PENDAHULUAN
Kementerian
Pekerjaan
Umum,
terlebih
dengan
semakin
1. Pekerjaan Persiapan
a. Mobilisasi
b. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
c. Pengamanan Lingkungan Hidup
d. Manajemen Mutu
2. Pekerjaan Drainase
a. Galian untuk Section Drainase dan Saluran Air
b. Pasangan Batu dengan Mortar
3. Pekerjaan Tanah
a. Galian Biasa
b. Timbunan Biasa dari Sumber Galian
c. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
d. Penyiapan Badan Jalan
e. Pembersihan dan Pengupasan Lahan
f. Geotextile Separator Kelas 1
4. Pekerjaan Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
a. Lapis Pondasi Agregat Kelas S
5. Pekerjaan Perkerasan Berbutir
a. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
6. Pekerjaan Perkerasan Aspal
a. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
b. Lapis Perekat Aspal Cair
c. Bahan Anti Pengelupasan
d. Laston Lapis Aus (AC-WC)
e. Laston Lapis antara(AC-BC)
f. Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
7. Pekerjaan Struktur
a. Beton Mutu Sedang dengan fc=20 Mpa
b. Beton Mutu Rendah dengan fc=10 Mpa
c. Baja Tulangan U24 Polos
d. Pondasi Cerucuk, Pengadaan dan Pemasangan
8. Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
a. Marka Jalan Termoplatik
b. Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade
c. Kebutuhan Pracetak Jenis 1 (Peninggi/Mourtable)
Adapun penyusunan laporan lebih memfokuskan pada masalah
pekerjaan perkerasan berbutir dan perkerasan aspal yang meliputi :
1. Perkerasan Berbutir
a. Lapis Pondasi Agregat Kelas A (LPA Kelas A)
2. Perkerasan Aspal
a. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
b. Lapis Perekat Aspal Cair
2
1.4.
1.5.
Nama Paket
Nama PPK
Alamat Kantor dan Telp
Liang Anggang 2
: Ir. Yuni Syafriansyah, MT.
: Jl. Yos Sudarso N0. 36 Banjarmasin
70119,
Telp.
(0511)
7473442.
b. Jasa Konsultan Supervisi
- Konsultan Supervisi
Gambut Kab.Banjar.
:
Nomor Kontrak
HK.02.03/P2JN KS/PW19/1805/03
Tanggal Kontrak
: 18 Mei 2015
No. Paket Pengawasan
: PW-19
Tanggal Mobilisasi
c. Jasa Konstruksi
1. Nama Paket
: 18 Mei 2015
: Pelebaran Jalan Pelabuhan
Trisakti
2. Sumber Dana
3. No Kontrak/Tanggal
4. No SPL/Tanggal
Liang Anggang 2
: APBN
: KU.08.08/01/PJN.WIL.II/
PPK.001/2015 Tanggal 08 Mei 2015
:
46/SPL/PJN.WIL.II/PPK
001/2015
5. No SPMK/Tanggal
Tanggal 12 Mei
2015
4
: Rp.34.241.135.000,- (Termasuk
PPN)
: Km Bjm, 23 + 300
sampai 25 + 300
8. Tanggal Kontrak
9. Mulai Pekerjaan
10. Waktu Pelaksanaan
11. Waktu Pemeliharaan
12. Rencana PHO
13. Rencana FHO
14. Target Efektif
15. Kontraktor Pelaksana
16. Konsultan Pengawas
: 08 Mei 2015
: 11 Mei 2015
: 210 Hari Kalender
: 730 Hari Kalender
: 17 November 2015
: 17 November 2017
: 2,00 Km
: PT. Hasrat Jaya Utama
: PT. Global Profek Synergy
1.5.5
1.5.6
Gambar Sketsa Lokasi Kegiatan Pelebaran Jalan Pelabuhan Trisakti Liang Anggang 2
Gambar 1.5 Sketsa Lokasi Kegiatan Pelebaran Jalan Pelabuhan Trisakti Liang-Anggang 2
10
1.5.7
2
Gambar 1.6 Sketsa Lokasi Quarry/AMP Pelebaran Jalan Pelabuhan Trisakti Liang-Anggang 2
11
BAB II
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
2.1 Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK)
A. Ketentuan Umum
1. Definisi
Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum kontrak
selanjutnya disebut SSUK harus mempunyai arti atau tafsiran seperti yang
dimaksudkan sebagai berikut :
1.1. Pekerjaan konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan
dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud
fisik lainnya.
1.2.
Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu,
berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang
volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan
pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa.
1.3. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat
pemegang
kewenangan
pengguna
anggaran
12
13
dan
diyakini
menggambarkan
penguasaan
dalam
pelaksanaan
pekerjaan
sesuai
dengan
organisasi
14
1.24. SPMK adalah surat perintah mulai kerja yang diterbitkan oleh PPK
kepada
penyedia
barang/jasa
untuk
memulai
melaksanakan
pekerjaan.
1.25. Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya kontrak ini
terhitung sejak tangggal penandatanganan kontrak sampai dengan
masa pemeliharaan berakhir.
1.26. Masa pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan) adalah jangka
waktu untuk melaksanakan pekerjaan dihitung berdasarkan SPMK
sampai dengan serah terima pertama pekerjaan.
1.27. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka waktu yang sudah
terinci
berdasarkan
masa
pelaksanaan,
setelah
dilaksanakan
hukum
yang
berlaku
di
negara
pemberi
16
hitam,
sanksi
17
9. Perpajakan
Penyedia, sub penyedia (jika ada), dan personil yang bersangkutan
untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang
dibebankan oleh peraturan perpajakan atas pelaksanaan kontrak ini. Semua
pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam nilai kontrak.
10. Pengalihan dan/atau subkontrak
10.1. Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh
kontrak ini. Pengalihan seluruh kontrak hanya diperbolehkan dalam
18
pekerjaan,
PPK
jika
19
konsultan
pengawas.
Pengawas
pekerja
berkewajiban
untuk
14.2.
15.1.
tersebut
untuk
mendapatkan
pernyataan
tidak
16. Perintah
Penyedia
berkewajiban
untuk
melaksanakan
semua
perintah
telah
menerima
kelayakan
dan
akses,
dan
mendapatkan
perizinan
yang
mungkin
21
Pelaksanaan Pekerjaan
maka
kondisi
ini
ditetapkan
sebagai
peristiwa
kompensasi.
21. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
21.1. PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
sejak tanggal penandatanganan kontrak.
21.2. Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya
pelaksanaan kontrak oleh penyedia.
22. Program Mutu
22
23
perencanaan,
dan
unsur
pengawasan,
harus
sudah
seperti
kantor,
rumah,
gedung
c. Mendatangkan personil-personil.
25.3. Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan.
26. Pemeriksaan Bersama
26.1. Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, PPK bersama-sama dengan
penyedia
melakukan
pemeriksaan
lokasi
pekerjaan
dengan
24
pekerjaan
selambat-lambatnya
pada
tanggal
25
28.2. Jika pekerjaan tidak selesai pada tanggal penyelesaian bukan akibat
keadaan kahar atau peristiwa kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.
