Anda di halaman 1dari 31

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

JURUSAN TEKNIK SIPIL

MODUL 3
SEMEN, AIR DAN BAHAN TAMBAH UNTUK BETON

Kegiatan Belajar 1:

1. Semen dan Air Untuk Beton


Tujuan Instruksional Khusus
Setelah akhir pelajaran diharapkan siswa:

Mampu menjelaskan jenis-jenis semen untuk beton

Mampu menjelaskan syarat-syarat air untuk beton

1.1. Semen
Semen merupakan bahan campuran yang secara kimiawi
aktif setelah berhubungan dengan air. Agregat tidak memainkan
peranan penting dalam reaksi kimia tersebut, tetapi berfungsi
sebagai bahan pengisi mineral yang dapat mencegah perubahan
perubahan volume beton setelah pengadukan semen dan
memperbaiki keawetn beton yang dihasilkan. Umumnya beton
mengandung rongga udara 1 2 %, pasta semen 25- 40 %, dan
agregat 60 75 %.
Semen dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Semen Non Hidrolik
2. Semen Hidrolik
1.1.1.

Semen Non Hidrolik

Semen non hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di


dalam air, akan tetapi dapat mengeras di udara. Contoh utama
dari semen non hidrolik adalah kapur.
Jenis kapur yang baik adalah kapur putih yang mengandung
kalsium oksida tinggi ketika masih berbentuk kapur tohor (belum
berhubungan

dengan

air),

dan

akan

mengandung

kalsium

hidroksida ketika berhubungan dengan air.


Kapur ini dihasilkan dengan membakar batu kapur dan
kalsium karbonat bersama beserta bahan pengotornya, yaitu
magnesium, silikat, besi, alkali, alumina dan belerang. Proses
pembakaran
Modul 3
39

dilaksanakan

dalam

tungku

Kegiatan Belajar 1

tanur

tinggi

yang

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

berbentuk vertikal atau tungku putar pada suhu 800 o 1200o C.


Kalsium karbonat terurai menjadi kalsium oksida dan karbon
dioksida. Kalsium oksida yang terbentuk disebut kapur tohor dan
jiak berhubungan dengan air akan menjadi kalsium hidroksida
serta panas dengan reaksi kimia sebagai berikut :
CaO + H2O Ca(OH)2 + panas
Proses ini dinamakan dengan mematikan kapur (slanking)
dan hasilnya yaitu kalsium

hidroksida, sering disebut sebagai

kapur mati. Kapur mati dapat dibedakan menjadi tiga kelompok


yaitu :
1. Dapat dimatikan dengan cepat
2. Dapat dimatikan dengan agak lambat
3. Dapat dimatikan dengan lambat
Kapur

dapat

dimatikan

dengan

menambahkan

air

secukupnya (sekitar sepertiga dari berat kapur tohor). Pengikatan


kapur terjadi akibat kehilangan air akibat penyerapan oleh bata
atau akibat penguapan. Proses pengerasan berlangsung akibat
reaksi karbondioksida dari udara dengan kapur mati. Reaksinya
sebagai berikut :
Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O
Dari reaksi kimia terlihat bahwa akan terbentuk kembali
kristal kristal kalsium karbonat, yang mengikat massa heterogen
menjadi massa padat. Proses pengerasan ini berjalan lambat dan
dapat berlangsung bertahun-tahun sebelum mencapai kekuatan
yang penuh. Agar dapat berlangsung, diperlukan aliran udara
bebas dan persediaan karbondioksida yang dapat menembus
bagian terdalam dari adukan sehingga proses pengerasan dapat
berlangsung menyeluruh.
Kapur putih ini cocok untuk menjernihkan plesteran langitlangit, untuk mengapur ruangan yang tidak penting dan garasi.
Jika digunakan sebagai bahan tambah campuran beton, kapur
putih

akan

pengerjaan

menambah
(workability).

kekenyalan
Selain

itu

dan

memperbaiki

dengan

sifat

menggunakan

campuran 1:3, kapur putih dapat memperbaiki permukaan beton


Modul 3
40

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

yang tidak mengandung pori-pori. Kekuatan kapur sebagai bahan


pengikat, hanya dapat mencapai sepertiga kekuatan semen
portland.
1.1.2. Semen Hidrolik
Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat
dan mengeras di dalam air. Contoh semen hidrolik adalah :

Kapur hidrolik

Semen pozzolan

Semen terak

Semen alam

Semen portland

Semen portland pozzolan

Semen portland terak tanur tinggi

Semen alumina

Semen ekspansif

Semen portland putih, semen warna dan semen untuk


keperluan khusus.

a. Kapur Hidrolik
Sebagian besar (65 75%) bahan kapur hidrolik terbuat
dari

batu

gamping

yaitu

kalsium

karbonat

beserta

bahan

pengikutnya berupa silika, alumina, magnesium dan oksida besi.


Kapur hidrolik memperlihatkan sifat hidroliknya, namun
tidak

cocok

untuk

bengunan-bangunan

dalam

air,

karena

membutuhkan udara yang cukup untuk mengeras. Sifat umum


dari kapur hidrolik adalah sebagai berikut :
1. Kekuatannya rendah
2. Berat jenis rata-rata 1000 kg/m3
3. Bersifat hidrolik
4. Tidak menunjukan pelapukan
5. Dapat terbawa arus.
Perawatan kapur hidrolik dimulai setelah 1 (satu) jam dan
diakhiri setelah 15 (lima belas) jam. Penggunaan antara lain untuk
adukan tembok, llapisan bawah plesteran, plesteran akhir, bahan

Modul 3
41

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

pencampur semen dan sebagai bahan tambah jika beton akan


diekspos.
b. Semen pozzolan
Pozzolan adalah sejenis bahan yang mengandung silisium
atau aluminium, yang tidak mempunyai sifat penyemenan.
Butirannya halus dan dapat bereaksi dengan kalsium hidroksida
pada suhu ruang serta membentuk senyawa-senyawa yang
mempunyai sifat-sifat semen.
Semen pozzolan adalah bahan ikat yang mengandung silika
amorf, bila dicmpur dengan kapur akan membentuk benda padat
yang keras. Bahan yang mengandung pozzolan adalah keras,
semen merah, abu terbang dan bubuk terak tanur tinggi ( SK. SNI
T-15-1990-03:2).
Teras alam dapat dibagi menjadi :
1. Batu apung, obsidian, scoria, tuff, santorin dan teras yang
dihasilkan dari batuan vulkanik.
2. Terak yang mengandung silika amorf halus yang tersebar
dalam jumlah banyak dan dapat bereaksi dengan kapur jika
dibubuhi air serta membentuk silikat yang mempunyai sifat
hidrolik.
3. Teras buatan, meliputi abu batu, abu terbang (fly ash) dari
hasil residu PLTU dan hasil tambahan dari pengolahan bijih
bauksit. Teras buatan ini dibuat dengan pembakaran batuan
vulkanik yang kemudian digiling. Semen teras meliputi semua
bahan semen yang dibuat dengan menggunakan teras dan
kapur tohor, yang tidak membutuhkan pembakaran. Teras
buatan ini digunakan sebagai bahan tambah pada bangunan
yang tidak memerlukan persyaratan konstruksi khusus, tetapi
menggunakan banyak semen.
c. Semen terak
Semen terak adalah semen hidrolik yang sebagian besar
terdiri dari suatu campuran seragam serta kuat dari terak tanur
kapur tinggi dan kapur tohor. Sekitar 60% beratnya berasal dari
terak tanur tinggi. Campuran ini biasanya tidak dibakar. Jenis
semen terak ada 2 :
Modul 3
42

