Disusun Oleh
Nafila
111 2015 0124
Pembimbing
dr. Moch. Erwin Rachman,Sp.S., M.Kes
Dibawakan Dalam Rangka Persyaratan Kepaniteraan Klinik
Bagian Neurologi
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
Laporan Kasus
Desember 2015
STATUS PASIEN
A. Identitas pasien
Nama
: Tn. S
Umur
: 66 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Bugis-Makassar
Alamat
: Jln. Recing Sinrijala, No. 6A
Tanggal Pemeriksaan
: 05 November 2015
OlehAsisten/dr. Bangsal
: dr. ER
Bangsal/Kamar
: Lantai 2 Aisyah, Kamar 05.
Masuk RS Tgl
: 05 November 2015
B. ANAMNESA
Keluhan utama:
Nyeri punggung bawah.
Anamnesa terpimpin:
Informasi mengenai keluhan utama:
Nyeri punggung bawah dialami sejak 4 jam SMRS. Akibat jatuh dari
ketinggian 5 meter. Nyeri punggung bertambah jika berubah posisi dan
membaik saat istirahat. Pasien juga merasakan kram di perut bagian
atas.
Anamnesa sistematis:
Demam (-), Nyeri kepala (-),Trauma kepala (-), sesak (+), mual (+),
muntah (+), BAB: biasa, BAK: lancar.
Informasi riwayat penyakit terdahulu (penyakit yang mungkin
mendasari keluhan umum dan penyakit-penyakit yang pernah
diderita):
Riwayat berobat dengan keluhan yang sama tidak ada, riwayat
tekanan darah tinggi (+), riwayat penyakit gula (-), riw. Penyakit
jantung dan gangguan pendengaran disangkal.
Anamnesa tentang pekerjaan/keluarga/hobi, dan sebagainya:
Pasien sudah tidak bekerja
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada.
Anamnesa sistematis:
Nyeri
kepala (-), Demam (-), Trauma kepala (-), mual (+), muntah (-), BAB:
biasa, BAK: biasa.
C. PEMERIKSAAN FISIS
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan fisis
TORAKS
Paru-Paru
Kesan
: Sakit Sedang
Kesadaran
Gizi
: Compos mentis
: Cukup
: 98 x/menit
Suhu
: 36.50C
Pernapasan: 24 x/menit
Anemi
: -/-
Ikterus
: -/-
Sianosis : -/-
Auskultasi
Bunyi Tambahan:
Rhonki (Rh)
:-/Wheezing (Wh) : - / -
Jantung :
Batas jantung :
Abdomen :
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Perkusi
: Timpani
Pemeriksaan Psikiatris
Emosi dan afek : Baik
Proses berfikir : Baik
Kecerdasan : Baik
Penyerapan : Baik
Kemauan : Baik
Psikomotor : Baik
Posisi : Di tengah
Penonjolan : -
Bentuk/ukuran: Normocephal
Auskultasi
:-
Bulat 2,5 mm
N.V (Trigeminus):
Sensibilitas
N.VI : +/+
N.V2 : +/+
N. V3 : +/+
Motorik
Inspeksi/palpasi(istirahat/menggigit) : Tidak Dilakukan
Refleks dagu/masseter
: Tidak dilakukan
Refleks kornea : Tidak dilakukan
N. VII (Facialis):
Motorik :
m. frontalis
m. orbikularis okuli
Istirahat :
N
N
Gerakan mimik:
N
N
Pengecap 2/3 lidah bagian depan : N
m. orbikularis oris
N
N
N.VIII (Auskultasi):
Pendengaran
: Normal
Tes Rinne/weber
: Tidak dilakukan
Fungsi vestibularis: Normal
N. IX/X (Glossopharingeus/vagus):
Posisi arkus pharinks (istirahat/AAH) : Di tengah
Reflex telan/muntah
: Tidak dilakukan
Pengecap 1/3 lidah bagian belakang
: Tidak dilakukan
Suara : Normal
Takikardi/bradikardi
: Tidak dilakukan
N. XI (Accecorius):
Memalingkan kepala dengan/tanpa tahanan : Normal
Angkat bahu
: Dapat dilakukan
N. XII (Hypoglosus):
Deviasi lidah
: Tidak Ada
Fasciculasi : Tidak Ada
Atrofi
: Tidak Ada
Tremor
: Tidak Ada
Ataxia
:-
Leher:
Tanda-tanda perangsangan selaput otak :
Kaku kuduk : Kernigs sign
: -/Kelenjar limfe : Tidak teraba
Arteri karotis
:
Palpasi
: Normal
Auskultasi : Tidak Dilakukan
Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran
Abdomen:
Refleks kulit dinding perut : +