28.3. Jika kelambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh peristiwa
kompensasi maka PPK dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi.
Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika tanggal penyelesaian
disepakati oleh para pihak untuk diperpanjang.
28.4. Tanggal penyelesaian yang dimaksud dalam pasal ini adalah
tanggal penyelesaian semua pekerjaan.
29. Perpanjangan Waktu
29.1. Jika terjadi peristiwa kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan
akan melampaui tanggal penyelesaian maka penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan tanggal penyelesaian berdasarkan data
penunjang. PPK berdasarkan pertimbangan pengawas pekerjaan
memperpanjang tanggal penyelesaian pekerjaan secara tertulis.
Perpanjangan tanggal
adendum kontrak.
29.2. PPK berdasarkan pertimbangan pengawas pekerjaan harus telah
menetapkan ada tidaknya perpanjangan dan untuk berapa lama,
dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah penyedia
meminta perpanjangan. Jika penyedia lalai untuk memberikan
peringatan dini atas keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama
untuk
mencegah
keterlambatan
sesegera
mungkin,
maka
26
secara
Penyeslesaian kontrak
27
menerima
melaksankan
penyerahan
semua
akhir
pekerjaan
kewajibannya
selama
setelah
masa
penyedia
pemeliharaan sebagaimana
menggunakan
uang
tidak
melaksanakan
kewajiban
untuk
membiayai
28
33.10.
33.13.
34. Pengambilalihan
PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka
waktu tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan selesai/pengakhiran
pekerjaan.
35. Pedoman Pengoperasian dan Perawatan/Pemeliharaan
35.1. Penyedia diwajibkan menyediakan petunjuk kepada PPK tentang
pedoman pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan, PPK berhak
menahan uang retensi atau jaminan pemeliharaan.
35.2. Apabila penyedia tdak memberikan pedoman pengoperasian dan
perawatan/pemeliharaan, PPK berhak menahan uang retensi atau
jaminan pemeliharaan.
.4 Adendum
36. Perubahan Kontrak
36.1. Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.
36.2. Perubahan kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh para
pihak, meliputi :
a. Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan
oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup
pekerjaan dalam kontrak.
b. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan
dan/atau karena perubahan pelaksanaan pekerjaan.
c. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat
adanya
perubahan pekerjaan.
29
b.
c.
d.
dalam kontrak.
Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan.
Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan lokasi pekerjaan;dan/atau.
Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam
kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
30
harga
(Price
31
harga
berlaku
bagi
seluruh
kegiatan/mata
kontrak awal/adendum
kontrak.
f. Penyesuaian harga satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal
dari luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian harga dari
negara asal barang tersebut.
g. Jenis pekerjaan baru dengan harga satuan baru sebagai akibat
adanya adendum kontrak dapat diberikan penyesuaian harga
mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak adendum kontrak tersebut
ditandatangani.
h. Jenis pekerjaan yang terlambat pelaksanaannya disebabkan oleh
kesalahan penyedia diberlakukan penyesuaian harga berdasarkan
indeks harga terendah antara indeks harga jadwal awal dengan
indeks harga jadwal pelaksanaan pekerjaan.
i. Jenis pekerjaan yang lebih cepat pelaksanaannya diberlakukan
penyesuaian
harga
berdasarkan
indeks
harga
pada
saat
pelaksanaan.
40.2. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana diatur dalam SSKK.
.5 Keadaan Kahar
41. Keadaan Kahar
32
41.1. Suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak
dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban ditentukan
dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
41.2. Yang digolongkan keadaan kahar dalam kontrak pengadaan
barang/jasa antara lain, tidak terbatas pada : bencana alam, bencana
non alam, bencana sosial, pemogokan, kebakaran, gangguan industri
lainnya sebagaimana dinyatakan melalui keputusan bersama menteri
keuangan dan menteri teknis terkait.
41.3. Apabila terjadi keadaan kahar, maka penyedia memberitahukan
kepada PPK paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya
keadaan kahar, dengan menyertakan pernyataan keadaan kahar dari
pejabat yang berwenang.
41.4. Jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak untuk pemenuhan
kewajiban pihak yang tertimpa keadaan kahar harus diperpanjang
sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya kontrak
akibat keadaan kahar.
41.5. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaaan akibat keadaan kahar yang
dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya
keadaan kahar, tidak dikenakan saanksi.
41.6. Pada saat terjadinya keadaan kahar, kontrak ini akan dihentikan
sementara hingga keadaan kahar berakhir dengan ketentuan,
penyedia berhak untuk menerima pembayaran sesuai prestasi atau
kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai. Jika selama
masa keadaan kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada
penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat mungkin maka
penyedia
berhak
untuk
menerima
pembayaran
sebagaimana
33
jaminan
pelaksanaan.
g. Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan
penyedia sudah melampaui 5% (lima perseratus) dari nilai
kontrak dan PPK menilai bahwa penyedia tidak akan sanggup
menyelesaikan sisa pekerjaan.
34
penelitian
PPK,
keseluruhan
penyedia
pekerjaan
tidak
walaupun
mampu
diberikan
untuk
membiayai
perbaikkan/pemeliharaan dan,
b. Penyedia dimasukkan kedalam daftar hitam.
35
surat
peringatan
kepada
penyedia
dan
36
berjalan
akibat
kesalahan
penyedia
pekerjaan
untuk
setiap
hari
keterlambatan.
Kesempatan
memutuskan
kontrak
secara
sepihak
dengan
37
oleh
penyedia
untuk
kelancaran
pelaksanaan
maupun
masyarakat
dan lingkungan
sekitar
yang
untuk kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis dan/atau gambargambar, kecuali dengan izin tertulis dari PPK sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
47. Hak Kekayaan Intelektual
Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau klaim dari
pihak ketiga yang disebabkan pengguna atau atas Pelanggaran Hak
Kekayaan Intelektual (HAKI) oleh penyedia.
48. Penanggungan dan Resiko
48.1. Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan
menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian,
denda, gugatan, atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum,
dan biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali
kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian berat PPK, sehubung dengan klaim yang timbul dari hal-hal
berikut terhitung sejak tanggal mulai kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir.
a. Kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia,
subpenyedia (jika ada), dan personil.
b. Cidera tubuh, sakit atau kematian personil.
c. Kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit
atau kematian pihak ketiga.
48.2. Terhitung sejak tanggal mulai kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua resiko
kehilangan atau kerusakan hasil pekerjaan ini, bahan dan
perlengkapan merupakan resiko penyedia, kecuali kerugian atau
kerusakan tersebut diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian PPK.
48.3. Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak
membatasi kewajiban penanggungan dalam pasal ini.
48.4. Kehilangan atau kerusakan terhadap hasil pekerjaan atau bahan
yang menyatu dengan hasil pekerjaan selama tanggal mulai kerja dan
batas akhir masa pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh
40
mengurangi
kewajiban
penyedia
untuk
melaporkan
41
b. Menunjuk
Lampiran A SSKK;
52.2.
