Anda di halaman 1dari 13

IDENTIFIKASI SENYAWA HIDROKARBON DAN

SENYAWA ORGANIK JENUH TAK JENUH


ALIFATIK DAN AROMATIK

I.

TUJUAN PERCOBAAN
Dapat mengetahui kelarutan dan hidrokarbon alifatik dan aromatik
Dapat mengamati dengan seksama perubahan reaksi yang terjadi

II.

ALAT YANG DIGUNAKAN


Tabung reaksi 10 buah
Pipet ukur 25 ml, 10 ml
Bola karet
Gelas kimia
Pengaduk
Botol aquadest
Rak tabung reaksi

III.

BAHAN YANG DIGUNAKAN


Benzene (C6H6)
Asam sulfat (H2SO4)
Paraffin cair
Asam nitrat (HNO3)
Minyak kelapa
Etanol (C2H5OH)
Aquadest

IV.

DASAR TEORI
Hidrokarbon merupakan persenyawaan organic yang paling sederhana
yang hanya terdiri dari atom karbon dan atom yang paling sederhana yang hanya
terdiri dari atom karbon dan atom hydrogen. Meski secara biologis persenyawaan
persenyawaan biologisdapat di pandang sebagai turunan dari hidrokarbon
(hidrokarbon yang dipandang sebagai persenyawaan induk). Keluarga hidrokarbon
dapat dilukiskan pada diagram berikut ini :
Hidrokarbon

Hidrokarbon Alifatik
- Alkana
- Alkena
- Alkuna

Hidrokarbon Aromatik

Semua persenyawaan hidrokarbon bersifat non-polar, sehingga ikatan


antar molekulnya sangat lemah. Karena itu, hidrokarbon yang berat molekulnya
rendah tersebut gas. Karena sifat non polar ini, hidrokarbon akan mudah larut dalam
pelarut-pelarut berpolaritas rendah seperti karbon tetraclorida (CCl3), chloroform
(CHCl3), benzene (C6H6), dan eter (R-O-R). Selain itu hidrokarbon mempunyai
kerapatan yang lebih kecil dari air.
Klasifikasi / Penggolongan Hidrokarbon (terdiri dari atom C dan H)
a. Berdasarkan bentuk rantai karbonnya
Hidrokarbon alifatik : senyawa hidrokarbon dengan rantai terbuka jenuh

(ikatan tunggal) maupun tidak jenuh (ikatan rangkap)


Hidrokarbon alisiklik : senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar /

tertutup (cincin)
Hidrokarbon aromatik : senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar
(cincin) yang mempunyai ikatan antar atom C tunggal dan rangkap secara
selang seling / konjugasi

b. Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya


Hidrokarbon jenuh : senyawa hidrokarbon yang ikatan antar atom karbonnya

merupakan ikatan tunggal


Hidrokarbon tak jernuh : senyawa hidrokarbon yang memiliki 1
ikatan rangkap dua (alkena) atau lebih dari 1 ikatan rangkap dua
(alkadiena) atau ikatan rangkap tiga (alkuna)
ALKANA
Adalah hidrokarbon alifatik jenis jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai
terbuka dan semua ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal. Rumus
umum alkana yaitu CnH2n+2, n = jumlah atom C.

SUMBER DAN KEGUNAAN ALKANA


Alkana dalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi.
Kegunaan alkana sebagai berikut :

Bahan bakar
Pelarut
Sumber hydrogen
Pelumas
Bahan baku untuk senyawa organic lain
Bahan baku industry

ALKENA
Adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yaitu hidrokarbon dengan satu
ikatan rangkap dua (- C = C -). Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap 2 disebut
alkadiena, yang mempunyai 3 ikatan rangkap 2 disebut alkatriena dst. Rumus umum
alkena yaitu CnH2n ; n = jumlah atom C.
SUMBER DAN KEGUNAAN ALKENA
Alkena dibuat dari alkana melalui proses pemanasan atau dengan bantuan
katalisator (cracking). Alkena suku rendah digunakan sebagai bahan baku industry
plastic, karet sintetik dan alcohol.

ALKUNA
Adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yaitu hidrokarbon dengan satu
ikatan rangkap tiga (- C = C -). Senyawa yang mempunyai 2 ikatatan rangkap 3
disebut alkadiuna, yang mempunyai 1 ikatan rangkap 2 dan 1 ikatan rangkap 3
disebbut alkenuna. Rumus umum alkuna yaityu CnH2n-2 ; n = jumlah atom C.
SUMBER DAN KEGUNAAN ALKUNA
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna
(asetilena), C2H2. Gas asetilena digunakan untuk mengelas besi dan baja.

