Anda di halaman 1dari 37

Peningkatan Keragaman Genetik

Hibridisasi
Mutasi
Ploidisasi

Hibridisasi
Hibridisasi adalah penyerbukan silang antara

tetua yang berbeda susunan genetiknya.


Tujuan utama hibridisasi:
1.
2.
3.
4.

Menggabungkan semua karakter baik ke dalam


satu genotipe baru;
Memperluas keragaman genetik;
Memanfaatkan vigor hibrida
Menguji potensi tetua (uji turunan)

Hibridisasi
Hibridisasi pada tanaman menyerbuk silang

biasanya untuk menghasilkan tanaman


inbreeding (perkawinan antar kerabat dekat)
atau untuk menguji potensi hasil suatu tetua.
Hibridisasi pada tanaman menyerbuk sendiri

merupakan langkah pertama program


pemuliaan, karena umumnya pemuliaan
tanaman dimulai dengan menyilangkan dua
tetua homozigot yang berbeda genotipenya.

Hibridisasi
Hibridisasi dibagi ke dalam beberapa

kategori, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Hibridisasi intravarietas.
Hibridisasi intervarietas
Hibridisasi interspesifik.
Hibridisasi intergenerik.

Hibridisasi
Hibridisasi intravarietas.

Persilangan dilakukan antara tanaman yang


varietasnya sama

Hibridisasi intervarietas.

Persilangan dilakukan antara tanaman yang


varietasnya berbeda dari spesies yang sama,
disebut juga Hibridisasi intraspesifik.

Hibridisasi
Hibridisasi interspesifik.

Tanaman dari dua spesies yang berbeda, dengan


genus yang sama disilangkan, disebut juga
hibridisasi intragenerik.

Persilangan ini pada umumnya dilakukan untuk


memindahkan gen ketahanan penyakit, hama dan
kekeringan pada varietas tanaman gandum,
tomat, tebu, dan lain-lain.

Hibridisasi
Hibridisasi intergenerik.
Persilangan dilakukan antar tanaman dari
genus yang berbeda.
Beberapa contoh tanaman hasil persilangan
ini, yaitu Raphanobrassica, Rabbage, Maizeteosinte, sugarcane-sorghum, dan lain-lain.
Juga biasa digunakan untuk memindahkan
karakter ketahanan penyakit, hama dan
kekeringan dari genus tanaman liar ke
tanaman budi daya.

Mutasi
Arti mutasi:

SEMPIT : perubahan pada pasanganpasangan basa dna ( point mutation / mutasi


titik / mutasi noktah)

LUAS : termasuk perubahan jumlah dan


struktur kromosom

Perubahan sifat akibat mutasi akan menurun

Mutasi
Mutasi sumber penyebab keragaman

genetik
Tanpa mutasi :

Gen-gen pengendali sifat tertentu akan


seragam

Alel-alel tidak terbentuk tidak dapat


dilakukan analisis genetik

Organisme tidak mampu bertahan dan


beradaptasi terhadap perubahan lingkungan

Mutasi
Penyebab mutasi :
1. Spontan

2.

Terjadi di alam, laju mutasi lambat : 10-7 - 10-9


pasangan nukleotida termutasi per generasi.
Penyebabnya tidak diketahui pasti

Induksi (mutasi buatan)

terjadi karena perlakuan bahan penyebab mutasi


(mutagen)
Meningkatkan laju mutasi (10-6-10-5)
Hanya meniru ( sama dengan ) mutasi alami
Alel-alel yang terbentuk tidak dapat diramalkan
(random, untung-untungan)

Mutasi
Macam mutasi :
1.

Mutasi kromosom

Perubahan benang kromosom yang dapat


berakibat perubahan susunan atau letak
beberapa gen

Translokasi, inversi, delesi, duplikasi.

Tanaman menjadi steril akibat matinya tepung


sari.

Mutasi
2. Mutasi gen
Dapat terjadi dua arah, yaitu dari dominan ke
resesif atau sebaliknya
Mutasi gen resisif lebih sering terjadi dibanding
mutasi gen dominan.

Sering terjadi pada sifat kualitatif tanaman


serealia pada sifat tinggi tanaman, panjang dan
lebar daun, ketahanan terhadap penyakit,

Mutasi
3. Mutasi genom

Menyebabkan perubahan banyak gen, terkait


dengan sifat kuantitatif, seperti produksi.

Perubahan yang terjadi sering sulit teramati


dan baru terlihat melalui analisis statistik

Menimbulkan keragaman pada populasi

Mutasi
Obyek mutasi :

radiasi

Obyek bagian tanaman yang digunakan biji,


tepungsari, stek, tunas

Tiap bagian tanaman memiliki radiosensitivitas


berbeda

Reaksinya tergantung pada kondisi fisiologis


tanaman dan kondisi pra dan pasca perlakuan

Biji paling mudah digunakan karena mudah


ditreatment.

