Anda di halaman 1dari 8

I.

PENDAHULUAN
1.1. Dasar Teori
Lemak merupakan senyawa organik berlemak atau berminyak yang tidak
larut dalam air yang dapat diekstrak dari sel atau jaringan tumbuhan dan hewan
dengan menggunakan larutan non polar seperti kloroform dan eter. Senyawa yang
termasuk golongan ini meliputi triasilgliserol, diasilgliserol, monoasilgliserol,
asam lemak bebas, fosfolipid, sterol, karotenoid dan vitamin A dan D. Fraksi
lemak sendiri mengandung campuran kompleks dari berbagai jenis molekul.
Namun triasilgliserol merupakan komponen utama sebagian besar makanan,
jumlahnya berkisar 90-99% dari total lemak yang ada. Triasilgliserol merupakan
ester dari tiga asam lemak dan sebuah molekul gliserol. Asam lemak yang
ditemukan di makanan bervariasi panjang rantainya, derajat ketidakjenuhannya
dan posisinya pada molekul gliserol. Akibatnya fraksi triasilgliserol sendiri
mengandung campuran kompleks dari berbagai jenis molekul yang berbeda.
Masing-masing jenis lemak mempunyai profil lemak yang berbeda yang
menentukan sifat fisikokimia dan nutrisinya (Herowati, 2011).
Lemak jenuh merupakan lemak di mana tidak ada ikatan rangkap di antara
atom karbon pada rantai asam lemaknya. Lemak jenuh biasanya berbentuk padat
pada suhu kamar. Dehidrogenasi mengkonversi lemak jenuh menjadi lemak tidak
jenuh, sedangkan hidrogenasi mengkonversi lemak tidak jenuh menjadi lemak
jenuh. Contoh lemak jenuh adalah mentega, minyak kelapa sawit, minyak kelapa,
minyak biji kapas, dan minyak sawit. Lemak tidak jenuh merupakan lemak yang
memiliki relatif banyak ikatan ganda di antara molekul-molekulnya. Hidrogenasi
mengkonversi lemak jenuh menjadi lemak tidak jenuh, sementara dehidrogenasi
lemak tidak jenuh menjadi lemak jenuh. Lemak tidak jenuh ada dua bentuk yaitu
lemak tidak jenuh tunggal dengan satu ikatan ganda antar molekul lemak dan
lemak tidak jenuh ganda dengan beberapa ikatan ganda antar molekul lemak.
Contoh lemak tidak jenuh adalah minyak zaitun, minyak bunga matahari, minyak
wijen, minyak kedelai, kacang-kacangan dan alpukat. Perbedaan lemak jenuh dan
lemak tidak jenuh adalah lemak jenuh yaitu lemak yang bersifat non essensial,

dapat disintesis oleh tubuh, padat pada suhu kamar, diperoleh dari sumber zat
hewani contoh mentega, tidak ada ikatan rangkap dan lemak yang tidak baik bagi
tubuh kita sedangkan lemak tidak jenuh yaitu lemak bersifat essensial, tidak dapat
diproduksi tubuh, cair pada suhu kamar, diperoleh dari sumber zat nabati contoh
minyak goreng, ada ikatan rangkap dan lemak yang baik bagi tubuh kita (Zahira,
2012).
Manfaat mempelajari lemak adalah supaya kita mengetahui bahwa lemak
mempunyai manfaat besar bagi manusia yaitu sebagai pelindung organ tubuh,
sebagai sumber vitamin (makanan yaitu vitamin A, D dan E, sebagai sumber
energi, merupakan bentuk penyimpanan energi yang paling efektif dalam tubuh
makhluk hidup, dan sebagai insulasi termal atau panas (Purba, 2006).

1.2. Tujuan
Tujuan praktikum Biokimia dengan materi Lemak adalah :
a. Dapat mengetahui penggolongan lemak.
b. Dapat mengetahui sifat-sifat kimia lemak.
c. Dapat mengetahui dan melakukan uji sifat-sifat reaksi lemak.

II. BAHAN DAN METODE


2.1.

Waktu dan Tempat


Praktikum Biokimia dengan materi Lemak dilaksanakan pada hari Sabtu, 05

Desember 2015 pukul 11.00-12.40 WIB di Laboratorium Budidaya Pertanian,


Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

2.2.

Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam praktikum Biokimia dengan materi Lemak

adalah Aquades (H2O) sebanyak 1 ml, Benzena (C6H6) sebanyak 1 ml, Natrium
Karbonat (Na2CO3) sebanyak 1 ml, Kloroform (CHCl 3) sebanyak 1 ml, dan
Minyak Kelapa sebanyak 1 ml. Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet
volume, dan rak tabung reaksi.

2.3.

Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum Biokimia dengan materi Lemak

adalah :
a. Menyiapkan 8 rabung reaksi
b. Mengisi 1 ml minyak kelapa masing-masing pada 4 tabung dan mengisi 4
tabung lainnya dengan 1 ml aquades (H2O), Benzena (C6H6), Natrium
Karbonat (NaCO3), dan Kloroform (CHCl3).
c. Menambahkan 1 ml minyak kelapa pada tabung yang berisi aquades,
Benzena (C6H6), Natrium Karbonat (Na2CO3), dan Kloroform (CHCl3).
d. Menggojok semua larutan yang sudah dicampur sampai homogen
kemudian membiarkan sampai beberapa waktu.
e. Mengamati percobaan yang terjadi.
f. Menggambar tabel dan menulis hasil pengamatan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan Lemak
Jenis Larutan
Jenis Pelarut
Sampel
Aquades
Minyak
(H2O) 1 ml

Kelapa 1 ml

Hasil Akhir

Gambar

Terbentuk 2 lapisan :
Lapisan bawah : aquades
(bening)
Lapisan atas : minyak (keruh)

Benzena

Minyak

Menyatu dan ada sedikit

(C6H6) 1 ml

Kelapa 1 ml

gelembung

Natrium

Minyak

Menyatu, berwarna keruh,

Karbonat

Kelapa 1 ml

dan bergelembung

Kloroform

Minyak

Menyatu dan keruh

(CHCl3)

Kelapa 1 ml

(Na2CO3)
1 ml

1 ml

3.2. Pembahasan

3.2.1. Aquades (H2O) + Minyak Kelapa


Berdasarkan tabel hasil pengamatan lemak,
pada percobaan pertama dengan jenis pelarutnya
adalah aquades (H2O) sebanyak 1 ml dan sampel
yang digunakan adalah minyak kelapa sebanyak 1
ml. Kemudian digojok hingga terjadi perubahan
warna. Dan hasil akhir terdapat 2 lapisan yaitu
lapisan bawah berwarna bening dan lapisan atas
berwarna keruh. Alasan mengapa terdapat 2 lapisan adalah karena aquades (H 2O)
bersifat polar artinya larut dalam air dan pelarut lain sedangkan minyak kelapa
bersifat non polar artinya tidak larut dalam air dan pelarut polar lain. Jadi, alasan
terdapat 2 lapisan adalah karena adanya larutan polar dan non polar dimana
aquades sebagai larutan polar terletak di lapisan bawah dan minyak kelapa
sebagai larutan non polar terletak di lapisan atas.

3.2.2. Benzena (C6H6) + Minyak Kelapa


Berdasarkan tabel hasil pengamatan lemak,
pada percobaan kedua dengan jenis pelarutnya
adalah benzena (C6H6) sebanyak 1 ml dan sampel
yang digunakan adalah minyak kelapa sebanyak 1
ml. Kemudian digojok hingga terjadi perubahan
warna. Dan hasil akhir yaitu jenis pelarut dan
sampel menyatu dan ada sedikit gelembung. Alasan
mengapa terjadi satu lapisan dan perubahan warna adalah karena benzena (C6H6)
bersifat non polar artinya tidak larut dalam air dan pelarut polar lain begitu juga
minyak kelapa bersifat non polar artinya tidak larut dalam air dan pelarut polar
lain sehingga benzena (C6H6) dan minyak kelapa saling menyatu atau tercampur
sehingga menghasilkan warna keruh.

Berdasarkan tabel hasil pengamatan lemak,


3.2.3. Natrium Karbonat (Na2CO
Minyak Kelapa
3) + percobaan
pada
ketiga dengan jenis pelarutnya
adalah Natrium Karbonat (Na2CO3) sebanyak 1 ml
dan sampel yang digunakan adalah minyak kelapa5
sebanyak 1 ml. Kemudian digojok hingga terjadi
perubahan warna. Dan hasil akhir yaitu jenis

pelarut dan sampel menyatu, berwarna keruh, dan


bergelembung. Alasan mengapa terjadi satu lapisan dan perubahan warna karena
massa Natrium Karbonat (Na2CO3) dan massa minyak kelapa kecil sehingga
Natrium Karbonat (Na2CO3) dan minyak kelapa saling menyatu atau tercampur
sehingga menghasilkan warna putih keruh. Dalam percobaan ini Natrium
Karbonat (Na2CO3) bersifat polar artinya larut dalam air dan pelarut lain dan
minyak kelapa bersifat non polar artinya tidak larut dalam air dan pelarut polar
lain.

