PENDAHULUAN
A. Judul
Produk Minuman
B. Tujuan
1.
Mengetahui hasil uji pengamatan kemasan pada produk Buavita Sirsak, Mirai
2.
3.
4.
5.
Lemonade.
Mengetahui hasil uji pemanis sintetik pada minuman sachet Marimas Jeruk serta
perbandingannya dengan kadar pada kemasan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
dapat
diibaratkan
seperti
rempah-rempah
pada
makanan.
Rasa asam tersebut merupakan rasa khas soda yang membuat orang
teringat terus akan rasanya. Salah satu keunggulan minuman berkarbonasi adalah
aman dari kontaminasi bakteri, terutama bakteri yang bersifat patogen (penyebab
penyakit). Gas karbondioksida yang larut dalam air, bukan hanya menghasilkan
rasa yang spesifik, tetapi juga dapat berfungsi sebagai antibakteri untuk
mengawetkan minuman secara alami (Suharto, 2008).
Minuman ringan terdiri dari lebih kurang 94% air berkarbonasi, dan
bahan utama minuman ringan adalah gula, dengan kandungan 7-12%. Rasa
keseluruhan minuman ringan tergantung pada tingkat kemanisan, kepahitan, dan
keasaman (pH). Asam yang paling umum dalam minuman ringan adalah sifat
asam sitrat. Asam juga menurunkan pH sehinga dapat mengawetkan minuman.
Komposisi minuman ringan yang lain yaitu flavor/ pemberi aroma adalah kesan
sensorik dari makanan atau minuman yang tidak proses secara kimia (sintesis)
agar menyerupai rasa dari bahan lainnya (Jelen, 1985).
Zat pemanis sintetik merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis
atau dapat mempertajam penerimaan rasa terhadap rasa manis tersebut, sedangkan
kalori yang dihasilkan jauh lebih rendah dari gula. Pada umumnya zat pemanis
sintetik mempunyai struktur kimia yang berbeda dari struktur polihidrat gula
asam, contohnya garam Ca- atau Na-sakarin. Penggunaan sakarin tergantung dari
intensitas kemanisan yang dikehendaki karena sakarin memiliki tingkat
kemanisan lebih besar 10% dari larutan sukrosa, namun sakarin akan
menimbulkan rasa pahit-getir (nimbrah) pada konsentrasi tinggi. Beberapa
monosakarida dan oligosakarida mempunyai rasa manis sehingga seringkali
digunakan
sebagai
pemanis,
yang
sering
digunakan
adalah
sukrosa
dibutuhkan penguji yang ahli dan tidak mengalami cacat sensori ketika pengujian
dilakukan (Setiawan, 2006).
Sukrosa atau gula tebu merupakan disakarida dari glukosa dan fruktosa
yang tidak mengandung atom karbon monomer bebas karena karbon monomer
kedua komponen unit monosakarida pada sukrosa berikatan satu dengan lainnya.
Rasa manis pada sukrosa ini membuat sukrosa menjadi bahan tambahan pemanis
untuk beberapa produk pangan. Salah satu uji sukrosa yang dapat dilakukan
adalah dengan alat refraktometer yaitu alat yang terdiri dari kaca prisma, penutup
kaca prisma, sekrup pemutar skala, grip pegangan, serta lubang teropong. Satuan
skala pembacaan refraktometer adalah oBrix (Purwono, 2002).
Menurut Sudarmadji dkk. (1997), Total Asam Titrasi (TAT) ditentukan
dengan prinsip titrasi asam basa yang merupakan parameter penting dalam
penentuan mutu produk fermentasi yang dihasilkan. Uji TAT berhubungan dengan
pengukuran derajat keasaman dengan alat pH-meter, karena nilai pH menentukan
konsentrasi H+ dalam larutanyaitu jika pH semakin tinggi maka ion H+ semakin
banyak. Apabila nilai pH menurun maka total asam titrasi justru akan meningkat.
Nilai persentase TAT dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
ml NaOH x N NaOH
% TAT=
x 100%
Voluma Sampel (ml)
No.
1.
1.1
1.2
1.3
2.
3.
3.1
3.2
3.3
4.
Jenis Uji
Keadaan
Bau
Rasa
Warna
Gula (dihitung sebagai
sakarosa), (b/b)
Bahan Tambahan Makanan
Pemanis buatan (sakarin,
siklamat)
Pewarna tambahan
Pengawet
Satuan
Persyaratan
Normal
Normal
Normal
6 15
Psi
20 70
5.
5.1
5.2
5.3
5.4
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks. 0,2
Mkas. 2,0
Maks 5.0
Maks. 40,0/250,0*
6.
Arsen (As)
mg/kg
Maks. 0,1
7.
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
7.8
Cemaran mikroba
Angka lempeng total
Bakteri coliform
E. coli
Salmonella
S. Aureus
Vibrio sp.