53.7.
54.
Kepemilikan Dokumen
Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan
55.
55.1.
Penyedia
yang
mempunyai
harga
Kontrak
di
atas
43
55.2.
55.3.
55.4.
56.
56.1.
Apabila
penyedia
yang
ditunjuk
sebagai
pelaksana
yang
ditunjuk
dan
dilarang
diserahkan
atau
56.2.
Apabila
penyedia
yang
ditunjuk
sebagai
pelaksana
Kecil
dan
koperasi
kecil,
antara
lain
dengan
44
57.
Penyedia Lain
Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan menggunakan lokasi
kerja termasuk jalan akses bersama-sama dengan penyedia yang lain (jika
ada) dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika
dipandang perlu, PPK dapat memberikan jadwal kerja penyedia yang lain
di lokasi kerja.
58.
pihak di lokasi kerja. Penyedia setiap saat harus mengambil langkahlangkah yang patut diambil untuk menjaga keselamatan dan kesehatan
para personilnya. Penyedia harus memastikan bahwa staf kesehatan,
fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan, dan layanan ambulance
dapat disediakan setiap saat di lapangan bagi personil penyedia termasuk
subpenyedia maupun personil PPK dan telah dibuat perencanaan yang
sesuai dengan semua persyaratan kesehatan dan kebersihan untuk
mencegah timbulnya wabah penyakit. Penyedia harus menunjuk petugas
keselamatan kerja yang bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan
dan mencegah terjadinya kecelakaan. Petugas yang bersangkutan harus
memenuhi aturan dan persyaratan K3. Petugas K3 dipersyaratkan
berdasarkan tingkat risiko pekerjaan: Diperlukan ahli K3 untuk pekerjaan
berisiko tinggi dan diperlukan petugas K3 untuk pekerjaan berisiko sedang
atau kecil sebagaimana ditetapkan dalam SSKK.
59.
Pembayaran Denda
Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa
denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajibankewajiban penyedia dalam kontrak ini. PPK mengenakan Denda dengan
45
60.1.
Penggunaan jaminan :
a. Paket pekerjaan sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah) dapat menggunakan surat jaminan yang
dikeluarkan
oleh
Bank
Umum/
Perusahaan
Penjaminan/
60.2.
60.3.
60.4.
60.5.
60.6.
60.7.
60.8.
60.9.
60.10.
Masa
berlakunya
Jaminan
Pemeliharaan
sekurang-
61.1.
61.2.
61.3.
61.4.
61.6.
61.7.
pekerjaannya. Jika diperlukan oleh PPK, Personil inti dapat sewaktuwaktu disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah
sumpah.
E.
Kewajiban PPK
62.
Fasilitas
PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana atau
kepada
penyedia yaitu :
a. PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
b.
c.
d.
pekerjaan;
Keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau
instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;
Penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam
kontrak;
48
e.
f.
g.
63.5.
F.
membayar
kepada
penyedia
atas
pelaksanaan
49
pungutan lain serta biaya asuransi yang harus dibayar oleh penyedia
untuk pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi.
64.3.
65. Pembayaran
65.1.
Uang muka
a.
b.
c.
d.
Barang/Jasa;
Untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat diberikan:
1.
2.
e.
f.
yang diterima;
Penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan uang
muka secara tertulis kepada PPK disertai dengan rencana
penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
g.
kontrak;
PPK harus mengajukan surat permintaan pembayaran untuk
permohonan tersebut pada huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja setelah jaminan uang muka diterima;
h. Jaminan
50
i.
65.2.
A.
Prestasi Pekerjaan
pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati
1. Berada
51
5. Dilarang
6. Keamanan
penyimpanan
dan
risiko
kerusakan
Penandatangan
Surat
Perintah
Membayar
(PPSPM);
52
hal-hal
yang
sedang
menjadi
perselisihan.
65.3.
a.
b. Ganti
c.
Besarnya
denda
keterlambatan
yang
dikenakan
penyelesaian
kepada
pekerjaan
penyedia
untuk
setiap
atas
hari
keterlambatan adalah:
2. 1/1000
53
66.1.
66.3.
67.
Perhitungan Akhir
67.1.
67.2.
Sebelum
pembayaran
terakhir
dilakukan,
penyedia
68.
Penangguhan
68.1.
54
kewajiban
kontraktualnya,
termasuk
penyerahan
setiap hasil
68.2.
68.3.
68.4.
akibat
penyerahan
pekerjaan
dapat
dilakukan
G.
Pengawasan Mutu
69.
55
56
74.5.
57
H. Penyelesaiaan Perselisihan
75. Penyelesaiaan Perselisihan
75.1.
75.2.
76.
Itikad Baik
76.1.
76.2.
58
Alamat
70119 ,Telp.
(0511) 7473442
Website
: www.pu.go.id
Faksimili
Penyedia
Nama
Alamat
E-mail
Faksimili
C. Jenis Kontrak
Kontrak harga satuan.
F. Masa Pemeliharaan
Masa Pemeliharaan berlaku selama: 730 (Tujuh ratus tiga puluh) terhitung
sejak tanggal penyerahan pertama (PHO) pekerjaan; atau Masa
Pemeliharaan berlaku selama: 730 (Tujuh ratus tiga puluh) terhitung sejak
tanggal penyerahan pertama (PHO) bagian pekerjaan yang sudah bisa
berfungsi apabila ada serah terima parsial.
59
H. Umur Konstruksi
a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur konstruksi: [Tidak ada
keterangan] tahun sejak tanggal penanda-tanganan Berita Acara
penyerahan akhir.
Catatan: ketentuan umur konstruksi ini diisi apabila perencanaan
konstruksi yang ditetapkan diperkirakan hanya dapat mencapai umur
kurang dari 10 (sepuluh) tahun.
b. Pertanggungan terhadap kegagalan bangunan ditetapkan selama [Tidak
ada keterangan] tahun sejak tanggal penyerahan akhir.
[diisi sesuai dengan umur rencana pada huruf a untuk yang umur
konstruksinya tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun].
As
built
dan/atau
pedoman
pengoperasian
dan
60
N. Fasilitas
PPK akan memberikan fasilitas berupa : [Tidak ada keterangan].
O. Peristiwa Kompensasi
Termasuk peristiwa kompensasi yang dapat diberikan ganti rugi adalah
[tidak ada keterangan], diisi apabila ada ketentuan lain dari 62.1 huruf h.
P. Sumber Pembiayaan
Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai dari APBN TA
2015.
Q. Pembayaran Uang Muka
Uang muka diberikan sebesar [tidak ada keterangan] dari nilai kontrak.
R. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Personil K3 yang dipersyaratkan: Petugas K3 Konstruksi.
