Anda di halaman 1dari 8

- 1 - BIOKIMIA

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT


by kangmas-wildan

on Jul 22, 2015


ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT

1.

TUJUAN PERCOBAAN

Mengidentifikasi

jenis-jenis

karbohidrat

dengan

reagen

molish,

benedict, seliwanoff dan iodin

2.

Menganalisis jenis-jenis karbohidrat yang terdapat dalam contoh

PRINSIP PERCOBAAN

uji molish

: dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat

uji benedict

: reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam
suasana alkalis

uji seliwanoff : perubahan oleh HCl panas menjadi asam levulinat dan hidroksimetil
fulfural.

Uji iodine

: kondensasi iodine dengan karbohidrat membentuk kompleks warna


yang khas

3.

DASAR TEORI

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawasenyawa ini bila dihidrolisa. Molekul karbohidrat terdiri atas atmo-atom karbon, hidrogen dan
oksigen. Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus OH, gugus aldehid atau
gugus keton.
Terdapat tiga golongan utama karbohidrat, yaitu :

Monosakarida, atau disebut gula sederhana, terdiri dari satu unit


polihidroksi aldehid atau keton.

Oligosakarida,

terdiri

dari

rantai

pendek

unit

monosakarida

yang

digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen.

Polisakarida, terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau


ribuan unit monosakarida.
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena
mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam
glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam glukosa
dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar
matahari dan klorofil dalam daun.

http://jejaringkimia.blogspot.com

RINO SAFRIZAL

- 2 - BIOKIMIA

Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya


terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai
rasa lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan
dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dhidroksibenzena) dalam asam clorida.
Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang
terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya
terpolarisasi ke kanan. Pada proses oksidasi oleh asam nitrat pekat dan dalam
keadaan panas galaktosa menghasilkan asam musat yang kurang larut dalam
air bila dibandingkan dengan asam sakarat yang dihasilkan oleh oksidasi
glukosa.
Laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas
pda residu glukosa. Laktosa adalah disakarida pereduksi.
Selama proses pencernaan, laktosa mengalami proses
hidrolisis enzimatik oleh laktase dari sel-sel mukosa usus.
Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida dari glukosa
dan fruktosa. Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman
tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Sukrosa
mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan.
Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa
dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekular.
Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan
glukosa. Hidrolisi dapat juga dibantu dengan bantuan enzim amilase.
Karbohidrat secara kualitatif dapat dikenali dengan melakukan beberapa uji. Karbohidrat
memberikan reaksi positif dengan uji molish. Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa
karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil
furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika timbul
cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural
dengan

-naftol dalam pereaksi molish.

Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton
bebas, seperti yang terdapat pada laktosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu 2+
menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya
ditambahkan

zat

pengompleks

seperti

sitrat

atau

tatrat

untuk

mencegah

terjadinya

pengendapan CuCO3. Uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange
atau merah bata serta adanya endapan.
Uji seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus keton atau
disebut juga ketosa. Pada pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl panas menjadi asm
levulinat dan hidroksilmetil furfural. Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus
keton akan menghasikan warna merah pada larutannya.

http://jejaringkimia.blogspot.com

RINO SAFRIZAL

- 3 - BIOKIMIA

Pada

uji

iodine,

kondensasi

iodine

dengan

karbohidrat,

selain

monosakarida

dapat

menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru,
sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah.

4.

ALAT DAN BAHAN


a. ALAT

Gelas kimia

Pemanas

Tabung
reaksi

Gelas ukur

Larutan

Pipet tetes

Erlenmeyer

Reagen molish

Reagen

b. BAHAN

Larutan
glukosa 1 %

sukrosa 1 %

Larutan

fruktosa 1 %

amilum 1 %

Larutan
galaktosa 1 %

Larutan

HCl 6 N

NaOH 6 N

Larutan

benedict

Reagen
seliwanoff

Reagen iodin

H2SO4 pekat

laktosa 1 %
5.