3.2.4. Kloroform (CHCl3) + Minyak Kelapa


Berdasarkan tabel hasil pengamatan lemak,
pada percobaan keempat dengan jenis pelarutnya
adalah kloroform (CHCl3) sebanyak 1 ml dan
sampel yang digunakan adalah minyak kelapa
sebanyak 1 ml. Kemudian digojok hingga terjadi
perubahan warna. Dan hasil akhir yaitu jenis
pelarut dan sampel menyatu dan berwarna keruh.
Alasan mengapa terjadi satu lapisan dan perubahan warna karena kloroform
(CHCl3) bersifat non polar artinya tidak larut dalam air dan pelarut polar lain
begitu juga minyak kelapa bersifat non polar artinya tidak larut dalam air dan
pelarut polar lain sehingga kloroform (CHCl3) dan minyak kelapa saling menyatu
atau tercampur sehingga menghasilkan warna keruh.

IV. KESIMPULAN
6

Penggolongan lemak yaitu lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Lemak jenuh
merupakan lemak di mana tidak ada ikatan rangkap di antara atom karbon pada
rantai asam lemaknya dan biasanya berbentuk padat pada suhu kamar. Dan lemak
tidak jenuh merupakan lemak yang memiliki relatif banyak ikatan ganda di antara
molekul- molekulnya. Lemak tidak jenuh ada dua bentuk yaitu lemak tidak jenuh
tunggal dengan satu ikatan ganda antar molekul lemak dan lemak tidak jenuh
ganda dengan beberapa ikatan ganda antar molekul lemak.
Sifat-sifak kimia lemak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bersifat polar
dan non polar. Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu
ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya dan senyawa polar dapat larut dalam air
dan pelarut lain. Contoh senyawa polar adalah H2O, HCl, C2H5OH, dan Na2CO3.
Dan senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan
antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya dan senyawa non polar tidak
larut dalam air dan pelarut polar lain. Contoh senyawa non polar adalah CHCl 3
dan C6H6.
Pada percobaan pertama dengan jenis pelarutnya adalah aquades (H2O)
sebanyak 1 ml dan sampel yang digunakan adalah minyak kelapa sebanyak 1 ml.
Dan hasil akhir terdapat 2 lapisan yaitu lapisan bawah berwarna bening dan
lapisan atas berwarna keruh. Alasan mengapa terdapat 2 lapisan adalah karena
aquades (H2O) bersifat polar artinya larut dalam air dan pelarut lain sedangkan
minyak kelapa bersifat non polar artinya tidak larut dalam air dan pelarut polar
lain. Pada percobaan kedua dengan jenis pelarutnya adalah benzena (C 6H6)
sebanyak 1 ml dan sampel yang digunakan adalah minyak kelapa sebanyak 1 ml.
Dan hasil akhir yaitu jenis pelarut dan sampel menyatu dan ada sedikit
gelembung. Alasan mengapa terjadi satu lapisan dan perubahan warna adalah
karena benzena (C6H6) bersifat non polar artinya tidak larut dalam air dan pelarut
polar lain begitu juga minyak kelapa bersifat non polar artinya tidak larut dalam
air dan pelarut polar lain sehingga benzena (C6H6) dan minyak kelapa saling
menyatu atau tercampur sehingga menghasilkan warna keruh. Kemudian pada
percobaan ketiga dengan jenis pelarutnya adalah Natrium Karbonat (Na 2CO3)
sebanyak 1 ml dan sampel yang digunakan adalah minyak kelapa sebanyak 1 ml.

Dan hasil akhir yaitu jenis pelarut dan sampel menyatu, berwarna keruh, dan
bergelembung. Alasan mengapa terjadi satu lapisan dan perubahan warna karena
massa Natrium Karbonat (Na2CO3) dan massa minyak kelapa kecil sehingga
Natrium Karbonat (Na2CO3) dan minyak kelapa saling menyatu atau tercampur
sehingga menghasilkan warna putih keruh. Dalam percobaan ini Natrium
Karbonat (Na2CO3) bersifat polar artinya larut dalam air dan pelarut lain dan
minyak kelapa bersifat non polar artinya tidak larut dalam air dan pelarut polar
lain. Dan percobaan keempat dengan jenis pelarutnya adalah kloroform (CHCl3)
sebanyak 1 ml dan sampel yang digunakan adalah minyak kelapa sebanyak 1 ml.
Dan hasil akhir yaitu jenis pelarut dan sampel menyatu dan berwarna keruh.
Alasan mengapa terjadi satu lapisan dan perubahan warna karena kloroform
(CHCl3) bersifat non polar artinya tidak larut dalam air dan pelarut polar lain
begitu juga minyak kelapa bersifat non polar artinya tidak larut dalam air dan
pelarut polar lain sehingga kloroform (CHCl3) dan minyak kelapa saling menyatu
atau tercampur sehingga menghasilkan warna keruh.

Anda mungkin juga menyukai