SIFAT-SIFAT HIDROKARBON

Sifat Kimia
1. Reaksi-reaksi pada alkana
Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut paraffin yang
artinya afinitas kecil. Reaksi terpenting dari alkana adalah reaksi
pembakaran , subtitusi dan perengkahan (cracking)
Pembakaran

Pembakaran sempurna alkana menghasilkan gas CO2 dan uap air,


sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO dan uap air
atau jelaga (partikel karbon)

Subtitusi atau Pergantian

Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya golongan

halogen
Penggantian atom H oleh atom atau gugus lain disebut reaksi subtitusi
Salah satu reaksi subtitusi terpenting dari alkana adalah halogenasi yaitu
penggantian atom H alkana dengan atom halogen, khususnya klorin

(klorinasi)
Klorinasi dapat terjadi jika alkana direaksikan dengan klorin

Perengkehan atau Cracking

Perengkehan adalah pemutusan rantai karbon menjadi potong-potongan

yang lebih pendek.


Perenngkehan dapat terjadi bila alkana dipanaskan pada suhu dan tekanan

tinggi tanpa oksigen


Reaksi ini juga dapat dipakai untuk membuat alkena dari alkana. Selain
itu juga dapat digunakan untuk membuat gas hydrogen dari alkana

2. Reaksi reaksi pada alkena


Pembakaran
Seperti halnya alkana, alkena suhu rendah mudah terbakar. Jika
dibakar diudara terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebih banyak

daripada alkana. Hal ini terjadi karena alkena mempunyai kadar C


lebih tinggi daripada alkana, sehingga pembakarannya menuntut/

memerlukan lebih banyak oksigen


Pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas CO2 dan uap air

Adisi (penambahan = penjenuhan)

Reaksi terpenting dari alkena adalah reaksi adisi yaitu reaksi


penjenuhan ikatan rangkap

Polimerasi

Adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana menjadi

molekul yang besar


Molekul sederhana yang mengalami polimerasi disebut monomemr,
sedangkan hasilnya disebut polimer

3. Reaksi reaksi pada alkana


Reaksi reaksi pada alkana mirip dengan alkena, untuk menjenuhkan
ikatan rangkapnya, alkuna memerlukan pereaksi dua kali lebih banyak

did an bandingkan dengan alkena


Reaksi-reaksi terpenting dalam alkena dan alkuna adalah reaksi adisi
dengan H2, adisi dengan halogen (X2) dan adisi dengan asam halide

(HX)
Pada reaksi adisi gas HX (X = Cl, Br atau I) terhadap alkena dan
alkuna berlakuaturan markovnikov

V.

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Hidrokarbon Alifatik (Alkana)
Memasukkan 1 ml asam sulfat pekat kedalam tabung reaksi
Menambahkan 1 ml alkana (paraffin cair)
Mengocokknya hingga berubah warna dan mengamatinya
Mengulangi percobaan sekali lagi
2. Hidrokarbon Alifatik (Benzene)
Menyediakan 2 tabung reaksi dengan mengisinya 1 ml aquadest

Menambahkan 1 ml etanol pada tiap-tiap tabung, kemudian menetesinya


dengan benzene pada masing-masing tabung sebnayak 1 ml secara perlahan-

lahan
Mengamati perubahan yang terjadi
mengulangi percobaan sekali lagi

3. Sifat Benzene sebagai Pelarut


Menyediakan 2 tabung reaksi, tabung masing masing diisi dengan 1 ml

aquadest dan tabung yang lain diisi dengan 1 ml benzene


Menambahkan paraffin dan minyak sebnayak masing-masing ml pada

tabung yang berisi aquadest


Mengulangi perlakuan diatas terhadap tabung yang berisi benzene
Mengamati perubahan yang terjadi
Mengulangi sekali lagi

4. Nitrasi Benzene
Menyediakan 1 tabung reaksi, kemudian mengisinya dengan 1 ml asam

sulfat pelat
Menambahkan 3 ml asam nitart pekat secara perlahan-lahan. Melakukan

prosedur ini pada ruang asam


Menambahkan 1 ml benzene (mengamati perubahan yang terjadi)
Menuangkan 25 ml aquadest secara perlahan lahan (melakukan diruang

asam), mengamati perubahan yang terjadi


Mengulangi sekali lagi

VI.