CARA KERJA
a.

Uji Molish

Menambahkan 2 tetes reagen molish ke dalam masing-masing tabung reaksi


yang telah berisi larutan karbohidrat

Menambahkan H2SO4 pekat dengan hati-hati dan perlahan-lahan melalui dinding


tabung reaksi sampai terbentuk warna merah atau ungu.

a.

Uji Benedict

Menambahkan 8 tetes larutan karbohidrat ke dalam masingmasing tabung yang telah berisi 5 ml reagen benedict dan kocok

Memanaskan semua tabung selama 5 menit lalu dinginkan

b.

Uji Seliwanoff

Menambahkan 3 tetes larutan karbohidrat ke dalam masing-masing tabung


yang telah berisi 3 ml reagen seliwanoff

Memanaskan semua tabung hingga terlihat warna pada beberapa tabung


tersebut.

c.

Uji Iodin

3 ml amilum dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi

Menambahkan 2 tetes air pada tabung I

Menambahkan 2 tetes HCl 6 N pada tabung II

Menambahkan 2 tetes NaOH 6 N pada tabung III

http://jejaringkimia.blogspot.com

RINO SAFRIZAL

- 4 - BIOKIMIA

6.

Memanaskan tabung yang berwarna lalu dinginkan

SKEMA KERJA

Uji Molish

Uji Benedict

Uji Iodin

Uji Seliwanoff

http://jejaringkimia.blogspot.com

RINO SAFRIZAL

- 5 - BIOKIMIA

7.

TABEL PENGAMATAN
Uji Molish
NO

PERLAKUAN

Glukosa + reagen molish


+ H2SO4
Fruktosa + reagen molish
+ H2SO4
Galaktosa + reagen molish
+ H2SO4
Laktosa + reagen molish
+ H2SO4
Sukrosa + reagen molish
+ H2SO4
Amilum + reagen molish
+ H2SO4

2
3
4
5
6

PENGAMATAN

KETERANGAN

Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening

Ungu
Ungu
Ungu

Timbul panas

Ungu
Ungu
Ungu

Uji Benedict
NO

PERLAKUAN

Glukosa + reagen benedict + pemanasan


Setelah didinginkan
Fruktosa + reagen benedict + pemanasan
Setelah didinginkan
Galaktosa + reagen benedict + pemanasan
Setelah didinginkan
Laktosa + reagen benedict + pemanasan
Setelah didinginkan
Sukrosa + reagen benedict + pemanasan
Setelah didinginkan
Amilum + reagen benedict + pemanasan
Setelah didinginkan

2
3
4
5
6

PENGAMATAN
Endapan merah bata
Endapan merah bata
Endapan merah bata
Endapan merah bata
Merah keruh di perm
cairan
biru
Endapan merah bata
Endapan merah bata
biru
tidak ada endapan
Biru
Tidak ada endapan

Uji Seliwanoff
NO

PERLAKUAN

Glukosa + reagen seliwanoff


+ pemanasan
Fruktosa + reagen seliwanoff
+ pemanasan
Galaktosa + reagen seliwanoff
+ pemanasan
Laktosa + reagen seliwanoff
+ pemanasan
Sukrosa + reagen seliwanoff
+ pemanasan
Amilum + reagen seliwanoff
+ pemanasan

2
3
4
5
6

PENGAMATAN
Bening
bening
Bening
Merah cherry
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Orange
Bening
Bening

Uji Iodin
TABUNG
I
II
III

PERLAKUAN
Amilum + air
+ iodin
+ pemanasan
Amilum + HCl
+ iodin
+ pemanasan
Amilum + NaOH
+ iodin

http://jejaringkimia.blogspot.com

PENGAMATAN
Putih keruh
Hitam kehijauan
Hitam kehijauan
Putih keruh
Biru tua
Endapan biru
Putih keruh
Biru hilang/putih
RINO SAFRIZAL

- 6 - BIOKIMIA

+ pemanasan

8.

