Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.ag
Dra. Ati Nursyafa'ah M.kom
"Tafsir Tematik Komunikasi (QS.21:107, QS.61:23, QS.33:21)".Atas dukungan moral dan materi yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkanbanyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.ag selaku dosen,
yang memberikan bimbingan menenai studi
Tafsir Tematik Komunikasi.
2. Dra. Ati Nursyafa'ah M.kom selaku dosen
Pembimbing kami, yang memberikan dorongan,
masukan kepada penulis.
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
. 1
2 | Ta f s i r Te m a t i k K o m u n i k a s i
BAB II
PEMBAHASAN
Kata
Pengantar
..2
Daftar
......8
C. Tafsir QS. Al-Azhab :
BAB III
21..
Isi
......12
...3
PENUTUP
BAB I
A. Kesimpulan
..
B. Saran
....
Daftar Pustaka...
.....
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
4
B. Rumusan
Masalah
.4
C. Tujuan
Masalah
.5
3 | Ta f s i r Te m a t i k K o m u n i k a s i
B. Rumusan Masalah
Mengenai pembahasan lebih dalam tentang
perintah dakwah penyejuk bagi semua etnis dan
agama serta perintah kesatuan kata dan tindakan dan
keteladanan oleh komunikator dakwah, maka akan
disusun rumusan masalah seperti berikut :
2 Beberapa rahasia al qur'an
4 | Ta f s i r Te m a t i k K o m u n i k a s i
BAB I
PENDAHULUAN
5 | Ta f s i r Te m a t i k K o m u n i k a s i
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tafsir QS. Al Anbiya : 107
Di dalam Al-Qur'an, perintah dakwah sebagai
penyejuk bagi semua etnis dan agama (rahmatan
lil"alamin) tertuang dalam surat Al-Anbiya' ayat 107 :
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam"
Melalui ayat ini Allah Swt. Memberitahukan bahwa Dia
menjadikan Muhammad Saw. Sebagai rahmat buat
alam semesta. Dengan kata lain, Dia mengutusnya
sebagai rahmat buat mereka. Maka barang siapa yang
menerim
rahmat
ini
dan
mensyukurinya,
berbahagialah ia di dunia dan akhiratnya. Dan
barangsiapa yang menolak serta mengingkarinya,
maka merugilah ia di dunia dan akhiratnya, seperti
yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya
:
7 | Ta f s i r Te m a t i k K o m u n i k a s i
"Sungguh
telah
datang
kepadamu
seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat
terasa
olehnya
penderitaanmu,
sangat
menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang
terhadap orang-orang mukmin"
Selaras dengan Tafsir Al-Qur'an Kemenag RI,6
bahwasanya tujuan Allah mengutus Rasululullah
Muhammad Saw. yang membawa agama-Nya, tidak
lain adalah memberi petunjuk dan peringatan agar
mereka bahagia di dunia dan akhirat. Rahmat Allah
bagi seluruh alam meliputi perlindungan, kedamaian,
kasih sayang dan sebagainya, yang diberikan Allah
terhadap makhluk-Nya. Baik yang beriman maupun
yang tidak beriman, termasuk binatang dan tumbuhtumbuhan.
Jika dilihat sejarah manusia dan kemanusiaan, maka
agama islam adalah agama yang berusaha sekuat
tenaga menghapuskan pembudakan dan penindasan
oleh manusia terhadap manusia yang lain. Seandainya
pintu perbudakan masih terbuka, itu hanyalah sekedar
6
"Wahai
orang-orang
yang
beriman,
kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang
tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di
sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan"
Diterangkan dalam Tafsir Ibnu Katsir karangan
Al-Imam Abul Fida Isma'il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi yang
telah diterjamahkan dalam bahasa Indonesia oleh
Bahrun Abu Bakar, L.C.9 menerangkan bahwasanya,
Ibnu Abbas r.a. berkata, bahwa dahulu ada orangorang yang mengatakan. "sungguh kami ingin
andaikan Allah menunjukkan pada kami amal apakah
yang sangat disukai oleh Allah untuk kita kerjakan,
tiba-tiba Allah menunjukkan bahwa amal yang amat
disukai oleh Allah ialah beriman kepada Allah yang
tidak dihinggapi keraguan, dan berjihad (berjuang)
berperang melawan orang yang menentang agama.
Maka ketika diturunkanayat yang mewajibkan jihad,
tiba-tiba banyak juga orang yang merasa keberatan
dan
enggan
melakukannya,
sehingga
Allah
menurunkn ayat yang ke-2 ini.
M. Quraish Sihab dalam bukunya Tafsir AlMishbah10 menambahkan, bahwa ayat-ayat diatas
merupakan
kecaman.
Sementara
ulama
memahaminya sebagai kecaman kepada orang-orang
munafik, bukan orang-orang muslim, karena sifat
9a
10
9 | Ta f s i r Te m a t i k K o m u n i k a s i
11 | T a f s i r T e m a t i k K o m u n i k a s i
Nya, berarti
munafik
ia
telah
menjadi
orang
"Maka bertakwalah kamu kepada Allah
menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta
taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik
untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara
dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah
orang-orang yang beruntung"
Allah memperingatkan bahwa sangat besar
dosanya orang mengatakan sesuatu, tetapi ia sendiri
tidak melaksanakannya. Hal ini berlaku baik dalam
pandangan
Allah
maupun
dalam
pandangan
masyarakat.
