Anda di halaman 1dari 6

1.

SIFAT-SIFAT MATERIAL BAJA


a. Beberapa sifat sifat material baja secara umum adalah :
Keteguhan (solidity)
Mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur.
Kekuatan Tinggi
baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa dinyatakan dengan
kekuatan tegangan lelehnya (fy) atau oleh tegangan tarik batas (fu). Bahan baja
walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai
perbandingan kekuatan per volume lebih tinggi dibandingkan dengan bahanbahan bangunan lainnya yang umum dipakai. Hal ini memungkinkan perencana
sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang lebih kecil untuk
bentang yang lebih besar, sehingga memberikan kelebihan ruangan dan volume
yang dapat dimanfaatkan akibat langsingnya profil-profil yang dipakai.
Elastisitas (elasticity)
Kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas batas pembebanan tertentu,
sesudahnya pembebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.
Duktilitas
Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar dibawah pengaruh
tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut sifat duktilitas. Sifat ini
membuat baja mampu mencegah terjadinya keruntuhan bangunan secara tiba-tiba.
Kekenyalan / keliatan (tenacity)
kemampuan/kesanggupan untukdapat menerima perubahan perubahan
bentuk yang besar tanpa menderita kerugian-kerugian berupa cacat atau
kerusakan yang terlihat dari luar dan dalam untuk jangka waktu pendek.
Kemungkinan ditempa (maleability)
Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat
dirubah bentuknya
Kemungkinan dilas (weklability)
Sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai
atau tidak memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat keteguhannya
Kekerasan (hardness)
Kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain.

b. Kelebihan dan Kekurangan Struktur Baja


Kelebihan Material Baja :
Kuat tarik tinggi.
Tidak dimakan rayap
Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan susut
Bisa di daur ulang atau Komponen-komponen strukturnya bisa digunakan lagi
untuk keperluan lainnya
Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan masih mempunyai nilai

ekonomis sebagai besi tua


Dibanding Stainless Steel lebih murah
Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan
Dibanding alumunium lebih kuat
Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan yang tidak
terlalu sukar
Kekurangan Material Baja :

Mudah berkarat
Diperlukan pemeliharaan berkala. Pemakaian wheathering Steel (baja yang lebih
tahan karat : chromium 0,3 % 1,25%, mananase 0,6%-1,5%, copper 0,25%0,4%) akan lebih mengurangi biaya pemeliharaan.
Ketahanan kebakaran rendah
Walaupun baja bahan yang tidak dapat terbakar, tetapi bila terjadi kebakaran,
temperatur tinggi yang bisa terjadi akan mereduksi kekuatan baja secara drastis.
Disamping itu baja juga penghantar panas yang baik, baja yang tidak dilengkapi
dengan fire proofing dapat mengalirkan panas yang tinggi dari daerah yang
terbakar kebagian lain dan dapat membakar elemen-elemen lain yang bersentuhan
dengannya.
Struktur yang langsing berbahaya terhadap tekuk
Struktur dari baja biasanya lebih langsing daripada bahan yang lain sehingga
bahaya tekuk sangat besar.
Kelelahan / fatique
Beban bolak-balik menyebabkan kelelahan pada baja sehingga kekuatannya akan
menurun.