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

1. Bahan yang dapat digunakan sebagai kombinasi semen


portland dalam pembuatan beton dan sebagai kombinasi
kapur dalam pembuatan adukan tembok.
2. Bahan yang mengandung bahan pembantu berupa udara,
yang digunakan seperti halnya jenis pertama.
Terak tanur tinggi adalah suatu bahan non metalik, yang
sebagian besar terdiri dari silikat, alumina silikat, kalsium dan
senyawa basa lainnya, yang terbentuk dalam keadaan cair
bersama-sama dengan besi dalam tanur tinggi.
Semen terak tidak begitu penting dalam struktur beton,
tetapi cukup menguntungkan jika digunakan untuk pekerjaan
yang besar yang tidak begitu mementingkan aspek kekuatan.
Karena

kadar

alkali

yang

rendah

semen

terak

tidak

memperlihatkan noda-noda oleh kadar alkali sehingga dapat


digunakan untuk pekerjaan khusus.
d. Semen alam
Semen alam dihasilkan melalui pembakaran batu kapur
yang mengandung lempung pada suhu lebih rendah dari suhu
pengerasan. Hasil pembakaran kemudian digiling menjadi serbuk
halus. Kadar silika, alumina dan oksida besi pada serbuk cukup
untuk membuatnya bergabung dengan kalsium oksida sehingga
membentuk senyawa kalsium silikat dan aluminat yang dapat
dianggap mempunyai sifat hidrolik.
Semen

alam

tidak

boleh

digunakan

ditempat

yang

langsung terekspos perubahan cuaca, tetapi dapat digunakan


dalam adukan beton untuk konstruksi yang tidak memerlukan
kekuatan tinggi.
e. Semen portland
Semen portland adalah semen hidrolik yang dihasilkan
dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik,
yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium
sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama
dengan bahan utamanya (ASTM C-150, 1985).

Modul 3
43

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

Semen

portland

yang

digunakan

di

Indonesia

harus

memenuhi syarat SII.0013-81 atau Standar Uji Bahan Banguan


Indonesia

1986,

dan

harus

memenuhi

persyaratan

yang

ditetapkan dalam standar (PB. 1989:3.2-8)


Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak
digunakan dalam pembangunan fisik di sektor konstruksi sipil. Jika
ditambah air semen akan menjadi pasta semen. Jika ditambah
agregat halus, pasta semen akan menjadi mortar dan jika
digabungkan dengan agregat kasar akan menjadi campuran
beton segar yang setelah mengeras akan menjadi beton keras
(concrete).
Semen portland dibagi menjadi lima jenis (SK. SNI T-151990-03:2), yaitu :

Tipe I, semen portland yang dalam penggunaannya tidak


memerlukan syarat khusus seperti jenis-jenis lainnya.

Tipe

II,

semen

portland

yang

dalam

penggunaannya

memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi


sedang.

Tipe

III,

semen

portland

yang

dalam

penggunaannya

memerlukan kekuatan awal yang tinggi dalam fase permulaan


setelah pengikatan terjadi.

Tipe

IV,

semen

portland

yang

dalam

penggunaannya

dalam

penggunaannya

memerlukan panas hidrasi rendah.

Tipe

V,

semen

portland

yang

memerlukan ketahanan yang tinggi terhadap sulfat.


a. Syarat Fisik Semen Portland
Di Indonesia syarat mutu yang dipergunakan

adalah

SII.0013-81, Mutu dan Cara Uji Semen Portland. Syarat mutu


yang ditetapkan SII diadopsi dari syarat mutu ASTM C-150.
Tabel 3.1. Syarat Fisika Semen Portland
No

Uraian

Kehalusan:
Sisa di atas ayakan 0.09 mm,
% maksimum
Dengan alat Vicat Blaney

Modul 3
44

Tipe Semen
III
IV

II

10

10

10

10

10

2800

2800

2800

2800

2800

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

3
4

5
6

Waktu
pengikatan
(Setting
Time) :
Dengan alat Vicat :
- Awal, menit minimum
- Akhir, jam maksimum
Dengan alat Gillmore :
- Awal, menit minimum
- Akhir, jam maksimum
Kekalan : Pemuaian dalam
autoclave, maksimum
Kuat tekan (kg/cm2) :
1 hari, minimum
1 + 2 hari, minimum
1 + 6 hari, minimum
1 + 27 hari, minimum
Pengikatan semu (False set) :
Penetrasi akhir, % minimum
Panas
hidrasi
(cal/g),
maksimum :
7 hari
28 hari
Pemuaian karena sulfat :
14 hari, % maksimum

45
8

45
8

45
8

45
8

45
8

60
10

60
10

60
10

60
10

60
10

0.80

0.80

0.80

0.80

0.80

125
200
50

100
75
50

125
250
50

70
175
50

85
150
210
50

70
80

60
70

0.45

Kehalusan Butir (Fineness)


Kehalusan semen mempengaruhi proses hidrasi. Waktu

pengikatan (setting time) menjadi semakin lama jika butir semen


lebih kasar. Kehalusan penggilingan butir semen dinamakan
penampang spesifik, yaitu luas butir permukan semen. Jika
permukaan

penampang

semen

lebih

besar,

semen

akan

memperbesar bidang kontak dengan air. Semakin halus butiran


semen, proses hidrasinya semakin cepat, sehingga kekuatan awal
tinggi dan kekuatan akhir akan berkurang.
Kehalusan butir semen yang tinggi dapat mengurangi
terjadinya bleding (naiknya aie semen ke permukaan), tetapi
menambah kecenderungan beton untuk menyusut lebih banyak
dan mempermudah terjadinya retak susut. Menurut ASTM, butir
semen yang lewat ayakan no.200 harus lebih dari 78%. Untuk
mengukur kahalusan butir semen digunakan turbidimeter dari
Wagner atau air permeability dari Blaney.

Kepadatan (density)
Berat jenis semen yang disyaratkan oleh ASTM adalah 3.15

mg/m3. Berat jenis semen yang diproduksi berkisar antara 3.05


mg/m3 sampai 3.25mg/m3. Variasi ini akan berpengaruh pada
proporsi campuran semen dalam campuran. Pengujian berat jenis
Modul 3
45

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

semen dapat dilakukan dengan Le Chatelier Flask menurut


standar ASTM C-188.