Kapang
Khamir
kalori/ml
APM/ml
APM/ml
Per 25 ml
Koloni/ml
Koloni/ml
Koloni/ml
Minuman sari buah adalah minuman ringan yang dibuat dari bahan sari
buah dan air minum dengan atau tanpa penambahan gula dan bahan tambahan
makanan yang diijinkan (Jelen, 1985). Menurut BSN (19958, sari buah
merupakan minuman ringan yang dibuat dari sari buah dan air minum dengan atau
tanpa penambahan gula dan tambahan makanan yang diijinkan. Sari buah
merupakan hasil pengepresan atau ekstraksi buah yang sudah disaring. Pembuatan
sari buah ditujukan untuk meningkatkan ketahanan simpan serta daya guna buah-
buahan. Menurut Ultrajaya Milk Industry (2012), Buavita minuman buah terbuat
dari buah asli yang menyegarkan dan diproses dengan teknologi UHT serta
dikemas secara aseptik sehingga kuatitas dan gizi Buavita tetap terjaga.
Menurut Badan Standarisasi Nasional (1999), SNI minuman sari buah ada
pada tabel 2.
Tabel 2. SNI Minuman Sari Buah (SNI 01-6019-1999)
No. Jenis Uji
Satuan
Persyaratan
1.
Keadaan:
1.1 Warna
Normal
1.2 Bau
Normal, khas jeruk
1.3 Rasa
Normal, khas jeruk
2.
pH
Maks. 4
3.
Padatan terlarut
b/b,%
Min. 10,0/11,0
4.
Gula (sukrosa)
b/b,%
Maks. 5
5.
Etanol
b/b,%
Maks. 0,3
6.
Minyak atsiri
ml/kg
Maks. 0,4
7.
Asam yang mudah menguap
b/v,%
Trace
(sebagai asam asetat)
8.
Sulfur dioksida (SO2)
mg/kg
Maks. 10
9.
Bahan tambahan makanan:
9.1 Pengawet
Sesuai SNI 01-0222-1995
9.2 Pewarna makanan
Sesuai SNI 01-0222-1995
10.
11.
12.
Cemaran logam
10.1 Timbal (Pb)
10.2 Tembaga
10.3 Seng
10.4 Timah
10.5 Besi
10.6 Jumlah Cu, Zn, dan Fe
Cemaran Arsen
Cemaran mikroba
12.1 Angka Lempeng Total
12.2. Bakteri bentuk Coli
12.3 E. coli
12.4 Kapang
12.5 Khamir
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Mkas. 0,3
Maks. 5,0
Maks. 5,0
Maks. 40,0/250**
Maks. 15,0
Maks. 15,0
mg/kg
Maks. 0,2
Koloni/m
Maks. 2.102
l
Maks. 20
APM/ml
<3
APM/ml
Maks. 50
Koloni/m
Maks. 50
l
Koloni/m
l
(Badan Standarisasi Nasional, 1999)
Minuman bubuk atau serbuk bisa diartikan sebagai produk pangan yang
berbentuk butiran-butiran (serbuk/tepung) yang dalam penggunaannya dengan
mudah larut dalam air dingin atau air panas. Pembuatan minuman serbuk atau
bubuk ini berawal dari bahan baku yang berbentuk cair hingga menjadi berbentuk
tepung/serbuk dengan butiran-butiran halus yang kering (Prasta, 2012).
Menurut Prasta (2012), marimas adalah minuman serbuk rasa buah generasi
kedua yang didirikan sejak 19 Oktober 1995 di Semarang, Jawa Tengah . Namun
Minuman ini mengandung Gula, Pemanis Buatan dll. Minuman ini kini hadir 26
rasa buah Indonesia. Informasi nilai gizi yang terdapat pada marimas menyatakan
bahwa tidak terkandung lemak total, kolesterol, vitamin A, vitamin C, kalsium,
dan zat besi. Namun marimas jeruk mengandung natrium sebanyak 65 mg dengan
%AKG sebesar 3%, serta mengandung gula sebesar 7 gram.
Menurut Badan Standarisasi Nasional (1996), SNI minuman serbuk ada
pada tabel 5.
Tabel 5. SNI Minuman Serbuk (SNI 01-4320-1996)
No
Kriteria Uji
Satuan
1
Keadaan
1.1
Bau
1.2
Rasa
1.3
Warna
2
Air
%
3
Abu
%
4
Jumlah Gula
%
5
Bahan Tambahan Pangan
5.1
Pemanis Buatan
5.1. Sakarin
1
5.1. Siklamat
2
6
Cemaran Logam
6.1
Timbal (Pb)
mg/kg
6.2
Tembaga (Cu)
mg/kg
6.3
Seng (Zn)
mg/kg
6.4
Timah (Sn)
mg/kg
7
Cemaran Arsen (As)
mg/kg
8
Cemaran Mikrobia
8.1
Angka Lempeng Total
Koloni/mL
8.2
Koliform
AMP/g
Persyaratan
Khas, Normal
Khas, Normal
Normal
Maks. 3,0
Maks. 1,5
Maks. 85,0
Tidak Boleh Ada
Tidak Boleh Ada
Maks. 0,2
Maks 2,0
Maks 5,0
Maks 40,0
Maks 0,1
Maks. 3x103
<3
III.