Kolumna vertebralis :
Inspeksi
: Tampak pembengkakan pada punggung bawah
Pergerakan : Terganggu
Palpasi
: Nyeri tekan punggung bawah
Perkusi
: Tidak dilakukan
Ekstremitas
1. Motorik
Superior
inferior
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Pergerakan
Kekuatan
Tonus Otot
Bentuk otot
Biceps
Triceps
Refleks fisiologis
Klonus :
Lutut : Tidak Dilakukan
Kaki : Tidak Dilakukan
ka
ki ka
Refleks Patologik :
Hoffman-Tromner :
Babinski
:
Oppenheim :
ki
Sensibilitas
Ekstremitas Superior
Ekstremitas inferior
1. Eksteroseptif
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Nyeri
Suhu
Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
dilakukan
Gerakan halus
2. Proprioseptif
Rasa Sikap
3. Fungsi Kortikal
Rasa diskriminasi
Stereognosis
Memori
Fungsi bahasa
: Baik
Visuospasial
: Baik
Kalkulasi : Baik
: Baik
Gnosis
: Baik
RESUME
Seorang laki-laki, 66 tahun MRS dengan low back pain sejak 4 jam
yang lalu akibat jatuh dari ketinggian 5 meter. Pasien juga merasakan
parastesia di abdomen. Chepalgia (-), Febris (-), Trauma capitis(-),
dispneu (+), naucea (+), vomiting (+), BAB: biasa, BAK: lancar. Riwayat
berobat dengan keluhan yang sama tidak ada, riwayat hipertensi (+),
riwayat DM (-), PJK dan hearing lose disangkal. Pemeriksaan umum
sakit sedang/gizi cukup/composmentis. TD : 240/100 mmHg, nadi : 98
x/menit, pernapasan 24x/menit. Semua pemeriksaan fisik dalam batas
normal, kecuali nampak kemerahan dan bengkak dan nyeri tekan pada
vertebrae lumbal,serta terbatas geraknya pada regio tersebut.
Pemeriksaan neurologis GCS E4M6V5, fungsi kortikal luhur dalam batas
normal. Nn. Cranialis dalam batas normal. Fungsi motorik dan sensorik
normal, otonom dalam batas normal.
PEMERIKSAAN PENJUNJANG
Darah Rutin WBC : 9,9 (normal )
Lym : 0,8 ()
Gra :8,6 (H)
RBC : 3,55 ()
Hb : 11 (normal)
PLT :11,9 ()
GDS 148 mg/dl
Foto Lumbosacral AP+L
DIAGNOSA
Kalau dapat ditetapkan
:
Diagnosa klinis
: Low Back Pain
Topis
: Fraktur Lumbal II
Etiologis
: Fraktur kompresi L2+ Osteoporosis
senile
PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
Medikamentosa
IVFD RL 20 TPM
Neurobion/24 jam/drips
Valsartan 80 mg (1-0-0)
Amlodipin 10 mg(0-0-1)
ANJURAN:
Hindari aktivitas fisik yang berat.
Fisioterapi untu menghindari kontrakur
Pasang korset.
DISKUSI
Teori
Pasien
fraktur
kompresi biasanya
bersifat
insidental,
menunjukkan gejala nyeri tulang belakang ringan sampai
berat.
Fraktur ini dapat disebabkan oleh kecelakaan jatuh dari
ketinggian dengan posisi terduduk ataupun mendapat
pukulan di kepala, osteoporosis dan adanya metastase kanker
dari tempat lain ke vertebra kemudian membuat bagian
vertebra tersebut menjadi lemah dan akhirnya mudah
mengalami fraktur kompresi.
Pasien
Teori
Teori
Pasien
Pasien
Teori
bahaya dari bedrest yang terlalu lama pada orang tua adalah,
meningkatkan kehilangan densitas tulang, deconditioning,
thrombosis, pneumonia, ulkus dekubitus, disorientasi dan
depresi.
Pada pasien hipertensi diet rendah garam untuk menurunkan
kadar Na dalam darah.
Teori
Pasien
Pasien
Teori
Valsartan 80 mg (1-0-0)
Amlodipin 10 mg(0-0-1)
Pasien
Teori
pemasangan korset
Hari/tgl
5.11.2015
1
1
Terapi
Pemeriksaan
1.
IVFD RL 16 Tpm
O: TD : 240/100 mmHg.
GCS : E4M6V5
FKL : dbn
Nn. Cranialis :dbn
Motorik :
2.
3.
P:
n n
K: 5
n n
RF : n
jam/iv
4.
Ranitidin/12 jam/iv
T:n
5.
Neurobion/24 jam/drips
6.
Valsartan 80 mg (1-0-0)
7.