Konsistensi
Konsistensi

semen

berpengaruh

pada

saat

awal

pencampuran, yaitu pada saat terjadi pengikatan sampai saat


beton mengeras. Konsistensi yang terjadi bergantung pada ratio
antara semen dan air serta aspek-aspek bahan semen seperti
kehalusan dan kecepatan hidrasi. Konsistensi mortar bergantung
pada konsistensi semen dan agregat pencampurnya.

Waktu Pengikatan (Setting Time)


Waktu pengikatan adalah waktu yang diperlukan semen

untuk mengeras, dihitung dari saat semen mulai bereaksi dengan


air dan menjadi pasta semen sampai pasta semen cukup kaku
untuk menahan tekanan.
Waktu pengikatan semen dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Waktu pengikatan awal (innitial setting time), yaitu waktu dari
pencampuran semen dengan air menjadi pasta semen hingga
hilangnya sifat keplastisan. Pada semen portland berkisar 1 2
jam, tetapi tidak boleh kurang dari 1 jam.
2. Waktu pengikatan akhir (final setting time), yaitu waktu antara
terbentuknya pasta semen hingga beton mengeras.Tidak
boleh lebih dari 8 jam.
Waktu
pekerjaan

pengikatan

beton.

Pada

awal sangat penting pada kontrol


keadaan

tertentu

diperlukan

waktu

pengikatan awal lebih dari 2jam. Waktu yang panjang ini


diperlukan

untuk

transportasi

(hauling),

penuangan

(dumping/pouring), pemadatan (vibrating) dan penyelesaiannya


(finishing). Proses ikatan disertai perubahan temperatur, dimulai
sejak terjadi ikatan awal dan mencapai puncaknya pada waktu
berakhirnya ikatan akhir. Waktu ikatan akan memendek karena
naiknya temperatur sebesar 30oC atau lebih. Waktu ikatan ini
sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang dipakai dan oleh
lingkungan sekitarnya.

Modul 3
46

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

Panas Hidrasi
Panas hidrasi adalah panas yang terjadi pada saat semen

bereaksi dengan air. Satuannya kalori/gram. Jumlah panas yang


terbentuk

tergantung

dari

janis

semen

yang

dipakai

dan

kehalusan butir semen. Pada pelaksanaan, perkembangan panas


mengakibatkan masalah, yakni timbulnya retakan pada saat
pendinginan. Pada beberapa struktur beton, terutama struktur
beton mutu tinggi, retakan ini tidak diinginkan. Oleh karena itu
perlu dilakukan pendinginan melalui perawatan (curing) selama
masa pelaksanaan.
Panas hidrasi naik sesuai dengan nilai temperatur pada
saat hidrasi terjadi. Pada semen biasa, panas hidrasi bervariasi
mulai 37 kalori/gram pada temperatur 5oC hingga 80 kalori/gram
pada temperatur 40oC. Semua jenis semen umumnya telah
membebaskan sekitar 50% panas totalnya pada satu hingga tiga
hari pertama, 70% pada hari ketujuh, serta 83-91% setelah 6
bulan. Laju perubahan panas ini tergantung pada komposisi
semen.
Perkembangan panas hidrasi untuk berbagai semen pada
suhu 21oC diperlihatkan pada tabel 3.1 berikut
Tabel 3.2. Perkembangan Panas Hidrasi Semen Portland pada
Suhu 21oC
Hari

Jenis Semen Portland


Tipe I

1
33

2
53

3
61

7
80

28
96

90
104

Tipe II

58

75

Tipe III

53

67

75

92

101

107

Tipe IV

41

50

66

75

Tipe V

45

50

Tabel 3.3. Standar Pengujian Sifat Fisik Menurut ASTM


Sifat Fisika
Kehalusan
Butir
(Fineness):
- Air Permeability
- Turbidimeter
- Sieving

ASTM Test
Semen

Kepadatan (density)
Konsistensi (consistency)
Modul 3
47

C.
C.
C.
C.
C.
C.

204
115
184 (No. 100 dan 200, dry)
786 (No. 50, 100, 200, wet)
430 (No. 325, wet)
188

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

- Water requirement
- Konsistensi normal
Waktu
Pengikatan
Time)
- Time of set

C. 109
C. 187
(Setting
C.
C.
C.
C.

- False set
Panas Hidrasi
Perubahan Volume
Kuat tekan
Keawetan (durability)
- Air content
- Reaksi alkali
- Sulfate expansion

266 (Gillmore)
191 (Vicat)
807 (Vicat Modifikasi)
451

C. 186
C. 157
C. 109
C. 185
C. 227 (menggunakan pyrex
glass)
C. 452 (untuk semen portland)

Kekekalan (Perubahan Volume)


Kekekalan pasta semen yang telah mengeras merupakan

suatu

ukuran

pengembangan

yang

menyatakan

bahan-bahan

suatu

campurannya.

kemampuan

Ketidak

kekalan

semen disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah kapur bebas


yang pembakarannya tidak sempurna serta magnesia yang
terdapat dalam campuran tersebut. Kapur bebas mengikat air
kemudian menimbulkan gaya-gaya ekspansi.
Alat untuk menentukan nilai kekekalan semen portland
adalah Autoclave Expansion of Portland Cement cara ASTM C151, atau cara Inggeris , BS Expansion by Le Chatellier.

Kuat Tekan
Kuat tekan semen diuji dengan cara membuat mortar yang

kemudian ditekan sampai hancur. Contoh semen yang akan diuji


dicampur

dengan

pasir

silika

dengan

perbandingan

tertentu,kemudian dicetak dengan kubus ukuran 5x5x5 cm.


Setelah berumur 3,7,14 dan 28 hari dan setelah mengalami
perawatan dengan perendaman, benda uji tersebut diuji kuat
tekannya.
Perkembangan kekuatan tekan untuk mortar dan beton
yang menggunakan berbagai jenis semen dapat dilihat pada
gambar 3.1 dan 3.2 berikut.

Modul 3
48

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

Gambar 3.1 Perkembangan Kekuatan Tekan Mortar untuk


Berbagai Tipe Semen Portland

Gambar 3.2. Perkembangan Kekuatan Tekan Beton untuk Berbagai


Tipe Semen Portland dengan fas 0.49
b. Syarat Kimia Semen Portland
Secara garis besar ada empat senyawa kimia utama yang
menyusun semen portland, yaitu :
1. Trikalsium Silikat (3 CaO.SiO2) disingkat menjadi C3S
2. Dikalsium Silikat (2 CaO.SiO2) disingkat menjadi C2S
3. Trikalsium Aluminat (3 CaO.Al2O3) disingkat menjadi C3A
4. Tetrakalsium

Aluminoferrit

(4

CaO.

Al 2O3.Fe2O3)

disingkat

menjadi C4AF.
Komposisi C3S dan C2S sekitar 70 80% dari berat semen
dan merupakan bagian yang paling dominan dalam memberikan
sifat semen (Cokrodimuldjo, 1992).
Tabel 3.4. Komposisi Senyawa Kimia Semen Portland

Modul 3
49

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

f. Semen Portland Pozzolan


Semen Portland Pozzolan adalah campuran

semen

portland dan bahan-bahan yang bersifat pozzollan seperti terak


tanur tinggi dan hasil residu PLTU. Semen jenis ini biasanya
digunakan untuk beton yang diekspos terhadap sulfat. Menurut
SK. SNI. T-15-1990-03:2, semen Portland Pozzolan dihasilkan
dengan mencampur bahan semen portland dengan pozzolan (15
40% dari berat total campuran), dengan kandungan SiO 2 + Al2O3
+ Fe2O3 dalam pozzolan minimum 70%.
Suatu konstruksi sipil yang menggunakan semen portland
pozzolan sebagai bahan ikat harus memenuhi standar SII 0132
Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozzolan atau syarat ASTM
C.595-82, yaitu Spesification for Blend Hydraulic Cement (SKBI.
1.4.53:2).
Abu terbang (fly ash) atau bahan pozzolan lainnya yang
dipakai sebagai bahan campuran tambahan harus memenuhi
Spesification for Fly Ash and Row or Calcined Natural Pozollan for
use as a Mineral Admixture in Portland Cement (ASTM C.618).
g. Semen Putih
Semen putih adalah semen portland yang kadar oksida
besinya rendah, kurang dari 0.5%. Bahan baku yang digunakan
harus kapur murni, lempung putih yang tidak mengandung oksida
besi dan pasir silika.

Modul 3
50

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

Semen putih digunakan untuk mengisi siar ubin/keramik


dan benda yang lebih banyak nilai seninya, umumnya tidak
digunakan untuk bangunan struktur. Semen putih diproduksi
secara massal di pabrik.
h. Semen Alumina
Semen alumina dihasilkan melalui pembakaran batu kapur
dan bauksit yang telah digiling halus pada temperatur 1600 oC.
Hasil

pembakaran

tersebut

berbentuk

klinker,

selanjutnya

dihaluskan hingga menyerupai bubuk. Semen alumina berwarna


abu-abu.
Semen alumina mempunyai kekuatan awal tinggi, tahan
terhadap serangan asam dan garam-garam sulfat serta tahan api.
Tetapi jika digunakan pada suhu lebih dari 29 oC, kekuatannya
berangsur-angsur akan uberkurang. Karena itu jenis semen ini
hanya digunakan untuk negara yang mempunyai musim dingin.
1.2 . Air
Air diperlukan

pada pembuatan beton untuk memicu

proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan


kemudahan dalam pekerjaan beton. Air yang dapat diminum
umumnya dapat digunakan sebagai campuran beton. Air yang
mengandung

senyawa-senyawa

yang

berbahaya,

tercemar

garam, minyak, gula atau bahan kimia lainnya, bila dipakai dalam
campuran beton akan menurunkan kualitas beton.
Karena pasta semen merupakan hasil reaksi kimia antara
semen dengan air, maka bukan perbandingan jumlah air terhadap
total berat campuran yang penting, melainkan perbandingan air
dengan semen atau yang biasa disebut dengan faktor air semen
(water cement ratio).
Air yang berlebihan menyebabkan banyaknya gelembung
air setelah proses hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu
sedikit

akan

mempengaruhi

kekuatan

beton.

Jika

beton

menggunakan air yang tidak memenuhi syarat, kekuatan beton


pada umur 7 hari atau 28 hari tidak boleh kurang dari 90% jika

Modul 3
51

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

dibandingkan dengan kekuatan beton yang menggunakan air


standar/suling (PB 1989:9).
1.2.1.Syarat Umum Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih,
tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, zat organis atau
bahan lainnya yang dapat merusak beton tulangan. Sebaiknya
dipakai air tawar yang dapat diminum. Air yang digunakan dalam
pembuatan beton pratekan dan beton yang akan ditanami logam
aluminium (termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat)
tidak

boleh

mengandung

ion

klorida

dalam

jumlah

yang

membahayakan (ACI 318-89:2-2).


Untuk perlindungan terhadap korosi, konsentrasi ion klorida
maksimum yang terdapat dalam beton keras umur 28 hari yang
dihasilkan dari bahan campuran termasuk air, agregat, semen
dan bahan tambah tidak boleh melampaui nilai batas yang
diberikan pada tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.5 Batas Maksimum Ion Klorida
Jenis Beton

Batas (%)
0.06

Beton bertulang yang terus berhubungan dg

0.15

klorida

1.00

Beton Pratekan

Beton bertulang yang selamanya kering atau


terlindung dari basah

0.30

Konstruksi beton bertulang lainnya


1.2.2.Syarat Mutu Air Menurut British Standard (BS. 314880)
Kriteria yang harus dipenuhi oleh air yang akan digunakan
sebagai campuran beton. Jika ketentuan-ketentuan ini tidak
terpenuhi,

sebaiknya

air

tidak

digunakan

untuk

membuat

campuran beton. Syarat-syarat tersebut antara lain:


2. Garam garam Anorganik
Ion-ion utama yang biasa terdapat dalam air adalah
kalsium, magnesium, natrium,kalium, bikarbonat, sulfat, klorida,

Modul 3
52

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

nitrat dan kadang-kadang karbonat. Gabungan ion-ion tersebut


tidak boleh lebih dari 2000mg per liter.
Garam-garam anorganik ini akan memperlambat waktu
pengikatan beton dan menyebabkan turunnya kekuatan beton.
Konsentrasi

garam-garam tersebut hingga 500 ppm dalam

campuran beton masih diperbolehkan.


3. NaCl dan Sulfat
Konsentrasi NaCL atau garam dapur sebesar 20000 ppm
umumnya masih diijinkan. Air campuran beton yang mengandung
1250 ppm natrium sulfat, Na2SO4. 10H2O, dapat digunakan
dengan hasil yang memuaskan.
4. Air Asam
Air asam dapat dipergunakan atau tidak dalam campuran
beton, bergantung konsentrasi asam yang dinyatakan dalam ppm
(part per million)

Bisa

atau

tidaknya

air

ini

digunakan

tergantung nilai pH nya.


Air netral biasanya mempunyai pH sekitar 7.00. Nilai pH
diatas 7.00 menyatakan keadaan kebasaan dan nilai dibawah
7.00 menyatakan keasaman. Semakin tinggi nilai asam (pH lebih
dari 3.00), semakin sulit beton dikelola. Karena itu penggunaan
air diatas pH 3.00 harus dihindari.
5. Air Basa
Air dengan kandungan natrium hidroksida sekitar 0.5% dari
berat semen, tidak banyak berpengaruh pada kekuatan beton
asalkan waktu pengikatan tidak berlangsung dengan cepat.
Konsentrasi

basa

lebih

tinggi

0.5

berat

semen

akan

mempengaruhi kekuatan beton.


6. Air Gula
Bila kadar gula dalam campuran dinaikan hingga 0.2 % dari
berat semen, maka waktu pengikatan biasanya akan semakin
cepat. Gula sebanyak 0.25% berat semen atau lebih akan
mengakibatkan bertambah cepatnya waktu pengikatan secara
signifikan dan berkurangnya kekuatan beton pada umur 28 hari.
Modul 3
53

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

7. Minyak
Minyak mineral atau minyak tanah dengan konsentrasi
lebih 2% berat semen dapat mengurangi kekuatan beton hingga
20%. Karena itu penggunaan air yang tercemar minyak sebaiknya
dihindari.
8. Rumput Laut
Rumput laut yang tercampur dalam air campuran beton
dapat

menyebabkan

signifikan.

berkurangnya

Bercampurnya

mengakibatkan

rumput

berkurangnya

daya

kekuatan
laut
lekat

beton

dengan
dan

secara
semen

menimbulkan

sangat banyak gelembung udara pada beton. Beton menjadi


keropos dan berkurang kekuatannya. Rumput laut dapat juga
dijumpai dalam agregat terutama agregat halus yang berasal dari
pasir pantai. Hal ini akan mengakibatkan hubungan anatar pasta
semen dan agregat terganggu, bahkan menjadi buruk.
9. Zat-zat Organik, Lanau, Bahan-bahan Terapung
Kandungan zat organik dalam air dapat mempengaruhi
waktu pengkatan semen dan kekuatan beton. Air yang berwarna
tua, berbau tidak sedap dan mengandung butir-butir lumut perlu
diragukan dan diuji sebelum dipakai.
Lempung yang terapung atau bahan halus kira-kira 2000
ppm yang berasal dari batuan, diijinkan berada dalam campuran.
Untuk mengurangi kadar lanau dan lempung dalam adukan beton,
air yang mengandung lumpur harus diendapkan terlebih dahulu
dalam bak-bak penampung sebelum digunakan.
9. Air Limbah atau Air Cemaran Limbah Industri
Air yang tercemar limbah industri sebelum dipakai harus
dianalisis kandungan pengotornya dan diuji (dengan pecobaan
perbandingan) untuk mengetahui pengikatnya dan kuat tekan
betonnya.
Air limbah biasanya mengandung 400 ppm senyawa
organik. Setelah air limbah diencerkan/disaring di tempat yang
Modul 3
54

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

cocok untuk keperluan pencampuran beton, konsentrasi senyawa


organik biasanya turun menjadi 20 ppm atau kurang. Jadi setelah
diencerkan air limbah dapat digunakan.
RANGKUMAN
Semen dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu Semen Non
Hidrolik dan
Semen Hidrolik
Semen non hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam
air, akan tetapi dapat mengeras di udara. Sebaliknya semen
hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras di
dalam air.
Semen Portland adalah bahan konstruksi yang paling banyak
digunakan dalam pekerjaan beton.
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak
boleh mengandung minyak, asam, alkali, zat organis atau bahan
lainnya yang dapat merusak beton tulangan.
Zat zat yang perlu diperhatikan dalam air untuk campuran beton
adalah: garam-garam anorganik, NaCL dan Sulfat, asam/basa,
kandungan gula, minyak, rumput laut, zat organik, lanau dan
bahan-bahan terapung. Kandungan zat-zat tersebut tidak boleh
melampaui batas yang diijinkan. Jika ketentuan-ketentuan tidak
terpenuhi sebaiknya air tidak digunakan untuk membuat
campuran beton.
SOAL

LATIHAN

1. Sebutkan jenis-jenis semen hidrolik dan non hidrolik!


2. Jelaskan sifat dan karakteristik semen portland, baik sifat kimia
maupun sifat fisika!
3. Jelaskan kegunaan dari lima tipe semen portland!
4. Jelaskan

syarat

mutu

air

yang

layak

digunakan

untuk

campuran beton!
5. Bila kualitas air yang akan digunakan dalam campuran beton
meragukan, apa yang sebaiknya dilakukan?
6. Jelaskan apa pengaruh sulfat dalam air yang akan digunakan
untuk campuran beton!

Modul 3
55

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

Sumber Pustaka
American Concrete Institute, 1990, ACI 31-89 Building Code
Requirements for Reinforce Concrete, Part II, Material
Concrete Quality, Fifth Edition, Skokie, Illinois, USA:PCA.
Departemen Pekerjaan Umum. LPMB, 1991, Tata Cara Rencana
Pembuatan Campuran Beton Normal. SK SNI T-15-1990-3,
Cetakan Pertama, Bandung.
Departemen
Pekerjaan
Umum.
Badan
Penelitian
Pengembangan PU, 1989, Pedoman Beton 89,
1.4.53.1989, Draft Konsensus, Jakarta.

dan
SKBI

Departemen
Pekerjaan
Umum.
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan PU, 1989, Ulasan Pedoman Beton 89, SKBI
1.4.53.1989, Draft Konsensus, Jakarta.
PEDC, 1983, Teknologi Bahan 1 dan 2, Bandung.
Tri Mulyono, 2004, Teknologi Beton, Penerbit Andi, Yogyakarta

Kegiatan Belajar 2:
Modul 3
56

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

2. Bahan Tambah Untuk Beton


Tujuan Instruksional Khusus
Setelah akhir pelajaran diharapkan siswa :
Mampu menjelaskan bahan bahan tambah yang digunakan
untuk beton.
Mampu menjelaskan hal-hal penting dalam pemilihan bahan
bahan tambah yang digunakan untuk beton
Definisi Bahan Tambah
Bahan tambah (admixture) adalah bahan-bahan yang
ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat
pencampuran

beton

berlangsung.

Fungsi

atau selama

bahan

ini

adalah

mengubah sifat-sifat beton agar menjadi lebih cocok untuk


pekerjaan tertentu,atau untuk menghemat biaya.
Menurut ASTM C.125-1995:61, Standard Definition of
Terminology Relating to Concrete and Concrete Aggregates dan
dalam ACI SP-19, Cement and Concrete Terminology, admixture
didefinisikan sebagai material selain air, agregat dan semen
hidrolik yang dicampur dengankan dalam beton atau mortar yang
ditambahkan sebelum atau selama pengadukan berlangsung.
Bahan

tambah

digunakan

untuk

memodifikasi

sifat

dan

karakteristik dari beton misalnya untuk kemudahan pengerjaan


atau untuk tujuan lain yaitu penghematan energi.
Di Indonesia bahan tambah telah banyak digunakan. Bahan
tambah

yang

digunakan

harus

memenuhi

ketentuan

yang

diberikan SNI. Untuk bahan tambah kimia, harus memenuhi ASTM


C.494,

Standard

Specification

for

Chemical

Admixture

for

Concrete.
Menurut ACI Commitee 212.IR-81 (revised 1986), jenis
bahan tambah beton dikelompokan menjadi 5 jenis yaitu :
1. Accelerating
2. Air-entraining
3. Water reducer and set-controling
4. Finely devided mineral
5. Miscellaneous
Modul 3
57

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

Tujuan Menggunakan Bahan Tambah


Tujuan penggunaan bahan tambah menurut manual of
concrete practice dalam admixture and concrete adalah sebagai
berikut :
Memodifikasi beton segar, mortar dan grouting

Menambah sifat mudah pengerjaan tanpa menambah


kandungan air.

Menghambat atau mempercepat waktu pengikatan awal


campuran beton

Mengurangi atau mencegah penurunan atau perubahan


volume

Mengurangi segregasi

Mengembangkan dan meningkatkan sifat penetrasi dan


pemompaan beton segar

Mengurangi kehilangan nilai slump

Memodifikasi beton keras, mortar dan grouting

Menghambat dan mengurangi panas selama proses


pengerasan awal (beton muda)

Mempercepat laju pengembangan kekuatan beton


pada umur muda

Menambah kekuatan beton

Menambah sifat keawetan beton, ketahanan dari


gangguan luar termasuk serangan garam-garam sulfat.

Mengurangi kapilaritas dari air

Mengurangi sifat permeabilitas

Mengontrol pengembangan yang disebabkan oleh


reaksi alkali dari alkali termasuk alkali dalam agregat

Menghasilkan struktur beton yang baik

Menghasilkan

warna

tertentu

pada

beton

atau

mortar.
Hal Yang Penting Diperhatikan dalam Penggunaan Bahan
Tambah

Modul 3
58

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

Penggunaan bahan tambah harus dikonfirmasi dengan


standar yang berlaku, seperti SNI, ASTM atau ACI. Selain itu yang
terpenting adalah memperhatikan petunjuk penggunaan bahan
tambah

tersebut,

yang

biasanya

tertuang

dalam

manual

bahannya.
Beberapa evaluasi yang perlu dilakukan jika menggunakan
bahan tambah :

Penggunaan semen dengan tipe khusus.


Penggantian tipe semen atau sumber dari semen atau jumlah
dari

semen

yang

digunakan

atau

memodifikasi

gradasi

agregat, atau proporsi campuran yang diharapkan.

Penggunaan satu atau lebih bahan tambah.


Banyak bahan tambah mengubah lebih dari sifat beton,
sehingga justru merugikan.

Efek

bahan

tambah

sangat

nyata

untuk

mengubah

karakteristik beton misalnya FAS, tipe dan gradasi agregat,


tipe dan lama pengadukan.
Jenis Bahan Tambah
Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton
dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat
kimiawi (chemical admixture) dan bahan tambah yang besifat
mineral (additive).
Admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat
pelaksanaan

pengecoran

(placing),sehingga

lebih

banyak

digunakan untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan. Sedangkan


additive

bersifat

mineral

ditambahkan

saat

pengadukan

dilaksanakan, lebih bersifat penyemenan lebih banyak digunakan


untuk memperbaiki kinerja kekuatannya.
Bahan Tambah Kimia (Admixture)
Menurut

ASTM

C.494

dan

Pedoman

Beton

1989

SKBI.1.4.53.1989, jenis bahan tambah kimia dibedakan menjadi


tujuh tipe bahan tambah. Pada dasarnya suatu bahan tambah
harus mampu memperlihatkan komposisi dan unjuk kerja yang
sama sepanjang waktu pengerjaan selama bahan tersebut
Modul 3
59

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

digunakan dalam campuran beton sesuai dengan pemilihan


proporsi betonnya (PB, 1989 :12).
a. Tipe A Water Reducing Admixtures
Water Reducing Admixtures adalah bahan tambah yang
mengurangi air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan
beton dengan konsistensi tertentu.
Water Reducing Admixtures digunakan antara lain dengan
tidak

mengurangi

kadar

semen

dan

nilai

slump

untuk

memproduksi beton dengan nilai perbandingan atau ratio faktor


air semen (fas) yang rendah. Atau dengan tidak merubah kadar
semen yang digunakan dengan faktor air semen yang tetap maka
nilai

slump

dimaksudkan

yang

dihasilkan

dengan

dapat

mengubah

lebih

kadar

tinggi.

semen

Hal

tetapi

ini

tidak

merubah fas dan slump. Pada kasus pertama dengan mengurangi


fas secara tidak langsung akan meningkatkan kekuatan tekannya,
karena dalam banyak kasus fas yang rendah meningkatkan kuat
tekan beton. Pada kasus kedua, tingginya nilai slump yang
didapat akan memudahkan penuangan adukan (placing) atau
waktu penuangan adukan dapat diperlambat. Pada kasus ketiga
dimaksudkan untuk mengurangi biaya karena penggunaan semen
yang kecil ( Marther, Bryant, 1994)
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan
tambah

ini

adalah

air

yang

dibutuhkan,

kandungan

air,

konsistensi, bleding dan kehilangan air pada saat beton segar,


laju pengerasan, kuat tekan dan lentur, perubahan volume, susut
pada saat pengeringan. Berdasarkan hal tersebut penting untuk
melakukan

pengujian

sebelum

pelaksanaan

pencampuran

terhadap bahan tambah tersebut.


b. Tipe B Retarding Admixtures
Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi
untuk menghambat waktu pengikatan beton. Penggunaannya
untuk menunda waktu pengikatan beton, misalnya karena kondisi
cuaca yang panas, atau untuk memperpanjang waktu untuk
pemadatan, untuk menghindari cold joints dan menghindari
Modul 3
60

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

dampak

penurunan

saat

beton

segar

saat

pelaksanaan

pengecoran.
c. Tipe C Accelerating Admixtures
Accelerating

Admixtures

adalah

bahan

tambah

yang

berfungsi untuk mempercepat pengikatan dan pengembangan


kekuatan awal beton.
Bahan ini digunakan untuk mengurangi lamanya waktu
pengeringan (hidrasi) dan mempercepat pencapaian kekuatan
awal beton. Accelerating Admixtures yang paling terkenal adalah
kalsium klorida. Dosis maksimum adalah 2% dari berat semen
yang digunakan. Secara umum, kelompok bahan tambah ini
dibagi tiga kelompok yaitu : Larutan garam organik, Larutan
campuran organik dan Material miscellaneous.
d. Tipe D Water Reducing and Retarding Admixtures
Water Reducing and Retarding Admixtures adalah bahan
tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air
pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal.
Water Reducing and Retarding Admixtures yaitu pengurang
air dan pengontrol pengeringan. Bahan ini digunakan untuk
menambah kekuatan beton. Bahan ini juga akan mengurangi
kandungan

semen

yang

sebanding

dengan

pengurangan

kandungan air. Bahan ini hampir semuanya berwujud cair. Air


yang terkandung dalam bahan akan menjadi bagian air campuran
beton. Dalam perencanaan air ini harus ditambahkan sebagai
berat air total dalam campuran beton. Perlu diingat, perbandingan
antara mortar dengan agregat kasar tidak boleh berubah.
Perubahan kandungan air, atau udara atau semen, harus diatasi
dengan perubahan kandungan agregat halus sehingga volume
tidak berubah.
e. Tipe E Water Reducing and Accelerating Admixtures
Water Reducing and Accelerating Admixtures adalah bahan
tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air
Modul 3
61

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang


konsistensinya tertentu dan mempercepat pengikatan awal.
f. Tipe F Water Reducing ,High Range Admixtures
Water Reducing ,High Range Admixtures adalah bahan
tambah yang berfungsi untuk mengurangi julah air pencamppur
yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu, sebanyak 12% atau lebih.
g. Tipe

Water

Reducing

,High

Range

Retarding

Admixtures
Water Reducing ,High Range Retarding Admixtures adalah
bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air
pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih dan juga untuk
menghambat pengikatan beton.
Jenis

bahan

superplasticizer

tambah

dengan

ini

menunda

merupakan
waktu

gabungan

pengikatan

beton.

