Anda di halaman 1dari 36

REFERAT

TRAUMA KIMIA
PADA MATA
Pembimbing:
dr. Ida Nugrahani, Sp.M

Oleh:
Nourma Yustia Sari, S.Ked
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

BAB I
A. Latar Belakang Masalah

Mata

Trauma
mata
Trauma
kimia mata

- Sistem pelindung rongga orbita, palpebra,


dan jaringan retrobulbar
- Kerusakan mata mengganggu fungsi
penglihatan.

Tindakan sengaja maupun tidak disengaja


yang dapat mengakibatkan perlukaan pada
mata.

Kegawatdaruratan mata penatalaksanaan segera


Akibat buruk kebutaan bahkan kehilangan mata.

Setiap tahun lebih dari 800.000 kasus trauma


mata pekerjaan

Laki-laki 4 kali > wanita

WHO tahun 2008 Trauma okular berakibat


-19 juta mengalami kebutaan unilateral
-2,3 juta mengalami penurunan visus bilateral
-1,6 juta mengalami kebutaan bilateral
-84% merupakan trauma kimia.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana trauma kimia


asam pada mata ?
Bagaimana
anatomi mata?

Bagaimana trauma kimia


basa pada mata?

Trauma
kimia pada
mata

C. Tujuan Penulisan Referat

Menjelaskan penatalaksanaan trauma kimia pada mata dan


menambah khasanah keilmuan pada bidang ilmu penyakit mata.

D. Manfaat Penulisan Referat

Teoritis

Referat ini diharapkan dapat memberikan


informasi ilmiah trauma kimia pada mata.

Aplikatif

Referat ini diharapkan dapat


meningkatkan kesadaran akan pentingnya
penanganan trauma kimia pada mata.

BAB II
A. Anatomi Mata

B. Trauma Kimia Asam Pada Mata

Kedaruratan oftalmologi cedera mata ringan,


berat, kehilangan penglihatan

Batasan

Etiologi

Zat asam dengan


Asam klorida (HCL)
pH<7
Asam cuka (CH3COOH)
Asam sulfat (H2SO4)
Chromik (Cr2O3)
Asam sulfit (H2SO3)
Asam hidrofluorik (HF)

KLASIFIKASI
Gradasi

Kornea

Konjungtiva

Prognosis

Erosi kornea

Iskemia (-)

Baik

II

Keruh, detail iris jelas

Iskemia < limbus

Baik

III

Kerusakan epitel total, stroma keruh, detail iris Iskemia 1/3 limbus

Kurang baik

kabur

IV

Keruh/putih, detail iris tak tampak

Iskemia > limbus

Jelek

DERAJAT KEPARAHAN TRAUMA KIMIA


BERDASARKAN ROPER-HALL

(a) Gradasi I; (b) Gradasi II; (c) Gradasi III; (d) Gradasi IV

PATOFISIOLOGI

Asam

Ion Hidrogen

Anion dalam
kornea

ANAMNESIS

Tanggal dan waktu terjadinya trauma


Tempat kejadian
Apakah kecelakaan kerja atau bukan
Bagaimana terjadinya trauma (alat yang mengenai, arah trauma, kekuatan trauma)
Apakah memakai kacamata pelindung/ada kerusakan kacamata pengaman
Bagaimana keadaan mata dan visus sebelum trauma
Pertolongan yang telah dilakukan sebelumnya

GEJALA KLINIS

Epifora
Blefarospasme
Nyeri berat
Penurunan visus
Konjungtiva hiperemis
Edem kornea

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata


yang terkena zat kimia asam sudah teririgasi dengan air
dan pH permukaan bola mata sudah netral.

Bila sudah membaik :

Tes fluoresin

Pemeriksaan memakai lampu senter + loupe, slit lamp

Kertas pH meter atau lakmus untuk mengetahui jenis


bahan kimia

Pemeriksaan oftalmoskopi/funduskopi

Tonometri

PENATALAKSANAAN

Memperbaiki penglihatan

Mempertahankan struktur dan


anatomi mata

Mencegah terjadinya infeksi

Mencegah sekuele jangka


panjang

PENATALAKSANAAN SECARA UMUM

Irigasi mata
dan
jaringan
sekitar

Double
eversi pada
kelopak
mata

Debridemen
pada daerah
epitel kornea
yang
mengalami
nekrotik

TATA LAKSANA KHUSUS


BERDASARKAN FASE PERISTIWA
1. Fase kejadian (immediate)
menghilangkan material bahan asam hingga sebersih mungkin.
Tindakan yang dilakukan antara lain:
Irigasi (dengan cara sama seperti pada tata laksana umum)
Diagnosis ditegakkan lewat anamnesis, gejala klinis, serta
pemeriksaan oftalmologis
2. Fase akut (sampai hari ke-7)
mencegah terjadinya penyulit. Prinsip terapi dengan medikamentosa
dan pembedahan.

