Anda di halaman 1dari 17

LI LBM 4 SGD 5

Sheilla Sahida 31101500543

Apa saja macam-macam karbohidrat?


A. Monosakarida :
Terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam
dalam air menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. berikut macam-macam
monosakarida : dengan ciri utamanya memiliki jumlah atom C berbeda-beda :
triosa (C3), tetrosa (C4), pentosa (C5), heksosa (C6), heptosa (C7). Triosa :
Gliserosa, Gliseraldehid, Dihidroksi aseton Tetrosa : threosa, Eritrosa, xylulosa
Pentosa : Lyxosa, Xilosa, Arabinosa, Ribosa, Ribulosa Hexosa : Galaktosa,
Glukosa, Mannosa, fruktosa Heptosa : Sedoheptulosa
B. Disakarida :
senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau tidak.
Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi
2 molekul monosakarida. hidrolisis : terdiri dari 2 monosakarida al sukrosa :
glukosa + fruktosa (C 1-2) maltosa : 2 glukosa (C 1-4) trehalosa 2 glukosa (C1-1)
Laktosa : glukosa + galaktosa (C1-4)
C. Oligosakarida :
senyawa yang terdiri dari gabungan molekul2 monosakarida yang banyak
gabungan dari 3 6 monosakarida,misalnya maltotriosa
D. Polisakarida :
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul- molekul monosakarida yang banyak
jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida.
Polisakarida merupakan jenis karbohidrat yang terdiri dari lebih 6 monosakarida
dengan rantai lurus/cabang.
Macam-macam polisarida :
a AMILUM/TEPUNG
rantai a-glikosidik (glukosa)n : glukosan/glukan Amilosa (15 20%) : helix,
tidak bercabang
Amilopektin (80 85%) : bercabang
Terdiri dari 24 30 residu glukosa,
Simpanan karbohidrat pada tumbuhan,

Tes Iod : biru ikatan C1-4 : lurus


ikatan C1-6 : titik percabangan

GLIKOGEN
Simpanan polisakarida binatang
Glukosan (rantai a) - Rantai cabang banyak
Iod tes : merah

INULIN
pati pada akar/umbi tumbuhan tertentu,
Fruktosan
Larut air hangat
Dapat menentukan kecepatan filtrasi glomeruli.
Tes Iod negatif

d
e

DEKSTRIN dari hidrolisis pati


SELULOSA (serat tumbuhan)
Konstituen utama framework tumbuhan
Tidak larut air - terdiri dari unit b
Tidak dapat dicerna mamalia (enzim untuk memecah ikatan beta tidak ada) Usus ruminantia, herbivora ada mikroorganisme dapat memecah ikatan beta :

selulosa dapat sebagai sumber karbohidrat.


KHITIN
polisakarida invertebrata
g GLIKOSAMINOGLIKAN
karbohidrat kompleks
merupakan (+asam uronat, amina)
penyusun jaringan misalnya tulang, elastin, kolagen
Contoh : asam hialuronat, chondroitin sulfat
h GLIKOPROTEIN
Terdapat di cairan tubuh dan jaringan
terdapat di membran sel
merupakan Protein + karbohidrat
f

Sumber: Biokimia Herper 2009


2

Organ apa saja yang berperan dalam metabolisme karbohidrat beserta enzimnya?
1. Hati (hepar/liver) merupakan organ homeostatik yang berperan penting dalam
menjaga kadar gula darah (KGD) agar tetap berada pada kondisi serasi dan seimbang
(homeostasis). Glukosa (juga fruktosa dan galaktosa) dalam darah masuk lewat vena
porta hepatica, sinusoid, kemudian sel hati, selanjutnya oleh sel hati akan diubah
menjadi glikogen (glikogenesis). Sebaliknya, jika tubuh kekurangan glukosa, maka
glikogen akan segera diubah lagi menjadi glukosa (glikogenolisis). Hal ini dapat