61
[sebutkan dokumennya];
Penentuan dan besaran pembayaran untuk item peralatan dan/atau bahan
yang menjadi bagian permanen dari pekerjaan utama (Material On Site),
ditetapkan sebagai berikut:
1. Tidak ada keterangan [diisi item peralatan/bahan] dibayar [Tidak ada
keterangan] % dari harga Kontrak.
2. Tidak ada keterangan [diisi item peralatan/bahan] dibayar [Tidak ada
keterangan] % dari harga Kontrak .
3. Tidak ada keterangan.
[contoh peralatan: eskalator, lift, pompa air stationer, turbin, peralatan
elektromekanik; contoh bahan fabrikasi: sheet pile, geosintetik, konduktor,
tower, insulator; contoh bahan jadi: beton pracetak].
T. Serah Terima Sebagian Pekerjaan
Dalam kontrak ini diberlakukan serah terima pekerjaan sebagian atau
secara parsial untuk bagian sebagai berikut:
1.
Tidak ada keterangan.
2.
Tidak ada keterangan
3. Dst..
[diisi bagian pekerjaan yang berfungsi dan segera dimanfaatkan (apabila
ada)].
hal
penawaran
tidak
mencantumkan
besaran
komponen
62
a
0,15
0,15
0,15
Beton
Beton Bertulang
0,15
0,15
Koefisien Komponen
C
D
a+b+c+d
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
63
dikalikan
dengan
Harga
Penawaran,
dengan
ketentuan
mengenai
subkontrak:
a. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan koperasi kecil mensubkontrakkan pekerjaan, maka akan
dikenakan denda [Tidak ada keterangan].[ketentuan ini untuk nilai
paket di bawah Rp 2.500.000.000, dengan mengisi didenda senilai
pekerjaan yang dikontrakkan kepada pihak lain atau sesuai ketentuan
peraturan yang berlaku, misalnya didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam dokumen penawaran].
b. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia bukan Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil yang tidak mensubkontrakkan
pekerjaan, maka akan dikenakan denda [Tidak ada keterangan].
[ketentuan ini untuk nilai paket di atas Rp 25.000.000.000, dengan
64
menyelesaikan
perselisihan/sengketa
melalui
[Tidak
ada
keterangan].
65
66
BAB III
MONITORING
3.1 Bahan
Bahan/material yang digunakan harus sesuai dengan RKS (Rencana
Kerja dan Syarat Syarat Teknis). Sebelum suatu proyek dilaksanakan
pastilah terlebih dahulu sudah diketahui bahan apa yang digunakan nanti dan
dimana tempat memperoleh bahan tersebut. Adapun pengamatan selama
waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bahan yang digunakan
antara lain :
3.1.1 Lapis Pondasi Agregat Kelas A (LPA Kelas A)
1. Sumber Bahan Sumber Bahan
Bahan Lapis Pondasi Agregat Kelas A harus dipilih dari sumber
yang disetujui .
2. Kelas Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Pada umumnya Lapis Pondasi Agregat Kelas A adalah mutu
lapis pondasi atas untuk lapisan dibawah lapisan beraspal.
3. Fraksi Agregat Kasar Lapis PondasiAgregat Kelas A
Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri
dari partikel atau pecahan batu atau kerikil yang keras dan awet.
Bahan yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan dikeringkan
tidak boleh digunakan.
4. Fraksi Agregat Halus Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari
partikel pasir alami atau batu pecah halus dan partikel halus
lainnya. Fraksi bahan yang lolos ayakan No. 200 tidak boleh
melampaui dua pertiga fraksi bahan yang lolos ayakan No. 40.
67
68
Kelas A
0 - 40%
Kelas B
0 - 40%
Kelas S
0 - 40%
95/90
55/50
55/50
0 25
06
0 35
0 10
0 35
Apr-15
Maks. 25
0 - 5%
0 - 5%
0 - 5%
Min. 90%
Min. 60%
Min. 50%
Maks. 2/3
Maks. 2/3
3.1.2
berikut ini :
Aspal semen Pen. 80/100 atau Pen. 60/70, memenuhi
AASHTO M20, diencerkan dengan minyak tanah (Kerosen).
Proposi
minyak
diperintahkan
tanah
oleh
yang
direksi
digunakan
pekerjaan,
sebagaimana
perbandingan
69
mm) dan tidak lebih dari 2 persen harus lolos ayakan ASTM No.
8 (2,36 mm).
2. Bahan Lapis Perekat
a. Aspal semen Pen. 60/70 atau 80/100 yang memenuhi ketentuan
AASHTO M20, diencerkan dengan 25-30 bagian minyak tanah
per 100 bagian aspal (25 pph 30 pph).
3.1.3
pencampur
aspal
dengan
menggunakan
pemasok
Standar
SNI 3407:2008
Nilai
Maks. 12%
Maks. 18%
71
terhadap larutan
sulfat
Campuran
AC
500
Abrasi
Modifikasi
putaran
Semua jenis
100
dengan
putaran
mesin Los campuran
1)
aspal
Angeles
500
bergradasi
putaran
lainnya
Kelekatan agregat terhadap aspal
Butir Pecah pada Agregat Kasar
Partikel Pipih dan Lonjong
Material lolos Ayakan No.200
Maks. 6%
Maks. 30%
SNI 2417:2008
Maks. 8%
Maks. 40%
SNI 2439:2011
SNI 7619:2012
ASTM D4791
Perbandingan 1
:5
SNI 03-41421996
Min. 95%
95/90 *)
Maks. 10%
Maks. 2%
Jenis Campuran
Lataston Lapis Aus
Lataston Lapis Pondasi
Laston Lapis Aus
Laston Lapis Antara
Laston Lapis Pondasi
3. Agregat Halus
72
a. Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir
atau hasil pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos
ayakan No.4 (4,75 mm).
b. Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan
terpisah dari agregat kasar.
c. Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus
dipasok ke instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok
penampung dingin (Cold Bin Feeds) yang terpisah sehingga gradasi
gabungan dan presentase pasir didalam campuran dapat dikendalikan
dengan baik.
d. Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC sampai suatu batas
yang tidak melampaui 15% terhadap berat total campuran.
Agregat halus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari
lempung, atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus
harus diperoleh dari batu yang memenuhi ketentuan mutu dalam Pasal
6.3.2.(1).
Untuk memperoleh agregat halus yang memenuhi ketentuan diatas :
i)
73
Standar
SNI 03-4428-1997
SNI 03-6877-2002
Nilai
Min 60%
Min. 45
Rongga
Gumpalan Lempung dan Butir-butir
SNI 03-4141-1996
Maks 1%
SNI ASTM
Maks.
