Anda di halaman 1dari 8

POLA ALIRAN SUNGAI

Posted on Januari 23, 2015 by Skeptical Inquirer

6 Votes

Dalam interpretasi pola aliran dapat mudah dilakukan dengan pemanfaatan data
penginderaan jauh baik citra foto ataupun non foto sangat terlebih lagi apabila data
penginderaan jauh yang stereoskopis (foto udara) dengan menampakkan 3 dimensional,
sehingga hasil yang didapatkan akan maksimal. Citra satelit yang paling baik digunakan
untuk mengetahui pola aliran adalah citra radar (ifsar) yang menghasilkan kenampakan
tiga dimensi yang paling baik. Pola aliran mempunyai berbagai jenis pola, diantaranya
ialah dendritic, paralel, radial, trelis, rectangular, centripetal, angular dan multibasinal.
Gambar 3. merupakan jenis-jenis pola aliran sungai dalam DAS.


Pola Aliran Sungai
1. Dendritik: seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur dengan arah dan sudut yang
beragam. Berkembang di batuan yang homogen dan tidak terkontrol oleh struktur, umunya
pada batuan sedimen dengan perlapisan horisontal, atau pada batuan beku dan batuan kristalin
yang homogen.
2. Rectangular : Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan antara alirannya
membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku. Pola aliran ini berkembang pada daerah
rekahan dan patahan.
3. Paralel: anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada sungai-sungai
utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara ke laut. Berkembang di lereng yang
terkontrol oleh struktur (lipatan monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi
yang pendek) atau dekat pantai.
4. Trellis: percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus, sungai-sungai utama
sejajar atau hampir sejajar. Berkembang di batuan sedimen terlipat atau terungkit dengan
litologi yang berselang-seling antara yang lunak dan resisten.

5. Deranged : pola aliran yang tidak teratur dengan sungai dengan sungai pendek yang arahnya
tidak menentu, payau dan pada daerah basah mencirikan daerah glacial bagian bawah.
6. Radial Sentrifugal: sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik. Berkembang pada
vulkan atau dome.
7. Radial Centripetal: sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah. Berkembang di
kaldera, karater, atau cekungan tertutup lainnya.
8. Annular: sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk sudut hampir tegak
lurus. Berkembang di dome dengan batuan yang berseling antara lunak dan keras.
9. Pinnate : Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai membentuk sudut
lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya terdapat pada bukit yang lerengnya terjal.
10. Memusat/Multibasinal: percabangan sungai tidak bermuara pada sungai utama, melainkan
hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada topografi karst. Tabel 1. merupakan pola
pengaliran dengan karaktersitiknya.

Morisawa (1985) menyebutkan pengaruh geologi terhadap bentuk sungai dan jaringannya
adalah dinamika struktur geologi, yaitu tektonik aktif dan pasif serta lithologi (batuan).
Kontrol dinamika struktur diantaranya pensesaran, pengangkatan (perlipatan) dan
kegiatan vulkanik yang dapat menyebabkan erosi sungai. Kontrol struktur pasif
mempengaruhi arah dari sistem sungai karena kegiatan tektonik aktif. Sedangkan batuan
dapat mempengaruhi morfologi sungai dan jaringan topologi yang memudahkan
terjadinya pelapukan dan ketahanan batuan terhadap erosi. Tabel 2. merupakan tabel
kontrol struktur terhadap bentuk sungai
Tabel 2. Kontrol Struktur Terhadap Bentuk Sungai (Morisawa, 1985)

Pola Pengaliran dan Karakteristiknya (van Zuidam, 1985)

Pola Aliran Sungai


Perbedaan pola aliran sungai di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan
oleh perbedaan kemiringan, topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya. Beberapa
pola aliran sungai yang sering dijumpai adalah
1.Dendritik
2.Radial Sentrifugal
3.Rectangular
4.Trellis
5.Radial Sentripetal
6.Annular
7.Pararel
8. Pinnate

Dendritik, Berbentuk seperti cabang batang pohon. Berada di daerah datar dengan
struktur batuan homogen.
Radial Sentrifugal, Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya
menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunung api
Rectangular, Pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh
struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular
dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.
Trelllis, Aliran sungai yang anak sungainya hampir sejajar dengan sungai induknya,
biasanya berada di wilayah patahan.
Sentripetal, Aliran yang berlawanan dengan pola radial, di mana aliran sungainya
mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan (depresi).
Annular, Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar
secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu.
Pararel, Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng
yang curam/terjal.
Pinnate, Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai membentuk
sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya terdapat pada bukit yang lerengnya
terjal.

