LITERATUR
Beberapa hal yang coba digali di bab 2 (dua) ini, terbagi menjadi 5 kajian dasar yang
digunakan untuk mendukung perancangan master plan antara lain: Kajian legal dari
perencanaan pariwisata oleh pemerintah, Prinsip perancangan wisata yang
berkelanjutan, stakeholder (pemangku kepentingan) pariwisata Preseden/Studi
banding, dan Kriteria dasar penilaian potensi wisata dalam memberikan gambaran
pengembangan wisata di lokasi lain yang memiliki tipologi bentang alam yang sama.
3-4
daerah yang relatif dekat dengan titik transit utama, dan relatif mudah diakses
dengan potensi yang menarik.
Pertimbangan ini menjadikan tahapan pertama untuk pengembangan wisata
diarahkan pada Pulau Farii dan daratan pantai Farii sendiri mewakili Pesona Pantai
dan Bentang alam.
Master plan ini akan diarahkan pada perancangan dan strategi pengembangan
pariwisata di lokasi terkait. Infrastruktur jalan, aksesibilitas, fasilitas penunjang,
arahan kegiatan dan tema wisata menjadi dasar pengembangan pada Daerah
Perancangan.
Dalam perancangan
diarahkan
untuk
memberikan
batasan
terhadap
area
Tourism
atau
wisata
yang
berkelanjutan
memerlukan
proses
perencanaan dan tata kelola yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari
semua pihak secara strategis, tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang
untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri (Liburd; 2010, dan McKercher; 2003).
Perencanaan kawasan wisata Pantai Farii memerlukan kesepahaman antar semua
pihak dalam konteks keberlanjutan, untuk membentuk tatanan yang saling
menunjang dan membentuk komunitas dan nilai industri yang saling membangun,
untuk
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
mewujudkan:
Perlindungan terhadap kawasan yang rentan;
Regulasi bagi industri dan pemanfaatannya;
Pengelolaan kunjungan wisatawan;
Penghitungan daya dukung lingkungan;
Konsultasi dan partisipasi masyarakat;
Tata krama dan tingkah laku wisatawan dan para pelaku bisnis; dan,
Pemantauan melalui pengukuran indikator keberlanjutan, sebagai bagian dari
3-4
konsep wisata menjadi konsep yang asing bagi penduduk setempat, dan dapat
menimbulkan ketidak nyamanan.
Penyusunan Master Plan ini adalah
untuk
menghadirkan
pariwisata
yang
berkelanjutan, artinya tidak hanya bersifat sementara atau pada waktu tertentu
saja, namun dapat dikembangkan untuk periode waktu yang lama, dan dapat
dilestarikan oleh generasi selanjutnya. Pengembangan wisata berkelanjutan ini juga
diperlukan
peran
Pemerintah
Nias
Barat
dalam
mengakomodasi
berbagai
kepentingan dan merespon tantangan wisata secara umum di Pantai Farii, antara
lain:
Lambatnya pertumbuhan wisata;
Kelengkapan fasilitas, sarana, pra sarana, sumber daya manusia, komoditas,
transportasi, dan promosi pemasaran yang masih kurang, sehingga belum
membentuk produk wisata yang banyak diminati wisatawan domestik maupun
mancanegara;
Pengelolaan sumber daya alam yang potensial namun belum teroptimalkan.
Belum dapat berperan secara optimal dalam pengembangan daerahnya
dikarenakan minat investasi yang masih terbatas, dan rendahnya media
pemasaran;
Kondisi alam untuk areal konservasi; dan,
Keberadaan penduduk yang lebih membutuhkan akses pada kebutuhan
ekonomi,
kesehatan,
dan
pendidikan.
Kunjungan
wisatawan
belum
3-4
3-4