215
Koordinasi Recloser Dengan FCO( Fuse Cut Out) Sebagai Pengaman Terhadap
Gangguan Arus Lebih Pada Penyulang Dengan 1 Fasa Di Gardu Induk Sanggrahan
Magelang
Henry Nugroho*), Iman Setiono**)
Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
E-Mail :*-, **imansetionoms@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari koordinasi proteksi pada jaringan distribusi
tenaga listrik. Koordinasi ini memiliki peranan yang sangat penting guna keandalan
dan kontinuitas serta keamanan penyaluran tenaga listrik, terutama pada bagian
ujungbebandan percabangan satu fasa. Koordinasi antar pengaman pada jaringan
distribusi harus sesuai dengan standar yang telah di tetapkanoleh PT.PLN
(Persero).Pada daerah percabangan satu fasa terdapat pengaman terhadap adanya arus
gangguan yang mungkin terjadi yaitu Fuse Cut Out (FCO).Recloser berfungsi sebagai
pengamansetelah PMT yang biasanya di letakkanpadazonaduaatautiga.Recloser
sendiri dapat pengenal arus gangguan hubung singkat bahkan terhadap arus gangguan
hubung singkat yang sangat kecil, untuk itu perlu diperhatikan koordinasi antar
recloser dengan FCO (Fuse Cut Out) agar kerja dari kedua pengaman ini dapat
bekerja dengan baik dan menghindari kegagalan koordinasi pada jalur percabangan
satu fasa,sehingga daerah pemadaman dapat dikurangi .Metode yang digunakan adalah
survey lapangan dan simulasi data dengan menggunakan program e-tap 12.6. Daerah
sampel yang di ambil adalah gardu induk Sanggrahan ,kota Magelang. Hasil yang
diperoleh ternyata bahwa dengan menggunakan program e-tap 12.6 sebagai simulasi
data , menghasilkan tingkat kesamaan yang tinggi, artinya perhitungan secara manual
dengan menggunakan program e-tap 12.6 sangat signifikan mendekati sama.
Kata kunci : Proteksi, Recloser, koordinasi, e-tap 12.6
1. PENDAHULUAN
Sistem tenaga listrik berperan paling
penting dalam pemenuhan kebutuhan listrik
masyarakat. Namun, dalam penyaluran tersebut
seringkali terjadi hambatan seperti halnya
gangguan pada sistem jaringan tenaga listrik.
Gangguan yang paling sering terjadi pada
sistem tenaga listrik adalah gangguan satu fasa
ketanah. Gangguan tersebut sering terjadi pada
jaringan 1 fasa. Untuk menekan gangguan
yang sering terjadi pada jaringan tenaga listrik
terutama pada percabangan satu fasa yang
memliki arus gangguan yang relatif kecil
namun sering terjadi, maka perlu diperhatikan
keandalan proteksi pada sistem jaringan listrik
satu fasa tersebut. Adapun peralatan pengaman
yang digunakan pada jaringan satu fasa yaitu
FCO ( Fuse Cut Out) yang di pasang pada
ISBN: 979-26-0280-1
2.TINJAUAN PUSTAKA
Proteksi sistem tenaga listrik adalah
sistem proteksi yang dipasang pada peralatan peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik,
misalnya pada generator, transformator,
jaringan dan lain-lain terhadap kondisi
216
abnormal
operasi
saluran
itu
sendiri.[3].Koordinasi
adalah
carauntuk
menentukan urutan kerja rele pada masingmasing lokasi gangguan tanpa adanya waktu
tunda yang terlalu lama. Koordinasi pada
intinya adalah memilih dan menentukansetting
waktu untuk daerah proteksi terhadap
gangguan sementara pada penyulang bila
terjadi pelimpahan beban. Koordinasi sistem
proteksi dapat melokalisir dan mengisolasi
daerah yang terganggu sehingga dapat
mengurangi
jumlah
pemadaman
pada
konsumen[1].Pada kondisi tidak normal antara
lain disebabkan oleh : hubung singkat,
tegangan lebih/kurang, beban lebih, frekuensi
naik/turun dan lain sebagainya[4]. Gangguan
yang biasa terjadi adalah gangguan hubung
singkat yang disebabkan oleh arus hubung
singkat yang jauh lebih besar dari arus
pengenal peralatan , sehingga dapat merusak
peralatan[2]. Oleh karena itu peralatan yang
digunakan untuk mengamankan adalah rele
arus lebih dan rele gangguan tanah yang akan
menginstruksikan pemutus tenaga untuk
membuka bila terjadi gangguan[1]. Rele
merupakan salah satu dari perangkat proteksi
pada sistem tenaga listrik, Jika terjadi
gangguan maka rele akan merasakan gangguan
tersebut dan akan segera melakukan pemutusan
atau penutupan pelayanan penyaluran tenaga
listrik. sehingga peralatan dapat dilindungidan
mengurangi dari kerusakan [5].