Mutasi

Kimia

Obyek bagian tanaman yang digunakan biji,


stek dorman direndam dalam konsentrasi
mutagen tertentu.
Batang dikerat, ditempeli dengan kapas
basah mutagen, atau mutagen disuntikan
dalam batang.
Mutagen dapat diberikan ke media tumbuh.
Polen diletakkan dalam ruang tertutup,
diuapi dengan uap mutagen.

Mutasi
Pengaruh mutagen pada obyek mutasi

(generasi M1) dapat berujud:


1.

Kerusakan tanaman dan letalitas

2.

Efek sitologis

3.

Sterilitas

4.

Titik-titik dan garis-garis pada daun

Mutasi
Kerusakan tanaman dan letalitas
A. Kerusakan tanaman
Empat golongan, yaitu :

Kerusakan fisiologis
Mutasi gen
Mutasi kromosom
Mutasi sitoplasma

Mutasi gen dan mutasi kromosom dapat


diturunkan dari generasi M1 ke generasi
selanjutnya.
Efek fisiologis karena kerusakan fisiologis
hanya terjadi pada generasi M1 besarnya
kerusakan tergantung pada dosis mutagen.

Mutasi
Kerusakan tanaman dan letalitas
Pada generasi M1 dan V1
Sulit memisahkan perubahan penampilan tanaman
akibat pengaruh fisiologis atau pengaruh genetis
Mutasi belum dapat teramati pada generasi M1 dan
V1, kecuali ada penduga khusus atau yang dimutasi
gamet haploid.
Adanya mutasi baru dapat teramati pada generasi
m2 dst.
Untuk kepentingan pemuliaan diharapkan

perlakuan mutagenik dapat menghasilkan efek


fisiologis yang kecil namun efek genetis yang
besar atau kuat.

Mutasi
B. Efek sitologis
Efek sitologis dapat teramati dengan mikroskop
kromosom yang termutasi terlihat lebih lengket
dan bergerombol lebih banyak pada sel-sel yang
sedang bermitosis dan bermiosis yang teramati
adalah tipe mutasi kromosom, bukan tipe mutasi
gen atau mutasi sitoplasma.
Pada level molekuler, mutasi terjadi karena
modifikasi pasangan nukleotida dalam dna.
Mutasi gen biasanya berhubungan dengan
sterilitas dan letalitas segregasi mutasi gen
biasanya mengikuti rasio tipe monogenik 3 : 1.

Mutasi
C. Sterilitas

Penggunaan mutagen dosis tinggi dapat


mengakibatkan sterilitas yang tinggi
tanaman M1 menghasilkan jumlah tanaman
M2 yang tereduksi.

Sterilitas terjadi karena abrasi kromosom,


mutasi gen, mutasi sitoplasma dan efek
fisiologis abrasi kromosom merupakan
penyebab utama sterilitas.

Mutasi
D. Titik-titk dan garis-garis.

Munculnya titik-titk dan garis-garis pada daun


berhubungan dengan reaksi mutagenik pada
mutasi khlorofil tanaman M2 berupa
albinia, xantha, khlorina dan viridis.

Ploidisasi
Genom jumlah kromosom dasar
Jumlah kromosom dasar setiap

genom = x
x = Jumlah kromosom dasar
setiap genom.
n = informasi yang menyatakan
bahwa sel tersebut berasal dari
hasil pembelahan miosis (gamet)
2n = informasi yang menyatakan
bahwa sel tersebut berasal dari
gabungan dua buah gamet (zigot)

Ploidisasi
Polyploidi
Suatu keadaan sel atau individu dengan
tambahan satu atau lebih genom dari jumlah
kromosom dasar ( x ).
Tanaman polyploid tersebar luas di alam

Angiospermae : 30 %
Graminae
: 70 %
Cruciferae
: 42 %
Leguminosae
: 23 %

Ploidisasi
Populasi polyploidi memiliki kemampuan

kompetisi yang lebih baik dibanding


moyangnya yang diploid ditunjukkan
dengan daerah penyebaran yang lebih luas
memiliki toleransi yang lebih tinggi
terhadap lingkungan ekstrim.
Banyak tanaman budidaya berupa polyploid

alami : pisang, gandum, kapas, tembakau,


tebu, ubi jalar dll.

Ploidisasi
Kebanyakan tanaman polyploid adalah

allopolyploid dan menyerbuk sendiri.


Jumlah tanaman polyploid budidaya > liar.
Tanaman polyploid budidaya berperan besar
dalam penyediaan protein, lemak dan
karbohidrat dunia, dibanding tanaman diploid.

