Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dalam bab-bab terdahulu, kesimpulankesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan penemuan baru batuan Eosen di daerah Luk Ulo utara, penelitian ini
menghasilkan peta geologi dan stratigrafi baru daerah Karangsambung. Stratigrafi
baru ini memunculkan tiga satuan batuan baru yang diusulkan sebagai Formasi
Bulukuning berumur Eosen Awal, Komplek Larangan berumur Eosen
Akhir, dan Anggota Breksi Mondo Formasi Totogan berumur Oligosen.
Ketiga satuan batuan baru ini oleh peneliti terdahulu dipetakan sebagai bagian
dari Komplek Melange Luk Ulo.
2. Hadirnya Formasi Bulukuning yang berumur Eosen Awal menunjukkan bahwa
pada saat formasi ini diendapkan proses subduksi yang menghasilkan Komplek
Melange Luk Ulo sudah tidak aktif dan daerah bagian utara berubah menjadi
cekungan laut dangkal dimana Formasi Bulukuning diendapkan, sementara di
bagian yang lain, terutama di bagaian selatan,
palung subduksi Kapur yang berupa cekungan sempit dan dalam dimana Formasi
Karangsambung dan Komplek Larangan diendapkan.
3. Kenampakan terdeformasi dari Komplek Larangan dan Formasi Karangsambung
serta kondisi Formasi Bulukuning yang merupakan satuan batuan metasedimen
menunjukkan bahwa setelah pengendapan Formasi Karangsambung dan Komplek
Larangan di daerah Luk Ulo terjadi proses deformasi kompresional yang cukup
signifikan. Deformasi ini diinterpretasikan terjadi pada Eosen Akhir-Oligosen
Awal.
4. Dengan kemiringan struktur umumnya ke arah selatan, Komplek Melange Luk
Ulo diinterpretasikan sebagai bagian dari akresi buritan (rear accretion). Zona
subduksi Lesser Antilles di Amerika Tengah dapat dianggap sebagai salah satu
analog moderen dari model ini. Berdasarkan model ini Komplek akresi Luk Ulo
310
Sedangkan Komplek
Bayat
311
block, sub-zona craton interior. Batupasir Bayat sebagian besar provenannya dari
daerah recycled orogen, sub-zona foreland uplift sampai continental block,
subzona craton interior. Batupasir dari daerah Cekungan Jawa Timur bertataan
tektonik foreland uplift, recycled orogen dan sub-zona craton interior,
continental block. Dari keempat kelompok batupasir tersebut, hanya batupasir
Karangsambung yang tidak menunjukkan tataan tektonik continental block,
subzona craton interior. Hal ini mendukung bahwa daerah Karangsambung
merupakan daerah komplek akresi sedangkan daerah lainnya lebih berasosiasi ke
tatanan tektonik continental block, subzona craton interior.
8. Fase regangan Eosen Tengah di daerah penelitian dicirikan oleh berkembangnya
dua jenis cekungan, yakni cekungan laut dalam di daerah Karangsambung dan
cekungan laut dangkal sampai transisi di daerah Nanggulan, Bayat dan Jawa
312
selatan, ke arah daerah yang sekarang ditempati oleh Zona Kendeng, cekungan
ini mengalami pendalaman sehingga dalaman ini dapat diinterpretasikan sebagai
batas antara mikrokontinen Jawa Timur di selatan dan mikrokontinen Pasternoster
di utara. Karena cekungan ini merupakan batas mikrokontinen
maka secara
genesa struktur graben barat-timur ini merupakan struktur yang lebih tua
dibandingkan dengan graben berarah timurlaut-baratdaya.
10. Evolusi tektonik daerah penelitian sejak Kapur hingga Oligosen diinterpretasikan
berlangsung dalam tiga periode utama:
313
Periode ketiga terjadi pada Oligosen, ketika di daerah Luk Ulo, endapan
olistostrom Formasi Karangsambung dan Komplek Larangan mengalami
deformasi akibat tumbukan mikrokontinen Jawa Timur. Tumbukan ini juga
menandai terjadinya subduksi di selatan mikrokontinen Jawa Timur yang
dipicu oleh meningkatnya kecepatan pergerakan ke utara benua Australia.
Disamping mengakibatkan gejala tumbukan di daerah Luk Ulo, secara
regional subduksi ini menghasilkan busur volkanik Oligosen di Jawa.
314