keruh
Bening

PEMBAHASAN

Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis jenis-jenis karbohidrat
dengan beberapa uji yaitu uji molish, uji benedict, uji seliwanoff dan uji amilum.
Uji Molish
Uji molish dilakukan dengan menambahkan reagen molish pada masing-masing larutan
karbohidrat yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa, laktosa, sukrosa dan amilum. Pereaksi molish
terdiri atas larutan

-naftol

dalam alkohol. Pada penambahan reagen ini, tidak ada

perubahan yang amat berarti dan tetap memberikan warna seperti asalnya yaitu bening
(kecuali untuk amilum warna aslinya agak putih keruh). Setelah dilakukan penambahan H 2SO4
secara hati-hati, terjadi perubahan warna larutan karbohidrat menjadi warna ungu. Hal ini
dikarenakan terjadi reaksi kondensasi antara

-naftol

pada reagen molish dengan furfural.

Furfural sendiri merupakan hasil dehidrasi pentosa (ribosa).

-naftol

juga bereaksi dengan

senyawa hidroksimetil furfural yang merupakan hasil dehidrasi heksosa (glukosa dan fruktosa).
Timbul panas pada larutan merupakan efek dari penambahan H 2SO4 yang memiliki konsentrat
tinggi.
Reaksi yang terjadi untuk ribosa sebagai berikut:

Uji molish memberikan hasil pula untuk senyawa aldehid dan keton yang tidak termasuk ke
dalam karbohidrat. Walaupun uji ini tidak spesifik untuk karbohidrat, namun dapat digunakan
sebagai reaksi pendahuluan dalam analisis kualitatif karbohidrat.
Uji Benedict
Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium
sitrat. Uji ini dilakukan dengan menambahkan reagen benedict ke dalam larutan karbohidrat
dan dilakukan pemanasan. Setelah dilakukan pemanasan terjadi perubahan pada beberapa
larutan, yaitu glukosa, fruktosa, dan laktosa. Perubahan ini berupa terbentuknya endapan
merah bata pada larutan tersebut. Proses pendinginan ketiga larutan ini tidak mempengaruhi
perubahan pada endapan. Sedangkan larutan yang lain berwarna biru yang merupakan warna
asli dari reagen benedict. Galaktosa sendiri mengalami sedikit perubahan setelah dipanaskan
yaitu terdapat warna merah pada bagian permukaan larutan dan setelah didinginkan warna ini
menghilang. Galaktosa merupakan salah satu karbohidrat yang mengandung gugus aldehid.
Dalam pengujian terhadap galaktosa, tidak terjadi perubahan yang diharapkan seperi glukosa,
fruktosa dan laktosa. Hal ini mungkin dikarenakan tabung reaksi telah terkontaminasi oleh
http://jejaringkimia.blogspot.com

RINO SAFRIZAL

- 7 - BIOKIMIA

senyawa lain sehingga tidak menghasilkan endapan seperti halnya karbohidrat lain yang
mengandung gugus keton dan aldehid.
Adanya endapan merah bata merupakan hasil dari reduksi ion Cu 2+ dari kuprisulfat menjadi ion
Cu+ oleh gugus aldehid dan keton bebas. Endapan ini berupa Cu 2O. Karbohidrat yang bisa
menimbulkan endapan ini adalah karbohidrat yang mengandung gugus aldehid dan keton
seperti glukosa, fruktosa dan laktosa seperti yang tertulis pada tabel pengamatan.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah.
Uji Seliwanoff
Perekasi seliwanoff merupakan larutan resorsinol (1,3 dihidroksi-benzena) dalam HCl. Pada
pengujian yang dilakukan dengan penambahan pereaksi seliwanoff ke dalam larutan
karbohidrat, tidak memberikan perubahan yang berarti (warna larutan tetap bening). Setelah
dilakukan pemanasan, terjadi perubahan warna pada dua larutan, yaitu pada fruktosa yang
menghasilkan warna merah cherry dan pada sukrosa yang menghasilkan warna orange. Warna
merah cherry diakibatkan oleh larutan resorsinol pada pereaksi seliwanoff yang bereaksi
dengan fruktosa. Reaksinya dimulai dengan diubahnya fruktosa menjadi hidroksimetil furfural
yang selanjutnya bereaksi dengan resorsinol.
Pereaksi

seliwanoff

merupakan

mengetahui adanya gugus keton

pereaksi

spesifik

untuk

pada suatu karbohidrat.