terjadi di hati karena hati memiliki kedua enzim yang berperan dalam katabolisme
maupun anabolisme karbohidrat. Selain itu, hati juga memiliki fungsi lain sebagai
berikut:
1) Sintesis protein dan degradasi serta pembentukan urea dari nitrogen
2) Sintesis, penyimpanan dan penggunaan lipid
3) Pembentukan empedu untuk digesti lemak
4) Inaktivasi senyawa kimia, detoksifikasi racun oleh sel retikuloendothelial
(SER)
5) Absorpsi dan penyimpanan zat anti-anemik yang penting untuk pematangan
(maturasi) eritrosit.
2. Pankreas merupakan organ yang memiliki kemampuan sebagai eksokrin maupun
endokkrin. Bagian endokrin kelenjar pankreas yakni bagian pulau Langerhans
tersusun atas sel dan sel yang berperan menghasilkan hormon yang mengontrol
metabolisme karbohidrat yaitu:
1) Glukagon, disekresikan oleh sel (alfa) pankreas, berperan sebagai faktor
hiperglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan meningkatnya kadar
glukosa darah. Karena glukagon berperan merangsang proses glikogenolisis dan
glukoneogenesis. Glukagon bersifat lebih poten daripada epinefrin.
2) Insulin, disekresikan oleh sel (beta) pankreas, merupakan faktor
hipoglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan penurunan kadar
glukosa darah. Insulin berperan untuk meningkatkan sintesis glikogen.
Sumber:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Bb6-Metabolisme.pdf
3

Hormon apa saja yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat?

Sumber:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-suyonog0c2-5283-2bab2.pdf

Bagaimana mekanisme tubuh saat berlebihan energi?


Glukosa merupakan nutrisi karbohidrat terpenting karena mempunyai fungsi utama
sebagai penyedia energi bagi berbagai aktivitas fisik tubuh. Berfungsi sebagai bahan
bakar utama dalam proses metabolisme energi, menjadikan simpanannya di dalam
aliran darah (blood glucose), otot dan hati (glikogen) menjadi salah satu faktor
penting yang menentukan performa tubuh saat melakukan olahraga intensitas tinggi
bertenaga, olahraga ketahanan (endurance) ataupun juga olahraga kombinasi

Apa saja sumber dan fungsi karbohidrat?


Fungsi Karbohidrat:
a Sumber energi.
Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Karbohidrat di dalam tubuh
sebagian berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi
segera, dan sebagian lagi disimpan sebagai glikogen dalam hati dan otot, dan
sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan
energi dalam jaringan lemak. Sistem saraf sentral dan otak sama sekali
b

tergantung pada glukosa untuk keperluan energinya.


Pemberi rasa manis pada makanan.
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan
disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula

paling manis.
Penghemat protein.
Protein akan digunakan sebagai sumber energi, jika kebutuhan karbohidrat
tidak terpenuhi, dan akhirnya fungsi protein sebagai zat pembangun akan

d
e

terkalahkan.
Pengatur metabolisme lemak.
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna.
Membantu pengeluaran feses.
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik
usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dan serat makanan mengatur
peristaltik usus, sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak
air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan
dikeluarkan. Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid,
penyakit-penyakit divertikulosis, kanker usus besar, penyakit diabetes mellitus
dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol.

Sumber Karbohidrat:
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacang
kering dan gula. Hasil olahan bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti,

tepungtepungan, selai, sirup dan lainnya. Sumber karbohidrat yang banyak dimakan
sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas dan
sagu.
Sumber:
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-37681-6.%20nurhamida.pdf
6

Hadist tentang berpuasa?

Faktor yang mempengaruhi metabolisme saat kita berpuasa?


Setelah makanan dibawa ke sel/jaringan melalui proses penyerapan, maka didalam
jaringan akan terjadi perubahan zat-zat makanan yang disebut dengan proses
metabolisme zat-zat gizi pembentuk energi dan pertumbuhan. 39 Metabolisme zat-zat
gizi pembentuk energi meliputi reaksi anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
adalah reaksi merakit dari ikatan sederhana menjadi ikatan yang lebih besar dan
komplek misalnya glukosa dirakit menjadi glikogen, asam lemak dan gliserol menjadi
Tg serta asam amino menjadi protein. Katabolisme adalah reaksi memecah/merombak
ikatan komplek menjadi ikatan yang lebih sederhana. Biasanya melepaskan energi
contohnya pemecahan glikogen menjadi glukosa, Tg menjadi gliserol dan asam
lemak, serta protein menjadi asam amino
Sumber :
Mughni Abdul. 2007. PENGARUH PUASA RAMADHAN TERHADAP FAKTORFAKTOR RISIKO ATEROSKLEROSIS Studi Pada Profil Lipid, Gula Darah,
Tekanan Darah dan Berat Badan. Universitas Diponegoro. Semarang

Bagaimana mekanisme tubuh mendapatkan energi pada saat berpuasa?


