MODUL 3
SEMEN, AIR DAN BAHAN TAMBAH UNTUK BETON
Kegiatan Belajar 1:
1.1. Semen
Semen merupakan bahan campuran yang secara kimiawi
aktif setelah berhubungan dengan air. Agregat tidak memainkan
peranan penting dalam reaksi kimia tersebut, tetapi berfungsi
sebagai bahan pengisi mineral yang dapat mencegah perubahan
perubahan volume beton setelah pengadukan semen dan
memperbaiki keawetn beton yang dihasilkan. Umumnya beton
mengandung rongga udara 1 2 %, pasta semen 25- 40 %, dan
agregat 60 75 %.
Semen dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Semen Non Hidrolik
2. Semen Hidrolik
1.1.1.
dengan
air),
dan
akan
mengandung
kalsium
dilaksanakan
dalam
tungku
Kegiatan Belajar 1
tanur
tinggi
yang
dapat
dimatikan
dengan
menambahkan
air
akan
pengerjaan
menambah
(workability).
kekenyalan
Selain
itu
dan
memperbaiki
dengan
sifat
menggunakan
Kegiatan Belajar 1
Kapur hidrolik
Semen pozzolan
Semen terak
Semen alam
Semen portland
Semen alumina
Semen ekspansif
a. Kapur Hidrolik
Sebagian besar (65 75%) bahan kapur hidrolik terbuat
dari
batu
gamping
yaitu
kalsium
karbonat
beserta
bahan
cocok
untuk
bengunan-bangunan
dalam
air,
karena
Modul 3
41
Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Belajar 1
kadar
alkali
yang
rendah
semen
terak
tidak
alam
tidak
boleh
digunakan
ditempat
yang
Modul 3
43
Kegiatan Belajar 1
Semen
portland
yang
digunakan
di
Indonesia
harus
1986,
dan
harus
memenuhi
persyaratan
yang
Tipe
II,
semen
portland
yang
dalam
penggunaannya
Tipe
III,
semen
portland
yang
dalam
penggunaannya
Tipe
IV,
semen
portland
yang
dalam
penggunaannya
dalam
penggunaannya
Tipe
V,
semen
portland
yang
adalah
Uraian
Kehalusan:
Sisa di atas ayakan 0.09 mm,
% maksimum
Dengan alat Vicat Blaney
Modul 3
44
Tipe Semen
III
IV
II
10
10
10
10
10
2800
2800
2800
2800
2800
Kegiatan Belajar 1
3
4
5
6
Waktu
pengikatan
(Setting
Time) :
Dengan alat Vicat :
- Awal, menit minimum
- Akhir, jam maksimum
Dengan alat Gillmore :
- Awal, menit minimum
- Akhir, jam maksimum
Kekalan : Pemuaian dalam
autoclave, maksimum
Kuat tekan (kg/cm2) :
1 hari, minimum
1 + 2 hari, minimum
1 + 6 hari, minimum
1 + 27 hari, minimum
Pengikatan semu (False set) :
Penetrasi akhir, % minimum
Panas
hidrasi
(cal/g),
maksimum :
7 hari
28 hari
Pemuaian karena sulfat :
14 hari, % maksimum
45
8
45
8
45
8
45
8
45
8
60
10
60
10
60
10
60
10
60
10
0.80
0.80
0.80
0.80
0.80
125
200
50
100
75
50
125
250
50
70
175
50
85
150
210
50
70
80
60
70
0.45
penampang
semen
lebih
besar,
semen
akan
Kepadatan (density)
Berat jenis semen yang disyaratkan oleh ASTM adalah 3.15
Kegiatan Belajar 1
Konsistensi
Konsistensi
semen
berpengaruh
pada
saat
awal
pengikatan
beton.
Pada
tertentu
diperlukan
waktu
untuk
transportasi
(hauling),
penuangan
Modul 3
46
Kegiatan Belajar 1
Panas Hidrasi
Panas hidrasi adalah panas yang terjadi pada saat semen
tergantung
dari
janis
semen
yang
dipakai
dan
1
33
2
53
3
61
7
80
28
96
90
104
Tipe II
58
75
Tipe III
53
67
75
92
101
107
Tipe IV
41
50
66
75
Tipe V
45
50
ASTM Test
Semen
Kepadatan (density)
Konsistensi (consistency)
Modul 3
47
C.
C.
C.
C.
C.
C.
204
115
184 (No. 100 dan 200, dry)
786 (No. 50, 100, 200, wet)
430 (No. 325, wet)
188
Kegiatan Belajar 1
- Water requirement
- Konsistensi normal
Waktu
Pengikatan
Time)
- Time of set
C. 109
C. 187
(Setting
C.
C.
C.
C.
