Pembimbing:
dr. Bondan Prasetyo, Sp.B
Disusun Oleh :
Laela Apriliana
H2A012039
Syahrizon Thomas
H2A012067
Ellen Wulandari
H2A012068
Eka Oktaviani S
H2A012013
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
sebanyak 45% kejadian. Dan sampai bulan desember pada tahun 2014 angka
kejadian hemoroid meningkat menjadi
BAB II
STATUS PASIEN
I. ANAMNESIS
A. IDENTITAS
Nama
: Tn. N
Umur
: 31 tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Kuli bangunan
Alamat
: Kranggan, Polanharjo
No. CM
:-
Ruang
: Bangsal Kenanga
Tanggal Periksa
: 2 mei 2016
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan pada tanggal 4 mei 2016 jam 15.00 WIB di bangsal
Anggrek
Keluhan Utama
: 37oC (aksiler)
Kesan mesocephal
b) Mata
Sinistra
Depan
1. Inspeksi
Bentuk dada
Hemitorak
Dinamis
2. Palpasi
Stem fremitus
Nyeri tekan
Pelebaran ICS
Arcus Costa
3. Perkusi
4. Auskultasi
Suara dasar
Suara tambahan
Lateral
>Antero
Lateral
>Antero
posterior
posterior
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Dextra = sinistra
Dextra = sinistra
(-)
(-)
(-)
(-)
Normal
Normal
Sonor
diseluruh Sonor
lapang paru
di
lapang paru
seluruh
Vesikuler
Vesikuler
Simetris
Simetris
Dextra = sinistra
Dextra = sinistra
Belakang
1. Inspeksi
Bentuk dada
Hemitorak
2. Palpasi
Stem fremitus
Nyeri tekan
Pelebaran ICS
3. Perkusi
(-)
Suara
lapang
(-)
paru
Peranjakan paru
4. Auskultasi
Suara dasar
Suara tambahan
(-)
(-)
Sonor
di
seluruh Sonor
di
seluruh
lapang paru
lapang paru
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Vesikuler
Vesikuler
SD : vesikuler
SD : vesikuler
Cor
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Batas atas
Pinggang jantung
Miri bawah
Konfigurasi jantung
-
Auskultasi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
i) Ekstremitas
Superior
Akral dingin
Inferior
-/-
-/-
Oedem
-/-
-/-
Sianosis
-/-
-/-
Jaundice
-/-
-/-
j) Status Lokalis :
1. Inspeksi : Terdapat benjolan pada arah jam 12 dengan
diameter 2cm, hiperemis (+), berbatas tegas
2. Palpasi : Benjolan konsistensi lunak, nyeri tekan (+), dapat
dimasukkan
3. Pemeriksaan Rectal Toucher : Tonus sfingter ani cukup
kuat, mukosa rectum licin, ampula recti tidak kolaps, teraba
massa dengan diameter 2cm, konsistensi kenyal, nyeri
tekan (+), pada sarung tangan tidak terdapat darah, feses,
dan lendir
Hasil
7,42
6,57
14,60 (L)
36,70
56,9
18,9
34,10
422,0
9
Nilai Normal
3,8-10,6
4.4 -5,9
13,2-17,3
40-52
80-100
26-34
32-36
150-400
RDW
Eosinofil absolute
Basofil absolute
Neutrofil absolute
Limfosit absolute
Monosit absolute
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Glukosa sewaktu
SGOT
SGPT
Ureum
Kreatinin
Kalium
Natrium
12,90
0,22
0,01
5,22
1,59
0,38
3,00
0,10
70,40 (H)
21,40 (L)
5,10
101 mg/dL
16 U/L
14 U/L
16,0
0,72
3,8 U/L
146 U/L (H)
11,5-14,5
0,045-0,44
0-0,2
1,8-8
0,9-5,2
0,16-1
2-4
0-1
50-70
25-40
2-8
< 125 mg/Dl
0-35
0-35
10.0-50.0
0.60-0.90
3.5-5.0
135-145
b. anoskopi
V. Diagnosis Banding :
1. Prolaps Recti
2. Ca Colorectal
VI. Diagnosis
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, diagnosis
kasus ini adalah Hemoroid Interna grade III.