C117:2012
10%
74
75
Latasir (SS)
Lataston (HRS)
Gradasi Senjang
Kelas A
Kelas B
WC
Base
Laston (AC)
Base
Gradasi Halus
WC
BC
37,5
100
100
12,5
9,5
WC
BC
90 100
2,36
75 100
90 - 100
100
100
90 - 100
76 - 90
100
90 - 100
73 - 90
90 100
90 100
87 100
90 100
90 100
75 - 90
60 78
90 - 100
71 - 90
55 - 76
75 85
65 90
55 88
55 70
77 90
66 - 82
52 - 71
72 - 90
58 - 80
45 - 66
53 69
46 - 64
35 54
43 - 63
37 - 56
28 - 39,5
33 53
30 - 49
23 -40
28 - 39,1
23 - 34,6
19 - 26,8
21 40
18 - 38
13 30
19 - 25,6
15 - 22,3
12 - 18,1
50 - 72
35 - 55
15 35
0,300
50 62
32 44
20 45
15 35
14 30
12 - 28
10 - 22
13 - 19,1
10 - 16,7
7 - 13,6
15 35
5 35
9 22
7 - 20
6 15
9 - 15,5
7 - 13,7
5 - 11,4
6 15
5 - 13
4 10
6 - 13
5 - 11
4,5 9
48
4-8
37
4 - 10
4 -8
37
0,150
8 13
100
100
35 60
10 15
90 - 100
100
100
1,18
0,600
100
Base
100
4,75
0,075
Base
100
25
19
Gradasi Kasar
6 10
29
6 10
48
76
Catatan :
1.
Untuk HRS-WC dan HRS-Base yang benar-benar senjang, paling sedikit 80% agregat lolos ayakan No.8 (2.36 mm) harus lolos ayakan No.30
(0,0600 mm). Lihat table 3.7 sebagai contoh batas-batas Bahan Bergradasi Senjang di mana bahan yang lolos No.8 (2,36 mm) dan tertahan pada
2.
3.
Alternatif 1
Alternatif 2
Alternatif 3
Alternatif 4
40
paling sedikit
50
paling sedikit
60
paling sedikit
70
paling sedikit
32
8 atau kurang
40
10 atau
48
12 atau
56
14 atau
kurang
kurang
kurang
kesenjangan
77
78
No
Jenis Pengujian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
60oC(Pa.s)
Viskositas Kinematis 135oC
(cSt)
Titik Lembek (oC)
Duktilitas pada 25oC, (cm)
Titik Nyala (oC)
Kelarutan dalam
trichloroehylene (%)
Berat Jenis
Stabilitas penyimpanan :
Perbedaan Titik Lembek (oC)
Partikel yang lebih halus dari
Metoda
Pengujian
Tipe I
Aspal
Pen.6070
SNI 06-2456-1991
60-70
SNI 06-6441-2000
160-240
240-360
320-480
SNI 06-6441-2000
> 300
385-2000
< 3000
SNI 2434-2011
SNI 2432:2011
SNI2433:2011
> 48
> 100
> 232
> 53
> 100
> 232
> 54
> 100
> 232
AASHTO T44-03
> 99
> 90
> 99
SNI2441:2011
> 1,0
> 1,0
> 1,0
< 2,2
< 2,2
Min 90
150 micron (m) (%)
Pengujian Residu hasil TFOT (SNI-06-2440-1991) atau RTFOT (SNI-06-6835-2002)
Berat yang Hilang (%)
SNI 06-2441-1991
< 0,8
< 0.8
< 0.8
Viskasitas Dinamis 60oC
SNI 03-6441-2000
< 400
< 1200
< 1600
(Pa.s)
Penetrasi pada 25oC (%)
SNI 06-2456-1991
> 54
> 54
> 54
o
Daktilitas pada 25 C (cm)
SNI 2432:2011
> 100
> 50
> 25
Keelastisan setelah
AASHTOT 301-98
> 60
pengembalian (%)
Sumber : Sepesifikasi Umum 2010 (Revisi 3), Divisi 6
Catatan :
1. Hasil pengujian adalah untuk bahan pengikat (Bitumen) yang
diekstraksi dengan menggunakan metoda SNI 2490 : 2008.
Sedangkan untuk pengujian kelarutan dan gradasi mineral
dilaksanakan pada seluruh bahan pengikat termasuk kandungan
mineralnya.
79
80
Jenis Pengujian
Standar
Nilai
o
1
SNI 2433:2011
min.180
SNI 03-6721-2002
> 200
3
4
5
detik
Berat Jenis, pada 25oC
SNI 2441:2011
0,92 1,06
Bilangan asam (acid value),
SNI 04-7182-2006
< 10
mL KOH/g
Total bilangan amine (amine value),
ASTM D2073-07
150 350
mL HCl/g
Tabel 3.10 Kompatibilitas Bahan Anti Pengelupasan dengan Aspal
Jenis Pengujian
o
1
Standar
Nilai
ASTM D3625
(2005)
min.803)
SNI
maks 2,22)
2434:2011
81
Jenis Pengujian
Standar
Nilai
ASTM D362-
min.70
o
3
pengelupasan, oC
Stabilitas pemanasan (Heat
stability). Pengondisian 72 jam,
% permukaan terselimuti aspal
96
Modification
Catatan :
1) Modifikasi prosedur pengujian tentang persiapan benda uji
meliputi ukuran dan jenis agregat, kadar aspal dan temperatur
pencampuran antara aspal, agregat dan bahan anti pengelupasan.
2) Perbedaan nilai titik lembek (SNI 2434:2011).
3) Persyaratan berlaku untuk pengujian menggunakan agregat silika.
Lapis Aus
Lapis Antara
112
75
Min
Maks.
Lapis Pondasi
1
1,4
82
Min
Maks.
Min.
Min.
Min.
Min.
Maks.
3,0
5,0
14
65
15
65
800
2
4
Min
90
Min.
13
65
1800
3
6
3.2 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada pekerjaan Pelebaran Jalan Trisakti
Liang anggang 2 antara lain :
3.2.1
Perkerasan Berbutir
a. Dump Truk
Dump Truk adalah sebuah alat pengangkut yang digunakan
untuk mengangkut material Lapis Pondasi Agregat Kelas A (LPA
Kelas A) dari suatu tempat ke lokasi pekerjaan
83
b. Motor Grader
Motor Grader merupakan alat perata yang mempunyai
bermacam-macam kegunaan dan fungsi dengan kapasitas > 100 HP.
Adapun fungsi motor grader antara lain :
1. Menghampar dan membagikan material Lapis Pondasi Agregat Kelas A
(LPA Kelas A) sesuai dengan ketebalan yang diinginkan.
2. Meratakan dan membentuk kemiringan permukaan jalan.
c. Vibratory Roller
84
a. Water Tanker
Water Tanker berfungsi untuk menyirami agregat Lapis Pondasi
Agregat Kelas A baik setelah penghamparan maupun selama proses
pemadatan berlangsung. Pemadatan dilakukan berulang kali agar
mendapatkan kepadatan yang maksimal dengan kapasitas 5000 Liter.