METODE PERCOBAAN
A. Alat
1. Gelas beker 100 ml
10. Sendok Kecil
2. Erlenmeyer 250 ml
11. Refraktometer
3. Timbangan elektrik
12. Tissue
4. Buret
13. pH-meter
5. Statif
14. Cawan Porselen
6. Pro pipet
15. Waterbath
7. Pipet Ukur
16. Eksikator
8. Corong
17. Masker
9. Corong Pemisah
B. Bahan
6. NaOH 0,1 N
6. Produk Zoda
7. Indikator PP
7. Produk Mirai Ocha Sakura
8. Kloroform murni
8. Produk Marimas Jeruk Segar
9. Eter murni
9. Produk Buavita SIrsak
10. Aquades
C. Cara Kerja
1. Pengamatan Kemasan
Kemasan produk diamati, kemudian kode produksi, nama produk,
nama perusahaan, tanggal kadaluarsa, dan kondisi kemasan diamati dan
dicatat.
2. Uji Organoleptik
Produk minuman dicicipi dan diamati, kemudian warna dan rasa
dicatat. Setelah itu pH produk minuman diukur dengan pH meter lalu nilai
pH produk dicatat.
3. Uji Kadar Sukrosa
Sampel diambil menggunakan sendok kecil secukupnya dan
diteteskan pada permukaan refraktometer, kemudian nilai kadar sukrosa
diamati melalui lubang teropong. Lalu kadar sukrosa produk minuman
dicatat.
4. Uji % TAT
Larutan kontrol disiapkan berupa larutan produk murni yang
dituang dalam erlenmeyer. Kemudian sampel diambil sebanyak 10 ml
dengan pro pipet dan pipet ukur dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer
lain, lalu aquades sebanyak 15 ml dan indikator PP semanyak 3 tetes
ditambahkan ke dalam erlenmeyer. Larutan tersebut kemudian dititrasi
dengan NaOH 0,1 N sampai warna menjadi merah muda, kemudian
volume titran yang digunakan dicatat dan %TAT dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
ml NaOH x N NaOH
% TAT=
x 100%
X 100%
B. Pembahasan
Minuman ringan merupakan minuman yang tidak mengandung alkohol,
yaitu minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan
makanan maupun bahan tambahan lainnya baik alami atau sintetis yang
dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi. Minuman ringan terdiri dari
dua jenis yaitu minuman ringan dengan karbonasi dan minuman ringan tanpa
karbonasi (non-karbonasi). Minuman ringan dengan karbonasi adalah minuman
yang dibuat dengan menambahkan karbondioksida dalam air minum sedangkan
minuman ringan tanpa karbonasi adalah minuman selain minuman ringan
dengan karbonasi (Cahyadi, 2009).
Percobaan yang dilakukan meliputi uji pengamatan kemasan, uji
organoleptik, uji total asam titrasi, dan uji pemanis sintetik. Sampel yang
digunakan dalam uji total asam titrasi dan uji organoleptik adalah Buavita
Sirsak, Mirai Ocha Sakura, dan Zoda Lemonade. Pada uji pemanis sintetik
digunakan sampel Marimas Jeruk. Zoda Lemonade merupakan minuman
karbonasi
karena
dalam
pembuatannya
ditambahkan
karbondioksida,
sedangkan Mirai Ocha Sakura, Marimas Jeruk, dan Buavita Sirsak Juice
merupakan minuman non karbonasi karena dalam pembuatannya tidak
ditambahkan karbondioksida dan bahan dasarnya berasal dari susu, buahbuahan, dan teh.
Pada percobaan ini dilakukan beberapa uji, berikut adalah hasil beserta
pembahasan uji yang telah dilakukan:
1. Uji Pengamatan Kemasan
Kemasan produk sebagai pelindung produk, kemasan yang baik
harus bisa memberikan daya tarik bagi konsumen. Pengamatan kemasan
produk merupakan uji kualitatif karena hanya melihat komponen kemasan
produk dari luarnya saja, yang bertujuan untuk membandingkan kemasan
.keempat produk.
Pada percobaan pengamatan kemasan ini dilakukan pada 3 produk
minuman, yaitu Mirai Ocha, Zoda Lemonade, dan Buavita Sirsak.
Parameter yang diamati meliputi kode produksi, nama produk, nama
perusahaan, tanggal kadaluarsa, dan kondisi kemasan. Tujuan pengamatan
ini pada beberapa parameter yang tertera pada produk kemasan bertujuan
untuk memudahkan dalam menentukan produk dengan kemasan paling
baik dalam 3 produk minuman yang diamati.
Berdasarkan hasil uji pengamatan kemasan pada tabel 1 diketahui
bahwa sampel pertama yang diamati memiliki nama produk Mirai Ocha
yang diproduksi oleh PT Suntory Garuda dengan kode produksi BJ2,
memiliki tanggal kadaluarsa pada tanggal 18 Desember 2016, dan kondisi
kemasannya dalam keadaan baik. Sampel kedua memiliki nama produk
Buavita Sirsak diproduksi oleh PT Ultrajayaa Milk Industry and Tranding
Company, Tbk, memiliki kode produksi 8999999038137, memiliki tanggal
kadaluarsa pada tanggal 25 Desember 2016, dan kondisi kemasannya
dalam keadaan baik.
