Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Menurut World Health Organisation (WHO) kesehatan didefinisikan
sebagai suatu kondisi sempurna baik fisik, mental, maupun sosial dan bukan
sekedar tidak sakit atau tidak cacat. Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun
2009, mendefinisikan kesehatan merupakan keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
Untuk mewujudkan keadaan tersebut, manusia dapat melakukan berbagai
upaya

kesehatan.

Upaya

kesehatan

diselenggarakan

dengan pendekatan

pemeliharaan, peningkatan kesehatan promotif, pencegahan penyakit preventif,


penyembuhan penyakit kuratif, dan pemulihan kesehatan rehabilitatif, yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan (Siregar, 2004).
Apotek menurut Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2009, merupakan
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan Praktik kefarmasian oleh
apoteker. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan, termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
Perubahan paradigma dalam dunia kefarmasian yaitu Compounder and dispenser
(product oriented) menjadi drug therapy manager (patient oriented) yang
berasaskan pharmaceutical care dan berpedoman pada Good Pharmacy Practice.
Pharmaceutical care adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung
profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien. Kegiatan pelayanan yang tadinya hanya berfokus pada pengelolaan obat
sebagai komoditi berubah menjadi pelayanan yang komprehensif dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Apoteker harus memahami dan
menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error)
dalam proses pelayanan. Hai tersebut diterangkan dalam Peraturan Pemerintah
No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.

Pengalaman bekerja di apotek merupakan hal yang penting bagi seorang


calon apoteker untuk dapat mengetahui dan melihat secara langsung bagaimana
sebenarnya pelaksanaan profesi apoteker di apotek. Pengalaman dalam
menghadapi permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi di apotek, melihat
bagaimana cara penyelesaiannya, dan mengetahui hal-hal lain yang belum
diperoleh di bangku kuliah. Pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui Praktik
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) sehingga diharapkan para calon apoteker dapat
membiasakan diri dengan pekerjaan profesinya dan menjadikannya sebagai modal
yang berguna bagi dirinya kelak bila telah bekerja di sebuah apotek. Oleh karena
itu, seorang calon apoteker perlu dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman
mengenai apotek sebelum terjun langsung ke masyarakat. Pelaksanaan Praktik
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) bertempat di Apotek Kimia Farma Berdasarkan
hal tersebut, Program Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran,
bekerjasama dengan PT. Kimia Farma Apotek dalam menyelenggarakan Praktik
Kerja Profesi Apoteker (PKPA). PKPA di apotek merupakan bagian dari
kurikulum Program Profesi Apoteker sesuai dengan amanat Asosiasi Perguruan
Tinggi Farmasi (APTFI).
Dengan program PKPA di apotek, diharapkan lulusan apoteker akan
memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan perubahan di atas. Dengan
tersedianya tenaga kefarmasian yang kompeten, diharapkan dapat menjamin
kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Adapun kegiatan PKPA di apotek bagi mahasiswa tingkat profesi apoteker
bertujuan untuk:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum Praktik Kerja Profesi Apoteker di apotek adalah untuk
memberikan bekal bagi calon apoteker dengan pengetahuan, pengalaman
praktis serta mampu dan terampil untuk melaksanakan tugas dan fungsinya
sebagai apoteker yang berkompeten sesuai standar.
2. Tujuan khusus