Menepati janji merupakan perwujudan iman
yang kuat. Budi pekerti yang agung, dan sikap yang
berperikemanusiaan pada seseorang, menimbulkan
kepercayaan
dan
penghormatan
masyarakat.
"Hai
orang-orang
yang
beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu
mati melainkan dalam keadaan beragama
Islam"
Di surat itu juga ayat 156 diperingatkan supaya
mereka janga serupa dengan orang-orang yagn kafir.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu seperti orang-orang kafir (orang-orang
munafik) itu, yang mengatakan kepada
saudara-saudara
mereka
apabila
mereka
mengadakan perjalanan di muka bumi atau
mereka berperang: "Kalau mereka tetap
bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati
dan tidak dibunuh". Akibat (dari perkataan dan
keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah
menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di
12 | T a f s i r T e m a t i k K o m u n i k a s i
mengaku beriman kepada Allah. Syaikh Jamaluddin alQasimi menulis dalam tafsirnya: "mengatakan barang
yang tidak pernah dikerjakan adalah berdusta, dan
berdusta sangatlah jauh daripada orang yang
mempunyai muruah, yaitu yang tahu harga diri.
Sedang muruah itu adalah dasar yang utama yang
menyebabkan Iman. Karena iman yang asli ialah
kembali kepada fithrah yang pertama, yaitu
kemurnian jiwa dan agama yang benar itulah dia.
Kalau Iman asli itu telah tumbuh, dengan sendirinya
dia akan menumbuhkan pula berbagai dahan dan
ranting perangai-perangai yang utama dalam
berbagai ragamnya, yang diantaranya ialah iffah,
artinya dapat mengendalikan diri. Kesanggupan
mengendalikan diri menyebabkan timbulnya pula tahu
akan harga diri, dan itulah dia muruah. Dan seseorang
yang berbohong tanda muruahnya telah luntur.
Artinya imannya yang luntur. Karena suatu ucapan
lidah adalah khabar berita yang mengandung arti. Arti
yang terkandung ditunjukkan susunan kata. Arti
terletak didalam batin, dusta adalah kata-kata ucapan
mulut yang berbeda diantara yang terucap dengan
yang sebenarnya di dalam hati. Dengan demikian
maka pelakunya telah masuk ke dalam perangkap
syaitan."
Iman itu mesti selalu dijaga. Kalau dilihat sepintas lalu
saja tidaklah mungkin orang yang beriman diberi
nasihat supaya jangan berbohong, jangan berdusta,
tetapi
tidak
jarang
kejadian,
karena
kurang
pemeliharaan Iman itu jadi rusak karena dusta. Sebab
itu kita dapatilahdi dalam Al-Qur'an beberapa
" Wahai orang-orang yang beriman,
tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada
Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauhjauhnya"
Di surat Al-Maidah ayat 1 orang-orang yang
beriman diperingatkan supaya mereka memenuhi
janji.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah"
Pakar
tafsir
dan
hukum,
al-Qurthubi,
mengemukakan bahwa dalam soal-soal agama,
keteladanan itu merupakan kewajiban, tetapi dalam
soal-soal keduniaan maka ia merupakan anjuran.
Dalam soal keagamaan, beliau wajib diteladani
selama tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ia
adalah anjuran. Sementara ulama berpendapat bahwa
dalam persoalan-persoalan keduniaan, Rasulullah
Muhammad Saw. telah menyerahkan sepenuhnya
kepada para pakar di bidang masing-masing sehingga
keteladanan terhadap beliau yang dibicarakan ayat ini
bukanlah dalam hal-hal yang berkaitan dengan soalsoal keduniaan. Ketika beliau menyampaikan bahwa
pohon kurma tidak perlu "dikawinkan" untuk
membuahkannya dan ternyata informasi tidak terbukti
di kalangan sekian banyak sahabat. Rasulullah
Muhammad Saw. menyampaikan bahwa : "Apa yang
kusampaikan menyangkut ajaran agama, maka
15
14
14 | T a f s i r T e m a t i k K o m u n i k a s i
terimalah, sedang
keduniaan kamu".
kamu
lebih
tahu
persoalan
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang
rasul."
Dalam
Tafsir
Al-Qur'an
Kemenag
RI,16.
Menerangkan, pada ayat ini, Allah memperingatkan
orang-orang munafik bahwa sebenarnya mereka
dapat memperoleh teladan yang baik dari Rasulullah
Muhammad Saw. beliau adalah orang yang kuat
imannya, berani, sabar, dan tabah menghadapi segala
macam cobaan, percaya sepenuhnya kepada segala
ketentuan Allah, dan mempunyai akhlak yang mulia.
Jika mereka bercita-cita ingin menjadi manusia yang
baik berbahagia hidup di dunia dan di akhirat,
tentulah mereka akan mencontoh dan mengikutinya.
16
penelusuran
sikap
dan
pendirian
Rasulullah
Muhammad Saw. dalam peristiwa perang Ahzab yang
dahsyat ini, merupakan gambaran bagi para
pemimpin
jamaah
dan
pergerakan
dalam
merumuskan jalur-jalur perjuangannya. Di dalamnya
terdapat teladan yang baik bagi orang-orang yang
menginginkan ridha Allah dan mengutamakan
kehidupan akhirat. Mereka mencari untuk dirinya
teladan yang baik. Mereka mengingat Allah dengan
berzikir kepada-Nya dan tidak melupakan-Nya
16 | T a f s i r T e m a t i k K o m u n i k a s i
A. Kesimpulan
B. Saran
17 | T a f s i r T e m a t i k K o m u n i k a s i
BAB III
PENUTUP