Sampel ketiga memiliki nama produk Zoda Lemonade yang
diproduksi oleh PT Kusnadi Mas Inc., dengan kode produksi ZDL,
memiliki tanggal kadaluarsa pada tanggal 23 November 2016, dan kondisi
kemasannya dalam keadaan baik. Pada sampel produk minuman lainnya
adalah Marimas Jeruk yang diproduksi oleh PT Marimas Putera Kencana
yang tidak tertera kode produksinya, dan memiliki bulan kadaluarsa pada
Agustus 2017.
Menurut Harris dan Fadli (2014), kode produksi merupakan alat
yang dapat menjelaskan tentang proses produksi makanan yang diproduksi
pada kondisi dan waktu yang sama. Kode produksi biasanya dapat disertai
dengan atau berupa tanggal produksi yang meliputi tanggal, bulan, dan
tahun pembuatan.
Tanggal kadaluarsa merupakan bagian yang wajib dicantumkan
pada kemasan produkkarena produk olahan pangan memiliki batas waktu
penggunaan atau konsumsi yang cukup singkat, terutama pada produk
pangan yang memiliki kadar air tinggi seperti produk minuman. Jika
tanggal
kadaluarsa
pada
kemasan
produk
tidak
tersedia
akan
kualitas
produk,
sebagian
konsumen
juga
mempertimbangkan kuantitas produk pada setiap kemasan makanan. Asalusul produsen maupun distributor produk menjadi salah satu hal yang
banyak ditanyakan oleh calon konsumen. Biasanya untuk produk dalam
negeri, nama dan alamat produsen yang dicantumkan pada label makanan.
Pada produk makanan yang diimport dari luar negeri, perlu dicantumkan
nama atau perusahaan yang menjadi distributor atau importir produk
tersebut (Harris dan Fadli, 2014).
Pencantuman nama perusahaan berfungsi agar dapat memberitahu
konsumen darimana produk tersebut berasal, nama perusahaan yang
terkenal akan membuat konsumen menjadi lebih yakin dan percaya
terhadap
produk
tersebut.
Tanggal
kadaluarsa
bertujuan
untuk
2. Uji Organoleptik
Pengujian organoleptik bertujuan untuk menganalisis produk
minuman dengan cara mencicipi produk tersebut berdasarkan aroma dan
rasa. Uji organoleptik merupakan uji kualitatif karena bertujuan untuk
mengetahui aroma dan rasa dari produk tanpa perlu perhitungan/rumus.
Pada pengujian ini produk minuman dicicipi dan diamati, kemudian warna
dan rasa dicatat. Setelah itu pH produk minuman diukur dengan pH meter
lalu nilai pH
organoleptik harus dilakukan oleh lebih dari satu orang untuk menghindari
adanya kesalahan pengamatan indera dan subjektivitas dari panelis.
Pada uji organoleptik ini dilakukan dengan keempat produk
minuman yaitu Mirai Ocha, Zoda Lemonade, dan Buavita Sirsak, dicicipi
dan diamati. Kemudian warna dan rasa dicatat. Setelah itu pH produk
minuman diukur dengan pH meter lalu nilai pH produk dicatat. Menurut
Marlina dkk. (2012), pengujian secara organoleptik ini merupakan
pengujian menggunakan indera manusia sebagai alat utama pengukuran
daya penerimaan terhadap produk sehingga uji organoleptik merupakan uji
yang sangat penting dalam penerapan mutu.
Berdasarkan hasil uji organoleptik pada tabel 1 diketahui bahwa
warna sampel Mirai Ocha adalah jingga dengan aroma bunga sakura, dan
rasa produk minuman tersebut manis. Pada produk Buavita Sirsak
diketahui bahwa warna sampelnya kuning kecoklatan dengan aroma buah
sirsak dan rasanya manis disertai asam. Pada produk Zoda Lemonade
diketahui tidak berwarna (bening) dengan aroma limun dan rasanya asam
berkarbonasi.
Berdasarkan komposisi pada pengamatan kemasan, produk Mirai
Ocha mengandung air, gula, sirup, teh hijau bubuk (0,096 ml), zat
tambahan aroma sakura, antioksidan asam askorbat, pengatur keasaman,
dan kalsium bikarbonat. Keberadaan gula dalam informasi nilai gizi yang
tertera pada kemasan Mirai Ocha sebesar 38 gram, sehingga dapat
disimpulkan keakuratan hasil uji organoleptik mengenai rasa Mirai Ocha
yang manis yaitu karena komposisi gula dalam produk cukup tinggi dan
tidak ada penambah rasa asam didalamnya; serta aroma yang terasa seperti
bunga sakura, sehingga hasil uji organoleptik yang menyatakan bau Mirai
Ocha seperti bunga sakura adalah benar. .
