PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang umum terjadi. Biasanya stroke terjadi pada
usia > 50 tahun namun ada pula yang mengalami serangan stroke pada usia muda. Stroke terjadi
secara tiba-tiba. Penyebab stroke yang paling umum adalah karena hipertensi dan penyakit
kardiovaskular. Penanganan stroke harus dilakukan dengan segera karena jika tidak segera
ditangani maka dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Di unit gawat darurat, pasien
yang datang dengan serangan stroke penting dilakukan pengkajian dan penatalaksanaan ABC
agar dapat segera tertangani.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melaporkan kasus trauma kapitis yang
ditemukan dilapangan dan membandingkannya dengan landasan teori yang sesuai. Penyusunan
makalah ini sekaligus dilakukan untuk memenuhi persyaratan kegiatan Kepaniteraan Klinik
Senior (KKS) di Departemen Neurologi Rumah Sakit Tk. II Kesdam I/BB Putri Hijau Medan.
1.3. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan penulis pada umumnya, maupun
pembaca pada khususnya, untuk mengintegrasikan teori yang ada dengan aplikasi kasus yang
ditemui di lapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular.
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah sehingga
timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain: hipertensi,
pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas
atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun dan
sering berakhir dengan kelumpuhan.
2.2 Etiologi
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi
1. Aneurisma Berry, biasanya defek kongenital.
2. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis. Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah
serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Dinding arteri menjadi
lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan
3. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
4. Malformasi arteriovenous, adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk abnormal, terjadi
hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena,
menyebabkan mudah pecah dan menimbulkan perdarahan otak.
5. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi
pembuluh darah.
Faktor resiko pada stroke adalah
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium, penyakit
jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi, obesitas
STROKE HEMORAGIK
1.
2.
Kehilangan motorik : hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sesi otak
yang berlawanan, hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh.
2.
Kehilangan komunikasi : disartria (kesulitan bicara), disfasia atau afasia (bicara defektif
atau kehilangan bicara), apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari
sebelumnya)
3.
4.
5.
Stroke Hemoragik
2.5 Komplikasi
Stroke hemoragik dapat menyebabkan
1. Infark Serebri
2. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif
3. Fistula caroticocavernosum
4. Epistaksis
5. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal
2.6 Penatalaksanaan Medis Stroke Hemoragik
Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
1. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan otak, sekitar
daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa diselematkan, tindakan awal difokuskan
untuk menyelematkan sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan O2, glukosa dan
aliran darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia (irama dan frekuensi)
serta tekanan darah.
2. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan,
pemberian dexamethason.
3. Pengobatan
a) Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan perdarahan pada fase akut.
b) Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa
trombolitik/emobolik.
c) Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
d) Penatalaksanaan Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darahotak.
Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti
hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini dilakukan
dengan anestesi umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat
dipertahankan.
2.7 Penatalaksanaan Kegawatdaruratan
Penatalaksanaan awal pada pasien stroke yaitu bertujuan untuk mempertahankan jalan napas
dan ventilasi adekuat yang merupakan prioritas.
1.
pasien ditempatkan pada posisi lateral atau semifowler atau semi telungkup dengan
kepala tempat tidur agak ditinggikan sampai tekanan vena serebral berkurang.
2.
Intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik perlu untuk pasien dengan stroke masif
karena henti pernapasan biasanya faktor yang mengancam kehidupan pada situasi ini.
3.
4.
Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan
arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurism atau
malformasi vaskular.
2.
Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan
CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya
jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
4.
perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari
hemoragik.
5.
EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan
neurovaskuler
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler
Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik
Resiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran
Resiko injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 ANAMNESIS
Jaswir
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Usia
65 tahun
Suku Bangsa
Padang
Agama
Islam
Status
Menikah
Pekerjaan
Wiraswasta
Tanggal Masuk
18 Oktober 2015
Nyeri Kepala
Telaah
kepala bagian belakang akibat terjatuh tiba-tiba di kamar mandi tiga hari yang lalu, luka
lecet di kepala bagian belakang (+), kesadaran menurun (-), mual (-), muntah (-), kejang
(-), Os sudah mengalami stroke sejak 6 tahun yang lalu, saat di angkat lengan dan tungkai
sebelah kanan terkulai lemah. Os juga mengeluhkan sulit untuk berjalan. Sejak 6 tahun
yang lalu Os sulit di ajak berkomunikasi , bicara cadel (+), mulut miring ke sebelah
kanan (+), ketika di julurkan lidah miring ke kiri. BAB (+) tidak normal, BAK (+)
normal.