a. Mengetahui dan memahami peranan, fungsi, tugas, serta tanggung jawab


seorang apoteker di apotek sesuai Kompetensi Dasar Apoteker Indonesia
yang telah ditetapkan oleh APTFI.
b. Mempelajari cara pengelolaan apotek yang baik, dengan melihat secara
langsung berbagai kegiatan administrasi, pelayanan dan manajemen yang
berbasis Good Pharmacy Practice.
c. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya dalam bidang
perapotekan dan pengalaman bagi calon apoteker berinteraksi dengan
konsumen.
d. Mempersiapkan calon Apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai
tenaga farmasi yang profesional
1.3 Tinjauan Umum Tempat Praktik Kerja Profesi Apoteker
1.3.1 Sejarah PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Sejarah PT. Kimia Farma Apotek tidak bisa dilepaskan dari perjalanan
sejarah bangsa dan khususnya perkembangan dunia kefarmasian di Indonesia.
Setelah proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, perusahaanperusahaan swasta milik Belanda masih beroperasi di wilayah Republik
Indonesia. Meskipun Undang-Undang No.74/1975 sudah dikeluarkan, tetapi
proses nasionalisasi perusahaan-perusahaan tersebut baru dilaksanakan pada tahun
1958. Berdasarkan SK Penguasa Perang Pusat No. Kpb/Peperpu/0348/1958 dan
SK Menkes No. 58041/Kab/1958 maka terbentuklah Bapphar (Badan Pusat
Penguasaan Perusahaan Farmasi Belanda). Selain itu, Bapit (Badan Pusat
Penguasaan Industri dan Tambang-Departemen perindustrian) juga turut
menerima penyerahan beberapa perusahaan Belanda.
Proses berdirinya PT. Kimia Farma melalui beberapa tahap sesuai fungsi
dan perannya dalam mendukung perekonomian bangsa yang seirama dengan
situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, diantaranya:
1. Pembentukan PT. Radjawali Pharmaceutical Company dari N.V.
Rathkamp berdasarkan Instruksi Direksi Bapphar N. 179/Bph/59 tanggal 4
Mei 1959.
2. Pembentukan Badan Pimpinan Umum (BPU) Farmasi Negara dari
Bapphar dan membentuk beberapa PN. Farmasi berdasarkan UU No.

19/Prp/tahun 1960 tentang Perusahaan Negara dan berdasarkan PP No. 69


tahun 1961.
3. Peleburan PN. Nakula Farma ke dalam PN. Radja Farma berdasarkan SK
Menkes No. 7009/BPU/Kab/1967
4. Pendirian PN. Farmasi Kimia Farma berdasarkan Inpres RI No. 17/1967
dan

digolongkan

menjadi

yaitu

Perusahaan

Negara

Jawatan

(Departement Agency), Perusahaan Negara Umum (Public Corporation),


Perusahaan Negara Persero (State Company). Berdasarkan PP No. 3/1969
didirikan PN. Farmasi Bhineka Kimia Farma yang merupakan gabungan
dari Farmasi Negara dan PN Farmasi Radja Farma, PN Farmasi Bhineka
Kina Farma, PN Farmasi Nakula Farma dan PN Sari Husada.
5. Berdasarkan PP No. 16/1971 PN. Farmasi Kimia Farma dirubah menjadi
PT. (Persero) Kimia Farma dan pada tanggal 7 maret 2000 berdasarkan
Surat Menteri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN No. S59/M-PM. BUMN/2000, PT. Kimia Farma diprivatisasi.
6. Pada tanggal 4 Juli tahun 2000 PT. Kimia Farma resmi listing di Bursa
Efek Jakarta (BEJ) sebagai perusahaan publik.
7. Pada tahun 2002 PT. Kimia Farma (Persero) Tbk dipisahkan menjadi dua
anak perusahaan yaitu PT. Kimia Farma Apotek dan PT. Kimia Farma
Trading & Distribution agar dapat mengelola perusahaan lebih terarah dan
berkembang dengan cepat.
PT. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahaan PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk yang mengelola kegiatan usaha ritel farmasi melalui pengelolaan
apotek milik perusahaan maupun apotek kerjasama operasi. Kimia Farma apotek
juga diharapkan dapat menjadi solusi jasa layanan kefarmasian untuk semua
masyarakat Indonesia. PT. Kimia Farma Apotek didirikan berdasarkan akta
pendirian No.6 pada tanggal 4 Januari 2002, kemudian telah diubah dengan akta
No.42 tanggal 22 April 2002. Akta ini telah mendapat persetujuan dari menteri
Kehakiman dan Hak Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C09648 HT01.01 TH 2003.
1.3.2

