Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu kenyataan hidup bahwa manusia itu tidak sendiri. Manusia hidup
berdampingan, bahkan berkelompok-kelompok dan sering mengadakan hubungan antar
sesamanya. Hubungan itu terjadi berkenaan dengan kebutuhan hidupnya yang tidak mungkin
selalu dapat dipenuhi sendiri. Kebutuhan hidup manusia bermacam-macam. Pemenuhan
kebutuhan hidup tergantung dari hasil yang diperoleh melalui usaha yang dilakukan. Setiap
saat manusia ingin memenuhi kebutuhannnya dengan baik. Jika dalam saat yang bersamaan
ada dua manusia yang ingin memenuhi kebutuhan yang sama dengan hanya satu objek
kebutuhan, sedangkan keduanya tidak mau mengalah, maka bentrokan dapat terjadi. Suatu
bentrokkan akan terjadi juga jika dalam suatu hubungan, antara satu manusia dengan manusia
lain ada yang tidak memenuhi kewajibannya.
Hal-hal semacam itu sebenarnya merupakan akibat dari tingkah laku manusia yang
ingin bebas. Suatu kebebasan dalam bertingkah laku tidak selamanya akan menghasilkan
sesuatu yang baik. Apalagi kalau kebebasan tingkah laku seseorang tidak dapat diterima oleh
kelompok sosialnya. Oleh karena itu, untuk menciptakan keteraturan dalam suatu kelompok
sosial, baik dalam situasi kebersamaan maupun dalam situasi sosial diperlukan ketentuanketentuan. Ketentuan itu untuk membatasi kebebasan tingkah laku itu. Ketentuan-ketentuan
yang diperlukan adalah ketentuan yang timbul dari dalam pergaulan hidup atas dasar
kesadaran dan biasanya dinamakan hukum. Jadi, hukum adalah ketentuan-ketentuan yang
timbul dari pergaulan hidup manusia. Hal ini timbul berdasarkan rasa kesadaran manusia itu
sendiri, sebagai gejala-gejala sosial. Gejala-gejala sosial itu merupakan hasil pengukuran,
baik dari tingkah laku manusia dalam pergaulan hidupnya.
Peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok sosial ketentuannya tidak
terpisah-pisah dan tidak tersebar bebas, melainkan ada satu kesatuan yang masing-masing
berlaku sendiri. Setiap satu kesatuan yang merupakan keseluruhan aturan terdiri dari bagianbagian. Satu sama lain yang berkaitan disusun secara teratur dengan tatanan tertentu
merupakan suatu sistem yang disebut sistem hukum. Indonesia merupakan negara hukum
yang menganut sistem hukum tertentu untuk memelihara tata tertib demi keadilan bernegara.

B. Rumusan Masalah
a) Apakah pengertian hukum?
b) Apakah pengertian penegakan hukum?
c) Apa fungsi dari penegakan hukum?
d) Apakah yang dimaksud dengan aparatur penegak hukum?
e) Apa pengaruh kesadaran hukum terhadap penegakan hukum?
f) Apa saja peranan hukum dalam masyarakat?
g) Bagaimana penegakan hukum di Indonesia?
h) Apa arti pentingnya hukum bagi warga negara?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembahasan ini adalah interpretasi terhadap rumusan permasalahan ini
yaitu :
a) untuk mengetahui pengertian hukum
b) untuk mengetahui pengertian penegakan hukum
c) untuk mengetahui fungsi penegakan hukum
d) untuk mengetahui hal-hal mengenai aparatur penegak hukum
e) untuk mengetahui pengaruh kesadarn hukum terhadap penegakan hukum
f) untuk mengetahui peranan hukum dalam masyarakat
g) untuk mengetahui penegakan hukum di Indonesia
h) untuk mengetahui arti pentingnya hukum bagi warga negara.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum
Kata hukum berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk tunggal. Kata jamaknya
adalah Alkas, yang selanjutnya diambil alih dalam bahasa Indonesia menjadi Hukum.
2