RPT
RPO
Traktus respiratorius
Traktus digestivus
Traktus urogenitalis
Faktor herediter
(-)
Factor familier
(-)
Lain lain
(-)
Imunisasi
Tidak jelas
Pendidikan
SMA
Pekerjaan
Wiraswasta
Perkawinan
Menikah
200/100 mmHg
Nadi
80x/menit
Frekuensi nafas
24x/menit
Temperature
36,70C
Persendian
Pergerakan
Bebas
(-)
Kelenjar parotis
Desah
(-)
Rongga Abdomen
Inspeksi
Simetris fusiform
Simetris
Palpasi
Stemfremitus ka=ki
Soepel
Perkusi
Sonor
Timpani
Auskultasi
Peristaltik normal
3.2.4. GENITALIA
Toucher
Compos Mentis
Bentuk
Bulat
Fontanella
Tertutup
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Transluminasi
3.3.2. KRANIUM
(-)
Tanda kernig
(-)
(-)/(-)
(-)
Sakit kepala
(+)
Kejang
(-)
Normosmia
(+)
(+)
Anosmia
(-)
(-)
Parosmia
(-)
(-)
Hiposmia
(-)
(-)
NERVUS II
Okuli Dextra
Okuli Sinistra
Normal
Normal
Normal
(+)
(+)
Menyempit
(-)
(-)
Hemianopsia
(-)
(-)
Scotoma
(-)
(-)
Reflex ancaman
(+)
(+)
Visus
Lapangan pandang
Fundus okuli
Warna
TDP
TDP
Batas
TDP
TDP
Ekskavasio
TDP
TDP
Arteri
TDP
TDP
Vena
TDP
TDP
Okuli Dextra
Okuli Sinistra
(+)
(+)
Nistagmus
(-)
(-)
Pupil
Lebar
:
Bentuk
:
RC langsung
:
RC tidak langsung
:
Deviasi konjugasi
:
Dolls eye phenomena:
Strabismus
:
isokor, 3mm
bulat
(+)
(+)
(-)
TDP
(-)
NERVUS V
Motorik
Membuka & menutup mulut
Palpasi otot masseter & temporalis
Kekuatan gigitan
isokor 3mm
bulat
(+)
(+)
(-)
TDP
(-)
Kanan
Kiri
:
:
:
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
:
:
(+)
(+)
(+)
(+)
Sensorik
Kulit
Selaput lendir
Reflex kornea
Langsung
Tidak langsung
:
:
(+)
(+)
Reflex masseter
TDP
TDP
Reflex bersin
TDP
TDP
NERVUS VII
Kanan
(+)
(+)
Kiri
Motorik
Mimik
Kerut kening
Menutup mata
Meniup sekuatnya
Memperlihatkan gigi
Tertawa
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
TDP
(+)
TDP
TDP
Sensorik
NERVUS VIII
Kanan
TDP
(+)
TDP
TDP
Kiri
Auditorius
Pendengaran
Test rinne
Test weber
Test schwabach
:
:
:
:
(+)
TDP
TDP
TDP
(-)
(+)
TDP
TDP
TDP
Vestibularis
Nistagmus
(-)
Reaksi kalori
Vertigo
Tinnitus
:
(+)
:
TDP
TDP
(+)
(-)
(-)
NERVUS IX, X
Pallatum mole
Medial terangkat
Uvula
Medial
Disfagia
(-)
Disartria
(-)
Disfonia
(-)
Reflex muntah
(+)
NERVUS XI
Kanan
Kiri
Mengangkat bahu
(+)
(+)
(+)
(+)
NERVUS XII
Lidah
Tremor
Atropi
Fasikulasi
:
:
:
(-)
(-)
(-)
Medial
Tropi
Eutrofi
Tonus otot
Normotonus
Kekuatan otot
EID : 55555/55555
Sikap
EIS : 55555/55555
Berbaring
Tremor
Khorea
Ballismus
Mioklonus
Atetosis
Distonia
Spasme
Tic
:
:
:
:
:
:
:
:
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Eksteroseptif
Propioseptif
:
:
Stereognosis
Pengenalan 2 titik
Grafestesia
3.3.9. REFLEKS
3.3.9.1. REFLEKS FISIOLOGIS
Biceps
Triceps
Radioperiost
APR
KPR
Strumple