Visi dan Misi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.


a. Visi

Menjadi

korporasi

bidang

kesehatan

terintegrasi

dan

mampu

menghasilkan pertumbuhan nilai yang berkesinambungan melalui


konfigurasi dan koordinasi bisnis yang sinergis.
b. Misi
Menghasilkan pertumbuhan nilai korporasi melalui usaha di bidang:
1. Industri

kimia

dan

farmasi

dengan

basis

penelitian

dan

pengembangan produk yang inovatif.


2. Perdagangan dan jaringan distribusi.
3. Pelayanan kesehatan yang berbasis jaringan ritel farmasi dan
jaringan pelayanan kesehatan lainnya.
4. Pengelolaan aset-aset yang dikaitkan dengan pengembangan usaha
perusahaan.

1.3.3. Struktur Organisasi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.


PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. dipimpin oleh seorang Direktur Utama
yang membawahi empat Direktorat, yakni Direktorat Pemasaran, Direktorat
Keuangan, Direktorat Produksi, serta Direktorat Umum dan Personalia. Dalam
upaya perluasan, penyebaran, pemerataan dan pendekatan pelayanan kefarmasian
pada masyarakat, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. telah membentuk suatu
jaringan distribusi yang teroganisir. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. mempunyai
dua anak perusahaan yaitu PT. Kimia Farma Trading and Distribution dan PT.
Kimia Farma Apotek yang masing-masing berperan dalam penyaluran sediaan
farmasi, baik distribusi melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) maupun pelayanan
kefarmasian melalui apotek.
PT. Kimia Farma Trading and Distribution memiliki 2 wilayah pasar dan
35 cabang PBF yang mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan yang
diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga ke apotek-apotek,
toko obat, dan institusi pemerintah maupun swasta. PT Kimia Farma Apotek

membawahi Apotek Kimia Farma (KF) di seluruh wilayah Indonesia. Dalam


operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan
yang efisien serta armada transportasi yang teringrasi dengan sistem informasi
untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia.
PT. Kimia Farma Apotek membawahi Apotek Kimia Farma yang wilayah
usahanya terbagi menjadi 50 wilayah Unit Bisnis yang menaungi sejumlah 600
apotek diseluruh Indonesia. Tiap-tiap Unit Bisnis membawahi apotek pelayanan
yang berada di wilayah usahanya.
1.3.4

Logo PT. Kimia Farma

Gambar 3.1. Logo PT. Kimia Farma


Simbol PT. Kimia Farma (Persero), Tbk. yaitu matahari terbit berwarna
orange dan tulisan kimia farma dengan jenis huruf italic berwarna biru di
bawahnya. Maksud dari simbol tersebut adalah:
a. Paradigma baru
Matahari terbit adalah tanda memasuki babak baru kehidupan yang
lebih baik.
b. Optimis
Matahari memiliki cahaya sebagai sumber energi, cahaya tersebut
adalah penggambaran optimisme Kimia Farma dalam menjalankan
bisnisnya.
c. Komitmen
Matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam di barat secara teratur
dan terus menerus, memiliki makna adanya komitmen dan konsistensi
dalam menjalankan segala tugas yang diemban oleh Kimia Farma
dalam bidang farmasi dan kesehatan.