Didalam pengertian hukum terkandung pengertian bertalian erat dengan pengertian yang
dapat melakukan paksaan. Ada beberapa pengertian hukum menurut para ahli seperti berikut:
Prof.Dr.P.Borst
Hukum adalah keseluruhan peraturan bagi kelakuan atau perbuatan manusia di dalam
masyarakat, yang pelaksaannnya dapat dipaksa dan bertujuan mendapatkan tata atau
keadilan
Prof.Dr.Van Kan
Hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi
kepentingan manusia di dalam masyarakat
Kantorowich
Hukum adalah keseluruhan peraturan-peraturan sosial yang mewajibkan perbuatan
lahir yang mempunyai sifat keadilan serta dapat dibenarkan
Dr.E.Utrecht SH
Hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup tata tertib suatu masyarakat dan
seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan
M.H.Tirtaamidjaja,SH
Hukum adalah semua aturan (norma) yang harus ditaati dalam tingkah laku,
tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman harus mengganti kerugian
jika melanggar aturan-aturan itu, akan membahayakan diri sendiri atau harta,
umpama orang akan kehilangan kemerdekaannya, didenda dan sebagainya.
Dari definisi-definisi yang dibuat oleh para pakar hukum terlihat bahwa definisinya
berbeda-beda. Hal tersebut menunjukkan bahwa hukum memang sulit didefinisikan. Secara
umum hukum dapat didefinisikan sebagai himpunan peraturan-peraturan yang dibuat oleh
yang berwenang, dengan tujuan untuk mengatur tata kehidupan yang bermasyarakat yang
mempunyai ciri memerintah dan melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan
menjatuhkan sanksi hukuman bagi mereka yang melanggarnya.
Jadi di dalam hukum terkandung unsur-unsur
a)
b)
c)
d)

Peraturan-peraturan yang dibuat oleh yang berwenang


Tujuannya mengatur tat tertib kehidupan bermasyarakat
Mempunyai ciri memerintah dan melarang
Bersifat memaksa dan ditaati

B. Pengertian Penegakan Hukum


Penegakan

hukum

adalah

proses

dilakukannya

upaya

untuk

tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai


pedoman perilaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan
3

oleh subjek yang luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya penegakan
hukum oleh subjek dalam arti yang terbatas atau sempit. Dalam arti luas,
proses penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum dalam
setiap hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normatif
atau

melakukan

sesuatu

atau

tidak

melakukan

sesuatu

dengan

mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia
menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit, dari
segi subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya diartikan sebagai upaya
aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan
bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya. Dalam
memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan, aparatur penegak
hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut
objeknya, yaitu dari segi hukumnya. Dalam hal ini, pengertiannya juga
mencakup makna yang luas dan sempit. Dalam arti luas, penegakan
hukum itu mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di
dalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup
dalam masyarakat. Tetapi, dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya
menyangkut penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja. Karena
itu,

penerjemahan perkataan

law enforcement

ke dalam bahasa

Indonesia dalam menggunakan perkataan penegakan hukum dalam arti


luas dan dapat pula digunakan istilah penegakan peraturan dalam arti
sempit.
Dari uraian di atas jelaslah kiranya bahwa yang dimaksud dengan
penegakan hukum itu kurang lebih merupakan upaya yang dilakukan
untuk menjadikan hukum, baik dalam arti formal maupun materiil,
sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para
subjek hukum yang bersangkutan maupun oleh aparatur penegakan
hukum yang resmi diberi tugas dan kewenangan oleh undang-undang
untuk menjamin berfungsinya norma-norma hukum yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
C. Fungsi Penegakan Hukum
a) Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat

Manusia dalam masyarakat, hukum menunjukkan mana yang baik dan mana yang
tidak. Hukum juga membatasi apa yang harus diperbuat dan mana yang tidak boleh,
sehingga segala sesuatunya dapat berjalan tertib dan teratur. Kesemuanya ini
dimungkinkan karena hukum mempunyai sifat dan watak mengatur tingkah laku
manusia serta mempunyai ciri memerintah dan melarang. Begitu pula hukum dapat
memaksa agar hukum itu ditaati anggota masyarakat. Sebagai contoh dapat
dikemukakan : orang yang menonton bioskop sama-sama mengerti apa yang harus
dilakukan seperti beli karcis harus antri, mau masuk antri, bila pertunjukan selesai
para penonton keluar lewat pintu keluar yang sudah ditentukan. Kesemuanya
berjalan tertib dan teratur, karena semua sama-sama mengerti dan menaati peraturanperaturan yang telah ditentukan.
b) Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin
Karena hukum mempunyai ciri, sifat, dan daya pengikat, maka hukum dapat memberi
keadilan ialah dapat menentukan siapa yang bersalah dan siapa yang benar. Hukum
dapat menghukum siapa yang salah, hukum dapat memaksa peraturan ditaati dan
siapa yang melanggar diberi sanksi hukuman. Contohnya, siapa yang berhutang harus
membayar adalah perwujudan daripada keadilan.
c) Sebagai penggerak pembangunan
Daya mengikat dan memaksa dari hukum dapat digunakan atau didayagunakan untuk
menggerakkan pembangunan. Disini, hukum dijadikan alat untuk membawa
masyarakat ke arah yang lebih maju. Dalam hal tersebut sering timbul kritik, bahwa
hukum hanya melaksanakan dan mendesak masyarakat sedangkan aparatur otoritas
lepas dari kontrol hukum. Sebagai timbangan dapat dilihat dari fungsi kritis daripada
hukum.
D. Aparatur Penegak Hukum
Aparatur penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi
penegak hukum dan aparat (orangnya) penegak hukum. Dalam arti
sempit, aparatur penegak hukum yang terlibat dalam proses tegaknya
hukum itu, dimulai dari saksi, polisi, penasehat hukum, jaksa, hakim, dan
petugas sipir pemasyarakatan. Setiap aparatur terkait mencakup pula
pihak-pihak yang bersangkutan dengan tugas atau perannya yaitu terkait
dengan kegiatan pelaporan atau pengaduan, penyelidikan, penuntutan,
pembuktian, penjatuhan vonis dan pemberian sanksi, serta upaya
pemasyarakatan kembali (resosialisasi) terpidana.
5

Dalam proses bekerjanya aparatur penegak hukum itu, terdapat tiga


elemen penting yang mempengaruhi, yaitu:
(i)

institusi penegak hukum beserta berbagai perangkat sarana dan

(ii)

prasarana pendukung dan mekanisme kerja kelembagaannya


budaya kerja yang terkait dengan aparatnya, termasuk mengenai

(iii)

kesejahteraan aparatnya
perangkat
peraturan

yang

mendukung

baik

kinerja

kelembagaannya maupun yang mengatur materi hukum yang


dijadikan standar kerja, baik hukum materielnya maupun hukum
acaranya
Upaya penegakan hukum secara sistemik haruslah memperhatikan
ketiga aspek itu secara simultan, sehingga proses penegakan hukum dan
keadilan itu sendiri secara internal dapat diwujudkan secara nyata.
Namun, selain ketiga faktor di atas, keluhan berkenaan dengan kinerja
penegakan hukum di negara kita selama ini, sebenarnya juga memerlukan
analisis yang lebih menyeluruh lagi. Upaya penegakan hukum hanya satu
elemen saja dari keseluruhan persoalan kita sebagai Negara Hukum yang
mencita-citakan upaya menegakkan dan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Hukum tidak mungkin akan
tegak, jika hukum itu sendiri tidak atau belum mencerminkan perasaan
atau nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakatnya. Hukum tidak
mungkin menjamin keadilan jika materinya sebagian besar merupakan
warisan masa lalu yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman. Artinya,
persoalan yang kita hadapi bukan saja berkenaan dengan upaya
penegakan hukum tetapi juga pembaruan hukum atau pembuatan hukum
baru.
Karena itu, ada empat fungsi penting yang memerlukan perhatian
yang seksama, yaitu sebagai berikut:
(i) pembuatan hukum (the legislation of law atau law and rule
making)
(ii) sosialisasi, penyebarluasan dan bahkan pembudayaan hukum
(socialization and promulgation of law
(iii) penegakan hukum (the enforcement of law)

(iv)

adminstrasi hukum (the administration of law) yang efektif

dan efisien yang dijalankan oleh pemerintahan (eksekutif) yang


bertanggung jawab (accountable)
Dalam arti luas, the administration of law itu mencakup pengertian
pelaksanaan hukum (rules executing) dan tata administrasi hukum itu
sendiri dalam pengertian yang sempit. Misalnya dapat dipersoalkan
sejauhmana sistem dokumentasi dan publikasi berbagai produk hukum
yang