3. METODE PENELITIAN
3.1 Studi Literatur
Studi literatut dimaksudkan untuk
mempelajari buku-buku, jurnal , artikel, dan
sebagainya yang bertujuan untuk referensi
yang berhubungan judul penelitian ini.
3.2 Pengumpulan data
Survey lapangan, dalam hal ini survey
dilakukan di lokasi penelitian, yaitu di gardu
induk Sanggrahan Kota Magelang. Di dalam
survey ini dilakukan observasi non partisipan,
wawancara
dengan
petugas
dan
dokumentasi.pengambilan data setting recloser
dan fco berdasarkan perhitungan arus hubung
singkat pada jarak 50% dan ujung jaringan[6].
ISBN: 979-26-0280-1
3.3 Simulasi
Metode simulasi ini dilakukan dengan
menggunakan software e-tap 12.6. Data yang
diperoleh di bandingkan perhitungan manual,
dan selanjutnya di lakukan analisis.
3.4 Analisis data
Analisis data di lakukan dengan cara
membandingkan, antara hasil perhitungan
manual dengan perhitungan menggunakan etap 12.6. Hasil kedua hasil perbandingan ini
nantinya akan diketahui seberapa signikannya
hubungan atau perbedaan antara kedua cara
perhitungan
tersebut.
dan
selanjutnya
disimpulkan.
e)
4.
Impedance
Impedansi urutan positif, negatif, dan nol
pada penghantar dan disesuaikan dengan
SPLN.
a) AAAC 240 mm2, terdiri dari Z1=Z2 :
0.1344 + j 0.3135 dan Z0 : 0.393 + j
0.9435
b) AAAC 70 mm2, terdiri dari Z1= Z2:
0.4608 + j 0.3572 dan Z0 : 0.8541 + j
1.1796
5. Recloser
a) Rating menggunakan library yang dipilih
berdasarkan standar yang digunakan dan
spesifikasi recloser yang terpasang.
b) Controller yang terdiri dari beberapa
pengaturan, antara lain: Level Trip =
Jumlah trip dengan settingan yang
disesuaikan; Sequence = Memilih delay
waktu trip dan recloser serta resetTime;
Phase = Memilih jenis rele yang
digunakan pada pendeteksi arus antar fasa
dengan
menyetting
kurva
yang
digunakan,I set dan I instant/pick
up;Ground= Memilih jenis rele yang
digunakan pada pendeteksi arus satu fasa
ketanah dengan menyetting kurva yang
digunakan Iset dan Iinstant/pick up; dan
Modifier= Digunakan untuk mengatur
TMS pada rele GFR Maupun OCR.
6. Fuse Cut Out
Rating menggunakan library yang dipilih
tipe fuse yang digunakan yang disesuaikan
dengan fuse yang ada pada lapangan.
7. Busbar
Busbar pada ETAP digunakan sebagai
Penghubung antar komponen satu dengan
lainnya. Di isi sesuai tegangan keluar dari trafo
tenaga. Pada hal ini di isi sebesar 22kV
Setelah disusun sesuai dengan kondisi
lapangan baik letak kable 3 fasa maupun 1 fasa
dan panjang jaringan dari PMT hingga ujung
ISBN: 979-26-0280-1
217
jaringan,
langkah
selanjutnya
adalah
mensimulasikan gangguan hubung singkat satu
fasa ketanah agar dapat melihat arus hubung
singkat yang lewat dan membandingkan
dengan hasil perhitungna secara manual.
Tabel 1 Arus hubung singkat menggunakan
ETAP dan Manual
PANJANG ETAP
MANUAL
JAR (%)
A
A
50
1264
1264.119
ARUS
HS
100
720
720.019
50
74.6
74.59
SUDU
T
100
68
67.9
5.
ANALISIS KOORDINASI
RECLOSER-FCO
218
td1
Gangguan
Recloser menutup
kembali atau reclose
5s
ON
Recloser
M1 44 156
0,02 s
tk
OFF
60 s
Gangguan
Reset Time
tb1
ON
FCO
M1 44 182 1
0,02 s
0,01 s
7. DAFTAR PUSTAKA
OFF
0,03 s
Waktu kerja total
6. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan antara manual
dengan e-tap ternyata terdapat perbedaan yang
ISBN: 979-26-0280-1