Anda di halaman 1dari 9

BERITA ACARA DISKUSI/PRESENTASI PORTOFOLIO

Pada hari ini, tanggal .... Agustus 2015, telah dipresentasikan sebuah portofolio oleh
Nama

: Rully Dwi Saputra

Judul

: Neprolitiasis

Nama Pendamping

: dr. Sahata dan dr. Susy Andriati

Nama Wahana

: RSUD Ahmad Ripin

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Nama Peserta Diskusi/Presentasi


dr. Muhammad Rifki El Muammary
dr. Reza Mahendra
dr. Rully Dwi Saputra
dr. Heru Russarianto
dr. Hafizah Mailani
dr. Putri Permata Sari
dr. Ika Aninda
dr. Ira Rahmanita
dr. Siska Ariesandi
dr. Henni Pusvera
dr. Devica Chindi Charisma

12

dr. Ratna Sari Wijayanti

Tanda Tangan

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping 1,

Pendamping 2,

dr. Susy Andriati

dr. Sahata

Nama Peserta

: dr. Rully Dwi Saputra

Nama Wahana

: RSUD Ahmad Ripin Muaro Jambi

Topik

: Neprolitiasis

Nama Pasien

: Ny.M, 32 tahun

No.RM : 1

Tanggal Presentasi

: 15 Agustus 2015

Tempat Presentasi

: Ruang Aula RSUD Ahmad Ripin

Objektif Presentasi

Keilmuan

Keterampilan

Penyegaran

Tinjauan Pustaka

Diagnostik

Manajemen

Masalah

Istimewa

Neonatus

Bayi

Anak

Remaja

Dewasa

Lansia

Bumil
Tujuan

Bahan Bahasan

: Tinjauan Pustaka Riset

Cara Membahas

: Diskusi

Kasus Audit

Presentasi dan Diskusi

Email

Pos

BAB 1

1. Anamnesis
Keluhan Utama :
Nyeri pada pinggang kiri sejak 15 hari yang lalu
Keluhan Tambahan :
Mual (+),muntah(-)
Riwayat Penyakit Sekarang :
-

Nyeri pada pinggang kiri sejak 15 hari yang lalu


Nyeri dirasakan hilang timbul
Nyeri berkurang dengan pergerakan
Riwayat keluar batu saat BAK (-)
2

Riwayat kencing berpasir (+)


Nyeri saat BAK (-)
Keluar darah saat BAK (-)
Demam (-)
Riwayat makan jengkol sebelum masuk RS disangkal

Riwayat penyakit dahulu :


Riwayat penyakit gula tidak ada
Riwayat darah tinggi tidak ada
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gejala dan penyakit yang sama

2. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan darah
Frekuensi nadi
Frekuensi nafas
Suhu

: Tampak sakit sedang


: Composmentis
: 120/80 mmHg
: 88 x/menit
: 20 x/menit
: 36,5

Pemeriksaan Sistemik
Kepala
: tidak ada kelainan
Mata
: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Thorax
: Jantung: BJ1,BJ2 Reguler,murmur(-),gallop(-)
Paru : vesikuler, Whezing (-),Rhonki(-)
Abdomen
: Bising usus (-) Normal
Extremitas
: akral hangat, perfusi baik
Status Lokalis
CVA

: Kiri (+) kanan(-)

Diagnosis Kerja
Suspect nefrolitiasis
3

Rencana Pemeriksaan :
-

DR.BNO IVP

Tatalaksana:
-

IVFD RL 20 gtt + drip ketorolac

Inj Ranitidin 2x1 Amp

Rujuk

Prognosis:
Quo ad Sanam

: Bonam

Quo ad Vitam

: Bonam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Nefrolitiasis adalah kondisi medis yang ditandai dengan massa kecil dari Kristal di
dalam ginjal yang terbentuk dari mineral atau garam asam.

Gambar. Batu Ginjal


2.2 Epidemiologi
Abad ke-16 hingga abad ke-18 tercatat insiden tertinggi penderita batu saluran kemih
yang ditemukan diberbagai negara di Eropa. Berbeda dengan eropa, di negara-negara
berkembang penyakit batu ini masih ditemukan hingga saat ini, misalnya Indonesia,
Thailand, India, Kamboja, dan Mesir.