ada

selama

pendokumentasian

ini

telah

dikembangkan

peraturan-peraturan

(regels),

dalam

rangka

keputusankeputusan

administrasi negara (beschikkings), ataupun penetapan dan putusan


(vonis) hakim di seluruh jajaran dan lapisan pemerintahan dari pusat
sampai ke daerah-daerah.
E. Pengaruh kesadaran hukum dalam penegakan hukum
Hukum merupakan aturan untuk mengatur masyarakat, karena itu
hukum harus dapat mengikuti irama perkembangan masyarakat, bahkan
hukum harus dapat mengarahkan dan mendorong berkembangnya
masyarakat secara lebih tepat dan terkendali. Tidak dapat diabaikan salah
satu faktor yang mempengaruhi penegakan hukum dalam masyarakat
adalah kesadaran hukum masyarakat itu sendiri.
Faktor kesadaran hukum ini sangat memainkan peran penting dalam
penegakan hukum. Artinya semakin lemah tingkat kesadaran masyarakat,
semakin lemah pula kepatuhan hukumnya sebaliknya semakin kuat
kesadaran hukumnya semakin kuat pula faktor kepatuhan hukum.
Berbagai pelanggaran hukum yang tejadi merupakan dampak dari
lemahnya

kesadaran

hukum

dalam

masyarakat.

Sehingga

proses

perkembangan dan efektifitas hukum dapat dirasakan langsung oleh


masyarakat itu sendiri.
Kesadaran hukum dalam masyarakat merupakan rangkaian proses
yang terjadi setahap demi tahap. Semakin berkembangnya pemikiran
sebuah masyarakat, maka semakin tinggi pula kesadaran hukumnya.
Kesadaran

hukum

berawal

dari

pemikiran

masyarakat

untuk

menciptakan kehidupan yang tentram dan aman. Hal tersebut tentunya


akan terlaksana dengan baik jika masyarakat telah mempunyai tingkat
kesadaran hukum yang tinggi.
Kesadaran hukum masyarakat sangat berpengaruh terhadap
kepatuhan hukum, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
masyarakat maju orang yang patuh pada hukum karena memang jiwanya
sadar bahwa mereka membutuhkan hukum dan hukum itu bertujuan baik
untuk mengatur masyarakat secara baik, benar dan adil. Sebaliknya
dalam masyarakat tradisional kesadaran hukum masyarakat berpengaruh
secara tidak langsung pada kepatuhan hukum. Dalam hal ini mereka
patuh pada hukum bukan karena keyakinannya secara langsung bahwa
hukum itu baik atau karena mereka memang membutuhkan hukum
melainkan mereka patuh pada hukum lebih karena dimintakan, bahkan
dipaksakan oleh para pemimpinnya.
F. Peran Hukum dalam Masyarakat
Adapun peranan hukum dalam kehidupan bermasyarakat yaitu
a) Dengan keluarga
Seorang laki-laki dan perempuan yang akan hidup bersama sebagai suami
isteri mengikatkan diri dalam suatu hubungan perkawinan sebagaimana yang
telah diatur dalam Undang-undang Perkawinan (UU Perkawinan No. 1 Tahun

1974)
Orang mencatatkan kelahiran anak, pernikahan, perceraian, dan kematian pada
Kantor Pencatatan Sipil. Tanpa disadari telah memenuhi peraturan pasal 4 Bab

ke dua Buku ke II Undang-undang Hukum Perdata.


Anak bersikap hormat dan segan pada kedua orang tuanya tanpa sadar telah

melaksanakan pasal 298 Undang-undang Hukum Perdata


Orang tua mengawasi anaknya yang belum dewasa yang dalam keadaan
dungu, sakit saraf atau buta telah melakukan hal yang diatur dalam Undang-

undang (KUH Perdata pasal 462)


b) Dalam Pekerjaan
Orang bekerja dalam suatu instansi menandatangani perjanjian kerja adalah
sesuai denga peraturan yang berlaku (KUH Perdata Bab 7A pasal 1601, 1601 a
sampai 1601 c)

Seorang pemimpin perusahaan membuat peraturan merupakan sesuatu yang

telah diatur dalam UU Perburuhan


Seorang majikan yang membayar upah kepada buruh pada setiap bulan tanpa
sadar telah memenuhi kewajibannya yang ditentukan dalam bab ke tiga KUH

Perdata
Seorang sarjana yang bekerja pada pemerintah maupun pada perusahaan yang
ditunjuk oleh pemerintah dengan sendirinya memenuhi kewajibannya yang
diatur dalam Undang-undang Perburuhan (UU No. 8/1961 tanggal 29 April

tentang Wajib Kerja Sarjana)