3.2.2
a. Air Compressor
Air Compressor merupakan peralatan yang digunakan untuk
membersihkan tempat yang akan disemprot dengan lapis perekat
baik dari debu maupun sampah ringan yang dapat mengurangi daya
lekat antara Lapis Pondasi Agregat Kelas A dengan lapis aspal
(Prime Coats), maupun lapis aspal dengan lapis aspal (Tack Coat)
dengan kapasitas 5000 Liter.
b. Aspahlt Sprayer
Aspahlt Sprayer adalah suatu unit mesin atau peralatan yang
digunakan untuk menyemprotkan lapis perekat yang berkomposisi
aspal yang bercampur air (Emolsi). Penggunaan asphalt sprayer
dimaksudkan untuk menyemprotkan lapisan perekat diatas Lapis
Pondasi Agregat Kelas A (Prime Coat) dan lapisan perekat diatas
aspal (Tack Coat) dengan kapasitas 850 Liter.
86
d. Asphalt finisher
Asphalt
finisher
adalah
alat
yang
digunakan
untuk
e. Tandem Roller
Tandem Roller adalah peralatan yang digunakan untuk
memadatkan hamparan aspal dengan melintasi diatasnya baik untuk
pemadatan awal maupun pemadatan akhir dengan kapasitas 8 Ton.
88
g. Trailer
Trailer digunakan untuk memobilisasi alat belat sejenis
excavator, bulldozer dan sejenisnya dari satu lokasi kerja ke lokasi
kerja yang lain.
h. Sekop
Sekop berfungsi untuk mengisi bagian permukaan disekitar
bangunan yang tidak mungkin terisi secara sempurna oleh mesin
penghampar.
89
i. Penggaruk Perata
Penggaruk
perata
berfungsi
untuk
menyingkiran
serta
j. Batang Penusuk
Batang penusuk berfungsi untuk mengukur ketebalan lapisan
agregat gembur yang terhampar dilapangan.
90
k. Termometer Logam
Termometer Logam berfungsi untuk mengukur suhu material
hot mix yang terhampar di lapangan.
persiapan
seperti
membuat
program
kerja
yang
91
92
material).
Pekerjaan pelapisan Lapis Pondasi Agregat Kelas A.
Pekerjaan galian tanah untuk saluran/selokan.
Pekerjaan pengaspalan.
Pekerjaan pasangan kerb beton dan marka jalan.
3) Manajemen Mutu
Manajemen
Mutu
dilaksanakan
sepanjang
periode
pelaksanaan
93
94
cuaca tidak mendukung seperti pada waktu hujan karena kadar air terlalu
tinggi. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di
atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti yang
ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum (Modified) yang ditentukan
oleh spesifikasi SNI. Alat untuk menghamparkan material agregat lapis
pondasi menggunakan motor grader. Setelah material sudah rata sesuai
elevasi dan ketebalan yang di tentukan proses selanjutnya yaitu di
padatkan menggunakan alat pemadat vibratory roller.
2) Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya berat volume kering
oleh beban dinamis, akibat beban dinamis butir-butir agregat seperti
krikil dan pasir merapat satu sama lain yang saling mengunci sebagai
akibat berkurangnya rongga udara. Tujuan pemadatan dapat tercapai
dengan pemilihan bahan agregat, cara pemadatan, pemilihan mesin
pemadat, dan jumlah lintasan atau passing yang sesuai. Pada pekerjaan
pemadatan lapis pondasi agregat di pakai alat pemadat vibratory
roller merk Hamm dengan berat 20 ton. Yang perlu di perhatikan dalam
pekerjaan pemadatan yaitu penghamparan yang agak berlubang atau
kurang rata perlu di tambahkan agregat material secara manual agar
mendapat hasil yang padat dan merata.
Proses pekerjaan pemadatan di lapangan yang pertama kali setelah
material di hamparkan secara merata yaitu di padatkan dengan
compactor setelah agak merata kemudian di siram air secara merata
dengan menggunakan water tank dengan kapasitas 5000 liter. Setelah air
merata di permukaan agregat yang sudah di padatkan kemudian agregat
lapis pondasi di padatkan lagi dengan vibratory roller sampi merata dan
padat. Fungsi penyiraman ini untuk pemadatan, karena dengan adanya
penyiraman air ini rongga-rongga antara agregat akan terpadatkan
dengan sendirinya dan saling mengunci sehingga tidak ada rongga udara
di dalamnya.
95
(Stock
Pile).
Masalah
(Segregasi)
selama
proses
96
97
Gambar 3.18 Proses Pemuatan Campuran Aspal AC-BASE kedalam Bak Asphalt
Finisher
Gambar 3.19 Proses Penghamparan dan Perapian Bagian Tepi Aspal AC-BASE
99
Gambar 3.23 Proses Pemuatan Campuran Aspal AC-BC kedalam Bak Asphalt Finisher
100
Gambar 3.24 Proses Penghamparan dan Perapian Bagian Tepi Aspal AC-BC
101
102
1. Test Laboratorium
a. Test Marshall
b. Ekstraksi
2. Test Lapangan
Adapun test yang dilakukan di lapangan antara lain:
a. Perkerasan Berbutir (Lapis Pondasi Agregat Kelas A)
-
Test Pit
Test Pit merupakan salah satu jenis pengujian yang berfungsi
untuk menentukan ketebalan agregat yang terhampar dilapangan.
103
Paper Test
Paper Test salah satu pengujian yang dilakukan dilapangan yang
berfungsi untuk mengetahui persen kadar aspal yang terkandung
didalam prime coat maupun tack coat yang terhampar
dilapangan.
Core Drill
Tujuan
dari
pengujian
core
drill
yaitu
untuk
104
105
Tenaga Teknik
Tenaga teknik adalah tenaga kerja yang langsung mengkoordinir
pelaksanaan lapangan.
Mandor
Mandor adalah tenaga kerja yang mengkoordinir beberapa
kelompok
orang
untuk
melaksanakan
pekerjaan
yang
pekerjaan.
Kuli / Tenaga Kerja Kasar
Kuli atau tenaga kasar adalah tenaga kerja yang tidak dibekali
keahlian
atau
keterampilan
tertentu,
sehingga
hanya
106
Operator
= 3 orang
3.5 Produksi
a. Perhitungan Volume Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Diketahui
: Panjang jalan
= 800 m
:
jalan
Lebar
= 11 m
= Pxlxt
= 800 x 11 x 0,30
= 2640 m
107
=
Volume yang dipadatkan
3168 m3
=
=633,600 634 Unit
Jumlah LPA dalam1 armada
5 m3
Menghitung jarak hamparan per truk
Jarak Penghamparan (m) =
5m
=1,515 m
11 m x 0,30 m
: Panjang jalan
= 800 m
:
jalan
= 8,25 m
: Tebal AC-BASE = 0,18 m
: Berat jenis aspal = 2,23 t/ m
: Faktor pemadat = 1,25
: Jumlah aspal dalam 1 armada
Volume
Lebar
= 8 Ton.
= (P x l x t) x Berat jenis
= (800 x 8,25 x 0,18 m) x 2,23 t/ m
= (1188 m) x 2,23 t/ m
= 2649,240 Ton.