Kebutuhan energi seharusnya terpenuhi dengan karbohidrat (KH) dan lemak,
sedangkan protein digunakan untuk pertumbuhan, tetapi bila KH dan lemak tidak
mencukupi maka protein akan dipecah untuk menghasilkan energi. Sebaliknya bila
jumlah energi dari makanan amat berlebihan akan disimpan dalam bentuk lemak dan
glikogen yang disimpan dalam hati , otot dan jaringan lemak.
Sumber:

Mughni Abdul. 2007. PENGARUH PUASA RAMADHAN TERHADAP FAKTORFAKTOR RISIKO ATEROSKLEROSIS Studi Pada Profil Lipid, Gula Darah,
Tekanan Darah dan Berat Badan. Universitas Diponegoro. Semarang
9

Mengapa saat kita berbuka puasa dianjurkan mengkonsumsi makanan yg manis?


Merujuk pada aspek kesehatan, makanan manis yang dikonsumsi pada saat berbuka
puasa memang cukup baik untuk kesehatan tubuh. Hal ini dikarenakan rasa manis
yang ditimbulkan dan juga dirasakan oleh lidah merupakan jenis makanan yang
mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, yaitu disakarida ataupun
monosakarida. Kedua jenis gula tersebut mengandung jenis gula yang seringkali kita
konsumsi dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya sukrosa dari disakarida yang
merupakan bentuk lain dari gula pasir. Akan tetapi jenis gula yang paling mudah
untuk diserap oleh tubuh adalah fruktosa yang berasal dari monosakarida. Fruktosa
selain sangat mudah untuk diserap oleh tubuh, ia juga sangat mudah untuk diubah
menjadi energi yang dapat menggantikan energi yang sudah terkuras selama berpuasa
sehingga kembali dengan cepat.
Sumber:
http://jtrr.poltekkes-smg.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/218770767-MajalahKesehatan-Muslim-Edisi-I.pdf

10 Mengapa saat berpuasa mengakibatkan badan kita menjadi lemas?


Makanan yang Tidak Bergizi
Kondisi tubuh yang lemas bisa diakibatkan oleh menu makan yang kurang sehat saat
sahur. Perlu diketahui, makanan manis akan membuat tubuh melepaskan insulin
dengan cepat, sehingga memicu rasa cepat lapar. Fungsi insulin adalah memasukkan
gula dari dalam darah ke dalam sel-sel tubuh, serta berguna sebagai sumber energi.
Tidur yang Kurang Teratur
Selain pola makan, tubuh lemas saat puasa juga dapat disebabkan karena kurang tidur.
Tidurlah selama 7-8 jam dalam sehari. Disarankan agar Anda langsung tidur setelah
ibadah Tarawih ? dengan cara ini, tubuh Anda dapat kembali segar saat bangun sahur.
Lebih baik lagi apabila Anda bisa tidur sebentar di siang hari.
Terlalu Banyak Tidur
Tahukah Anda bahwa terlalu banyak tidur juga dapat menyebabkan tubuh lemas?
Idealnya, seseorang tidur selama 8 jam dalam sehari, disesuaikan dengan usia dan
kondisi biologis yang ada. Supaya Anda tidak terus-menerus ingin tidur, lakukanlah
aktivitas fisik yang ringan, misalnya berjalan kaki selama 15 menit.
Sumber:

http://jtrr.poltekkes-smg.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/218770767-MajalahKesehatan-Muslim-Edisi-I.pdf
11 Bagaimana kadar gula darah dalam kita berpuasa?
- Ketika orang sedang melakukan puasa kadar gula normal dalam tubuh adalah 4
7 mmol/I atau setara dengan 72 126 mg/dL
- Sedangkan setelah kurang lebih 90 menit kita makan, kadar gula darah yang
normal dalam tubuh adalah 10 mmol/I atau setara 180 mg/dL
- Dan pada malam hari kadar gula darah yang normal dalam tubuh kita adalah 8
mmol/I atau setara 144 mg/dL
Sumber: Kadar Gula darah menurut WHO
12 Bagaimana mekanisme rasa lapar dan haus terjadi dalam tubuh kita?
Lapar
Sistem saraf berperan besar dalam fisiologi selera makan. Ada banyak daerah pada
otak yang merupakan pusat-pusat selera makan, serta saraf-saraf tepi yang merupakan
jarak untuk menyampaikan sinyal dari jaringan ke sistem saraf pusat dan sebaliknya.
Hipotalamus adalah pusat pengendali selera makan terbesar.
Ada dua daerah pada hipotalamus yang merupakan pusat penting:
1. nukleus lateralis
2. nukleus ventromedial.
Nukleus lateralis terletak di setiap sisi lateral hipotalamus dan berperan sebagai pusat
lapar. Nukleus ini bekerja dengan cara mendorong sel saraf motorik untuk mencari
makanan.
Stimulasi di daerah ini akan menyebabkan makan dalam jumlah banyak (hiperfagia),
sedangkan destruksi di daerah ini menyebabkan kehilangan selera makan, yang dapat
berujung pada kehilangan berat badan, massa otot, dan penurunan metabolisme tubuh.