d. Sumber energi
Matahari sumber energi bagi kehidupan dan Kimia Farma baru
memposisikan

dirinya

sebagai

sumber

energi

bagi

kesehatan

masyarakat.
e. Semangat yang abadi
Warna orange berarti semangat, warna biru berarti keabadian.
Harmonisasi antara kedua warna tersebut menjadi 1 (satu) makna yaitu
semangat yang abadi.
Jenis huruf yang digunakan dirancang khusus untuk kebutuhan Kimia
Farma disesuaikan dengan nilai dan image yang telah menjadi energi bagi
Kimia Farma, karena prinsip sebuah identitas harus berbeda dengan
identitas yang telah ada. Dan juga huruf yang digunakan memiliki arti:
a. Kokoh
Memperlihatkan Kimia Farma sebagai perusahaan terbesar dalam
bidang farmasi yang memiliki bisnis hulu hilir dan merupakan
perusahaan farmasi pertama yang dimiliki Indonesia.
b. Dinamis
Dengan jenis huruf italic, memperlihatkan kedinamisan

dan

optimisme.
c. Bersahabat
Dengan jenis huruf kecil dan lengkung, memperlihatkan keramahan
Kimia Farma dalam melayani konsumennya dalam konsep jaringan
Apotek. Konsep Apotek jaringan sendiri telah dicanangkan pada tahun
1998 yang artinya sudah kurang lebih 7 tahun kebijakan itu
diberlakukan untuk menjadikan beberapa Apotek bergabung ke dalam
grup yang pada akhirnya diharapkan menjadi suatu jaringan Apotek
yang kuat.
1.3.5

Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan PT.Kimia Farma (Persero) Tbk adalah PRIMA yang

mencakup aspek nilai diri dan nilai kerja dan telah ditetapkan sejak tahun 2004,
masih tetap relevan dengan visi misi Perseroan saat ini. Budaya perusahan
tersebut adalah :
a. Profesionalisme

Adalah kesadaran dalam berpikir, berbicara dan bertindak dalam menjalan


tugas dan fungsinya dengan penuh semangat, dan berbekal pengetahuan
dan ketrampilan yang memadai dalam situasi dan kondisi apapun
b. Kerjasama
Adalah bekerja dalam kebersamaan dalam langkah dan pikiran yang
tercermin dalam kerjasama tim antar karyawan yang erat dan solid untuk
mendapatkan hasil terbaik bagi perusahaan.
c. Integritas
Merupakan sikap mental yang positif yang melandasi semangat dan
antusiasme dalam bekerja secara profesional. Berbekal budaya perusahaan
tersebut, Perseroan telah berhasil menemukan inti sari budaya perusahaan
yang merupakan nilai-nilai inti perusahaan (corporates value) yaitu I C A
R E yang menjadi acuan/pedoman bagi Perseroan dalam menjalankan
usahanya, untuk berkarya meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan
masyarakat luas.
Berikut adalah nilai-nilai inti perusahaan :
a. Innovative
Budaya berpikir out of the box, smart, dan kreatif untuk menghasilkan
produk unggulan berkualitas.
b. Customer First
Mengutamakan pelanggan sebagai mitra kerja.
c. Accountability
Memegang teguh amanah perusahaan dengan bekerja profesional,
memelihara integritas dan membangun kerjasama.
d. Responsibility
Bertanggungjawab berkerja tepat waktu, tepat target dan menyerahkan
hasil kerja berkualitas dengan menyertakan semangat pantang
menyerah dan bijaksana saat menghadapi masalah.
e. Eco-Friendly
Membangun sistem dan perilaku ramah lingkungan.
1.3.6

Sejarah PT. Kimia Farma Apotek


PT. Kimia Farma Apotek (KFA) merupakan anak perusahaan PT. Kimia

Farma (Persero) Tbk yang didirikan berdasarkan akta perindustrian No. 6 tanggal
4 Januari 2003 yang dibuat di depan notaris Ny. Imas Fatimah., SH di Jakarta.
Kemudian diubah menjadi akta No. 42 pada tanggal 22 April 2003. Akta ini telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Manusia Republik

Indonesia dengan Surat Keputusan No. C. 096.48 HT.01.01 tahun 2003 tanggal 1
Mei 2003. Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep
dokter serta menyediakan pelayanan lain, diantaranya praktek dokter, optik dan
pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia
Farma dipimpin oleh seorang Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat
melayani informasi obat dengan baik.
1.3.7

Struktur Organisasi PT. Kimia Farma Apotek


PT. Kimia Farma Apotek dipimpin oleh seorang Managing Director yang

membawahi dua direktur, yaitu Direktur Operasional, Direktur Keuangan dan


HRD. PT. Kimia Farma Apotek terdiri dari Business Manager (BM) dan Apotek
Pelayanan. Business Manager membawahi beberapa Apotek Pelayanan yang
berada dalam suatu wilayah. BM berperan dalam menangani administrasi
permintaan barang dari apotek pelayanan yang berada di bawahnya, administrasi
pembelian atau pemesanan barang, administrasi piutang dagang, administrasi
hutang dagang dan administrasi perpajakan.
Konsep BM diharapkan pengelolaan aset dan keuangan dari apotek dalam
satu area menjadi lebih efektif dan efisien, demikian juga kemudahan dalam
pengambilan keputusan-keputusan yang menyangkut antisipasi dan penyelesaian
masalah.
Bisnis Manager secara struktural membawahi langsung para manager
apotek pelayanan dan membawahi supervisor akuntasi dan keuangan serta
supervisor inventory. Masing-masing dari bagian tersebut terdiri dari fungsifungsi yang menjalankan perannya masing-masing. Ada 2 jenis Apotek Kimia
Farma, yaitu Apotek administrator yang sekarang disebut Business Manager (BM)
dan Apotek pelayanan yang berada dalam suatu wilayah dan bertugas menangani
pembelian, penyimpanan barang, penjualan dan administrasi apotek pelayanan
yang berada dibawahnya. Wilayah Jabodetabek terdapat 10 bisnis manager:
a. Bisnis Manager Jaya 1 membawahi apotek pelayanan di wilayah
Jakarta Selatan dan Jakarta Barat, dengan unit bisnis manager yang
terletak di Apotek Kimia Farma No. 42, Blok M, Jakarta Selatan.
b. Bisnis Manager Jaya II, membawahi apotek pelayanan yang terletak di
wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara dengan unit

10

bisnis manager di Apotek Kimia Farma No. 48, Matraman, Jakarta


Timur.
c. Bisnis Manager Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
d. Bisnis Manager Tangerang, membawahi apotek pelayanan yang
terletak di wilayah provinsi Banten dengan unit bisnis manager yang
terletak di Apotek Kimia Farma 78, Tangerang.
e. Bisnis Manager Bogor, membawahi apotek pelayanan yang terletak di
wilayah Bogor, dengan unit bisnis manager yang terletak di Apotek
Kimia Farma 7, Bogor.
f. Bisnis Manager Bekasi, membawahi apotek pelayanan yang terletak di
wilayah Bekasi.
g. Bisnis Manager Karawang, membawahi apotek pelayanan yang
terletak di wilayah Karawang.
h. Bisnis Manager Depok, membawahi apotek pelayanan yang terletak di
wilayah Depok.
i. Bisnis Manager Cilegon, membawahi apotek pelayanan yang terletak
di wilayah Cilegon.
j. Bisnis Manager Sukabumi, membawahi apotek pelayanan yang
terletak di wilayah Sukabumi.
Secara umum keuntungan yang diperoleh melalui konsep BM diantaranya
adalah:
a. Koordinasi modal kerja menjadi lebih mudah
b. Apotek pelayanan difokuskan pada kualitas pelayanan, meningkatnya
mutu pelayanan diharapkan dapat berdampak pada peningkatan
pendapatan.
c. Merasionalkan jumlah SDM terutama tenaga administrasi yang
diharapkan berimbas pada efisiensi biaya administrasi.
d. Meningkatkan bargaining dengan pemasok untuk memperoleh harga
yang lebih murah, dengan maksud agar dapat memperbesar range
margin atau HPP rendah.
Namun sistem ini juga memiliki kelemahan antara lain adalah penyediaan
obat di apotek pelayanan relatif menggunakan waktu lebih lama karena
membutuhkan proses pengumpulan data pemesanan dari seluruh apotek pelayanan
ke BM dan pengiriman barang membutuhkan waktu lebih banyak.

