: F 121 14 042
PRODI GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
Teori lempeng tektonik diyakini oleh banyak ahli sebagai teori yang menerangkan
proses dinamika bumi, antara lain gempa bumi dan pembentukan jalur pegunungan.
Menurut teori ini kulit bumi (kerak bumi) yang disebut litosfer terdiri dari lempengan
yang mengambang di atas lapisan yang lebih padat yang disebut astenosfer. Ada dua
jenis kerak bumi, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra tersusun atas
batuan yang bersifat basa, sedangkan kerak benua tersusun atas batuan yang bersifat
asam.
Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh ahli geofisika Inggris, Mc Kenzie dan Robert
Parker (1967). Kedua ahli itu menjadikan teori-teori sebelumnya sebagai satu kesatuan
konsep yang lebih sempurna sehingga diterima oleh para ahli geologi.
Kerak bumi menutupi seluruh permukaan bumi. Namun, akibat adanya aliran panas
yang mengalir di astenosfer menyebabkan kerak bumi pecah menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil. Bagian-bagian itulah yang disebut lempeng kerak bumi (lempeng
tektonik). Aliran panas tersebut untuk selanjutnya menjadi sumber kekuatan terjadinya
pergerakan lempeng. Lempeng tektonik; merupakan dasar dari terbangunnya system
kejadian gempa bumi, peristiwa gunung berapi, pemunculan gunung api bawah laut,
dan peristiwa geologi lainnya.
Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonic) juga suatu teori dalam bidang geologi yang
menjelaskan tentang sifat-sifat bumi yang mobil/dinamis karena adanya gaya endogen
dari dalam bumi. Teori ini dikembangkan untuk memberikan penjelasan terhadap
adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi.
Teori ini menggantikan teori lama yaitu: Teori Continental Drift yang lebih dahulu
dikemukakan pada pertengahan pertama abad ke 20 dan konsep Seafloor Spreading
yang dikembangkan pada tahun 1960 an.
Menurut Teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi terbuat dari suatu lempengan
tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan
ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang.
Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah
berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan
meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan
samudra.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak
samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earths mantle).
Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer
yang terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu
dengan lainnya.
Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak
benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat
dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik).
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu
dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak
mengalir seperti cairan (fluid).
Pergerakan lempeng tektonik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pergerakan
lempeng yang saling mendekat, saling menjauh, dan saling melewati.
a. Pergerakan lempeng saling mendekat
Pergerakan lempeng yang saling mendekat dapat menyebabkan terjadinya tumbukan
yang salah satu lempengnya akan menunjam ke bawah tepi lempeng yang lain. Daerah
penunjaman tersebut membentuk palung yang dalam dan merupakan jalur gempa bumi
yang kuat. Sementara itu di belakang jalur penunjaman akan terjadi aktivitas
vulkanisme dan terbentuknya cekungan pengendapan. Contoh pergerakan lempeng ini
di Indonesia adalah pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia.
Pertemuan kedua lempeng tersebut menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau
Jawa, jalur gunung api di Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara, serta berbagai cekungan
di Sumatra dan Jawa. Batas antar lempeng yang saling mendekat hingga
mengakibatkan tumbukan dan salah satu lempengnya menunjam ke bawah lempeng
yang lain (subduct) disebut batas konvergen atau batas lempeng destruktif.
Jika lempeng tektonik saling memisah, maka terjadi aktivitas magmatis yang
mengakibatkan penambahan landas samudra. Di daerah pemisahan tersebut terdapat
rekahan-rekahan yang menjadi jalan untuk keluarnya cairan dari dalam bumi. Cairan
yang keluar dari dalam bumi tersebut kemudian mendingin menjadi batuan basalt.
Banyaknya basalt yang terus terbentuk mendorong lempeng tektonik ke arah yang
saling berlawanan. Akibatnya, lempeng tektonik terpisah dengan jarak yang makin jauh.