Ploidisasi
Macam tanaman polyploid :

Autopolyploid :

Organisme yang memiliki lebih dari satu pasang kromosom,


dimana pasangan benang kromosomnya homolog.

Contoh : genom a haploid (x) ; aa diploid (2x); aaa triploid


(3x); aaaa tetraploid (4x) dst. Didapat dari penggandaan
kromosom langsung suatu tanaman.

Allopolyploid :

Organisme yang memiliki lebih dari satu pasang kromosom,


dimana pasangan benang kromosomnya tidak homolog.

Contoh : allotetraploid : aabb (4x) . didapat dari


penggandaan kromosom hasil persilangan interspesifik.

Ploidisasi
Polyploidi mengakibatkan inti sel lebih besar dan

volume bertambah tanaman akan lebih rimbun,


daun lebih besar dan tebal, bunga lebih besar,
buah, sel dan inti lebih besar. Kandungan
vitamin dan protein bertambah periode vegetatif
lebih panjang.
Perubahan volume sel juga mengakibatkan
gangguan fisiologis yang dapat merugikan tanaman.
Seleksi alami terhadap populasi polyploid yang baru
terbentuk cenderung mendapatkan tanaman
dengan ukuran sel yang kecil dan fisiologis stabil.

Ploidisasi
Sifat-sifat khas tanaman polyploid banyak

disukai tantangannya : bagaimana cara


memperbaiki gangguan keseimbangan
fisiologis serta dalam waktu yang bersamaan
dapat memelihara sifat polyploid yang
diharapkan.
Contoh gangguan keseimbangan fisiologis :
sifat buruk pada tanaman poliploid muda
dalam menyimpan dan menggunakan air,
karena stomata yang besar dan kadangkadang perkembangannya lambat.

Ploidisasi
Tanaman poliploid dapat terjadi secara

spontan dan melalui induksi

SPONTAN: kegagalan mitosis selama


megasporogenesis, kegagalan kromosom untuk
memisah pada anafase (non-disjunction) - mutasi
somatik alami

INDUKSI : kejutan temperatur, perlakuan


kolkhisin.

Ploidisasi
Problem fertilitas pada tanaman

autopolyploid

Problem fertilitas (sterilitas) disebabkan oleh:


1.

Adanya ketidak teraturan pasangan kromosom


pada pembelahan meiosis , yaitu kromosom yang
berpisah ( ex. : 3 - 1 pada autotetraploid)
menyebabkan gamet-gamet tidak mampu hidup
dan semi steril. Jika kromosom pada anafase i
terpisah 2 - 2 mengakibatkan terbentuknya
gamet-gamet diploid yang stabil.

Ploidisasi
Problem fertilitas (sterilitas) disebabkan

oleh:
2.

Keseimbangan fisiologis yang terganggu


menyebabkan berkurangnya fertilitas.

3.

Perubahan sifat lain, ex. : Perubahan


ukuran bunga menyebabkan perubahan
dalam kemampuan serangga mengadakan
penyerbukan pada tanaman.

Ploidisasi
Prospek dan penggunaan autopolyploid
Jumlah kromosom bahan asal relatif lebih
sedikit. Jumlah kromosom gandanya tidak
melebihi jumlah optimum.
Bahan asal harus berupa populasi menyerbuk
silang sehingga kombinasi pada tingkatan
ploidinya mudah terlihat dan efek
heterozigositasnya dapat dimanfaatkan.
Spesies tanaman penghasil daun, bukan biji

Ploidisasi
Alloploid bila genom dari spesies yang

berbeda (interspesifik hibrid) bergabung


susunan genetiknya disebut.
Tanaman F1 steril tidak ada atau hanya
beberapa khromosom yang homolog.
Kadang-kadang hibrid F1 yang steril
menghasilkan beberapa gamet yang tidak
tereduksi, sehingga dihasilkan turunan yang
fertil karena memiliki khromosom homolog
yang bermeiosis normal.

Ploidisasi
Hambatan dan prospek keberhasilan

induksi allopolyploid

Penggandaan jumlah kromosom hibrida tidak


selamanya berhasil dengan mudah karena
setelah berhasil mendapatkan hibrida yang
jumlahnya sedikit dihadapkan pada kesulitan
perlakuan terhadap tanaman untuk mendapatkan
sektor tetraploid yang mampu membentuk
tetraploid.
Dalam praktek terlebih dahulu dilakukan
penggandaan kromosom pada tetuanya
dilakukan persilangan.

Ploidisasi
Kesulitan yang dihadapi pada induksi

allpolyploid:

Adanya hambatan incompatibilitas pada kedua


spesies yang akan disilangkan
Jika pembuahan berhasil pembentukan embrio
akan terputus terjadi aborsi embrio dapat
ditanggulangi dengan penyelamatan embrio

Anda mungkin juga menyukai