Berdasarkan SNI minuman teh dalam kemasan (SNI 01-31431992) pada tabel 4, diketahui bahwa bau dan rasanya khas teh.
Berdasarkan SNI minuman berkarbonasi (SNI 01-2984-1998) pada tabel 1,
keadaan bau dan rasanya normal. Berdasarkan SNI minuman sari buah
(SNI 3719-2014) pada tabel 2, diketahui keadaan baud an rasanya normal
khas buah. Berdasarkan SNI minuman serbuk (SNI 01-4329-1996) pada
tabel 5, keadaan bau dan rasanya khas dan normal. Berdasarkan hasil yang
diperoleh pada tabel 6, dapat diketahui bahwa hasil uji organoleptik telah
sesuai dengan keadaan produk berdasarkan SNI yang berlaku.
Pada produk Zoda Lemonade mengandung komposisi air
berkarbonasi, gula, pengatur keasaman (asam sitrat, natrium sitrat), perisa
identic alami lemonade, pengawet kalium sorbet, dan ekstrak jeruk lemon
(0,005%). Komposisi Zoda Lemonade tersebut menjelaskan bahwa rasa
yang dihasilkan dari uji organoleptik sesuai dengan komposisi produk
Zoda, yaitu rasa asam berkarbonasi disebabkan adanya ekstrak jeruk
lemon.
Pada pengujian pH produk minuman menggunakan pH meter
diketahui bahwa pH Mirai Ocha sebesar 5,5 ; Buavita Sirsak sebesar 3,5;
sedangkan produk Zoda Lemonade adalah 2,6. Perbandingan nilai pH dari
pH meter yang diperoleh tersebut dengan %TAT dapat dilihat pada poin
pembahasan bagian %TAT.
3. Uji Kadar Sukrosa
Uji kadar sukrosa bertujuan untuk mengetahui kandungan sukrosa
(gula) dalam produk minuman tersebut. Pada percobaan digunakan
refraktometer. Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kadae/ konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dll.
Prinsip kerja dari refraktometer adalah memanfaatkan refraksi cahaya
(Mulyono, 1997). Percobaan ini bersifat kuantitatif karena bertujuan untuk
mencari nilai kadar sukrosa dari beberapa sampel minuman yang diuji
menggunakan refraktormeter.
4. Uji %TAT
Uji total asam titrasi adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
kadar asam yang terdapat dalam produk minuman tersebut (Mulyono,
1997). TAT merupakan penduga pengaruh keasaman terhadap rasa dan
aroma yang lebih baik dibandingkan dengan pH (Sadler dan Murphy 1998).
Nilai TAT meliputi pengukuran total asam yang terdisosiasi dan tidak
terdisosiasi, sedangkan pH hanya mengukur total asam dalam kondisi
terdisosiasi (Harris 2000). Uji penghitungan persen asam total titrasi ini
bersifat kuantitatif karena ditujukan untuk mencari angka asam titrasi
dalam sampel melalui metode titrasi alkalimetri.
Uji ini dilakukan dengan penuangan larutan NaOH 0,1 N ke dalam
buret, yang kemudian digunakan untuk titrasi. Fungsi larutan NaOH 0,1 N
ini adalah sebagai penitran basa yaitu sebagai titran untuk meningkatkan
nilai pH pada larutan. Penentuan total asam dilakukan dengan titrasi
alkalimeter menggunakan indikator PP yang digunakan sebagai penanda
titik akhir dari titrasi yang ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah
muda.
Uji ini mula-mula karutan kontrol disiapkan berupa larutan
produk murni yang dituang dalam erlenmeyer, tujuan pembuatan larutan
kontrol ini adalah untuk membandingkan larutan yang telah berubah
warna akibat titrasi dengan warna larutan sebelumnya. Kemudian sampel
diambil sebanyak 10 ml dengan pro pipet dan pipet ukur dan dimasukkan
ke dalam erlenmeyer lain, lalu aquades sebanyak 15 ml dan indikator PP
semanyak 3 tetes ditambahkan ke dalam erlenmeyer. Fungsi penambahan
aquades adalah sebagai pelarut sedangkan indikator PP berfungsi untuk
memberi indikasi titik akhir titrasi dengan adanya perubahan warna.
Titrasi yang dilakukan disebut titrasi alkalimetri, karena NaOH
0,1 Nmerupakan suatu basa kuat. Jika basa kuat direaksikan dengan asam
pada larutan sampel secara sempurna akan membentuk air dan garam.
Penambahan aquadest pada sampel yaitu sebagai pengencer. Fungsi
perlakuan penggojogan yaitu agar larutan menjadi homogen m. Larutan
tersebut kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai warna menjadi
merah muda, kemudian volume titran yang digunakan dicatat dan %TAT
dihitung.
Pada uji ini, sampel dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga terjadi
perubahan warna menjadi pink. Fungsi larutan NaOH adalah sebagai
penitran basa. Penentuan total asam dilakukan dengan titrasi asam basa
dengan
indikator
PP.
Indikator
PP
yang
digunakan
sebagai
bahwa
hasil
tinggi pH justru nilai %TAT nya akan semakin rendah karena nilai pH
sangat berpengaruh pada konsentrasi ion H+.