2.3 Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran
urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang
masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologik terdapat beberapa faktor yang
mempermudah terbentuknya batu pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah
faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik
yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.
Faktor intrinsik antara lain :
1. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.
2. Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan
pasien perempuan
Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :
Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih yang
lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stonebelt.
1. Iklim dan temperatur
2. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
dikonsumsi.
3. Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu.
4. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
atau kurang aktifitas atau sedentary life.
2.4 Patofisiologi
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah,
jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga
5

perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan konsentrasi
larutan akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibat
infeksi saluran kemih atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu.
Ditambah dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium yang
berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat. Proses pembentukan batu ginjal
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian dijadikan dalam beberapa teori :
1.Teori supersaturasi : Tingkat kejenuhan komponen-komponen pembentuk batu ginjal
mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya
agresi kristal kemudian timbul menjadi batu.
2.Teori matriks : Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10%
heksose, 3-5 heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan kristalkristal sehingga menjadi batu.
3.Teori kurang inhibitor : Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang
melampui daya kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat pengendapat. Phospat
mukopolisakarida dan dipospat merupakan penghambatan pembentukan kristal. Bila terjadi
kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.
4.Teori epistaxi : Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secra- bersama-sama, salah
satu batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan luarnya.
Contohnya ekskresi asam urayt yanga berlebihan dalam urin akan mendukung pembentukan
batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium.
5.Teori kombinasi : Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.
2.5 Gejala Klinis
Batu ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya
gejala berupa obstruksi aliran kemih dan infeksi. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan
pada penderita batu ginjal antara lain :
1.Nyeri dan pegal di daerah pinggang : Lokasi nyeri tergantung dari dimana batu itu
berada. Bila pada piala ginjal rasa nyeri adalah akibat dari hidronefrosis yang rasanya
lebih tumpul dan sifatnya konstan. Terutama timbul pada costovertebral.
2.Hematuria : Darah dari ginjal berwarna coklat tua, dapat terjadi karena adanya
trauma yang disebabkan oleh adanya batu atau terjadi kolik
3.Infeksi : Batu dapat mengakibatkan gejala infeksi traktus urinarius maupun infeksi
asistemik

yang

dapat

menyebabkan

disfungsi

ginjal

yang

progresif.

4.Kencing panas dan nyeri


6

5.Adanya nyeri tekan pada daerah ginjal


6. Pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing

2.6 Diagnosa
Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis, penyakit batu
ginjal perlu didukung dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium, dan penunjang lain
untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih, infeksi dan gangguan faal
ginjal.
A. Anamnesis
Anamnesa harus dilakukan secara menyeluruh. Keluhan nyeri harus dikejar mengenai
onset kejadian, karakteristik nyeri, penyebaran nyeri, aktivitas yang dapat membuat
bertambahnya nyeri ataupun berkurangnya nyeri, riwayat muntah, gross hematuria, dan
riwayat nyeri yang sama sebelumnya. Penderita dengan riwayat batu sebelumnya sering
mempunyai tipe nyeri yang sama.
B. Pemeriksaan Fisik

Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai takikardi, berkeringat, dan
nausea.

Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita dengan obstruksi berat atau
dengan hidronefrosis.

Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal ginjal dan retensi
urin.

Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat ditemukan pada pasien dengan
urosepsis.

C. Pemeriksaan penunjang
Radiologi. Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini
berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga batu dari jenis apa yang
ditemukan. Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam urat murni.

Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk menduga
adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada keadaan tertentu terkadang batu terletak
di depan bayangan tulang, sehingga dapat luput dari penglihatan. Oleh karena itu foto polos
sering perlu ditambah foto pielografi intravena (PIV/IVP). Pada batu radiolusen, foto dengan
bantuan kontras akan menyebabkan defek pengisian (filling defect) di tempat batu berada.
Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga
kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perludilakukan pielografi retrograd.
Ultrasonografi (USG) dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP,
yaitu pada keadaan-keadaan; alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan
pada wanita yang sedang hamil . Pemeriksaan USG dapat untuk melihat semua jenis batu,
selain itu dapat ditentukan ruang/ lumen saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai unutk
menentukan batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertinggalnya batu.
Laboratorium. Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang
dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan
penyebab batu.
2.7 Tatalaksana
1. Terapi medis dan simtomatik
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Terapi simtomatik
berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan minum yang berlebihan/
banyak dan pemberian diuretik.
2. Litotripsi
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk
membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi.
Salah satu alternatif tindakan yang paling sering dilakukan adalah ESWL. ESWL
(Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) yang adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari
luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut.
3. Tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, alat gelombang kejut, atau
bila cara non-bedah tidak berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidrajat R, 1 W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2004. 756-763.
2. Webmaster. Batu Saluran Kemih. Diunduh dari :http://www.medicastore.com.
Last update : Januari 2008.
3. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ke-2. Jakarta : Perpustakaan Nasional
republik Indonesia. 2003. 62-65.
4. Webmaster. Renal Calculus. Diunduh dari :http://www.icm.tn.gov.in. Last update :
November 2007.
5. Tanagho EA, McAninch JW. Smiths General Urology. Edisi ke-16. New York :
Lange Medical Book. 2004. 256-283.

Anda mungkin juga menyukai