11

1.3.8

Visi dan Misi PT Kimia Farma apotek


a. Visi
Menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan yang terkemuka dan
mampu memberikan solusi kesehatan masyarakat di Indonesia
b. Misi
1) Jaringan layanan kesehatan yang terintegrasi meliputi jaringan
apotek, klinik, laboratorium klinik dan layanan kesehatan lainnya
2) Saluran distribusi utama bagi produk sendiri dan produk prinsipal
3) Pengembangan bisnis waralaba dan peningkatan pendapatan lainnya
(Fee-Based Income).

1.3.9

Apotek Kimia Farma No. 147 Jakarta


Apotek Kimia Farma No. 147 Jakarta merupakan Apotek Pelayanan (APP)

dari PT. Kimia Farma Apotek. Apotek Kimia Farma No. 147 Duren Sawit Jakarta
termasuk di wilayah Bisnis Manajer Jaya II Matraman, yang kegiatan
administrasinya dilakukan oleh Bisnis Manajer Jaya II Matraman.
Dalam melakukan kegiatannya, Apotek Kimia Farma No. 147 Duren Sawit
Jakarta melayani resep dokter dan juga melengkapinya dengan swalayan farmasi
atau Hand Verkoop (HV) yang berisi obat-obat bebas dan bahan-bahan
kebutuhan sehari-hari. Selain itu, Apotek Kimia Farma No. 147 Duren Sawit juga
menyediakan tempat praktek dokter dan laboratorium klinik sebagai upaya
meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien.
1.3.10 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma No. 147 Jakarta
Apotek Kimia Farma No. 147 Jakarta dipimpin oleh seorang Manajer
Pelayanan yaitu seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang bertanggung
jawab langsung kepada BM Jaya II. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
didampingi oleh seorang Apoteker Pendamping yang bertugas menggantikan APA
saat tidak ada ditempat. Dibawah apoteker terdapat pelaksana-pelaksana yang
memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu pelaksana layanan

12

farmasi, pelaksana umum, dan pelaksana swalayan farmasi. Adapun struktur


organisasi di Apotek Kimia Farma No. 147 Duren Sawit adalah :
a. Apoteker Pengelola Apotek (APA) : Rumondang Maria, S.Farm., Apt
b. Apoteker Pendamping : Fiestyo Alim Rodiyah, S.Farm., Apt.
c. Asisten Apoteker (AA)
d. Non Asisten Apoteker (Non AA)
1.3.11 Lokasi dan Tata Ruang Apotek Kimia Farma No. 147 Jakarta
Apotek Kimia Farma No.147 terletak di Jln. Raya Duren Sawit Blok B3
No.29, Jakarta Timur. Lokasi ini cukup strategis karena terletak di pertigaan jalan
raya yang dilalui transportasi umum dan pribadi, serta berada di sekitar
pemukiman perumahan penduduk, lingkungan pertokoan dan tempat pelayanan
kesehatan lainnya (praktek dokter, took obat dan apotek-apotek lain). Apotek ini
memiliki praktek dokter dan laboratorium klinik.
Bangunan Apotek Kimia Farma No. 147 terdiri dari dua lantai. Lantai
pertama terdiri dari ruang praktek dokter, apotek dengan ruang tunggu bagi
counter pengunjung, tempat penjualan obat bebas (OTC), pelayanan obat (kasir,
penerimaan resep dan penyerahan obat), tempat penyiapan obat, ruang peracikan,
ruang apoteker, dapur dan toilet. Sedangkan di lantai 2 terdiri dari ruang dokter
umum, ruang tindakan, ruang dokter gigi, laboratorium dan ruang tunggu pasien
laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai