GLIKOGEN
Simpanan polisakarida binatang
Glukosan (rantai a) - Rantai cabang banyak
Iod tes : merah
INULIN
pati pada akar/umbi tumbuhan tertentu,
Fruktosan
Larut air hangat
Dapat menentukan kecepatan filtrasi glomeruli.
Tes Iod negatif
d
e
Organ apa saja yang berperan dalam metabolisme karbohidrat beserta enzimnya?
1. Hati (hepar/liver) merupakan organ homeostatik yang berperan penting dalam
menjaga kadar gula darah (KGD) agar tetap berada pada kondisi serasi dan seimbang
(homeostasis). Glukosa (juga fruktosa dan galaktosa) dalam darah masuk lewat vena
porta hepatica, sinusoid, kemudian sel hati, selanjutnya oleh sel hati akan diubah
menjadi glikogen (glikogenesis). Sebaliknya, jika tubuh kekurangan glukosa, maka
glikogen akan segera diubah lagi menjadi glukosa (glikogenolisis). Hal ini dapat
terjadi di hati karena hati memiliki kedua enzim yang berperan dalam katabolisme
maupun anabolisme karbohidrat. Selain itu, hati juga memiliki fungsi lain sebagai
berikut:
1) Sintesis protein dan degradasi serta pembentukan urea dari nitrogen
2) Sintesis, penyimpanan dan penggunaan lipid
3) Pembentukan empedu untuk digesti lemak
4) Inaktivasi senyawa kimia, detoksifikasi racun oleh sel retikuloendothelial
(SER)
5) Absorpsi dan penyimpanan zat anti-anemik yang penting untuk pematangan
(maturasi) eritrosit.
2. Pankreas merupakan organ yang memiliki kemampuan sebagai eksokrin maupun
endokkrin. Bagian endokrin kelenjar pankreas yakni bagian pulau Langerhans
tersusun atas sel dan sel yang berperan menghasilkan hormon yang mengontrol
metabolisme karbohidrat yaitu:
1) Glukagon, disekresikan oleh sel (alfa) pankreas, berperan sebagai faktor
hiperglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan meningkatnya kadar
glukosa darah. Karena glukagon berperan merangsang proses glikogenolisis dan
glukoneogenesis. Glukagon bersifat lebih poten daripada epinefrin.
2) Insulin, disekresikan oleh sel (beta) pankreas, merupakan faktor
hipoglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan penurunan kadar
glukosa darah. Insulin berperan untuk meningkatkan sintesis glikogen.
Sumber:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Bb6-Metabolisme.pdf
3
Sumber:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-suyonog0c2-5283-2bab2.pdf
paling manis.
Penghemat protein.
Protein akan digunakan sebagai sumber energi, jika kebutuhan karbohidrat
tidak terpenuhi, dan akhirnya fungsi protein sebagai zat pembangun akan
d
e
terkalahkan.
Pengatur metabolisme lemak.
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna.
Membantu pengeluaran feses.
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik
usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dan serat makanan mengatur
peristaltik usus, sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak
air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan
dikeluarkan. Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid,
penyakit-penyakit divertikulosis, kanker usus besar, penyakit diabetes mellitus
dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol.
Sumber Karbohidrat:
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacang
kering dan gula. Hasil olahan bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti,
tepungtepungan, selai, sirup dan lainnya. Sumber karbohidrat yang banyak dimakan
sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas dan
sagu.
Sumber:
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-37681-6.%20nurhamida.pdf
6
Mughni Abdul. 2007. PENGARUH PUASA RAMADHAN TERHADAP FAKTORFAKTOR RISIKO ATEROSKLEROSIS Studi Pada Profil Lipid, Gula Darah,
Tekanan Darah dan Berat Badan. Universitas Diponegoro. Semarang
9
http://jtrr.poltekkes-smg.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/218770767-MajalahKesehatan-Muslim-Edisi-I.pdf
11 Bagaimana kadar gula darah dalam kita berpuasa?
- Ketika orang sedang melakukan puasa kadar gula normal dalam tubuh adalah 4
7 mmol/I atau setara dengan 72 126 mg/dL
- Sedangkan setelah kurang lebih 90 menit kita makan, kadar gula darah yang
normal dalam tubuh adalah 10 mmol/I atau setara 180 mg/dL
- Dan pada malam hari kadar gula darah yang normal dalam tubuh kita adalah 8
mmol/I atau setara 144 mg/dL
Sumber: Kadar Gula darah menurut WHO
12 Bagaimana mekanisme rasa lapar dan haus terjadi dalam tubuh kita?
Lapar
Sistem saraf berperan besar dalam fisiologi selera makan. Ada banyak daerah pada
otak yang merupakan pusat-pusat selera makan, serta saraf-saraf tepi yang merupakan
jarak untuk menyampaikan sinyal dari jaringan ke sistem saraf pusat dan sebaliknya.
