental seperti
jelly (agar-agar atau puding). Kemudian jelly ini berfungsi seperti halnya cairan elektrolit. Aki
jenis ini sebaiknya jangan digunakan pada perangkat yang membutuhkan suplai arus listrik yang
tinggi (discharging) atau di cas dengan arus yang tinggi pula (charging). Kalau tidak jelly-nya
akan cepat robek atau rusak sehingga aki tidak dapat digunakan lagi.
b. Absorbent Glass Matt Battery

Okky Agassy Firmansyah


2415105004
Aki jenis ini memiliki separator (pemisah) yang terdiri dari fiberglass yang diletakkan di antara
pelat-pelat selnya yang bertujuan menyerap cairan elektrolit agar tersimpan di pori-pori
fiberglass. Fungsi fiberglass ini mirip seperti handuk yang menyerap air ketika salah satu ujung
handuknya dicelupkan ke dalam ember yang berisi air.
Vanadium Redox
Vanadium Redox merupakan salah satu jenis dari Redox Flow Battery. Berikut beberapa penjelasan
mengenai vanadium redox
a. Prinsip dari VRB ini sama dengan RFB (redox flow battery). Menggunakan dua larutan elektrolit
yang dipisahkan oleh suatu membran, salah satu mengalami reduksi dan yang lain mengalami
oksidasi. Ketika terjadi aliran elektron, maka arus listrik akan terjadi.
b. Dalam VRB, kedua setengah reaksi menggunakan larutan vanadium.
c. Vanadium memiliki tingkat oksidasi +2, +3, +4, +5 yang membuat larutan ini dapat digunakan
sebagai larutan elektrolit dalam dua setengah sel reaksi.

Gambar 10 Prinsip Kerja Vanadium Redox


Terdapat beberapa keuntungan dengan menggunakan vanadium redox, yaitu
a. Temperatur operasi rendah
Pengoperasian VRB tidak dilakukan pada suhu tinggi sehingga terhindar dari masalah kebakaran.
Adanya aliran larutan elektrolit memungkinkan terjadinya pendinginan otomatis.

b. Potensi Lifetime yang lama


Vanadium yang berbentuk larutan dan elektroda, membran tidak ikut bereaksi sehingga tidak ada
korosi atau penumpukan bahan aktif. Masa hidup dari VRB berkisar antara 8-10 tahun.
c. Penurunan tegangan

Okky Agassy Firmansyah


2415105004
Kedua larutan elektrolit yang berasal dari vanadium dengan tingkat oksidasi yang berbeda,
menurunkan potensi penurunan tegangan.
d. Dampak Positif terhadap lingkungan
Vanadium bukan merupakan bahan yang berbahaya bagi lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai