Bioreaktor Anaerobik
Bioreaktor Anaerobik
Oleh :
Edo Jatmiko
1414051034
M. Zaenal Hasly
1414051058
1414051066
2016
I. ANAEROBIC BAFFLED
REACTOR (ABR)
penambahan
sekat-sekat.
ABR
sangat
efisien
untuk
kurang
kuat
(low-strength
penjagalan
hewan,
dan
air
memiliki
tersuspensi
tidak
kandungan
zat
terendapkan
yang
memiliki
kompartemen-
yang
tersusun
seri.
Aliran
limbah
cair
sehingga
air
limbah
dapat
bawah
sekat
tergantung
kompartemen
tersebut,
singkat
cukup
bagus
untuk
menyebabkan
mikroorganisme
kelaparan
pada
kompartemen
terakhir.
Sebuah unit ABR dengan 3 ruang
reaktor, bersama
dengan
modifikasi
baik
daripada
reaktor
yang
bahwa
selain
lebih
efisien
mengkonversikan
dalam
solid
yang
memiliki
kompartemen
Umumnya
banyak
(2-11
ABR
variasi
kompartemen).
memiliki
terakhir
dapat
maksud
untuk
menyisihkan
padatan
yang
masih
ada.
Technology
Afrika
Selatan
tinggi
pada
kompartemen-
kompartemen
yang
dibentuk
sekat-sekat
oleh
tersebut.
konsentrasi
biomassa.
biomassa
beradaptasi
secara
tersebut
dapat
optimal
dengan
biomassa
ini
juga
kulturisasi
patogen,
indikator
patogen
komunitas
biomassa
ABR.
pada
Secara
akan
pengolahan
meningkatkan
efisiensi
karena
dapat
antara
air
limbah
dengan
Inlet
: berfungsi untuk
Inlet T
: berfungsi untuk
Baffle
: berfungsi untuk
oleh
fluida
Anaerobic filter
: berfungsi untuk
Outlet
: berfungsi untuk
Vent
: berfungsi untuk
ABR merupakan rektor biologi atau bioreaktor biakan kontinu dimana suplai
medium pertumbuhan masuk secara kontinyu dan produk yang keluar juga
kontinu. Laju alir cairan menuju reaktor sama dengan laju alir cairan keluar dari
reaktor. Konsekuensinya, ABR mempunyai volume atau level reaktor yang
konstan.
ABR merupakan unit pengolahan yang menggunakan prinsip kerja dari beberapa
unit pengolahan. Prinsip kerja yang digunakan adalah kombinasi dari prinsip kerja
septic tank, fluidised bed reactor dan UASB (Upflow Anaerobic Sludge Blanket
Reactor). Pengoperasian dan pemeliharaannya juga relatif mudah. Letak
perbedaan ABR dengan UASB adalah lapisan lumpur di ABR tidak diflotasikan,
hanya diendapkan di bagian bawah unit. ABR juga tidak membutuhkan media
granular khusus untuk operasi. Selain itu ABR juga tidak memiliki keterbatasan
sistem seperti UASB terutama ekspansi sludge bed yang minimal.
ABR menggabungkan proses-proses sedimentasi dengan penguraian lumpur
secara parsial dalam kompartemen yang sama, walaupun pada dasarnya hanya
merupakan suatu kolam sedimentasi tanpa bagian-bagian yang bergerak atau
penambahan bahan-bahan kimia. Proses yang terjadi di dalam ruang pertama ABR
adalah proses pengendapan dan pada ruang-ruang berikutnya terjadi proses
penguraian akibat air limbah kontak dengan mikroorganisme.
Operasi ABR merupakan operasi reaktor kontinu tanpa resirkulasi (sejalan).
Setiap kali reaktor dimulai, kondisi operasi dan proses dijaga agar selalu konstan.
Hal ini dapat dicapai dengan memberikan aliran masuk berupa limbah cair secara
konstan dan dengan menjaga kondisi proses stabil. Hasilnya dalam outflow yang
berupa produk biologi atau kimia diperoleh komposisi yang konstan.
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengoperasian ABR adalah distribusi
aliran masuk secara merata dan juga kontak antara substrat yang baru masuk dan
yang telah ada di dalam reaktor. Distribusi aliran masuk secara merata dapat
dicapai dengan menggunakan kompartemen pendek yang panjangnya <50- 60%
dari ketinggiannya. Selain itu perlu diperhatikan pada bagian akhir ABR (outlet
yang terakhir), sebaiknya berada dibawah permukaan air agar scum yang terjadi
tidak terbawa keluar.
1.4.