Nukleus ventromedial adalah pusat kenyang. Stimulasi di daerah ini akan


menyebabkan perasaan kenyang sehingga tidak mau makan (afagia), sebaliknya
destruksi di daerah ini akan menyebabkan hasrat untuk makan yang berlebih dan
dapat berakibat obesitas.
Haus
Mekanisme nafsu lain yang diatur oleh hipotalamus adalah haus. haus adalah sensasi
subjektife yang meningkatkan keinginan untuk intake air.

Ada beberapa stimulus yang dapat memicu rasa haus. Salah satu yang paling penting
adalah peningkatan osmolaritas cairan ekstraselular yang menyebabkan dehidrasi
intraselular dari pusat rasa haus, dengan demikian merangsang sensasi rasa haus.
Kegunaan dari respon ini sangat jelas yaitu membantu mengencerkan cairan
ekstraselular dan mengembalikan osmolaritas kembali ke normal. Penurunan volume
cairan ekstraselular dan tekanan arterial juga merangsang rasa haus melalui suatu jalur
yang tidak bergantung pada jalur yang distimulasi oleh peningkatan osmolaritas
plasma. Jadi, kehilangan volume darah melalui pendarahan akan merangsang rasa
haus walaupun mungkin tidak terjadi akibat input neutral dari baroreseptor
kardiopulmar dan baroreseptor arterial sistemik dalam sirkulasi.
Stimulus rasa haus ketiga yang penting adalah angiotensin II. Karena angiotensin II
juga distimulasi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan hipovolemia dan
tekanan darah rendah, pengaruhnya pada rasa haus membantu memulihkan volume
darah dan tekanan darah kembali normal, bersama dengan kinerja lain dari
angiotensin II pada ginjal untuk menurunkan ekskresi cairan.
Masih ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi asupan air. Kekeringan pada
mulut dan membran mukosa esofagus dapat mendatangkan sensasi haus. Sebagai
hasilnya, seseorang yang kehausan dapat segera merasakan kelegaan setelah dia
minum air walaupun air tersebut belum diabsorpsi di sistem pencernaan.
Sumber:
F. Ganong, William.2002. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: MC Graw Hill
13 Bagaimana mekanisme manusia mengeluarkan air liur disaat lapar?
Saliva disekresi sekitar 0,5 sampai 1,5 liter per hari. Tingkat perangsangan saliva
tergantung pada kecepatan aliran saliva yang bervariasi antara 0,1 sampai 4 ml/menit.
Pada kecepatan 0,5 ml/menit sekitar 95% saliva disekresi oleh kelenjar parotis (saliva
encer) dan kelenjar submandibularis (saliva kaya akan musin), sisanya disekresi oleh
kelenjar sublingual dan kelenjar-kelenjar di lapisan mukosa mulut.19 Sekresi saliva
yang bersifat spontan dan kontinu, tanpa adanya rangsangan yang jelas, disebabkan
oleh stimulasi konstan tingkat rendah ujungujung saraf parasimpatis yang berakhir di
kelenjar saliva berfungsi untuk menjaga mulut dan tenggorokan tetap basah setiap
waktu.20 Sekresi saliva dapat ditingkatkan melalui reflek saliva terstimulasi dan
refleks saliva tidak terstimulasi. Refleks saliva terstimulasi terjadi sewaktu
kemoreseptor atau reseptor tekanan di dalam rongga mulut berespon terhadap adanya
makanan. Reseptor-reseptor tersebut memulai impuls di serat saraf aferen 9 yang
membawa informasi ke pusat saliva di medula batang otak. Pusat saliva kemudian

mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinsik ke kelenjar saliva untuk


meningkatkan sekresi saliva. Gerakan mengunyah merangsang sekresi saliva
walaupun tidak terdapat makanan karena adanya manipulasi terhadap reseptor
tekanan yang terdapat di mulut. Pada refleks saliva tidak terstimulasi, pengeluaran
saliva terjadi tanpa rangsangan oral. Hanya berpikir, melihat, membaui, atau
mendengar suatu makanan yang lezat dapat memicu pengeluaran saliva melalui
refleks ini.
Sumber:
http://eprints.undip.ac.id/43727/4/Annisa_Rizqi_G2A009172_Bab2.pdf
14 Bagaimana metabolisme karbohidrat?