Permintaan bantuan seorang penuntut umum kepada dokter atau ahli-ahli
lainnya dilindungi oleh hukum

c) Di dalam Menjalankan Profesi


Di dalam menjalankan pekerjaan orang terikat pada peraturan kepegawaian
Dokter yang menyimpan rahasia kodekteran merupakan kewajiban yang diatur

dalam Peraturan Pemerintah No. 10 tanggal 21 Mei 1966, LN 1966 No. 2


Seorang dokter tidak akan melakukan pengguguran pasiennya, karena terikat

oleh undang-undang tentang larangan abortus


Seorang bendaharawan pemerintah dalam melakukan tugasnya terikat pada
undang-undang Perbendaharaan Negara (UU ICW) da peraturan-peraturan

lainnya
d) Hubungan dengan Hak
Untuk mempertahankan haknya, orang tentu menggunakan hukum yang berlaku
seperti:
Seorang pemilik tanah akan menuntut ganti rugi kepada pihak yang

menggusur atau menguasai tanahnya


Seorang buruh akan menuntut pesangon kepada majikannya, apabila ia

diberhentikan oleh perusahaan tanpa salah


e) Dalam Perkembangan Masyarakat
Makin majunya masyarakat, makin berkembangnya teknologi, makin pesatnya
pertambahan penduduk berakibat makin terlihatnya kepentingan hukum di dalam
masyarakat luas. Di dalam hubungan satu sama lain orang harus mengetahui
kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat. Ia wajib mengetahui
perbuatan mana yang dibenarkan oleh Undang-undang dan perbuatan mana yang
melanggar hukum.
G. Penegakan Hukum di Indonesia
9

Saat ini tidak mudah memaparkan kondisi hukum di Indonesia tanpa


adanya prihatin yang mendalam mendengar ratapan masyarakat yang
terluka oleh hukum, dan marahan masyarakat pada mereka yang
memanfaatkan

hukum

untuk

mencapai

tujuan

mereka

tanpa

menggunakan hati nurani. Dunia hukum di Indonesia tengah mendapat


sorotan yang amat tajam dari sejumlah lapisan masyarakat baik dalam
negri maupun luar negri.
Dari sekian banyak bidang hukum dapat dikatakan bahwa hukum
pidana menempati peringkat pertama yang bukan saja mendapat sorotan
tetapi juga celaan yang luar biasa dibandingkan dengan biddang hukum
lainnya. Bidang hukum pidana merupakan bidang hukum yang paling
mudah

untuk

dijadikan

indikator

apakah

reformaasi

hukum

yang

dijalankan di Indonesia sudah berjalan dengan baik atau belum. Hukum


pidana

bukan

hanya

berbicara

tentang

putusan

pengadilan

atas

penanganan perkara pidana., tetapi juga meliputi semua proses dan


sistem peradilan pidana. Proses peradilan berwal dari penyelidikan yang
dilakukan pihak kepolisian dan berpuncak pada penjatuhan pidana dan
selanjutnya diakhiri dengan pelaksanaan hukuman itu sendiri oleh
lembaga permasyarakatan. Semua proses pidana itulah yang saat ini
banyak mendapat sorotan dari masyarakat karena kinerjanya, atau prilaku
aparatanya yang jauh dari kebaikan.
Corak hukum yang sebagian besar telah bobrok oleh pelaku yang
hnaya mementingkan pribadi atau kelompok. Walaupun ada kebaikankebaikan serta berjalannya hukum sesuai alur, namun itu hanya sebagian
kecil dari kerusakan sistem yang berlaku sekarang.
Hukum di negara ini dapat diselewengkan dengan mudahnya,
dengan inkonsisten hukum di Indonesia, seperti pemberian hukuman
kepada para pejabat Negara yang menyalahi aturan hukum, misalnya saat
terkena tilang polisi lalu lintas, ada beberpa oknum polisi yang mau
bahkan terkadang minta disuap agar kasus ini tidak diperpanjang
polisanya pun mendapatkan keuntungan materi dengan cepat namun
salah tempat. Ini merupakan contoh-contoh dalam lingkungan terdekat