VII. RENCANA PENGELOLAAN
Inisial Plan
a. IpDx : Hemoroid interna grade III
b. IpTx :
Infus RL 20 tpm
Injeksi fersobagt 2x1 amp
Injeksi Ketorolac 3x1 amp
Inj Ranitidin 2x1 amp
10
Hemoroidektomi
Rujuk Spesialis Bedah
c. IpMx
Mengecek keadaan umum dan tanda vital
d. IpEx
Menjelaskan pada pasien dan keluarga bahwa pasien tentang
VIII. Prognosis
-
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad sanam
: dubia ad malam
Quo ad Fungsionam : dubia ad bonam
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
Kanalis anal memiliki panjang sekitar 4 cm, yang dikelilingi
dengan mekanisme sfingter anus. Setengah bagian atas dari kanalis anal
dilapisi oleh mukosa glandular rektal. Mukosa bagian teratas dari kanalis
anal berkembang sampai 6-10 lipatan longitudinal, yang disebut columns
of Morgagni, yang masing masing memiliki cabang terminal dari arteri
rektal superior dan vena. Lipatan-lipatan ini paling menonjol di bagian
lateral kiri, posterior kanan dan kuadran anterior kanan, dimana vena
membentuk pleksus vena yang menonjol. Mukosa glandular relatif tidak
sensitif, berbeda dengan kulit kanalis, kulit terbawahnya lebih sensitif.6
Mekanisme spinter anal memiliki tiga unsur pembentuk, spinter
internal, spinter eksternal dan puborektalis. Spinter internal merupakan
kontinuasi yang semakin menebal dari muskular dinding ginjal. Spinter
eksternal dan puborektalis sling (yang merupakan bagian dari levator ani)
muncul dari dasar pelvis.6
Vaskularisasi rektum dan kanalis anal sebagian besar diperoleh
melalui arteri
12
vena dari kanalis anal dan rektum mengikut i perjalanan yang sesuai
dengan perjalanan arteri.6
Vena-vena ini berasal dari 2 pleksus yaitu pleksus hemoroidalis
superior (interna) yang terletak di submukosa atas anorectal junction dan
pleksus hemoroidalis inferior (eksterna) yang terletak dibawah anorectal
junction dan di luar lapisan otot.
Perdarahan Arteri
Arteri hemoroidalis superior adalah kelanjutan langsung a.
Mesenterika inferior. Arteri ini membagi menjadi dua cabang utama, yaitu
kiri dan kanan. Cabang yang kanan bercabang lagi. Letak cabang terakhir
menjelaskan letak hemoroid interna yang khas yaitu dua buah di perempat
sebelah kanan dan sebua di perempat lateral kiri. 7
Perdarahan vena
Vena hemoroidalis superiior berasal dari plesksus hemoroidalis
internus dan berjalan ke arah kranial ke dalam v. Mesenterika inferior dan
seterusnya mmelalui v. Lienalis ke vena porta.7
Vena hemoroidalis inferior mengalirkan darah kedalam vena
pudenda interna dan kedalam vena iliaka interna dan sistem kava.
Pembesaran vena hemooroidalis dapat menimbulkan keluhan hemoroid.6,7
13
anus
untuk
membantu
sistem
sfingter
anus,
mencegah
14
15
Dapat
disimpulkan
bahwa
sel
mast
memiliki
peran
16
Hemoroid Eksternal
Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak
dapat didorong masuk. Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2
kategori yaitu:
1) Akut
Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada
pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut
sebagai hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat
nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan
reseptor nyeri.
2) Kronik
Bentuk hemoroid eksterna kronik adalah satu atau lebih lipatan
kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh
darah.
17
a) Hemoroid internal
1. Prolaps dan keluarnya mukus.
2. Perdarahan.
3. Rasa tak nyaman.
4. Gatal.
b) Hemoroid eksternal
1. Rasa terbakar.
2. Nyeri ( jika mengalami trombosis).
3. Gatal.
H. Diagnosis Banding
Selama evaluasi awal pasien, kemungkinan penyebab lain dari gejalagejala seperti perdarahan rektal, gatal pada anus, rasa tak nyaman, massa
serta nyeri dapat disingkirkan. Kanker kolorektal dan anal, dan melanoma
anorektal merupakan contoh penyebab gejala tersebut. Dibawah ini adalah
diagnosa banding untuk gejala gejala diatas:1,10
a. Nyeri
1) Fisura anal
2) Herpes anal
3) Proktitis ulseratif
4) Proctalgia fugax
b. Massa
1) Karsinoma anal
2) Perianal warts
3) Skin tags
18
19
21
jarang
dilakukan
untuk
hemoroid
(American
22
selain itu teknik ini juga aman dan efektif sebagai standar
hemorrhoidectomy.1,2
K. Pencegahan
Pencegahan hemoroid dapat dilakukan dengan:5,10
a) Konsumsi serat 25-30 gram sehari. Makanan tinggi serat seperti buahbuahan, sayur-mayur, dan kacang-kacangan menyebabkan feses
menyerap air di kolon. Hal ini membuat feses lebih lembek dan besar,
sehingga mengurangi proses mengedan dan tekanan pada vena anus.
b) Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari
c) Mengubah kebiasaan buang air besar. Segera ke kamar mandi saat
merasa akan buang air besar, jangan ditahan karena akan memperkeras
feses. Hindari mengedan.
BAB IV
23
PEMBAHASAN
24
DAFTAR PUSTAKA
1. De jong, sjamsuhidajat R. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta:
EGC.2011.
2. Sabitson C David. Sabiston Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC. 2011.
3. Price, Sylvia dan Lorrane M wilson. Patofisiologi konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit edisi 6. Jakarta: EGC. 2012
4. Long C, Barbara. Perawatan Medikal Bedah. Penerjemah:Yayasan
IAPK Padjajaran, Bandung. 1995
5. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Brunner & Suddart Terjemahan edisi 8, Jakarta: EGC. 2007
6. Oswari, J. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa kedokteran. Edisi 3.
Bagian 2. Jakarta : EGC. 2009
7. Sadikin, V., Saputra, V. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : Hipokrates.
2007
25
26