Dengan berjalannya waktu, suatu sistem jaringan sungai akan membentuk pola pengaliran tertentu di
antara saluran utama dengan cabang-cabangnya dan pembentukan pola pengaliran ini sangat
ditentukan oleh faktor geologinya. Pola pengaliran sungai dapat diklasifikasikan atas dasar bentuk dan
teksturnya.

Bentuk atau pola berkembang dalam merespon terhadap topografi dan struktur geologi bawah
permukaannya. Saluran-saluran sungai berkembang ketika air permukaan (surface runoff) meningkat
dan batuan dasarnya kurang resisten terhadap erosi.
Sistem fluviatil dapat menggambarkan perbedaan pola geometri dari jaringan pengaliran sungai. Jenis
pola pengaliran sungai antara alur sungai utama dengan cabang-cabangnya di satu wilayah dengan
wilayah lainnya sangat bervariasi. Adanya perbedaan pola pengaliran sungai di satu wilayah dengan
wilayah lainnya sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan topografi, struktur dan litologi batuan
dasarnya. Pola pengaliran yang umum dikenal adalah sebagai berikut :
1. Pola Aliran Dendritik
Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya menyerupai struktur pohon.
Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran
dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya.
Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan
membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten (seperti granit)
akan membentuk tekstur kasar (renggang).
Tekstur sungai didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Mengapa demikian ? Hal ini
dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada proses pembentukan
alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan lebih mudah dierosi membentuk alur-alur
sungai.
Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten akan membentuk
pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkan sebaliknya pada batuan yang resisten akan
membentuk tekstur kasar.

2. Pola Aliran Radial


Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial
dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir intrusi. Pola
aliran radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah (domes) dan laccolith.
Pada bentang alam ini pola aliran sungainya kemungkinan akan merupakan kombinasi
dari pola radial dan annular.
3. Pola Aliran Rectangular
Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap erosinya mendekati
seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arah dengan sudut saling tegak lurus.
Kekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan
berkembang melalui kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya luruslurus mengikuti sistem kekar. Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya terpatahkan.
Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di tempat tempat dimana
singkapan batuannya lunak. Cabang-cabang sungainya membentuk sudut tumpul dengan sungai
utamanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah pola aliran
sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan).
Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan
patahan.
4. Pola Aliran Trellis

Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk pagar yang umum
dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan oleh sungai yang mengalir lurus di
sepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasal dari lereng yang curam dari kedua sisinya.
Sungai utama dengan cabang-cabangnya membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk
pagar. Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol oleh
struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh saluran-saluran air
yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya.
Saluran utama berarah searah dengan sumbu lipatan.
5. Pola Aliran Sentripetal
Pola aliran sentripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan pola radial, di mana aliran
sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan (depresi). Pola aliran sentripetal merupakan
pola aliran yang umum dijumpai di bagian barat dan barat laut Amerika, mengingat sungai-sungai
yang ada mengalir ke suatu cekungan, di mana pada musim basah cekungan menjadi danau dan
mengering ketika musin kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau mengering.
6. Pola Aliran Annular
Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu
titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu. Pola aliran annular biasanya dijumpai
pada morfologi kubah atau intrusi loccolith.
7. Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)
Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang curam/terjal.
Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliran sungainya akan berbentuk luruslurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel
terbentuk pada morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel
kadangkala mengindikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong daerah yang batuan
dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisi dapat terjadi antara pola
aliran trellis, dendritik, dan paralel.

Anda mungkin juga menyukai