Ada anggapan (sebagai problem) : 1. Generasi muda kurang peduli dengan nilai-nilai Pancasila 2. Generasi muda beranggapan bahwa banyak penyimpangan nilai-nilai Pancasila oleh pemerintah sehingga aparatur negara dianggap tidak konsisten 3. Niali-nilai pancasila belum membumi di Indonesia 4. Dalam dunia pendidikan, nilai Pancasila hanya disentuh dalam tataran kognitif (akademik) belum menyentuh ranah afektif (perasaan) dan psikomotorik (motivasi) 5. Nilai-nilai Pancasila lebih bersifat ideal bukan real Pembudayaan nilai Pancasila dalam Keluarga, Pendidikan Formal, Komunitas, Media dan Pemerintahan. Keluarga Keluarga (organisasi terkecil dalam masyarakat, minimal terdiri dari suami dan istri) Keluarga Batih / Nuclear Family Ayah, Ibu, Anak Extended Family / luas ditambah Kakek, Nenek, dan saudara-saudara di luar keluarga batih Penerapan Pancasila dalam Keluarga : 1. Pelaksanaan nilai ketuhanan dalam bentuk didiplin ibadah dan semangat toleransi. Misal : Orang tua mengajak anaknya ibadah bersama, dan menyuruh untuk menghormati agama lain. 2. Mengembangkan sikap peduli terhadap lingkungan, kemanusiaan (bertindak sesuai hati nurani manusia). Misal : disuruh layat. 3. Menanamkan cinta produk dalam negeri. 4. Menghargai perbedaan pendapat. 5. Memperlakukan anggota keluarga secara adil, proporsional. Problem Utama : 1. Suasana keluarga yang otoriter. 2. Kesibukan orang tua bekerja sehingga mengabaikan pendidikan keluarga. 3. Pengasuhan anak yang didominasi oleh teknologi (gadget) Pendidikan Formal Pancasila masuk dalam kurikulum pendidikan. Metode pendidikan yang dipakai bertitik tolak pada kasus . Hal ini menjadi mudah karena bisa diamati dan dibuktikan dan kita merasa terlibat secara emosional, sehingga memun culkan pemahaman yang lebih baik. Model simulasi dalam pendidikan formal masih diperlukan. Manusia pada dasarnya Homoludent (suka bermain), hal ini akan membentuk peradaban. Saat bermain, tentu ada peraturan yang harus ditaati, yang tentu akan membentuk pola kebiasaan, hal ini sama halnya dengan peradaban. Problem utama : 1. Kurikulum yang sering berubah seiring pergantian pejabat.
2. Suasana pendidikan satu arah (doktriner) , tidak ada peluang bagi
murid untuk mengkritisi. 3. Hanya menyentuh wilayah kognitif. 4. Penguasaan materi yang belum memadai. Komunitas Terbatas Yakni organisasi yang melibatkan satu kelompok sebaya. Kendala utama : 1. Sulitnya memanaj waktu. 2. Munculnya disharmonisasi antara kepentingan individu dengan kepentingan organisasi. 3. Di dalam organisasi ada gap (solibsistik = hanya mau didengar, tidak mau mendengar, cenderung otoriter) 4. Antar organisasi ada gap tersendiri (organisasi sosialita, dengan organisasi pemulung) Media Media adalah sarana untuk mengantarkan seseorang agara memahami apa yang diberitakan. Pesan Sender Receiver Panah tersebut merupakan analogi dari media. Dalam penelitian modern, media yang paling sering dipakai adalah media audiovisual. Contoh penerapan : 1. Penayangan sinetron maupun film yang memuat nilai Pancasila, nilai kemanusiaan, nilai-nilai dalam keseharian. 2. Tayangan iklan yang mendidik. Kendala Utama : 1. Kuatnya pesan sponsor. 2. Orientasi pasar (kapitalis) memakai 20% lebih dari keuntungan yang didapat untuk iklan. 3. Lemahnya bargaining power ( daya menawar ) Pemerintahan Penerapan Pancasila yang menjadi harapan masyarakat agar : 1. Menyatunya kata dan perbuatan (paralelitas ucapan dan tindakan ) 2. Pemerintahan yang bersih dari korupsi. 3. Bahasa politik yang mudah dimengerti dan beradab. Kendala utama : 1. Generasi muda hanya dimanfaatkan untuk kampanye politik. 2. Pencitraan generasi muda yang kurang baik ( identik dengan emosional, labil, suka hura-hura, pergaulan bebas, narkoba) generasi muda dicitrakan negative, supaya tidak mudah dijadikan pemimpin. 3. Kalau ada generasi muda yang tampil dalam dunia politik, dianggap sebagai klonning dari orang tertentu. Misal : anak sebagai politikus yang mencerminkan ayahnya yang politikus juga)