5. Uji Pemanis Sintetik
Uji pemanis sintetik bersifat kuantitatif, yang bertujuan untuk
mengetahui kualitas produk minuman tersebut berdasarkan kadar gula yang
dikandungnya. Semakin tinggi nilai kadar gulanya, maka semakin banyak
pemanis sintetik yang ditambahkan pada produk minuman tersebut dan
menyebabkan produk minuma tersebut kurang baik bagi kesehatan.
Pada uji ini juga dilakukan ekstraksi berulang sebanyak 3x
dengan jumlah pelarut yang sedikit. Hal tersebut bertujuan untuk
mendapatkan hasil yang baik/ valid karena ekstraksi yang berulang dengan
jumlah pelarut yang sedikit lebih baik hasilnya dibandingkan ekstraksi
sekali dengan jumlah pelarut yang banyak. Uji menggunakan sampel mirai
ocha dan big cola.
Uji ini dilakukan
dengan
memasukkan
sampel
pada
dengan cara penguapan pelarut, sementara analit yang masuk ke dalam fase
air seringkali diinjeksikan secara langsung ke dalam kolom Disamping itu,
ekstraksi pelarut juga digunakan untuk memekatkan analit yang ada dalam
sampel dengan jumlah kecil sehingga tidak memungkinkan atau
menyulitkan untuk deteksi atau kuantifikasinya.
Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa hasil penghitungan kadar
pemanis sintetik produk Marimas Jeruk adalah sebesar 5,6875% sedangkan
kadar sukrosa yang tertulis pada kemasan adalah sebesar 1,94%. Hasil
perhitungan yang dilakukan menunjukkan kadar pemanis sintetik lebih
tinggi dari kadar pemanis sintetik yang terhitung berdasarkan data dari
kemasannya, hal ini menandakan terdapat kesalahan selama proses
pengujian. Menurut Purwono (2002), kesalahan ini bisa berupa
penambahan kloroform atau eter yang terlalu banyak yang menyebabkan
zat pengikat pemanis sintetik juga semakin tinggi, akibatnya kloroform dan
eter yang telah dibuang dari corong dan yang telah di waterbath juga
mengandung kadar pemanis sintetik yang terlalu tinggi.
Berdasarkan SNI Minuman Serbuk (SNI 01-4320-1996) pada tabel
5, diketahui bahwa kadar pemanis buatan seharusnya tidak boleh ada pada
minuman serbuk, baik kandungan aspartam maupun siklamat, padahal pada
kemasan Marimas tertulis terdapat kandungan aspartam dan siklamat
didalamnya. Hal ini tidak sesuai dengan SNI, yang dapat dikarenakan
penambahan pemanis buatan yang seharusnya dilarang oleh pihak pabrik
Marimas. Penambahan pemanis buatan sering dilakukan oleh beberapa
perusahaan, karena menurut Winarno (2002) pemanis buatan sering
ditambahkan ke dalam pangan dan minuman sebagai pengganti gula karena
mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pemanis alami yaitu lebih
manis, membantu mempertajam penerimaan rasa manis, tidak mengandung
kalori atau kalori jauh lebih rendah sehingga cocok untuk penderita
penyakit gula.
Aspartam memiliki rumus kimia C14H18N2O5 dan memiliki tingkat
kemanisan 220 kali lebih tinggi daripada sukrosa, sedangkan siklamat yang
memiliki rumus kimia C6H13O3S memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi
Selain itu menurut (Fauzan, 2014), pada produk Mirai Ocha yang
merupakan teh hijau memiliki efek samping pada tubuh, karena akan
menyebabkan naiknya asam lambung akibat kandungan tannin pada teh hijau.
Selain itu teh hijau juga menghambat laju hormonal dalam tubuh dan
mengganggu penyerapan zat besi akibat tannin yang menaikkan asam lambung.
Sedangkan menurut Widowati dkk. (2013), sari buah sirsak memiliki manfaat
yang baik bagi tubuh karena mengandung vitamin A yang tinggi untuk
kesehatan mata serta vitamin C untuk daya tahan tubuh. Selain itu buah sirsak
dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) serta meningkatkan kadar
kolesterol baik (HDL) karena sirsak mengandung zat niacin yang membantu
meningkatkan kadar kolesterol HDL serta mencegah penumpukan kolesterol
LDL pada dinding pembuluh darah.
Produk Mirai Ocha lebih baik daripada produk Zoda Lemonade,
meskipun total karbohidrat yang terkandung pada Zoda Lemonade lebih
banyak yaitu 42 gram sedangkan pada Mirai Ocha hanya mengandung 38 gram
total karbohidrat. Menurut Buxton (2012), total energi berfungsi menggantikan
energi yang hilang untuk aktivitas sehingga dapat meningkatkan kemampuan
aktivitas tubuh serta mencegah kelelahan, meningkatkan performa fisik,
psikologi, dan kinerja kognitif. Teori tersebut menunjukkan bahwa total energi
penting bagi kinerja tubuh, sehingga Mirai Ocha lebih baik daripada produk
Zoda Lemonade karena kemampuan untuk menggantikan energi tubuh yang
hilang lebih tinggi.
Perbandingan kedua produk ini juga berdasarkan jenis produknya, Zoda
Lemonade
merupakan
minuman
berkarbonasi
yang
memerlukan
Produk Zoda Lemonade lebih baik daripada produk Marimas Jeruk, hal
ini dikarenakan total karbohidrat yang terkandung dalam Marimas sangat
sedikit yaitu 8 gram serta mengandung pemanis buatan yaitu aspartam dan
siklamat. Menurut Silalahi (2011), aspartam berbahaya bagi penderita
fenilketonuria karena dapat menyebabkan resiko penurunan fungsi otak, dapat
menimbulkan gangguan tidur dan migrain bagi yang sensitif. Siklamat dapat
menyebabkan tumor kandung kemih, paru, hati dan limpa.
Teori tersebut menunjukkan bahwa konsumsi produk Marimas lebih
terbatas bagi beberapa konsumen seperti penderita fenilketonuria dan pada
sebagian orang yang memiliki riwayat penyakit tumor. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa produk Zoda Lemonade lebih baik meskipun memiliki
kandungan karbondioksida, tetapi total karbohidrat yang diberikan juga lebih
besar sehingga lebih bisa memberikan energi pengganti pada tubuh konsumen
setelah beraktivitas.
Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut secara keseluruhan dapat
diketahui bahwa produk Buavita Sirsak lebih baik dibanding produk lainnya
karena Buavita mengandung sari buah asli dan menurut Unilever Indonesia
(2013), karena buavita siap minum memberikan kesegaran buah asli tanpa
adanya bahan pengawet. Selain itu karena pembuatanya melalui proses UHT
menyebabkan Buavita Sirsak aman dikonsumsi karena bebas bakteri dan
pengawet, masa penyimpanannya lebih lama tanpa perlu bahan pengawet,
praktis dan mudah dikonsumsi, serta nutrisi tidak hilang selama proses
pemanasan.
Berdasarkan informasi nilai gizi pada produk kemasan dapat diketahui
bahwa Buavita Sirsak mengandung vitamin C dengan kadar tertinggi yaitu
45%, dan kandungan vitamin B3 sebesar 25%, selain itu Buavita juga
mengandung serat pangan yang tinggi yaitu 23%. Menurut Padayatty (2003). ,
vitamin C merupakan vitamin yang disintesis dari glukosa dalam hati dari
semua jenis mamalia kecuali manusia karena manusia tidak memiliki enzim
gulonolaktone oksidase yang penting untuk sintesis prekusor vitamin C yaitu 2
keto 1 gulonolakton, sehingga manusia membutuhkan vitamin C setiap harinya
untuk menjaga sistem kekebalan tubuhnya.
sebagai berikut:
Pada uji pengamatan kemasan sampel pertama memiliki nama produk Mirai Ocha
yang diproduksi oleh PT Suntory Garuda dengan kode produksi BJ2 dengan
tanggal kadaluarsa pada tanggal 18 Desember 2016, lalu pada sampel kedua
memiliki nama produk Buavita Sirsak diproduksi oleh PT Ultrajayaa Milk
Industry and Tranding Company, Tbk dengan kode produksi 8999999038137
dan memiliki tanggal kadaluarsa 25 Desember 2016, lalu pada sampel ketiga
memiliki nama produk Zoda Lemonade yang diproduksi oleh PT Kusnadi Mas
Inc., dengan kode produksi ZDL dan tanggal kadaluarsanya adalah 23
November 2016, sedangkan pada Marimas Jeruk diproduksi oleh PT Marimas
Putera Kencana yang tidak tertera kode produksinya, dan memiliki bulan
kadaluarsa pada Agustus 2017.
2.
Pada uji organoleptik sampel Mirai Ocha adalah jingga dengan aroma bunga
sakura, dan rasa produk minuman tersebut manis. Pada produk Buavita Sirsak
diketahui bahwa warna sampelnya kuning kecoklatan dengan aroma buah
sirsak dan rasanya manis disertai asam. Pada produk Zoda Lemonade diketahui
3.
tidak berwarna (bening) dengan aroma limun dan rasanya asam berkarbonasi.
Berdasarkan hasil pengujian sukrosa pada Mirai Ocha mengandung kadar sukrosa
sebesar 8 gram, Buavita Sirsak mengandung sukrosa sebesar 11 gram,
sedangkan produk Zoda Lemonade mengandung sukrosa dengan kadar 9,6
4.
gram.
Pada uji %TAT diketahui bahwa nilai %TAT Mirai Ocha adalah 0,2, sedangkan
pada Buavita sirsak adalah 3,1; dan pada produk Zoda Lemonade memiliki
nilai %TAT sebesar 3,7; sedangkan pH produk berdasarkan pengukuran dengan
pH meter diketahui pH Mirai Ocha sebesar 5,5; Buavita Sirsak sebesar 3,5;
sedangkan produk Zoda Lemonade adalah 2,6; sehingga disimpulkan semakin
5.