15 Bagaimana mekanisme glikolisis, glukoneogenesis, dan glikogenesis?


a GLIKOLISIS : dimana glukosa dimetabolisme menjadi piruvat (aerob)
menghasilkan energi (8 ATP) atau laktat (anerob)menghasilkan (2 ATP).
Mekanisme:

Glikolisis dimulai dengan satu molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon
pada rantainya (C6H12O6) dan akan dipecahkan menjadi dua molekul piruvat
yang masing-masing memiliki 3 atom karbon (C3H3O3) yang merupakan hasil
akhir bagi proses ini (Irawan, 2007). Sepanjang proses glikolisis ini akan
terbentuk beberapa senyawa, seperti Glukosa 6-fosfat, Fruktosa 6-fosfat, Fruktosa
1,6-bisfosfat,

Dihidroksi

aseton

fosfat,

Gliseraldehid

3-fosfat,

1,3-

Bisfosfogliserat, 3-Fosfogliserat, 2-Fosfogliserat, Fosfoenol piruvat dan piruvat.


Selain itu, proses glikolisis ini juga akan menghasilkan molekul ATP dan NADH
(di mana 1 NADH menghasilkan 3 ATP). Sejumlah 4 molekul ATP dan 2 molekul
NADH (6 molekul ATP) akan dihasilkan dan pada tahap awal proses ini
memerlukan 2 molekul ATP. Sebagai hasil akhir, 8 molekul ATP akan terbentuk
(Marks et al., 2005).
b

GLUKONEOGENESIS : senyawa non-karbohidrat (piruvat, asam laktat, gliserol,


asam amino glukogenik) menjadi glukosa.

Glukoneogenesis dimulai pada mitokondria dengan pembentukan oksaloasetat


oleh karboksilasi piruvat. Reaksi ini juga memerlukan satu molekul ATP , dan
dikatalisis oleh piruvat karboksilase. Enzim ini dirangsang oleh tingginya
tingkat asetil-CoA (diproduksi di -oksidasi dalam hati) dan dihambat oleh
tingginya tingkat ADP.

Oksaloasetat yang direduksi menjadi malat menggunakan NADH , langkah


yang diperlukan untuk transportasi keluar dari mitokondria.

Malat yang dioksidasi menjadi oksaloasetat menggunakan NAD

dalam

sitosol, di mana langkah-langkah glukoneogenesis selanjutnya berlangsung.

Oksaloasetat didekarboksilasi dan kemudian terfosforilasi membentuk


fosfoenolpiruvat oleh enzim carboxykinase fosfoenolpiruvat . satu molekul
GTP dihidrolisis menjadi GDP selama reaksi ini.

Langkah berikutnya dalam reaksi adalah sama seperti kebalikan dari glikolisis.
enzim fruktosa-1 ,6-bisphosphatase mengubah fruktosa-1 ,6-bifosfat menjadi
fruktosa 6-fosfat , dengan menggunakan satu molekul air dan melepaskan satu
fosfat. Ini juga merupakan langkah yang membatasi tingkat glukoneogenesis.

Glukosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa 6-fosfat oleh phosphoglucoisomerase .


Glukosa-6-fosfat dapat digunakan dalam jalur metabolik lain atau mengalami
fosforilasi menjadi glukosa bebas. Yang mana glukosa bebas dapat dengan
mudah berdifusi masuk dan keluar dari sel, bentuk terfosforilasi (glukosa-6fosfat) terkunci dalam sel, suatu mekanisme dimana kadar glukosa intraselular
dikendalikan oleh sel-sel.

Reaksi akhir glukoneogenesis, pembentukan glukosa, terjadi dalam lumen dari


retikulum endoplasma , di mana glukosa-6-fosfat dihidrolisis oleh glukosa-6fosfatase untuk menghasilkan glukosa. Glukosa shuttled ke dalam sitoplasma
oleh transporter glukosa yang terletak di membran retikulum endoplasma itu.