MEDIKAMENTOSA YANG DIBERIKAN PADA


PASIEN TRAUMA KIMIA ASAM ANTARA LAIN:
1.
2.
3.

4.

Asam askorbat (vitamin C) Matovit tab, 1 dd tab 1


Antibiotik Amoxicilin tab 500 mg, 3 dd tab 1
Beta bloker/karbonik anhidrase inhibitor bila TIO
meningkat > 20 mmHg, diberikan C. Timol 0,5% ED
MD, 2 dd gtt 1 OD/OS/ODS
Steroid C. Polydex ED MD 4 dd gtt 1
OD/OS/ODS

3. Fase pemulihan dini (early repair: hari ke-7 sampai dengan hari ke-21)
membatasi tingkat penyulit. Masalah yang dihadapi pada fase ini
antara lain hambatan reepitelisasi kornea, gangguan fungsi kelopak mata,
hilangnya sel goblet, ulserasi stroma hingga perforasi kornea.
4. Fase pemulihan akhir (late repair: setelah hari ke-21)
rehabilitasi fungsi penglihatan. Prinsipnya mempercepat proses
reepitelisasi kornea atau optimalisasi fungsi epitel permukaan.

KOMPLIKASI
Komplikasi segera:
Glaukoma akut
Dapat terjadi 2-4 jam setelah trauma, hal ini karena adanya
pelepasan prostaglandin yang merangsang terjadinya uveitis

Ekspose kornea, perlunakan kornea

Komplikasi jangka panjang:


Simblefaron
Sindrom mata kering (keratitis Sicca)

Katarak traumatika
Sikatrik kornea
Glaukoma sudut tertutup
Entropion

PROGNOSIS TRAUMA KIMIA ASAM


TERGANTUNG PADA:

C. Trauma Kimia Basa Pada Mata

Rudapaksa mata bahan kimia basa


Trauma basa biasanya lebih berat daripada trauma
asam

Produk pembersih
dalam rumah tangga
(amoniak)
Pupuk (amoniak)
Shampoo, sabun

Semen, tiner, lem, kapur gamping


Freon/bahan pendingin lemari es
Sodium hidroksida
Potassium hidroksida

KLASIFIKASI
1

Menurut klasifikasi Thoft, trauma basa dapat dibedakan dalam:


Derajat 1: hiperemi konjungtiva, dan keratitis pungtata.
Derajat 2: hiperemi konjungtiva dan hilang epitel kornea.
Derajat 3: hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan
lepasnya kornea.
Derajat 4: Konjungtiva perilimal nekrosis sebanyak 50%

KLASIFIKASI HUGHES
Ringan
Erosi kornea
Kornea agak keruh
Tidak terdapat iskemia dan nekrosis sklera ataupun konjungtiva
Sedang
Kornea keruh
Detail iris tak tampak
Terdapat nekrosis dan iskemi ringan pada konjungtiva dan
sklera
Berat
Pupil tidak tampak
Konjungtiva dan sklera kemosis hebat dan pucat (Blanching)

PATOFISIOLOGI

Ion Hidroksil

Kationnya

ANAMNESIS

Tempat kejadian
Apakah kecelakaan kerja atau bukan
Bagaimana terjadinya trauma (alat yang mengenai, arah trauma, kekuatan trauma)
Apakah terjadi penurunan visus setelah cedera atau saat cedera terjadi
Penurunan visus apakah terjadi secara progresif atau terjadi secara tiba tiba
Pertolongan yang telah dilakukan sebelumnya

GEJALA KLINIS

Epifora
Blefarospasme
Nyeri berat
Penurunan penglihatan sering bermanifestasi beberapa
hari sesudah kejadian.

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata


yang terkena zat kimia asam sudah teririgasi dengan air
dan pH permukaan bola mata sudah netral.

Bila sudah membaik :

Tes fluoresin

Pemeriksaan memakai lampu senter + loupe, slit lamp

Kertas pH meter atau lakmus untuk mengetahui jenis


bahan kimia

Pemeriksaan oftalmoskopi/funduskopi

Tonometri

PENATALAKSANAAN

MEDIKAMENTOSA YANG DIBERIKAN PADA


PASIEN TRAUMA KIMIA BASA ANTARA LAIN:
1.
2.
3.

4.

5.

Asam askorbat (vitamin C) Matovit tab, 1 dd tab 1


Antibiotik Amoxicilin tab 500 mg, 3 dd tab 1
Beta bloker/karbonik anhidrase inhibitor bila TIO
meningkat > 20 mmHg, diberikan C. Timol 0,5% ED
MD, 2 dd gtt 1 OD/OS/ODS
Steroid C. Polydex ED MD 4 dd gtt 1
OD/OS/ODS
EDTA C. EDTA ED Fl 2 dd gtt 1 OD/OS/ODS

KOMPLIKASI
Komplikasi segera:

Kornea keruh, pembentukan jaringan parut, edema

Glaukoma

Perlunakan kornea akibat perforasi akibat berlanjutnya aktivitas


kolagenase.

Komplikasi jangka panjang:

Simblefaron

Keratitis Sika (Sindroma mata kering)

Sikatrik Kornea

Katarak traumatik

Entropion dan ptisis bulbi

PROGNOSIS TRAUMA KIMIA BASA


TERGANTUNG PADA:

BAB III
A. KESIMPULAN

Trauma kimia pada mata dapat berasal dari bahan yang bersifat asam dengan pH<
7 dan bahan yang bersifat basa dengan pH> 7

Trauma basa biasanya memberikan dampak yang lebih berat dari pada trauma asam

Gejala utama yang muncul pada trauma mata adalah epifora, blefarospasme dan
nyeri yang hebat

Penatalaksanaan yang terpenting pada trauma kimia adalah irigasi mata dengan
segera samapai pH mata kembali normal dan diikuti dengan pemberian obat
terutama antibiotik, multivitamin selain itu dilakukan juga upaya promotif dan
preventif kepada pasien

Menurut data statistik 90% kasus trauma dapat dicegah apabila dalam menjalankan
suatu pekerjaan menggunakan pelindung yang tepat.

B. SARAN

Trauma kimia pada mata merupakan suatu kegawatdauratan yang


membutuhkan penatalaksanaan sesegera mungkin dengan cara
irigasi mata.

Trauma kimia dapat dicegah dalam menjalankan suatu pekerjaan


dengan menggunakan alat pelindung diri yang tepat.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA
1.

Micheal D.Wagonerr, MD. 2010. Chemical Injuries of the Eye: Current Concepts in Pathophysiology and
Therapy. ELSEVIER.

2.

Arthur Lim Siew Ming and Ian J. Constable. 2005. Color Atlas of Ophthalmology Third Edition. Washington.

3.

Ilyas, Sidarta. 2010. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

4.

Randleman, JB Bansal. 2014. Ophtalmologic Approach to Chemical Burns. AS: Medscape.

5.

Supartoto, Agus. 2007. Trauma Mata dan Rekonstruksi. Dalam: Hartono, Suhardjo. Ilmu Kesehatan Mata.
Jogjakarta: FK UGM.

6.

Belin MW, Catalano RA, Scott JL. Burns of the eye. In: Catalano RA, Belin MW, editors. Ocular emergencies.
Philadelphia: WB Saunders; 1992. p. 17996.

7.

Wagoner MD. 1997. Chemical injuries of the eye: current concepts in pathophysiology and therapy. Surv
Ophthalmol. Vol 41(4):275313.

8.

McCurly JP. 2009. Chemical Injuries, the conea: Scientific Condition Foundation and Clinical Practice.
Boston. Ed 2, pp 527-542.

9.

Trudo, Edward W dan William Rimm. 2008. Chemical Injuries of the Eye. Washington.

10.

Kanski, JJ. 2000. Chemical Injuries. Clinical Ophthalmology Edisi Keenam. Philadelphia: Elsevier Limited.

Anda mungkin juga menyukai