Biasanya digunakan untuk kondisi pekerjaan yang sempit karena


sedikitnya sumber daya yang mengelola beton disebabkan
keterbatasan ruang kerja.
Bahan Tambah Mineral (Additive)
Pada

saat

ini,

bahan

tambah

mineral

lebih

banyak

digunakan untuk memperbaiki kuat tekan beton. Beberapa bahan


tambah mineral adalah pozzollan, fly ash, slag dan silica fume.
Beberapa keuntungan penggunaan bahan tambah mineral (Cain,
1994) :

Memperbaiki kinerja workability

Mengurangi panas hidrasi

Mengurangi biaya pekerjaan beton

Mengurangi daya tahan terhadap serangan sulfat

Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkalisilika

Mempertinggi usia beton

Mempertinggi kuat tekan beton

Modul 3
62

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

Mempertinggi keawetan beton

Mengurangi penyusutan

Mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton.

a. Abu Terbang Batu Bara (Fly Ash)


Menurut ASTM C.618, abu terbang didefinisikan sebagai
butiran halus hasil residu pembakaran batu bara atau bubuk batu
bara. Abu terbang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu abu
terbang yang normal yang dihasilkan dari pembakaran batu bara
antrasit atau batubara bitomius dan abu terbang kelas C yang
dihasilkan dari batu bara kelas lignite atau subbitemeus. Abu
terbang kelas C kemungkinan mengandung kapur (lime) lebih dari
10% beratnya. Kandungan kimia abu terbang tercantum dalam
tabel 3.3 (ASTM C.618-95)

Tabel 3.6. Kandungan Kimia Abu Terbang (Fly Ash)


Senyawa Kimia
Oksida Silika (SiO2) + Oksida Alumina
(Al2O3)

Oksida

Besi

Jenis F
70.00

Jenis C
50.00

5.0
3.0
6.0

5.0
3.0
6.0

(Fe2O3),

minimum %
Trioksida Sulfur (SO3), maksimum %
Kadar air, maksimum %
Kehilangan Panas, maksimum %

b. Slag
Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi.
Definisi slag menurut ASTM C.989 Standard specification for
ground granulated Blast-Furnace slag for use in concrete and
mortar adalah produk non metal yang merupakan material
berbentuk halus, granular hasil pembakaran yang kemudian
didinginkan, misalnya dengan mencelupkannya ke dalam air.
Keuntungan penggunaan slag dalam campuran beton
adalah sebagai berikut (Lewis, 1982) :

Mempertinggi

kekuatan

beton,

karena

kecenderungan

lambatnya kenaikan kuat tekan.

Menaikan ratio antara kelenturan dan kuat tekan

Modul 3
63

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

Mengurangi variasi kuat tekan

Mempertinggi ketahanan terhadap sulfat dalam air laut

Mengurangi serangan alkali silika

Mengurangi panas hidrasi dan menurunkan suhu

Memperbaiki penyelesaian akhir dan memberi warna cerah


pada beton

Memperbaiki keawetan karena pengaruh perubahan volume

Mengurangi porositas dan serangan klorida.

c. Silika Fume
Menurut ASTM C.1240-95 Specificatio for Silica Fume for
Use in Hydraulic Cement Concrete and Mortar , silica fume
adalah material pozzolan yang halus, dimana komposisi silika
lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi
silikon atau alloy besi silikon (dikenal dengan gabungan antara
microsilika dengan silika fume).
Penggunaan

silika

fume

dalam

campuran

beton

dimaksudkan untuk menghasilkan beton dengan kekuatan tekan


yang tinggi. Misalnya untuk kolom struktur, dinding geser, precast atau beton pra tegang dan beberapa keperluan lain. Kriteria
beton betkekuatan tinggi sekitar 50 70 Mpa pada umur 28 hari.
Penggunaan silika fume berkisar 0-30%, untuk memperbaiki
karakteristik kekuatan dan keawetan beton dengan faktor air
semen sebesar 0.34 dan 0.28 dengan atau tanpa superplastisizer
dan nilai slump 50 mm (Yogendran, et al, 1987)
Tabel 3.7 Komposisi Kimia Silika Fume
Kimia
SiO2
Karbon
Fe2O3
CaO
Al2O3
MgO
MnO
K2O
Na2O
Fisika
Bera jenis
Modul 3
64

Berat dalam Persen


92 94
35
0.10 0.50
0.10 0.15
0.20 0.30
0.10 0.20
0.008
0.10
0.10
Berat dalam Persen
2.02
Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

Rata-rata ukuran partikel, m


Lolos ayakan No. 325 dalam %
Keasaman pH (10% air dalam
slurry)

0.1
99.00
7.3

Sumber : Yogendran, et al, 1987

Selain pada tabel 3.4 diatas, komposisi kimia dan fisika


yang dibutuhkan silica fume dapat dilihat pada tabel 1 sampai
tabel 4 ASTM C.1240.
d. Penghalus Gradasi (Finely devided mineral admixtures)
Bahan

ini

merupakan

mineral

yang

dipakai

untuk

memperhalus perbedaan perbedaan pada campuran beton


dengan memberikan ukuran yang tidak ada atau kurang dalam
agregat. Selain itu juga dapat dipergunakan untuk menaikan mutu
beton yang akan dibuat. Kegunaan lainnya adalah mengurangi
permeabilitas atau ekspansi dan juga mengurangi biaya produksi
beton. Contoh bahan

ini adalah kapur hidrolis, semen slag, fly

ash dan pozzollan alam yang sudah menjadi kapur atau mentah.