Karena hanya fruktosa yang mempunyai gugus keton, maka


hanya

fruktosa

yang

bereaksi

positif

terhadap

pereaksi

orange

mungkin

seliwanoff.
Pada

sukrosa

sendiri

perubahan

warna

diakibatkan oleh reaksi antara larutan resorsinol dengan fruktosa


yang merupakan salah satu pembentuk sukrosa selain glukosa.
Uji Amilum
Pada uji iodine, disiapkan tiga tabung yang masing-masing telah berisi amilum dan diberikan
perlakuan yang berbeda untuk tiap tabungnya. Untuk tabung I, amilum ditambahkan dengan
air. Tidak terjadi perubahan yang berarti pada penambahan air ini. Butir-butir amilum atau
biasa disebut pati, tidak larut dalam air dingin tetapi apabila suspensi dalam air dipanaskan,
akan terjadi suatu larutan koloid yang kental. Maka pada langkah selanjutnya dilakukan
pemanasan. Sebelumnya melakukan pemanasan, terlebih dahulu menambahkan iodine pada
larutan tersebut. Hasil sebelum dan setelah dilakukan pemanasan, warna tetap hitam
kehijauan. Warna hitam kehijauan yang dihasilkan merupakan akibat dari kondensasi antara
iodine dengan karbohidrat. Pada tabung II dengan menambahkan HCl pada larutan amilum,
memberikan hasil yang sama setelah ditambahkan dengan iodin dan dipanaskan yaitu
http://jejaringkimia.blogspot.com

RINO SAFRIZAL

- 8 - BIOKIMIA

menghasilkan perubahan warna menjadi biru tua sebelum pemanasan dan endapan biru
setelah dilakukan pemanasan. Perubahan warna menjadi biru tua dan menghasilkan endapan
biru setelah dipanaskan merupakan hasil dari kondensasi iodin dengan karbohidrat. Dalam
larutan ini, HCl membantu mempercepat proses kondensasi iodine terhadap karbohidrat. Untuk
tabung III dengan menambahkan NaOH pada larutan amilum, tidak memberikan hasil yang
amat berarti. Buktinya setelah ditambahkan iodine larutan masih tetap putih keruh dan setelah
dipanaskan larutan malah menjadi bening. Hal ini mungkin disebabkan NaOH menghambat
proses kondensasi iodin terhadap amilum.

9.

KESIMPULAN
Uji molish memberikan hasil positif pada glukosa, fruktosa, galaktosa,
laktosa, sukrosa dan amilum. Uji positif ditandai dengan perubahan warna menjadi ungu.

Uji benedict memberikan hasil positif pada glukosa, fruktosa dan sukrosa.
Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata.

Uji seliwanoff memberikan hasil positif pada fruktosa. Uji positif ditandai
dengan perubahan warna menjadi merah cherry.

Uji amilum memberikan hasil positif pada amilum yang ditambahkan


dengan air dan amilum yang ditambahkan dengan HCl. Uji positif ditandai dengan
terbentuknya endapan biru.

10.

DAFTAR PUSTAKA

Harun, Ifriany.2008. Penuntun Praktikum Biokimia. Pontianak :FKIP UNTAN.


Keenan, Kleinfelter, and Wood.1992. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Lehninger, Albert L.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Page, David S.1989. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga.

http://jejaringkimia.blogspot.com

RINO SAFRIZAL

Anda mungkin juga menyukai