BERTULANG
MATERI I
LENTUR
ANALISIS BALOK T
Pada umumnya, zona tekan balok T
berbentuk persegi seperti terlihat pada
gambar 4.2b (diatas). Untuk kasus seperti
ini, balok T tersebut dapat dianalisa
sebagai balok persegi dengan lebar b.
Untk kasus dimana zona tekan berbentuk T
seperti pada gambar 4.2d (diatas) analisis
dapat dilakukan dengan memperhitungkan
secara terpisah kontribusi sayap dan badan
penampang dalam menahan momen.
GESER
Untuk memahami mekanisme geser, kita tinjau suatu balok
sederhana yang homogen, isotropis, dan linier elastis dengan
pembebanan merata. Kita tinjau dua elemen kecil A1 dan A2
pada balok tersebut, maka tegangan.lentur (f) dan tegangan
geser (v) pada elemen-elemen tersebut adalah :
PERENCANAAN PENAMPANG
TERHADAP GESER
Langkah-langkah perencanaan penampang terhadap geser adalah :
MATERI II
Perencanaan Puntir
Pengaruh
puntir dapat diabaikan bila:
Tu <
Tu <
Untuk
struktur statis tak tentu
Tu maks =
Tu maks =
Dimensi penampang harus
memenuhi:
Perencanaan
tulangan sengkang untuk puntir
Tn = cot
Tn Tu
Ao = 0,85 Aoh
At = luas satu kaki sengkang penahan puntir
fyv = tegangan leleh sengkang penahan puntir
Av + 2At =
Tulangan puntir longitudinal minimum
Al minimum = -
Penyelesaian
Vc =
Vc = = 80498,447 N
Vn = = = 200000 N
Vs = Vn Vc
Vs = 200000 80498,447 = 119501 N
= +
= 0,8298 + 2. 0,417 = 1,6638
Pakai D10 Avt = 2.0,25. 3,14. 102 = 150,72 mm2
s = = 90,58 mm
Cek tulangan puntir minimum
Av + 2At = bw s
Av + 2At = 300. 90,58 = 18,98 mm2
Av + 2At = 150,72 + 150,72 = 301,44 mm2
301,44 mm2 > 18,98 mm2 ok
Av + 2At =
Av + 2At = = 22,645 mm2
Tulangan
longitudinal penahan puntir
Al =
Al = = 450,36 mm2
Ambil D13 maka jumlah tulangan memanjang = =
3,39 ( 4 batang)
Cek tulangan minimum longitudinal:
Al minimum = Al minimum = - = 108,65 mm2
MATERI III
a. Definisi Kolom
Struktur kolom adalah batang vertikal dari
rangka struktur yang memikul beban dari balok
(E.G Nawy.,1998). Kolom berfungsi meneruskan
beban dari elevasi atas ke elevasi bawahnya
hingga sampai tanah melalui fondasi. Kolom
merupakan struktur tekan sehingga keruntuhan
kolom tidak memberikan peringatan awal yang
cukup jelas. Oleh karena itu, dalam
merencanakan kolom perlu adanya perencanaan
kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
elemen beton bertulang lainnya.
c. Kolom Langsing
Apabila angka kelangsingan kolom melebihi
batas untuk kolom pendek maka kolom tersebut
akan mengalami tekuk sebelum mencapai batas
limit kegagalan material. Kolom tersebut adalah
jenis kolom langsing yang mengalami momen
tambahan akibat efek P dimana P adalah
beban aksial dan adalah defleksi akibat kolom
tertekuk pada penampang yang ditinjau.
1. Besarnya k dapat dihitung dengan persamaanpersamaan dari peraturan ACI (E.G Nawy., 1998)
antara lain :
Kolom Langsing
a. Batas atas faktor panjang efektif untuk
batang tekan berpengaku diambil dari
nilai terkecil antara persamaan
berikut:
Kolom Langsing
b. Batas atas faktor panjang efektif untuk batang
tekan tanpa pengaku yang tertahan pada kedua
ujungnya diambil sebesar :
Kolom Langsing
c. Batas atas faktor panjang efektif
untuk batang tekan tanpa pengaku
yang kedua ujungnya sendi diambil
sebesar :
Kolom Langsing
2. Pengaruh kelangsingan
SNI (1991) mensyaratkan pengaruh kelangsingan
boleh diabaikan apabila :
Kolom Langsing
3. Metode pembesaran momen
Pembesaran momen bergantung
pada kelangsingan batang, desain
penampang dan kekuatan seluruh
rangka portal bergoyang. Komponen
struktur tekan harus direncanakan
menggunakan beban aksial terfaktor
dan momen terfaktor yang
diperbesar.
Kolom Langsing
Kolom Langsing
4. Kuat geser
a. Perencanaan kolom harus
mempertimbangkan gaya geser
yang bekerja antara lain :
. Komponen struktur yang menerima
beban aksial tekan :
Kolom Langsing
b. Kuat geser boleh dihitung dengan perhitungan yang
lebih rinci yaitu :
Kolom Langsing
MATERI IV
1.2 q 1.6 q
D
L
WU =
1.2 417 1.6 250
=
= 900.4 Kg/m2
= 9.004 KN/m2
= 250 Kg/m2