Bahan Tambah Lainnya


a. Air Entraining
Bahan

tambah

ini

membentuk

gelembung

udara

berdiameter 1 mm ataulebih kecil, selamapencampuran beton


atau mortar, dengan maksud mempermudah pengecoran beton
pada saat pengecoran dan menambahkan ketahanan awal pada
beton.
Hampir semua bahan air entraining admixture berbentuk
cair, tetapi ada juga yang berbentuk serbuk, lapisan-lapisan dan
gumpalan. Banyaknya bahan tambah yang digunakan tergantung
pada gradasi agregat yang digunakan. Semakin halus ukuran
agregat

semakin

besar

prosentase

bahan

tambah

yang

digunakan.
b. Beton Tanpa Slump
Beton tanpa slump didefinisikan sebagai beton yang
mempunyai slump sebesar 1 inchi (25,4 mm) atau kurang, sesaat
Modul 3
65

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

setelah pencampuran. Pmilihan bahan tambah tergantung sifatsifat beton yang diinginkan, seperti sifat

plastisnya, waktu

pengikatan dan pencapaian kekuatan, efek beku cair, kekuatan


dan harga dari beton tersebut.
c. Polimer
Polimer merupakan produk bahan tambah baru, yang dapat
menghasilkan kuat tekan beton tinggi sekitar 15.000 Psi (1.000
psi = 6.9 Mpa) atau lebih, dan kekuatan belah tariknya sekitar
15.000 Psi atau lebih. Beton dengan kekuatan tinggi ini biasanya
diproduksi dengan menggunakan polimer dengan cara :

Memodifikasi sifat beton dengan mengurangi air di lapangan.

Menjenuhkan dan memancarkannya pada temperatur yang


sangat tinggi di laboratorium.
Beton dengan modifikasi polimer (PMC = Polimer Modified

Concrete) adalah beton yang ditambah resin dan pengeras


sebagai

bahan

tambahan.

Prinsipnya

menggantikan

air

pencampur dengan polimer sehingga dihasilkan beton yang


berkekuatan tinggi dan mempunyai mutu yang baik. Faktor
polimer beton yang optimum adalah berkisar 0.3 sampai 0.45
dalam perbandingan berat, untuk mencapai kekuatan tinggi
tersebut.
d. Bahan

Pembantu

Untuk

Mengeraskan

Permukaan

Semen (Hardener Concrete)


Permukaan beton yang selalu menanggung beban hidup
yang berat serta selalu dalam keadaan beputar dan berpindahpindah, seperti lantai untuk bengkel-bengkel alat berat (heavy
equipment) dan lainnya. Pembebanan ini akan mengakibatkan
keausan pada permukaan beton.
Untuk menghindri pengausan tersebut digunakan dua jenis
bahan untuk mengeraskan permukaan beton :

Agregat beton terbuat dari bahan kimia

Agregat metalik, terdiri dari butiran-butiran halus.

Modul 3
66

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

Untuk memperkeras permukaan beton, dipilih salah satu dari


bahan tersebut, kemudiian tambahkan dalam campuran beton
saat pengerjaan beton berlangsung.
e. Bahan Pembantu Kedap Air ( Water Proofing)
Jika beton terletak dalam air atau dekat permukaan air
tanah (misalnya untuk tunnel), maka beton tersebut tidak boleh
mengalami rembesan dan diusakan kedap air. Salah satu bahan
yang dapat digunakan adalah partikel-partikel halus atau gradasi
yang menerus dalam campuran beton. Bahan-bahan semacam itu
akan mengurangi permeabilitas pada beton.
f. Bahan Tambah Pemberi Warna
Beton yang diekspos permukaannya biasanya memerlukan
keindahan. Bahan yang digunakan untuk memberi warna pada
permukaan

beton

ini

cat

(coating)

yang

dilapisi

setelah

pengerjaan beton. Cara lainnya adalah dengan menambahkan


bahan warna, misalnya oker atau pewarna coklat, kedalam
permukaan beton, selagi beton masih segar. Bahan-bahan ini
biasanya dicampur dalam suatu adukan yang mutunya terjamin
baik. Selain itu dapat pula dengan menaburkan pasir silika atau
agregat metalik selagi permukaan beton masih dalam keadaan
segar.

g. Bahan Tambah Untuk Memperkuat Ikatan Beton Lama


dengan Beton Baru (bonding agent for concrete)
Penuangan beton segar di atas permukaan beton lama
sering

mengalami

kesulitan

dalam

mengatasinya perlu ditambahkan


menyatukan

ikatan

antara

penyatuannya.

suatu bahan

permukaan

yang

Untuk

yang dapat
lama

dengan

permukan yang baru. Jenis bahan tambah tersebut biasanya


disebut bonding agent yang merupakan larutan polimer.

Modul 3
67

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

RANGKUMAN
Bahan
tambah
(admixture)
adalah
bahan-bahan
yang
ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat
atau selama
pencampuran beton berlangsung.
Fungsi bahan ini adalah mengubah sifat-sifat beton agar menjadi
lebih cocok untuk pekerjaan tertentu, atau untuk menghemat
biaya.
Bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan
menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical
admixture) dan bahan tambah yang besifat mineral (additive).
Admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat
pelaksanaan pengecoran (placing), digunakan untuk memperbaiki
kinerja pelaksanaan. Sedangkan additive bersifat mineral
ditambahkan saat pengadukan dilaksanakan, digunakan untuk
memperbaiki kuat tekan.
Jenis bahan tambah beton dikelompokan menjadi 5 jenis (ACI
Commitee 212.IR-81 ,revised 1986), yaitu :Accelerating, Airentraining, Water reducer and set-controling, Finely devided
mineral dan Miscellaneous.
SOAL

LATIHAN

i.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahan tambah !

ii.

Apa yang dimaksud dengan bahan tambah kimia dan mineral?


Bagaimana proses pencampurannya?

iii.

Jelaskan beberapa alasan mengapa digunakan bahan tambah?

iv.

Jelaskan apa yang perlu diperhatikan ketika menggunakan


bahan tambah dalam campuran beton!

v.

Sebutkan minimal 5 buah keuntungan menggunakan bahan


tambah mineral.
Sumber Pustaka
American Society for Testing Material,1995, Annual Book for
ASTM Standard, Concrete and Agregates, ASTM, Philadelphia.
American Concrete Institute, 1986, Admixture for Concrete,
ACI.212.IR-81 Revised 1986, USA.
Cain, Craig J, 1994, Mineral Admixture, Significance of Test and
Properties of Concrete and Concrete Making Material STP 169 C,
Philadelpia.

Modul 3
68

Kegiatan Belajar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL

Departemen Pekerjaan Umum. LPMB, 1991, Tata Cara Rencana


Pembuatan Campuran Beton Normal. SK SNI T-15-1990-3,
Cetakan Pertama, Bandung.
Lewis, S.W., 1982, Discussion of Admixture for Concrete,
ACI.212.IR-81, Concrete International : Design and Construction,
Vol 27 No 5, May .
Mather, Bryant., 1994, Chemical Admixture, Significant of Test
and Properties of Concrete and Concrete Making Material-STP 169
C, Philadelpia.
PEDC, 1983, Teknologi Bahan 2, Bandung.
Taylor, W.H., Concrete Technology and Practice, Mc. Graw Hill
Book. Sidney
Tri Mulyono, 2004, Teknologi Beton, Penerbit Andi, Yogyakarta

Modul 3
69

Kegiatan Belajar 1

Anda mungkin juga menyukai