Pada setiap daerah penunjaman, kira-kira pada kedalaman 150 km, terjadi pelelehan
batuan yang disebut pelelehan sebagian (partial melting). Pelelehan terjadi karena
adanya gesekan batuan dengan massa yang sangat padat dan berat secara terus
menerus. Melalui rekahan atau celah yang ada, lelehan tersebut akan menyusup dan
berusaha menembus kerak bumi. Jika lelehan tersebut berhasil menembus kerak bumi
berarti di tempat tersbut muncul gunung api. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa
gunung api dapat muncul di daerah terjadinya gesekan lempeng tektonik.
Lempeng kerak bumi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu lempeng mayor (lempeng
besar) dan lempeng minor (lempeng kecil).
7 Lempeng Utama yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Antartika (Antartic Plate), Lempeng ini merupakan lempeng benua yang meliputi
seluruh Antartika.
Lempeng Nasca (Nasca plate), diapit oleh Pacific Plate, Cocos Plate, South
American Plate, Antartic Plate.
2.
Lempeng Arab (Arabian Plate), diapit oleh oleh African Plate, Iranian Plate dan
Turkish Plate
3.
Lempeng Karibia (Caribian Plate), diapit oleh South American Plate, North
American Plate dan Cocos Plate
4.
5.
Lempeng Scotia (Scotia Plate), Lempeng ini terletak di antara Antartica plate dan
South American Plate .
6.
Lempeng Cocos (Cocosa Plate), diapit oleh Nazca Plate, Rivera Plat, Caribbean
Plate dan North American Plate.
Zona subduksi lempeng tektonik yang terkenal berada di Sirkum Pasifik. Kawasan ini
dikenal dengan sebutan lingkaaran api Pacific (Ring of Fire) karena di sepanjang
kawasan ini muncul serangkaian gunung api. Lingkaran api Pasifik membentang di
antara subduksi dan pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng-lempeng IndiaAustralia, Eurasia, dan Amerika Utara, serta tumbukan lempeng Nazca dengan
lempeng Amerika Selatan.
Zona lingkaran api Pasifik ini sangat luas, yaitu membentang mulai dari pantai barat
Amerika Selatan, berlanjut ke pantai barat Amerika Utara, melingkar ke Kanada,
semenanjung Kamchatka, Kepulauan Jepang, Indonesia, Selandia Baru, dan
Kepulauan Pasifik Selatan.
Selain menjadi tempat munculnya gunung api, zona subduksi di lingkaran api Pasifik
juga merupakan tempat terjadinya gempa bumi. Menurut United State Geological
Survey (USGS), sekitar 90% gempa bumi di dunia terjadi di sepanjang jalur lingkaran
api Pasifik. Gempa bumi yang terjadi di lingkaran api Pasifik lebih sering diakibatkan
oleh gerakan lempeng tektonik daripada aktivitas gunung apinya
Pada awalnya hanya terbentuk satu benua besar yang disebut Pangaea dan dikelilingi
satu samudera Panthalassa. Sekitar 200 juta tahun yang lalu benua ini terbelah menjadi
dua yakni Gondwanaland dan Laurasia. Gondwanaland kemudian terbelah membentuk
benua afrika, antartika, australia, Amerika Selatan, dan sub benua India.
Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan Amerika Utara. Pada saat benua ini
terbelah-belah beberapa samudera baru muncul di sela-selanya. Diperlukan waktu
berjuta-juta tahun untuk membentuk posisi daratan yang seperti sekarang ini.Pada
awalnya hanya terbentuk satu benua besar yang disebut Pangaea dan dikelilingi satu
samudera Panthalassa. Sekitar 200 juta tahun yang lalu benua ini terbelah menjadi dua
yakni Gondwanaland dan Laurasia. Gondwanaland kemudian terbelah membentuk
benua afrika, antartika, australia, Amerika Selatan, dan sub benua India.
Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan Amerika Utara. Pada saat benua ini
terbelah-belah beberapa samudera baru muncul di sela-selanya. Diperlukan waktu
berjuta-juta tahun untuk membentuk posisi daratan yang seperti sekarang ini.