LAMPIRAN
A. Perhitungan
1. Total Asam Titrasi (TAT)
Mirai Ocha
%TAT
=
=
= 0,2 %
Buavita Sirsak
%TAT
3,1 x 0,1
x 100%
10
=3,1%
Zoda Lemonade
%TAT
3,7 x 0,1
x 100%
10
= 3,7%
2. Kadar Gula
Marimas Jeruk Berdasar Perhitungan
% Kadar Gula =
=
= 5,6875 %
Marimas Jeruk Berdasar Kemasan
128,8 mg + 26,4 mg = 155,2 mg 0,15529 gram : 8 x 100% = 1,94%
B. Gambar
Gambar 6. Hasil Titrasi Uji Asam Total Titrasi Pada Buavita Sirsak (Dokumentasi
Pribadi, 2016)
Gambar 7. Hasil Titrasi Uji Pemanis Sintetik Pada Marimas Mirai Ocha
(Dokumentasi Pribadi, 2016)
Gambar 5. Hasil Titrasi Uji Angka Asam Total Titrasi Pada Zoda Lemonade
(Dokumentasi Pribadi, 2016)
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, J. 2007. Pengawasan Minuman Pasteurisasi di Pedesaan Aergale
Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan. Skripsi, Fakultas
Teknologi Pertanian. Universitas Hasanudin, Makassar.
Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-3143-1992 (SNI Minuman Teh dalam
Kemasan). www.sisni.bsn.go.id. 4 April 2016.
Badan Standarisasi Nasional. 1998. SNI 01-2984-1998 (SNI Minuman
Berkarbonasi). www.sisni.bsn.go.id. 4 April 2016.
Badan Standarisasi Nasional. 1996. SNI 01-4320-1996 (SNI Minuman Serbuk).
www.sisni.bsn.go.id. 4 April 2016.
Badan Standarisasi Nasional. 2014. SNI 3719-2014 (SNI Minuman Sari Buah).
www.sisni.bsn.go.id. 4 April 2016.
Badan Standarisasi Nasional. 2014. SNI 3719-2014 (Padatan Terlarut dan
Keasaman Minuman Sari Buah). www.sisni.bsn.go.id. 1 April 2016.
Buxton, P. K. 2005. ABC of Dermatology. BMJ Publishing Group, London.
Cahyadi, W. 2009. Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisi
Kedua. Bumi Aksara. Jakarta.
Chang, R. 2005. Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti Jilid I. Erlangga, Jakarta.
Day, R. A. dan Underwood, A. L. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Depkes RI, Jakarta.
Evaliananingtyas, E. 2014. Pengaruh minuman Berkarbonasi Terhadap Kadar
Ureum
Darah
Mencit
(Mus
musculus).
http://eprints.ums.ac.id/29567/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf. 3 April
2016.
Fauzan, F. 2014. Potensi Teh Hijau (Camelia sinensis L.) dalam Berbagai
Minuman Kemasan. Buletin Anatomi dan Fisiologi 20(2):15-23.
Harris, H. dan Fadli, M. 2014. Penentuan Umur SImpan Pundang Seluarng
(Rasbora sp.) yang Dikemas Menggunakan Kemasan Vakum. Jurnal
Saintek Perikanan 9(2):53-62.
Jelen, P. 1985. Introduction to Food Processing. Reston Publishing Company.
Virginia.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press, Jakarta.
Maitra,
Ocha.
http://www.garudafood.com/?
Marlina, E. T., Balia, R. L., dan Hidayati, Y. A. 2012. Uji Organoleptik Daging
Ayam yang Diberi Ransum Mengandung Lumpur Susu Terfermentasi oleh
Aspergillus niger. Jurnal Ilmu Ternak 12(1):20-23.
Padayatty, S. J. Vitamin C as an antioxidant : Evaluation of its Role in Disease
Prevention. Lippincott Williams and Wilkins, New York.
Prasta, D. 2012. Pengendalian Mutu Kemasan Minuman Serbuk Rasa Jeruk di PT
Marimas Putera Kencana. etd.repository.ugm.ac.id/.../D3-2015-327893abstract. 1April 2016.
Purwono. 2002. Penggunaan Ukuran Brix untuk Menduga Rendemen Nyata
Pabrik Gula Putih Mataram. Jurnal Gizi dan Pangan 10(2):28-36.
Rejeki
Jayaco.
2012.
Produk
Zoda.
http://rejekijayaco.indonetwork.co.id/product/minuman-zoda-5349923. 1 April 2016.
2012.
Unilever
Indonesia.
2013.
Laporan
Tahunan
2013.
https://www.unilever.co.id/id/Images/laporan-tahunan-2013_tcm1310459601_id.pdf. 3 April 2016.
Widowati, E., Anam, C., dan Farikha, N. I. 2013. Pengaruh jenis dan Konsentrasi
Bahan Penstabil Alami Terhadap Karakteristik Fisikokimia Sari Buah
Sirsak Selama Penyimpanan. Jurnal Teknosains Pangan 2(1):30-38.
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.