Amlodipin 10 mg (0-0-1)
n RP : -
n
n
Sensorik : dbn
Otonom :dbn
Lab :
WBC : 9,9 (normal )
Lym : 0,8 ()
Gra :8,6 (H)
RBC : 3,55 ()
Hb : 11 (normal)
PLT :119 ()
Urid Acid : 6,16 (H)
GDS :148 (H)
Creatinin : 1,4 (H)
6.11.2015
1.
O: TD : 160/90 mmHg.
2.
Methylprednisolon
125
mg/8
jam/iv
GCS : E4M6V5
FKL : dbn
3.
Ranitidin/12 jam/iv
4.
Neurobion/24 jam/drips
Motorik :
5.
Valsartan 80 mg (1-0-0)
6.
Amlodipin 10 mg (0-0-1)
7.
P: n
K: 5
RF : n
n
5 T: n
5
n RP : -
Sensorik : dbn
Otonom :dbn
A: LBP ec. Susp. Fraktur kompresi
DD : Spondilolstesis, Osteoporosis
.
Test).
7.11.2015
1.
O : TD : 160/100 mmHg
2.
125
mg/8 jam/iv
GCS : E4M6V5
FKL : dbn
3.
Ranitidin/12 jam/iv
4.
Neurobion/24 jam/drips
Motorik :
5.
Valsartan 80 mg (1-0-0)
P: n
K: 5
T:n
6.
Amlodipin 10 mg (0-0-1)
7.
8.
Chlorpromazin
RF : n
RP : -
Sensorik : dbn
Otonom :dbn
A: LBP ec. Susp. Fraktur kompresi
DD :Osteoporosis senile
1x1(bila cegukan)
25
mg
10.11.2015
O : TD : 150/90 mmHg
6
1.
Methylprednisolon
125
mg/8 jam/iv
GCS : E4M6V5
2.
Ranitidin/12 jam/iv
FKL : dbn
3.
Neurobion/24 jam/drips
4.
Valsartan 80 mg (1-0-0)
Motorik :
5.
Amlodipin 10 mg (0-0-1)
6.
P: n
K: 5
T:n
RF : n
RP : -
Sensorik : n
Otonom :dbn
A: LBP ec. Fraktur kompresi
DD : Osteoporosis senile
P:
-
iv (H5)
7.
Chlorpromazin 25 mg
1x1(bila cegukan)
14.11.2015
1.
IVFD RL 20 tpm
10
O : TD : 130/80 mmHg
2.
Methylprednisolon 125
10
mg/8 jam/iv
GCS : E4M6V5
FKL : dbn
3.
Ranitidin/12 jam/iv
4.
Neurobion/24
jam/drips
Motorik :
P: n
K: 5
T:n
RF : n
RP : -
Sensorik : dbn
Otonom :dbn
A: LBP ec. Fraktur kompresi
DD : Osteoporosis senile
5.
Valsartan 80 mg (1-00)
6.
Amlodipin 10 mg (0-01)
7.
STOP Ceftriaxone
16.11.2015
12
Methylprednisolon
O : TD : 140/90 mmHg
mg 2x1
12
1.
Meloxicam
7,5
mg,
2
GCS : E4M6V5
2.
Neurodex 1x1
FKL : dbn
3.
Valsartan 80 mg (0-01)
Motorik :
P: n
K: 5
T:n
RF : n
RP : -
Sensorik : dbn
Otonom :dbn
A: LBP ec. Fraktur kompresi
Osteoporosis senile
P: Fisisoterapi (minta stagen)
Amlodipin 10 mg (1-00)
5.
Alpentin
100
mg,
Amitriptilin 2x1
6.
Meloxicam
13
Methylprednisolon 2 mg
O : TD : 130/70 mmHg
2x1
13
7,5
mg,
GCS : E4M6V5
2.
Neurodex 1x1
FKL : dbn
3.
Valsartan 80 mg (0-0-1)
4.
Amlodipin 10 mg (1-0-0)
Motorik :
5.
Alpentin
P: n
K: 5
T:n
RF : n
RP : -
Sensorik : dbn
Otonom :dbn
A: LBP ec. Fraktur kompresi
Osteoporosis senile
100
Amitriptilin 2x1
6.
mg,
18.11.2015
14
O : TD : 100/60 mmHg
Methylprednisolon
GCS : E4M6V5
2 mg 2x1
14
1.
FKL : dbn
2.
Neurodex 1x1
3.
Valsartan 80 mg
(0-0-1)
Motorik :
P: n
K: 5
T:n
RF : n
RP : -
Sensorik : dbn
Otonom :dbn
A: LBP ec. Fraktur kompresi
Osteoporosis senile
4.
Amlodipin
mg
(1-0-0)
5.
6.