Reaksi akhir dari glukoneogenesis adalah pembentukan glukosa, terjadi dalam


lumen retikulum endoplasma, di mana glukosa-6-fosfat dihidrolisis oleh
glukosa-6-fosfatase untuk menghasilkan glukosa. Glukosa dipindahkan ke
dalam sitoplasma oleh

glukosa transporter yang terletak di membran

retikulum endoplasma.
c

GLIKOGENESIS
Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa. Apabila terjadi
peningkatan kadar glukosa dalam darah (misalnya beberapa saat setelah makan)
maka pankreas akan mensekresikan hormon insulin yang akan menstimulasi
penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen di dalam hati dan otot. Hormon
insulin akan menstimulasi enzim glikogen sintase untuk memulai proses
glikogenesis. Dalam sintesis glikogen, satu ATP dibutuhkan untuk setiap molekul
glukosa. Molekul glukosa diubah menjadi glukosa-6-fosfat sebagai struktur
pembangun glikogen. Glukosa-6-fosfat akan ditambahkan pada molekul glikogen
yang sudah ada sehingga glikogen menjadi lebih panjang. Hati mampu

menyimpan glikogen sebesar 6% dari massa total hati, sedangkan otot hanya
mampu menyimpan gikogen kurang dari 1% saja.
Glikogenesis
Glukosa setelah masuk ke dalam sel akan bergabung dengan gugus posfat radikal
menjadi Glu-6-P (Posforilasi): Posforilasi glukosa tersebut bersifat reversibel.
Glu-6-P dapat langsung digunakan untuk sumber energi atau disimpan dalam
bentuk glikogen. Jika konsumsi karbohidrat berlebihan sehingga intake glukosa
melimpah sedangkan pembongkaran glukosa untuk sumber tenaga berkurang,
maka glukosa akan diubah menjadi glikogen (glikogenesis).
Glikogenesis diregulasi oleh insulin. Pembentukan glikogen dapat terjadi di
semua sel tubuh terutama di hati dan otot (5-8 % dari seluruh sel). Selain itu,
glukosa dapat dipecah menjadi asetil Ko-A kemudian diubah menjadi lemak yang
kemudian disimpan di dalam hati dan jaringan adiposa (lemak) terutama di
peritoneum.
Glikolisis
Glukosa di dalam sitoplasma akan dipecah secara enzimatis berantai menjadi
asam piruvat dengan menghasilkan 2 mol ATP. Proses ini disebut respirasi
anaerob (glykolisis anaerob). Ada 2 (dua) jalur yaitu:
1. Jalur Embden Meyerhof
2. Heksosamonoposfat shunt
Asam piruvat selanjutnya akan mengalami beberapa kemungkinan diubah
menjadi:
1. Asam laktat dengan menghasilkan 2 mol ATP. Peristiwa ini meningkat pada
saat tubuh kekurangan oksigen, misalnya pada saat latihan atau bekerja
terlalu keras. Asam laktat yang dihasilkan ini dapat menurunkan pH yang
akan mempengaruhi daya hidup sel.
2. Asetaldehida kemudian menjadi alkohol. Proses ini disebut fermentasi
(hanya terjadi pada bakteri, jamur dan tumbuhan).
3. Asetil Ko-A selanjutnya siklus Krebs dan transport electron menjadi ATP.
Glikogenolysis
Pada saat seseorang berpuasa atau sedang melakukan aktivitas (latihan olahraga,
bekerja) yang berlebihan akan menyebabkan turunnya kadar glukosa darah
menjadi 60 mg/100ml darah. Keadaan ini (kadar gula darah turun) akan memacu
hati untuk membebaskan glukosa dari pemecahan glikogen yang disebut proses
glikogenolysis. Glikogenolysis dirangsang oleh hormon glukagon dan adrenalin.

Glukoneogenesis
Apabila ketersediaan glukosa tidak tercukupi, maka lemak dan protein akan
diubah menjadi asetil koenzim A (Asetil Ko-A) sehingga dapat masuk ke siklus
Kreb's. Peristiwa pembentukan glukosa dari asam amino dan asam lemak disebut
glukoneogenesis.
Sumber:
Biokimia Herper 2009
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23200/4/Chapter%20II.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Bb6-Metabolisme.pdf

Anda mungkin juga menyukai