Bioreaktor yang efisien harus memiliki waktu tinggal biomassa yang lama dan
terjadi pencampuran yang merata untuk menjamin terjadinya kontak yang baik
antara sel dan substratnya. ABR dapat memenuhi faktor ini. Mikroorganisme di
dalam reaktor cenderung terangkat dan terendapkan kembali akibat terbentuknya
gas selama proses. Mikroorganisme tersebut akan bergerak secara perlahan ke
arah horizontal dan dengan demikian, air limbah akan bersentuhan dengan
biomassa aktif berjumlah besar dalam waktu tinggal yang cukup pada saat
melewati reaktor. Mikroorganisme yang tumbuh di setiap kompartemen berbedabeda tergantung kondisi lingkungan yang mempengaruhi dan materi yang
didegradasi sehingga materi organik dalam setiap kompartemen juga bervariasi.
Populasi yang bermacam-macam ini meningkatkan ketahanan ABR terhadap
berbagai variasi beban influen, temperatur serta pH.
Keuntungan yang paling signifikan dari sebuah reaktor ABR adalah
kemampuannya untuk memisahkan antara proses asidogenesis dan metanogenesis
secara longitudinal di bagian bawah reaktor, sehingga memungkinkan tersedianya
kondisi pertumbuhan yang sesuai untuk masing-masing kelompok
mikroorganisme yang berbeda. Disamping itu konstruksi reaktor ini murah dan
sederhana, tidak ada bagian yang bergerak atau pencampuran secara mekanik
sehingga kehilangan bakteri didalam reaktor sangat kecil dan aliran keluar relatif
bebas dari padatan biomassa. Hidrodinamika dan tingkat pencampuran yang
terjadi dalam reaktor mempengaruhi kontak antara substrat dengan
mikroorganisme sehingga mengkontrol transfer masa dan performansi reaktor.
Sebuah ABR mudah untuk dibangun dan tidak mahal karena tidak ada bagian
yang bergerak atau mesin pencampur (mechanical mixing device). Desain ABR
dapat memisahkan asidogenesis dan metanogenesis sehingga keuntungan yang
didapat signifikan. Reaktor berlaku seperti sistem dua fase tanpa ada kontrol
masalah dan biaya yang tinggi. Selain itu karena HRT dan SRT terpisah maka
volume limbah yang akan diolah lebih besar dibandingkan reaktor tercampur
seperti CSTR dimana HRT = SRT. Karena mikroorganisme tidak tercampur
merata dalam reaktor maka konsentrasi mikroorganisme yang terbawa keluar di
efluen relatif sedikit. Disamping itu pengurangan resiko clogging dan ekspansi
sludge bed akibat adanya kehilangan mikroorganisme juga cukup stabil. Hasil
observasi menyatakan efisiensi penyisihan COD mencapai sampai dengan 90 %,
dan kecepatan produksi metan mencapai 4 volume/day/unit volume dari reaktor.
Kinerja ABR dalam penyisihan COD adalah sekitar 65-90 % sedangkan untuk
penyisihan BOD adalah sekitar 70-95 %. Proses maturasi harus diperhatikan pada
3 bulan pertama. Lumpur harus dibersihkan dalam jangka waktu yang teratur,
hampir sama halnya dengan pembersihan lumpur pada tangki septik. Tetapi
lumpur tetap harus ada yang ditinggalkan dalam reaktor, agar efisiensi unit
instalasi terus meningkat. Dan perlu diperhatikan, bahwa jumlah lumpur pada
Biomassa
Waktu retensi solid tinggi tanpa perlu memberikan media atau ruang pengendapan
untuk mikroorganisme menempel.
Waktu pembentukan lumpur lama dan lumpur yang terbentuk juga sedikit.
Umur lumpur lebih lama sehingga pembuangan lumpur dilakukan lebih jarang.
Tidak memerlukan mikroorganisme dengan kemampuan pengendapan tertentu.
Operasi
Waktu retensi hidrolik rendah.
Memungkinkan untuk operasi secara intermiten (untuk limbah cair musiman)
Stabil terhadap shock loading hidrolik dan organik.
Perlindungan terhadap material toksik di influen.
Waktu operasi yang lama tanpa pembuangan lumpur.
Berfungsi efektif dalam rentang debit dan jumlah beban influen yang cukup luas.
dan Stuckey, 1999). Yang dan Chou (1985) mengemukakan beberapa kelebihan
bioreaktor berpenyekat anaerobik dibandingkan dengan biorektor jenis lain yaitu :
b) Konstruksi sederhana
Tidak memerlukan media penyaring seperti filter anaerobik.
Tidak memerlukan pengadukan seperti pada reaktor ideal berpengaduk.
ABR merupakan bioreaktor yang sederhana dan mudah dioperasikan serta shock
loading hidrolik dan organik hanya sedikit berpengaruh terhadap efisiensi
pengolahan. Mengingat berbagai kelebihan kelebihan biorektor berpenyekat ini
dibandingkan dengan reaktor-reaktor lain maka penggunaan bioreaktor ini dalam
pengolahan air buangan perlu dikembangkan.