- False set
Panas Hidrasi
Perubahan Volume
Kuat tekan
Keawetan (durability)
- Air content
- Reaksi alkali
- Sulfate expansion
266 (Gillmore)
191 (Vicat)
807 (Vicat Modifikasi)
451
C. 186
C. 157
C. 109
C. 185
C. 227 (menggunakan pyrex
glass)
C. 452 (untuk semen portland)
suatu
ukuran
pengembangan
yang
menyatakan
bahan-bahan
suatu
campurannya.
kemampuan
Ketidak
kekalan
Kuat Tekan
Kuat tekan semen diuji dengan cara membuat mortar yang
dengan
pasir
silika
dengan
perbandingan
Modul 3
48
Kegiatan Belajar 1
Aluminoferrit
(4
CaO.
Al 2O3.Fe2O3)
disingkat
menjadi C4AF.
Komposisi C3S dan C2S sekitar 70 80% dari berat semen
dan merupakan bagian yang paling dominan dalam memberikan
sifat semen (Cokrodimuldjo, 1992).
Tabel 3.4. Komposisi Senyawa Kimia Semen Portland
Modul 3
49
Kegiatan Belajar 1
semen
Modul 3
50
Kegiatan Belajar 1
pembakaran
tersebut
berbentuk
klinker,
selanjutnya
senyawa-senyawa
yang
berbahaya,
tercemar
garam, minyak, gula atau bahan kimia lainnya, bila dipakai dalam
campuran beton akan menurunkan kualitas beton.
Karena pasta semen merupakan hasil reaksi kimia antara
semen dengan air, maka bukan perbandingan jumlah air terhadap
total berat campuran yang penting, melainkan perbandingan air
dengan semen atau yang biasa disebut dengan faktor air semen
(water cement ratio).
Air yang berlebihan menyebabkan banyaknya gelembung
air setelah proses hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu
sedikit
akan
mempengaruhi
kekuatan
beton.
Jika
beton
Modul 3
51
Kegiatan Belajar 1
boleh
mengandung
ion
klorida
dalam
jumlah
yang
Batas (%)
0.06
0.15
klorida
1.00
Beton Pratekan
0.30
sebaiknya
air
tidak
digunakan
untuk
membuat
Modul 3
52
Kegiatan Belajar 1
Bisa
atau
tidaknya
air
ini
digunakan
basa
lebih
tinggi
0.5
berat
semen
akan
Kegiatan Belajar 1
7. Minyak
Minyak mineral atau minyak tanah dengan konsentrasi
lebih 2% berat semen dapat mengurangi kekuatan beton hingga
20%. Karena itu penggunaan air yang tercemar minyak sebaiknya
dihindari.
8. Rumput Laut
Rumput laut yang tercampur dalam air campuran beton
dapat
menyebabkan
signifikan.
berkurangnya
Bercampurnya
mengakibatkan
rumput
berkurangnya
daya
kekuatan
laut
lekat
beton
dengan
dan
secara
semen
menimbulkan
Kegiatan Belajar 1
LATIHAN
syarat
mutu
air
yang
layak
digunakan
untuk
campuran beton!
5. Bila kualitas air yang akan digunakan dalam campuran beton
meragukan, apa yang sebaiknya dilakukan?
6. Jelaskan apa pengaruh sulfat dalam air yang akan digunakan
untuk campuran beton!
Modul 3
55
Kegiatan Belajar 1
Sumber Pustaka
American Concrete Institute, 1990, ACI 31-89 Building Code
Requirements for Reinforce Concrete, Part II, Material
Concrete Quality, Fifth Edition, Skokie, Illinois, USA:PCA.
Departemen Pekerjaan Umum. LPMB, 1991, Tata Cara Rencana
Pembuatan Campuran Beton Normal. SK SNI T-15-1990-3,
Cetakan Pertama, Bandung.
Departemen
Pekerjaan
Umum.
Badan
Penelitian
Pengembangan PU, 1989, Pedoman Beton 89,
1.4.53.1989, Draft Konsensus, Jakarta.
dan
SKBI
Departemen
Pekerjaan
Umum.
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan PU, 1989, Ulasan Pedoman Beton 89, SKBI
1.4.53.1989, Draft Konsensus, Jakarta.
PEDC, 1983, Teknologi Bahan 1 dan 2, Bandung.
Tri Mulyono, 2004, Teknologi Beton, Penerbit Andi, Yogyakarta
Kegiatan Belajar 2:
Modul 3
56
Kegiatan Belajar 1
beton
berlangsung.
Fungsi
atau selama
bahan
ini
adalah
tambah
digunakan
untuk
memodifikasi
sifat
dan
yang
digunakan
harus
memenuhi
ketentuan
yang
Standard
Specification
for
Chemical
Admixture
for
Concrete.
Menurut ACI Commitee 212.IR-81 (revised 1986), jenis
bahan tambah beton dikelompokan menjadi 5 jenis yaitu :
1. Accelerating
2. Air-entraining
3. Water reducer and set-controling
4. Finely devided mineral
5. Miscellaneous
Modul 3
57
Kegiatan Belajar 1
Mengurangi segregasi
Menghasilkan
warna
tertentu
pada
beton
atau
mortar.
Hal Yang Penting Diperhatikan dalam Penggunaan Bahan
Tambah
Modul 3
58
Kegiatan Belajar 1
tersebut,
yang
biasanya
tertuang
dalam
manual
bahannya.