108
=
Volume
3311,550 Ton
=
=413,944 414 Unit
Jumlah aspal dalam1 armada
8Ton
Menghitung jarak hamparan per truk
Jarak
Penghamparan
(m)
8 Ton
( 8,25m x 0,18 m ) x 2,23 Ton/ m
8 Ton
3,312 Ton /m
8 Ton
( 1,485 m ) x 2,23 Ton/m
= 2,415 m
: Panjang jalan
= 800 m
:
jalan
= 8,25 m
: Tebal AC-BC = 0,06 m
: Berat jenis aspal = 2,23 t/ m
: Faktor pemadat = 1,25
: Jumlah aspal dalam 1 armada
Volume
Lebar
= 8 Ton.
= (P x l x t) x Berat jenis
= (800 x 8,25 x 0,06) x 2,23
= (396 m) x 2,23 t/ m
109
= 883,080 Ton.
Volume yang dipadatkan
= Volume x Faktor pemadat
= 883,080 x 1,25
= 1103,850 Ton
Dump Truk yang diperlukan
=
Volume
1103,850 Ton
=
=137,981 138Unit
Jumlah aspal dalam1 armada
8 Ton
Menghitung jarak hamparan per truk
Jarak
Penghamparan
(m)
8 Ton
( 8,25m x 0,06 m ) x 2,23 Ton/ m
8 Ton
1,104 Ton /m
8 Ton
( 0,495m ) x 2,23 Ton /m
= 7,246 m
: Panjang jalan
= 800 m
:
jalan
Lebar
= 8,25 m
: Tebal LASTON = 0,04 m
: Berat jenis aspal = 2,23 t/ m
: Faktor pemadat = 1,25
110
= 8 Ton.
= (P x l x t) x Berat jenis
= (800 x 8,25 x 0,04) x 2,23
= (264 m) x 2,23 t/ m
= 588,720 Ton.
(m)
8 Ton
( 8,25m x 0,04 m ) x 2,23 Ton / m
8 Ton
( 0,330m ) x 2,23 Ton/ m
8 Ton
0,736Ton /m
= 10,870 m
3.6 Cuaca
Cuaca
sangat
berperan
penting
dalam
pelaksanaan
pekerjaan
111
f. Kebakaran pada
Perlu perhatian pada lingkungan sekitarnya, mengenai :
a. Kebersihan lokasi proyek.
b. Kebersihan jalan umum dari material proyek maupun kayu.
c. Kertersediaan air bersih
..
112
Maka perlu alat pelindung diri dan alat penunjang lainnya, sesuai
dengan lingkup pekerjaan seperti :
1) Pembelian Alat Pelindung Diri
a. Helm pengaman
b. Sepatu safety
c. Sarung tangan
d. Lampu senter
e. Masker debu
2) Perlengkapan K-3, seperti:
a. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
b. Rambu-rambu K-3
c. Pemadam kebakaran
d. Air minum
e. Pompa air
f. Lokasi pembersihan
g. Bedeng kerja
h. Papan pengumuman
3) Alat-alat penunjang K-3, seperti:
a. Jaringan pengamanan
b. Pagar pengaman
c. Tempat sampah
d. Drum air
e. Tiang lampu, kabel lampu, lampu penerangan
f. Panel listrik
g. Lampu rotary
2. Langkah Pengendelian K3
A. Pengendalian awal
Bertujuan untuk nmeningkatkan pemahaman terhadap resiko
potensial bahaya yang mungkin muncul dari suatu pekerjaan .
a.
Rencana
pembuatan
pedoman/
prosedur/
petunjuk
kerja
113
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2). Helm
3). Sarung tangan
b. Pemasangan pelindung pada setiap mesin yang menggunakan
roda gigi, seperti:
1). Bar cutter.
2). Genset.
3). Pompa air.
4). Mesin untuk beton molen.
c. Pemasangan barikade atau penghalang pada lokasi pekerjaan
yang mengandung resiko bahaya jatuh.
C. Pengendalian Sesudah Kontak Dengan Pekerja
Pengendaaliaan ini adalah langkah terakhir yang dipersiapkan bila
langkah-langkah sebelumnya gagal atau tidak berhasil dan bertujuan
untuk meminimalkan akibat atau kerugian yang ditanggung pekerja
karena melakukan suatu pekerajaan tetapi tidak mencegah terjadinya
kecelakaan, seperti :
a. Penyediaan sarana penanggulangan darurat akibat kecelakaan
kerja penyediaan obat-obatan darurat (P3K).
b. Penyediaan tandu kecelakaan
c. Penyediaan alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher)
d. Penyediaan data alamat dan telepon serta nama petugas yang
dapat dihubungi dari instansi terkait, seperti :
1). Babinsa
2). Polsek
3). Koramil
4). Kecamatan
5). Kelurahan
6). Pemadam kebakaran
7). Rumah sakit atau poliklinik.
e. Penyediaan kendaraan untuk mengangkut korban kecelakaan ,
dapat dilakukan denga cara :
1). Bila akibat kecelakaan tidak parah dan korban sadar, dapat
berjalan sendiri maka diantar dengan kendaraan proyek untuk
menuju Rumah Sakit atau Poliklinik terdekat.
115
Laporan Harian
Laporan harian ini berisi tentang pekerjaan apa saja yang di lakukan
pada hari tersebut. Selain itu di laporkan harian juga terdapat jumlah tenaga
kerja yang bekerja pada hari tersebut, material yang datang, peralatan yang
di pakai serta cuaca juga dapat di ketahui dari laporan harian yang di buat
berdasarkan pelaksanaan di lapangan.
3.8.2
Laporan Mingguan
Laporan mingguan adalah laporan yang berisi tentang kemajuan fisik
proyek yang berupa bobot pekerjaan selama satu minggu. Dari laporan
mingguan tersebut juga dapat di ketahui progres yang di peroleh, apabila
kurang dari progres rencana maka artinya proyek tersebut mengalami
keterlambatan sehingga harus dipercepat pada bagian pekerjaan lainnya.
Hasil laporan mingguan ini berupa persentasi volume pekerjaan yang sudah
dikerjakan.
3.8.3
Laporan Bulanan
Laporan bulanan adalah laporan yang di buat setiap bulan berdsarkan
116
Sistem Pembayaran
A. Pembayaran
1. Uang muka
a.
b.
c.
puluh
perseratus)
dari
nilai
Kontrak
Pengadaan
Barang/Jasa;
Untuk usaha non kecil, uang muka dapat diberikan paling tinggi
20% (Dua puluh perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan
d.
Barang/Jasa;
Untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat diberikan:
2.
3.
j.
k.
yang diterima;
Penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan uang
muka secara tertulis kepada PPK disertai dengan rencana
penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
l.
kontrak;
PPK harus mengajukan surat permintaan pembayaran untuk
permohonan tersebut pada huruf c, paling lambat 7 (Tujuh) hari
kerja setelah jaminan uang muka diterima;
m.