2. KURVA HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN


Hasil-hasil pengujian biasanya tergantung paada benda uji, karena sangat
kecil kemungkinan kita menggunakan struktur yang ukurannya sama dengan ukuran
benda uji, maka kita perlu menyatakan hasil pengujian dalam bentuk yang dapat
diterapkan pada elemen struktur yang berukuran berapapun. Cara sederhana untuk
mencapai tujuan ini dengan mengkonversikan hasil pengujian tersebut ke tegangan
dan regangan. Setelah melakukan uji tarik atau tekan dan menentukan tegangan dan
regangan pada berbagai taraf beban, kita dapat memplot diagram tegangan dan
regangan. Diagram tegangan-regangan merupaka karakteristik dari bahan yang diuji
dan memberikan informasi penting tentang besaran mekanis dan jenis perilaku.
Bahan baja struktural, yang dikenal dengan baja lunak atau baja karbon rendah. Baja
struktural adalah salah satu bahan metal yang paling banyak digunakan untuk gedung,
jembatan, menara, dan jenis struktur lain. Diagram tegangan-regangan untuk baja
struktural tipikal yang mengalami tarik diperlihatkan pada Gambar 2.1
a. Tegangan
Tegangan dan regangan yang terjadi pada suatu penampang profil dapat
disebabkan oleh beberapa tipe pembebanan seperti tarik, tekan, lentur,geser
maupun torsi.
Pada umumnya satuan yang dipakai untuk mendefinisikan tegangan yaitu
Mega Pascals (MPa).
1 MPa = 1 MN/m2 = 1 N/mm2.
Simbol yang dipakai untuk mendefinisikan tegangan yaitu atau f.
b. Regangan
Regangan merupakan rasio dari deformasi/perubahan bentuk terhadap ukuran
bentuk pada kondisi awalnya
Regangan tidak mempunyai satuan dan dilambangkan dengan simbol

Gambar 2.1 Kurva Tegangan-Regangan Baja Struktural

c. Idealisasi Kurva Tegangan-Regangan Baja


Pada umumnya kurva tegangan-regangan untuk baja berdasarkan pembebanan
tarik seperti pada Gambar 2.1.
Sumbu vertikal merupakan nilai tegangan dan sumbu horizontal merupakan
nilai regangan.
Pada pembebanan awal, kurva berbentuk garisk lurus OA, yang berarti bahwa
hubungan antara tegangan dan regangan pada daerah ini linier dan
proporsional, dimana titik A tegangan maksimum, tidak terjadi perubahan
bentuk ketika beban diberikan disebut batas elastis, jadi tegangan di A disebut
limit proporsional, dan OA disebut daerah elastis.
Slope dari garis lurus OA tersebut dikenal dengan Modulus Young (E). Pada
baja nilai Modulus Young (E) berkisar 200.000 MPa.
Dengan meningkatnya tegangan hingga melewati limit proporsional, maka
regangan mulai meningkat secara lebih cepat untuk setiap pertambahan
tegangan. Dengan demikian kurva tegangan-regangan mempunyai kemiringan
yang berangsur-angsur semakin kecil sampai pada titik B kurva tersebut
menjadi horisontal.
Mulai dari titik B terjadi perpanjangan yang cukup besar pada benda uji tanpa
adanya pertambahan gaya tarik (dari B ke C), fenomena ini disebut luluh dari
bahan, dan titik B disebut titik luluh.
Di daerah antara B dan C, bahan menjadi plastis sempurna, yang berarti
bahwa bahan terdeformasi tanpa adanya pertambahan beban. Sesudah

mengalami regangan besar yang terjadi selama peluluhan di daerah BC, baja
mulai mengalami pengerasan regang (strain hardening).
Perpanjangan benda di daerah ini membutuhkan peningkatan beban tarik,
sehingga diagram tegangan-regangan mempunyai kemiringan positif dari C ke
D, dan beban pada akhirnya mencapai harga maksimum, dan tegangan di titik
D disebut tegangan ultimit.
Penarikan batang lebih lanjut akan disertai dengan pengurangan beban dan
akhirnya terjadi putus/patah di suatu titik yaitu pada titik E.

DAFTAR PUSTAKA
Doddy, B. (2012, februari).
http://dodybrahmantyo.dosen.narotama.ac.id/files/2012/02/STRUKTURBAJA-2_Material.pdf. Retrieved from www.google.com
Mulyati. (n.d.). file:///D:/Materi%20Pertemuan%20I,II,III.pdf. Retrieved from
www.google.com
Puady, A. (2014, oktober). http://anwarpuady.blogspot.co.id/2014/10/vbehaviorurldefaultvmlo.html. Retrieved from www.google.com
Scribd. (n.d.). http://www.scribd.com/doc/112286524/MAKALAH-KELOMPOKBAJA-pdf#scribd. Retrieved from www.google.com

Anda mungkin juga menyukai