Beberapa evaluasi yang perlu dilakukan jika menggunakan
bahan tambah :
semen
yang
digunakan
atau
memodifikasi
gradasi
Efek
bahan
tambah
sangat
nyata
untuk
mengubah
pengecoran
(placing),sehingga
lebih
banyak
bersifat
mineral
ditambahkan
saat
pengadukan
ASTM
C.494
dan
Pedoman
Beton
1989
Kegiatan Belajar 1
mengurangi
kadar
semen
dan
nilai
slump
untuk
slump
dimaksudkan
yang
dihasilkan
dengan
dapat
mengubah
lebih
kadar
tinggi.
semen
Hal
tetapi
ini
tidak
ini
adalah
air
yang
dibutuhkan,
kandungan
air,
pengujian
sebelum
pelaksanaan
pencampuran
Kegiatan Belajar 1
dampak
penurunan
saat
beton
segar
saat
pelaksanaan
pengecoran.
c. Tipe C Accelerating Admixtures
Accelerating
Admixtures
adalah
bahan
tambah
yang
semen
yang
sebanding
dengan
pengurangan
Kegiatan Belajar 1
Water
Reducing
,High
Range
Retarding
Admixtures
Water Reducing ,High Range Retarding Admixtures adalah
bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air
pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih dan juga untuk
menghambat pengikatan beton.
Jenis
bahan
superplasticizer
tambah
dengan
ini
menunda
merupakan
waktu
gabungan
pengikatan
beton.
saat
ini,
bahan
tambah
mineral
lebih
banyak
Modul 3
62
Kegiatan Belajar 1
Mengurangi penyusutan
Oksida
Besi
Jenis F
70.00
Jenis C
50.00
5.0
3.0
6.0
5.0
3.0
6.0
(Fe2O3),
minimum %
Trioksida Sulfur (SO3), maksimum %
Kadar air, maksimum %
Kehilangan Panas, maksimum %
b. Slag
Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi.
Definisi slag menurut ASTM C.989 Standard specification for
ground granulated Blast-Furnace slag for use in concrete and
mortar adalah produk non metal yang merupakan material
berbentuk halus, granular hasil pembakaran yang kemudian
didinginkan, misalnya dengan mencelupkannya ke dalam air.
Keuntungan penggunaan slag dalam campuran beton
adalah sebagai berikut (Lewis, 1982) :
Mempertinggi
kekuatan
beton,
karena
kecenderungan
Modul 3
63
Kegiatan Belajar 1
c. Silika Fume
Menurut ASTM C.1240-95 Specificatio for Silica Fume for
Use in Hydraulic Cement Concrete and Mortar , silica fume
adalah material pozzolan yang halus, dimana komposisi silika
lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi
silikon atau alloy besi silikon (dikenal dengan gabungan antara
microsilika dengan silika fume).
Penggunaan
silika
fume
dalam
campuran
beton
0.1
99.00
7.3
ini
merupakan
mineral
yang
dipakai
untuk
ash dan pozzollan alam yang sudah menjadi kapur atau mentah.
tambah
ini
membentuk
gelembung
udara
semakin
besar
prosentase
bahan
tambah
yang
digunakan.
b. Beton Tanpa Slump
Beton tanpa slump didefinisikan sebagai beton yang
mempunyai slump sebesar 1 inchi (25,4 mm) atau kurang, sesaat
Modul 3
65
Kegiatan Belajar 1
setelah pencampuran. Pmilihan bahan tambah tergantung sifatsifat beton yang diinginkan, seperti sifat
plastisnya, waktu
bahan
tambahan.
Prinsipnya
menggantikan
air
Pembantu
Untuk
Mengeraskan
Permukaan
Modul 3
66
Kegiatan Belajar 1
beton
ini
cat
(coating)
yang
dilapisi
setelah
mengalami
kesulitan
dalam
ikatan
antara
penyatuannya.
suatu bahan
permukaan
yang
Untuk
yang dapat
lama
dengan
Modul 3
67
Kegiatan Belajar 1
RANGKUMAN
Bahan
tambah
(admixture)
adalah
bahan-bahan
yang
ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat
atau selama
pencampuran beton berlangsung.
Fungsi bahan ini adalah mengubah sifat-sifat beton agar menjadi
lebih cocok untuk pekerjaan tertentu, atau untuk menghemat
biaya.
Bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan
menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical
admixture) dan bahan tambah yang besifat mineral (additive).
Admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat
pelaksanaan pengecoran (placing), digunakan untuk memperbaiki
kinerja pelaksanaan. Sedangkan additive bersifat mineral
ditambahkan saat pengadukan dilaksanakan, digunakan untuk
memperbaiki kuat tekan.
Jenis bahan tambah beton dikelompokan menjadi 5 jenis (ACI
Commitee 212.IR-81 ,revised 1986), yaitu :Accelerating, Airentraining, Water reducer and set-controling, Finely devided
mineral dan Miscellaneous.
SOAL
LATIHAN
i.
ii.
iii.
iv.
v.
Modul 3
68
Kegiatan Belajar 1
Modul 3
69
Kegiatan Belajar 1