Hipotalamus adalah pusat pengendali selera makan terbesar.
Ada dua daerah pada hipotalamus yang merupakan pusat penting:
1. nukleus lateralis
2. nukleus ventromedial.
Nukleus lateralis terletak di setiap sisi lateral hipotalamus dan berperan sebagai pusat
lapar. Nukleus ini bekerja dengan cara mendorong sel saraf motorik untuk mencari
makanan.
Stimulasi di daerah ini akan menyebabkan makan dalam jumlah banyak (hiperfagia),
sedangkan destruksi di daerah ini menyebabkan kehilangan selera makan, yang dapat
berujung pada kehilangan berat badan, massa otot, dan penurunan metabolisme tubuh.
Ada beberapa stimulus yang dapat memicu rasa haus. Salah satu yang paling penting
adalah peningkatan osmolaritas cairan ekstraselular yang menyebabkan dehidrasi
intraselular dari pusat rasa haus, dengan demikian merangsang sensasi rasa haus.
Kegunaan dari respon ini sangat jelas yaitu membantu mengencerkan cairan
ekstraselular dan mengembalikan osmolaritas kembali ke normal. Penurunan volume
cairan ekstraselular dan tekanan arterial juga merangsang rasa haus melalui suatu jalur
yang tidak bergantung pada jalur yang distimulasi oleh peningkatan osmolaritas
plasma. Jadi, kehilangan volume darah melalui pendarahan akan merangsang rasa
haus walaupun mungkin tidak terjadi akibat input neutral dari baroreseptor
kardiopulmar dan baroreseptor arterial sistemik dalam sirkulasi.
Stimulus rasa haus ketiga yang penting adalah angiotensin II. Karena angiotensin II
juga distimulasi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan hipovolemia dan
tekanan darah rendah, pengaruhnya pada rasa haus membantu memulihkan volume
darah dan tekanan darah kembali normal, bersama dengan kinerja lain dari
angiotensin II pada ginjal untuk menurunkan ekskresi cairan.
Masih ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi asupan air. Kekeringan pada
mulut dan membran mukosa esofagus dapat mendatangkan sensasi haus. Sebagai
hasilnya, seseorang yang kehausan dapat segera merasakan kelegaan setelah dia
minum air walaupun air tersebut belum diabsorpsi di sistem pencernaan.
Sumber:
F. Ganong, William.2002. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: MC Graw Hill
13 Bagaimana mekanisme manusia mengeluarkan air liur disaat lapar?
Saliva disekresi sekitar 0,5 sampai 1,5 liter per hari. Tingkat perangsangan saliva
tergantung pada kecepatan aliran saliva yang bervariasi antara 0,1 sampai 4 ml/menit.
Pada kecepatan 0,5 ml/menit sekitar 95% saliva disekresi oleh kelenjar parotis (saliva
encer) dan kelenjar submandibularis (saliva kaya akan musin), sisanya disekresi oleh
kelenjar sublingual dan kelenjar-kelenjar di lapisan mukosa mulut.19 Sekresi saliva
yang bersifat spontan dan kontinu, tanpa adanya rangsangan yang jelas, disebabkan
oleh stimulasi konstan tingkat rendah ujungujung saraf parasimpatis yang berakhir di
kelenjar saliva berfungsi untuk menjaga mulut dan tenggorokan tetap basah setiap
waktu.20 Sekresi saliva dapat ditingkatkan melalui reflek saliva terstimulasi dan
refleks saliva tidak terstimulasi. Refleks saliva terstimulasi terjadi sewaktu
kemoreseptor atau reseptor tekanan di dalam rongga mulut berespon terhadap adanya
makanan. Reseptor-reseptor tersebut memulai impuls di serat saraf aferen 9 yang
membawa informasi ke pusat saliva di medula batang otak. Pusat saliva kemudian
Glikolisis dimulai dengan satu molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon
pada rantainya (C6H12O6) dan akan dipecahkan menjadi dua molekul piruvat
yang masing-masing memiliki 3 atom karbon (C3H3O3) yang merupakan hasil
akhir bagi proses ini (Irawan, 2007). Sepanjang proses glikolisis ini akan
terbentuk beberapa senyawa, seperti Glukosa 6-fosfat, Fruktosa 6-fosfat, Fruktosa
1,6-bisfosfat,
Dihidroksi
aseton
fosfat,
Gliseraldehid
3-fosfat,
1,3-
dalam
Langkah berikutnya dalam reaksi adalah sama seperti kebalikan dari glikolisis.