10

kita. Masih banyak kasus-kasus yang dapat dijadikan contoh dari


penyelewenagan hukum di Indonesia.
Kita dapat mengambil beberpa contoh tentang salahnya penegakan
hukum di Indonesia. Saat seseorang mencuri sandal misalnya, seperti
yang pernah diberitakan, ia disidang dan didenda hanya karena mencuri
sandal seorang briptu yang harganya tak seberapa mana, sedangkan di
Indonesia para koruptor di Indonesia bisa dengan leluasa merajalela,
menikmati tanpa dosa, karena mereke memandang rendah hukum yang
ada di Indonesia. Ambil contoh Arthalyta Suryani, ia menempati rutan
dengan sarana ekslusif dimana dipenjaranya tersedia untuk karaokean, ini
juga bisa dinilai sebagai pembelian hukum di Indonesia.
Kasus korupsi dinilai sebagai penyakit yang sangat kronis, meski
pemerintah berjanji tidak pandang bulu dalam penegakan supremasi
hukum di Indonesia. Pada kenyataannya tidak sejalan dengan harapan
kita semua, banyak kasus korupsi yang dalam pengusutannya tidak
mampu menguak fakta apalagi menangkap dalang intelektualnya. Banyak
oknum penegak hukum yang ikut terlihat dalam pusaran kasus korupsi,
sehingga tidak dapat ditangkap dan diadili sesuai hukum.
H. Arti Penting Hukum Bagi Warga Negara
Interakasi individu antar warga negara merupakan konsekuensi
manusia sebagai makhluk sosial. Untuk mengatur agar pola hubungan
tersebut dapat berjalan secara tertib, maka dibutuhkan suatu peraturan
yang jelas dan tegas. Adanya peraturan yang jelas dan tegas dapat
menjamin hak-hak individu dalam interaksi sosial. Oleh karena itu semua
segala

sesuatunya

berdasarkan

hukum

dan

setiap

warga

negara

Indonesia harus taat dan tunduk kepada hukum. Jadi, hukum mempunyai
arti yang sangat penting bagai warga Negara karena hal hal sebagai
beikut:
Untuk menjamin rasa keadilan bagi warga negara.
Untuk mencegah atau menghindari perbuatan menghakimi
sendiri oleh warga negara.
Untuk mendapatkan perlakuan yang sama di depan hukum.
Untuk melindungi dan mengayomi hak-hak asasi warga negara.
Untuk menjamin kepastian hukum bagi warga negara.
11

Untuk

melindungi

pihak-pihak

yang

lemah

dari

tindakan

kewenang-wenangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang kuat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa definisi hukum yang telah di paparkan oleh beberapa ahli
hukum
Pengertian penegakan hukum bisa ditijau dari subjeknya dan objeknya
Fungsi dari penegakan hukum adalah sebagai alat pengatur tata tertib
hubungan masyarakat, sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir
batin dan sebagai penggerak pembangunan
Dalam penegakan hukum di suatu negeri diperlukannya aparatur penegak
hukum yan dapat mencerminkan perasaan atau nilai-nilai
keadilan yang hidup dalam masyarakatnya
Kesadaran hukum dalam masyarakat merupakan rangkaian
proses yang terjadi setahap demi tahap, semakin lemah
tingkat

kesadaran

masyarakat,

12

semakin

lemah

pula

kepatuhan hukumnya sebaliknya semakin kuat kesadaran


hukumnya semakin kuat pula faktor kepatuhan hukum
Hukum memiliki peran di dalam masyarakat seprti dengan keluarga, di dalam
pekerjaan, di dalam

menjalankan profesi, hubungan dengan hak, dalam

perkembangan masyarakat
Hukum di Indonesia belumlah berjalan dengan baik karena hukum yang
diterapkan masih memandang bulu
B. Kritik dan Saran
Kritik dan saran sangat kami harapkan dalam makalah ini, segala kekurangan yang
ada dalam makalah ini mungkin karena kelalaian atau ketidaktahuan kami dalam
penyusunannya. Segala hal yang tidak relevan, kekurangan dalam pengetikan atau bahkan
ketidakjelasan dalam makalah ini merupakan proses kami dalam mempelajari mata kuliah ini
dan diharapkan kami yang menulis ataupun bagi pembaca dapat mengambil manfaat dari
makalah ini

DAFTAR PUSTAKA
Darji Darmodiharjo, Shidarta. 1995. Pokok-pokok Filsafat Hukum,
Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia. Jakarta: Gramedia
Soeroso. 2009. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika
Djamali, Abdoel. 2006. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Ibrahim, Harmaily dan Moh Kusnadi. 1988. Hukum Tata Negara
Indonesia. Jakarta: Sinar Bakti
Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan: Perjuangan
Menghidupi Jati Diri Bangsa. Jakarta: Grasindo
Bisri, Ilhami. 2010. Sistem Hukum Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers
J.B Daliyo. 2007. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Prenhallindo

13

Sudarsono. 2001. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: PT Rineka Cipta

14

Anda mungkin juga menyukai