DATA PENGAMATAN
Hidrokarbon Alifatik (Alkana)
Reaksi
1 ml H2SO4
1 ml H2SO4 + Alkana (1 ml
Paraffin)

Dihomogenkan

Pengamatan
Berwarna Bening
Bening, terdapat 2 lapisan

lapisan atas : minyak


(paraffin)

lapisan bawah : H2SO4

Berwarna keruh, kental, dan


berpori

Hidrokarbon Aromatik (Benzene)


Perlakuan

Pengamatan

1 ml Aquadest

Berwarna bening

1 ml Aquadest + 1 ml etanol

bening dan larut

1 ml Aquadest + 1 ml etanol + 1 ml
benzene

bewarna bening, tidak larut, terdapat 2


lapisan :

lapisan atas

lapisan bawah : benzene

: etanol + Aquadest

Sifat Benzene sebagai Pelarut


Tabung 1
Perlakuan

Pengamatan

1 ml Aquadest

Berwarna bening

1 ml Aquadest + 1 ml paraffin

bewarna bening, tidak larut, terdapat 2


lapisan :

1 ml Aquadest + 1 ml minyak

lapisan atas

lapisan bawah : benzene

: etanol + Aquadest

tidak larut , 2 lapisan yaitu

lapisan atas : minyak + praffin

lapisan bawah : aquadest

Tabung 2
Perlakuan

Pengamatan

1 ml Benzene

Berwarna bening

1 ml Benzene + 1 ml paraffin

putih keruh dan larut

1 ml Benzene + 1 ml paraffin + 1ml


minyak

tidak larut , terdapat 3 lapisan yaitu

lapisan atas : minyak

lapisan tengah : benzene + paraffin

lapisan bawah : minyak

Nitrasi Benzene
Perlakuan

Pengamatan

1 ml Asam sulfat pekat

Berwarna bening

1 ml Asam sulfat pekat + 3 ml asam nitrat


pekat

Berwarna bening

1 ml Asam sulfat pekat + 3 ml asam nitrat


pekat + 1 ml Benzene
1 ml Asam sulfat pekat + 3 ml asam nitrat
pekat + 1 ml Benzene +25 ml Aquadest

Berwarna bening, berbau pekat,


tidak larut
Berwarna kuning keruh, berasap,
berbau pekat dan larut, ada
gelembung

VII.

ANALISA HASIL PERCOBAAN


Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat kita ketahui bahwa senyawa
hidrokarbon antara alifatik dan aromatic memiliki perbedaan dengan menguji
kelarutan senyawa dan perubahan reaksi yang terjadi. Pada identifikasi hidrokarbon
alifatik alkana, uji kelarutan menggunakan asam sulfat pekat untuk melarutkan
paraffin cair. Dari hasil yang didapatkan ternayat paraffin tidak larut dalam asam
sulfat pekat. Dikarenakan asam sulfat bersifat polar dan paraffin cair adalah senyawa
non polar. Sedangkan pada hidrokarbon alifatik (Benzene), benzene tidak larut dalam
larutan aquadest ditambahkan etanol.
Pada uji sifat benzene sebagai pelarut, terdapat dua senyawa sebagai
pembanding yaitu aquadest dan benzene. Dari percobaan ternyata benzene dapat
melarutkan paraffin sedangkan aquadest tidak larut dan terpisah dari campuran
aquadest ditambahkan paraffin maupun benzene ditambahkan paraffin masingmasing tidak larut dan terdapat lapisan.
Pada uji nitrasi benzene, ternyata campuran asam sulfat ditambahkan
asam nitrat pekat ditambahkan benzene ditambahkan aquadest terjadi perubahan
warna yaitu dari bening menjadi kuning keruh dan keluar asap serta berbau pekat dan
campuran larutan.

VIII. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :


1. Alkana (paraffin) sukar bereaksi, namun saat paraffin dihomogenkan dengan
asam sulfat larutan mengental dan paraffin ditambahkan asam sulfat berpori
2. Benzene dapat melarutkan paraffin, namun tidak dapat melarutkan minyak
3. Nitrasi benzene merupakan benzene yang bersifat tidak jenuh karena benzene
yang direaksikan dengan asam nitrat sehingga salah satu ikatan benzene asam
nitrat
4. Sifat paraffin yaitu
Afinitas kecil
Sukar bereaksi
Atom H dari alkana dapat digantikan dengan atom golongan halogen
5. Sifat Benzene
Bersifat jenuh saat benzene tidak bereaksi (tidak kehilangan atom H nya)
Bersifat tidak jenuh saat atom H digantikan dengan atom golongan lain
seperti NO3, OH, NH2, Br, dll

DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet.Satuan Proses.Identifikasi senyawa hidrokarbon alisiklik dari aromatic
jenuh dan tidak jenuh.Politeknik Negeri Sriwijaya.2016

IX.

GAMBAR ALAT

Rak tabung reaksi

tabung reaksi

Pipet ukur

Gelas Kimia
Aquadest

Bola Karet

Pengaduk

Botol

Anda mungkin juga menyukai