enzim fruktosa-1 ,6-bisphosphatase mengubah fruktosa-1 ,6-bifosfat menjadi
fruktosa 6-fosfat , dengan menggunakan satu molekul air dan melepaskan satu
fosfat. Ini juga merupakan langkah yang membatasi tingkat glukoneogenesis.
retikulum endoplasma.
c
GLIKOGENESIS
Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa. Apabila terjadi
peningkatan kadar glukosa dalam darah (misalnya beberapa saat setelah makan)
maka pankreas akan mensekresikan hormon insulin yang akan menstimulasi
penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen di dalam hati dan otot. Hormon
insulin akan menstimulasi enzim glikogen sintase untuk memulai proses
glikogenesis. Dalam sintesis glikogen, satu ATP dibutuhkan untuk setiap molekul
glukosa. Molekul glukosa diubah menjadi glukosa-6-fosfat sebagai struktur
pembangun glikogen. Glukosa-6-fosfat akan ditambahkan pada molekul glikogen
yang sudah ada sehingga glikogen menjadi lebih panjang. Hati mampu
menyimpan glikogen sebesar 6% dari massa total hati, sedangkan otot hanya
mampu menyimpan gikogen kurang dari 1% saja.
Glikogenesis
Glukosa setelah masuk ke dalam sel akan bergabung dengan gugus posfat radikal
menjadi Glu-6-P (Posforilasi): Posforilasi glukosa tersebut bersifat reversibel.
Glu-6-P dapat langsung digunakan untuk sumber energi atau disimpan dalam
bentuk glikogen. Jika konsumsi karbohidrat berlebihan sehingga intake glukosa
melimpah sedangkan pembongkaran glukosa untuk sumber tenaga berkurang,
maka glukosa akan diubah menjadi glikogen (glikogenesis).
Glikogenesis diregulasi oleh insulin. Pembentukan glikogen dapat terjadi di
semua sel tubuh terutama di hati dan otot (5-8 % dari seluruh sel). Selain itu,
glukosa dapat dipecah menjadi asetil Ko-A kemudian diubah menjadi lemak yang
kemudian disimpan di dalam hati dan jaringan adiposa (lemak) terutama di
peritoneum.
Glikolisis
Glukosa di dalam sitoplasma akan dipecah secara enzimatis berantai menjadi
asam piruvat dengan menghasilkan 2 mol ATP. Proses ini disebut respirasi
anaerob (glykolisis anaerob). Ada 2 (dua) jalur yaitu:
1. Jalur Embden Meyerhof
2. Heksosamonoposfat shunt
Asam piruvat selanjutnya akan mengalami beberapa kemungkinan diubah
menjadi:
1. Asam laktat dengan menghasilkan 2 mol ATP. Peristiwa ini meningkat pada
saat tubuh kekurangan oksigen, misalnya pada saat latihan atau bekerja
terlalu keras. Asam laktat yang dihasilkan ini dapat menurunkan pH yang
akan mempengaruhi daya hidup sel.
2. Asetaldehida kemudian menjadi alkohol. Proses ini disebut fermentasi
(hanya terjadi pada bakteri, jamur dan tumbuhan).
3. Asetil Ko-A selanjutnya siklus Krebs dan transport electron menjadi ATP.
Glikogenolysis
Pada saat seseorang berpuasa atau sedang melakukan aktivitas (latihan olahraga,
bekerja) yang berlebihan akan menyebabkan turunnya kadar glukosa darah
menjadi 60 mg/100ml darah. Keadaan ini (kadar gula darah turun) akan memacu
hati untuk membebaskan glukosa dari pemecahan glikogen yang disebut proses
glikogenolysis. Glikogenolysis dirangsang oleh hormon glukagon dan adrenalin.
Glukoneogenesis
Apabila ketersediaan glukosa tidak tercukupi, maka lemak dan protein akan
diubah menjadi asetil koenzim A (Asetil Ko-A) sehingga dapat masuk ke siklus
Kreb's. Peristiwa pembentukan glukosa dari asam amino dan asam lemak disebut
glukoneogenesis.
Sumber:
Biokimia Herper 2009
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23200/4/Chapter%20II.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Bb6-Metabolisme.pdf