118
119
pemeliharaan
BAB IV
EVALUASI
1
RENCANA
RENCANA
REALISASI
REALISASI
120
PERMINGGU
(%)
KOMULATIF
(%)
PERMINGGU
(%)
KOMULATIF
(%)
11
27 juli 2015 - 01 Agustus 2015
3,94
29,06
3,01
28,13
12
03 Agustus 2015 - 08 Agustus 2015
3,89
32,96
5,09
33,22
13
10 Agustus 2015 - 15 Agustus 2015
3,61
36,57
5,64
38,87
14
17 Agustus 2015 - 22 Agustus 2015
8,44
45,01
11,75
50,61
15
24 Agustus 2015 - 29 Agustus 2015
8,44
53,45
4,76
55,38
16
31 Agustus 2015 - 05 September 2015
8,44
61,89
5,33
60,71
17
07 September 2015 - 12 September 2015
8,44
70,33
5,15
65,86
18
14 September 2015 - 19 September 2015
5,69
76,01
0,34
66,20
19
21 September 2015 -26 September 2015
1,35
77,36
0,79
66,99
2,70%.
Minggu ke-12 (03 Agustus 2015 08 Agustus 2015), kemajuan realisasi
sebesar 5,09% yang diperoleh dari pekerjaan galian untuk selokan
drainase & saluran air sebesar 0,02%, pekerjaan pasangan batu dengan
mortar sebesar 0,34%, pekerjaan timbunan pilihan dari sumber galian
121
4,71%.
Minggu ke-17 (07 September 2015 12 September 2015), kemajuan
realisasi sebesar 5,15% yang diperoleh dari pekerjaan galian untuk
selokan drainase & saluran air sebesar 0,02 %, pekerjaan pasangan batu
dengan mortar sebesar 0,34% dan Laston Lapis Aus (AC-WC) sebesar
4,79%.
Minggu ke-18 (14 September 2015 19 September 2015), kemajuan
realisasi sebesar 0,34% yang diperoleh dari pekerjaan pasangan batu
dengan mortar sebesar 0,34%.
122
Kendala Pekerjaan
Adapun kendala-kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan PKL
antara lain :
1
123
dan
panjang bowplank.
Pengawas lapangan perlu berkoordinasi yang baik terhadap pihak
konsultan apabila ada perubahan rencana.
Adanya perubahan rencana yang di tentukan oleh Dinas Pekerjaan
Umum , maka pihak kontraktor dan konsultan akan di berikan informasi
dan gambar rencananya, namun dalam realisasi atau pengerjaannya
terkadang tidak sesuai dengan metode perencana, perlunya kordinasi
antara konsultan dan pengawas lapangan agar pengerjaannya dapat
sesuai dengan rencana seperti pada pekerjaan pengaspalan yang mulamula lebar aspal rencana 7,5 m menjadi 8,28 m.
Solusi untuk permasalahan ini adalah pihak kontraktor harus
berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak konsultan apabila terjadi
perubahan gambar rencana agar sebelum pekerjaan dilaksanakan pihak
konsultan dapat memberikan arahan terhadap pihak kontraktor atau
pengawas lapangan.
124
MINGGU
RENCANA
REALISASI
KOMULATIF
KOMULATIF
DEVIASI
(%)
(%)
(%)
11
27 juli 2015 - 01 Agustus 2015
29,06
28,13
-0,94
12
03 Agustus 2015 - 08 Agustus 2015
32,96
33,22
0,26
13
10 Agustus 2015 - 15 Agustus 2015
36,57
38,87
2,29
14
17 Agustus 2015 - 22 Agustus 2015
45,01
50,61
5,60
KETERANGA
N
Mengalami
Kemajuan
Pekerjaan dengan
Deviasi (+)
125
15
24 Agustus 2015 - 29 Agustus 2015
53,45
55,38
1,93
16
31 Agustus 2015 - 05 September
2015
61,89
60,71
-1,19
17
07 September 2015 - 12 September
2015
70,33
65,86
-4,48
18
14 September 2015 - 19 September
2015
76,01
66,20
-9,82
19
21 September 2015 -26 September
2015
77,36
66,99
-10,38
Keterangan :
1
schedule rencana.
Minggu ke-17 mengalami keterlambatan pekerjaan dengan deviasi
sebesar -4,48%. Hal ini disebabkan pekerjaan tidak sesuai dengan time
schedule rencana.
Minggu ke-18 mengalami keterlambatan pekerjaan dengan deviasi
sebesar -9,82%. Hal ini disebabkan pekerjaan tidak sesuai dengan time
schedule rencana.
Minggu ke-19 mengalami keterlambatan pekerjaan dengan deviasi
sebesar -10,38%. Hal ini disebabkan pekerjaan tidak sesuai dengan time
schedule rencana serta banyaknya hari-hari libur.
126
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami uraiankan selama melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada proyek Pelebaran Jalan Trisakti
Liang Anggang 2 dari tanggal 27 Juli 2015 sampai dengan 27 September
2015 antara lain :
1. Kapasitas produksi untuk pekerjaan perkerasan berbutir (Lapis Pondasi
Agregat Kelas A) dan perkerasan aspal Laston Lapis Pondasi (AC-Base).
a. Kapasitas produksi untuk pekerjaan perkerasan berbutir (Lapis
Pondasi Agregat Kelas A) pada tanggal 04 Agustus 2015 s.d 15
Agustus 2015 diperoleh produksi pekerjaan harian maksimum pada
tanggal 11 Agustus 2015 dalam minggu ke-13 sebesar 725 m3/hari,
produksi pekerjaan harian minimum pada tanggal 14 Agustus 2015
dalam minggu ke-13 sebesar 100 m3/hari dan produksi pekerjaan
harian rata-rata sebesar 388 m3/hari.
b. Kapasitas produksi untuk pekerjaan perkerasan Aspal Laston Lapis
Pondasi (AC-Base) pada tanggal 18 Agustus 2015 s.d 26 Agustus
2015 diperoleh produksi pekerjaan harian maksimum pada tanggal
20 Agustus 2015 dalam minggu ke-14 sebesar 400 Ton/hari, produksi
pekerjaan harian minimum pada tanggal 26 Agustus 2015 dalam
127
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan selama melaksanakan PKL
pada proyek Pelebaran Jalan Trisakti Liang Anggang 2 dari tanggal 27 Juli
2015 sampai dengan 27 September 2015 antara lain :
1. Koordinasi antara pihak pelaksana (Kontraktor) dengan konsultan, pihak
pelaksana (kontraktor) dengan pekerja maupun pihak-pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan perlu di tingkatkan lagi agar
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dapat berjalan sesuai dengan time
schedule yang di rencanakan.
2. Diperlukan pencatatan semua data, kejadian atau peristiwa yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan dilapangan, baik dari
kekurangan maupun kelebihan, sehinga hal tersebut nantinya akan dapat
dipakai sebagai informasi maupun tolak ukur perencanaan untuk
kegiatan serupa dimasa yang akan datang.
3. Keterlambatan pekerjaan dapat dihindari dengan menambahan jumlah
tenaga kerja maupun penambahan jam kerja.
129
130