Kanan
Kiri
:
:
:
:
:
:
(++)
(++)
(++)
(++)
(++)
(++)
(++)
(++)
(++)
(++)
(++)
(++)
:
:
:
:
:
:
:
:
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Babinsky
Oppenheim
Chaddock
Gordon
Schaefer
Hoffman trimmer
Klonus otot
Klonus kaki
3.3.10. KOORDINASI
Lenggang
Bicara
Menulis
Percobaan apraksia
Mimik
Test telunjuk telunjuk
Test telunjuk hidung:
:
Tidak dilakukan pemeriksaan
:
Dalam batas normal
:
Tidak dilakukan pemeriksaan
:
Tidak dilakukan pemeriksaan
:
Dalam batas normal
:
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Diadokhokinesia
Test tumit lutut
Test Romberg
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Merah
Berkeringat
Tidak dilakukan pemeriksaan
BAK (+) Normal
BAB (+) Tidak normal
Tidak dilakukan pemeriksaan
:
:
:
(+)
(-)
(-)
:
:
Bebas
Bebas
3.3.11. VEGETATIF
Vasomotorik
Sudomotorik
Pilo-erektor
Miksi
Defekasi
Potens & libido
3.3.12. VERTEBRA
BENTUK
Normal
Scoliosis
Hiperlordosis
PERGERAKAN
Leher
Pinggang
(-)
Cross laseque
(-)
Test lhermitte
(-)
Test naffziger
(-)
(-)
Disartria
(-)
Tremor
(-)
Nistagmus
(-)
Fenomena rebound
(-)
Vertigo
Dan lain-lain
(+)
:
(-)
(-)
Rigiditas
(-)
Bradikinesia
(-)
(-)
Kesadaran kualitatif
Compos mentis
Ingatan baru
Ingatan lama
:
:
Orientasi
Diri
Tempat
Waktu
Situasi
:
:
Intelegensia
Daya pertimbangan
Reaksi emosi
:
:
(-)
(-)
(-)
Agnosia fisual
:
Agnosia jari-jari
:
Akalkulia
:
Disorientasi kanan-kiri:
(-)
(-)
(-)
(-)
Afasia
Ekpresif
Represif
Apraksia
Agnosia
STATUS PRESENS
Sensorium
Tekanan Darah
Heart Rate
Respiratory Rate
Temperature
STATUS NEUROLOGIS
Peningkatan TIK
Perangsangan Meningeal
NERVUS KRANIALIS
NI
N II, III
N III, IV, VI
NV
N VII
N VIII
N IX, X
N XI
N XII
REFLEKS FISIOLOGIS
Biceps / Triceps
KPR / APR
REFLEKS PATOLOGIS
Babinsky
Hoffman / Trommer
KELAINAN MOTORIK
Dalam batas normal
Compos Mentis
200/100 mmHg
80x/menit
24x/menit
36,70C
Muntah (-)
Kejang (-)
Sakit kepala (+)
Kaku kuduk (-)
Kernig sign (-)
Brudzinski I/II (-/-)
Normosmia
RC +/+ pupil bulat isokor 3mm
Pergerakan bola mata (+) normal
Refleks kornea (+)
Sudut mulut tertarik ke kanan
Pendengaran (+) normal
Gag reflex (+)
Dalam batas normal
Posisi lidah saat istirahat di medial
Posisi lidah saat dijulurkan ke sebelah kiri
Kanan
++/++
Kanan
++/++
Kiri
++/++
Kiri
++/++
Kanan
Kanan
-
Kiri
Kiri
-
3.5 DIAGNOSA
Diagnosa Fungsional : Stroke
Diagnosa Etiologik
: Stroke Hemoragik
Diagnosa Anatomik
Diagnosa Banding
: 1. Stroke Hemoragik
2. Stroke Iskemik
Diagnosa Kerja
3.6 PENATALAKSANAAN
Darah Rutin
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Laju endap darah
g%
%
103/mm3
103/mm3
Mm
12,1
41,2
6.900
306.000
12
13-16
40-48
5-10
150-400
<10