Omeprazole
tab
1x1
19.11.2015
15
O : TD : 110/60 mmHg
Methylprednisolon 2 mg
GCS : E4M6V5
2x1
15
1.
Meloxicam
7,5
mg,
FKL : dbn
2.
Neurodex 1x1
3.
Valsartan 80 mg (0-0-1)
Motorik :
4.
Amlodipin 5 mg (1-0-0)
5.
P: n n
K: 5
n n
RF : n
n
T: n
n RP : -
Sensorik : dbn
Otonom :dbn
A: LBP ec. Fraktur kompresi
Osteoporosis senile
2x1
6.
20.11.2015
1.
Neurodex 1x1
16
O : TD : 120/70 mmHg
2.
Valsartan 80 mg (0-0-1)
GCS : E4M6V5
3.
Amlodipin 5 mg (1-0-0)
FKL : dbn
4.
16
2x1
Motorik :
P: n n
K: 5
n n
RF : n
n
T:n
n RP : -
Sensorik : dbn
Otonom :dbn
A: LBP ec. Fraktur kompresi
Osteoporosis senile
P: Boleh rawat jalan
KAJIAN TEORI
Fraktur kompresi (wedge fractures) merupakan kompresi pada
bagian depan corpus vertebralis yang tertekan dan membentuk
patahan irisan. Fraktur kompresi adalah fraktur tersering yang
mempengaruhi kolumna vertebra.
Fraktur ini dapat disebabkan oleh kecelakaan jatuh dari ketinggian
dengan posisi terduduk ataupun mendapat pukulan di kepala,
osteoporosis dan adanya metastase kanker dari tempat lain ke
vertebra kemudian membuat bagian vertebra tersebut menjadi
lemah dan akhirnya mudah mengalami fraktur kompresi. Vertebra
dengan fraktur kompresi akan menjadi lebih pendek ukurannya
daripada ukuran vertebra sebenarnya. Trauma vertebra yang
mengenai medula spinalis dapat menyebabkan defisit neorologis
berupa kelumpuhan.4
EPIDEMIOLOGI
Fraktur kompresi vertebra merupakan jenis fraktur yang sering
terjadi dan merupakan masalah yang serius. Setiap tahun sekitar
700.000 insidensi di Amerika Serikat,
prevalensinya meningkat 25% pada wanita yang berumur diatas
50tahun. Satu dari dua wanita dan satu dari empat laki-laki
berumur lebih dari 50 tahun menderita osteoporosis berhubungan
dengan fraktur. Insidensi fraktur kompresi vertebra meningkat
secara progresif berdasarkan semakin bertambahnya usia, dan
prevalensinya sama antara laki-laki (21,5%) dan wanita
(23,5%), yang diukur berdasarkan suatu studi pemeriksaan
radiologi
ETIOLOGI
Trauma langsung
Trauma tidak langsung
PATOFISIOLOGI
Trauma pada tulang belakang dapat mengenai :
Jaringan lunak pada tulang belakang, yaitu ligamen, diskus dan
faset.
Tulang belakang sendiri
Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
MEKANISME TRAUMA
Hiperekstensi
Kompresi
Fleksi
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
Biomekanik
PROGNOSIS
PENCEGAHAN
Hindari
DAFTAR PUSTAKA
1.Jong WD, Samsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC, 2005. Hal 870-874
2.Andrew L Sherman, MD, MS; Chief Editor: Rene Cailliet, MD. Lumbar Compression Fracture.
(diakses tanggal 17 Juli 2014). Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/309615- overview
3.Rasjad, C. Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Jakarta : PT. Yarsif Watampone. 2007.
4.Young W. Spinal cord injury level and classification (serial online) 2000 (diakses 10 desember 2015);
Diunduh dari: URL: http://www.neurosurgery.ufl.edu/Patients/fracture.shtml
5.Hanna J, Letizia M. Kyphoplasty: A treatment for osteoporotic vertebral compression fractures.
nursing journal center (serial online) 2007 ( diakses 10 Desember 2015); Dunduh dari: URL:
http://www.nursingcenter.com/library/journalarticle.asp?article_id=755899.
6.Pearce, Evelyn C., Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
2006. Hal 89
7. Philips W. Ballinger, M.S., R.T.(R). (1995), Merrills Atlas of Radiographic Positions and Radiologic
Prosedures. Ohio : Mosby-Year Book.
8.Apley graham and Solomon Louis. Ortopedi Fraktur System Apley; edisiketujuh. Jakarta: Widya
medika, 1995.
9.Aron B, Walter CO. Vertebral compreesion fractures : treatment and evaluation (serial online)
2006
(
diakses
10
desember
2015);
Diunduh
dari:
URL:
http://bjr.birjournals.org/cgi/reprint/75/891/207.pdf.