PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
TESIS
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
i
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
ii
Lembar Pengesahan
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi
Magister Ilmu Ekonomi
Progran Pascasarjana
Universitas Udayana
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Prof.Dr.dr.A.A.Raka Sudewi,Sp.S(K).
NIP. 19590215 198510 2 001
iii
Ketua
Anggota
iv
NIM.
: 1291461025
Program Studi
Judul Tesis
Desa
(BPMPD)
Kota
Denpasar
Dalam
Januari 2015
Hormat saya,
Udayana, Bapak
Prof.Dr. I Gusti Bagus Wiksuana,SE., MS Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana, Bapak Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE.,MS selaku Ketua Program Studi
Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Udayana. Bapak Prof. Dr. Made Suyana
Utama, SE.,MS sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan
petunjuk dalam pembuatan tesis ini. Ibu Dr. Ni Nyoman Yuliarmi, SE.,MP sebagai
pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk dalam
pembuatan tesis ini. Bapak Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE.,MS, Bapak Dr. Ketut
Djayastra, SE.,SU dan Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE.,MSi selaku penguji,
telah membahas dan mengarahkan dalam penulisan tesis ini. Seluruh staf pengajar Program
Studi Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Udayana, yang telah
memberikaan bekal ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Seluruh staf/Pegawai program
Studi Magister Ilmu Ekonomi Program Pasccasarjana Universitas Udayana, yang telah
membantu dalam kelancaran administrasi selama mengikuti kuliah. Teman-teman ada
Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Udayana
Angkatan XXII, Kepala Badan, Sekretaris Rekan Kerja di Badan Pemberdayaan
vi
Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar dan Para Sekretaris Kelurahan se-Kota
Denpasar yang telah memberikan masukan, bantuan dan semangat yang bermanfaat dalam
pengerjaan tesis ini. Istri tercinta Anak Agung Ayu Juniati, SE., MSi, Ayahda tercinta Drs.
Anak Agung Gde Oka Parmadi, Ibunda tercinta Anak Agung Geria Puspa, Ananda tercinta
A.A. Istri Sintya Cahyani, A.A. Istri Prami Listya Dewi dan A.A. Gde Dalem Satria
Wibawa serta keluarga yang tak putus-putusnya berdoa untuk kesuksesan studi serta
memberikan dukungan moril dan materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan study ini
dengan baik.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan
rahmat-Nya. Dan akhir kata Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pihakpihak yang membutuhkan.
Denpasar,
vii
2015
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ...
PRASARAT GELAR ............................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ............................ ..
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ....
SURAT PERNYATAAN .
UCAPAN TERIMA KASIH
ABSTRAK
ABSTRACT ..........................................................................................................
DAFTAR ISI .....
DAFTAR TABEL .
DAFTAR GAMBAR .......................................
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ...
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
x
xii
xiv
xv
BAB I
1
1
8
8
9
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
34
34
34
35
38
38
38
39
52
52
56
62
72
xvi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xix
xi
DAFTAR TABEL
No Tabel
Halaman
1.1
1.2
4.1
4.2
4.3
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10 Pernyataan Positif dan Negatif Responden untuk Perspektif Pengguna Jasa.. 66
5.11 Pernyataan Responden untuk Perspektif Proses Internal ............................... 67
5.12 Pernyataan Positif dan Negatif Responden untuk Perspektif Proses Internal.. 68
5.13 Pernyataan Responden untuk Perspektif Proses Pembelajaran dan
Pertumbuhan ................................................................................................... 69
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
3.1
3.2
xiv
APBD
APPK
BPMPD
BANGKEL
: Bantuan Kelurahan
SILPA
SOP
ADD
IK
: Indeks Komposit
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Otonomi Daerah yang sedang berlangsung saat ini merupakan suatu hal
yang baru bagi setiap daerah di Indonesia, oleh karena otonomi yang dicanangkan
melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tersebut lebih memberikan
keleluasaan bagi daerah untuk mengekspresikan dirinya menuju arah berkembang
melalui pemberdayaan masyarakat daerah itu sendiri. Hal tersebut tentunya
mengembalikan masyarakat daerah kepada penemuan dirinya masing-masing
dengan ciri dan kemampuannya masing-masing, setelah terbelenggu dengan
penyeragaman yang selama ini terjadi oleh rezim yang ada. Pada dasarnya di era
otonomi daerah fungsi pemerintahan meliputi tiga hal yaitu pelayanan kepada
masyarakat (service); membuat pedoman/arah atau ketentuan kepada masyarakat
(regulation); dan pemberdayaan (empowering). Dan
Kota
Denpasar
mengambil
kebijakan
mengenai
untuk
melakukan
Program
Pemberdayaan
Masyarakat
dan
Pembangunan. Pemberian bagi hasil pajak dan retribusi serta bantuan kelurahan
ini dimaksudkan untuk menunjang kinerja pembangunan yang ada di Kota
Denpasar, yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa dan kelurahan berdasarkan
program kerja yang telah ditetapkan di masing-masing desa dan kelurahan baik itu
jangka pendek yang dijabarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
No.
Kelurahan
Tonja
244.457
349.224
602.111
606.111
606.111
Peguyangan
309.908
442.726
763.322
764.822
764.822
Ubung
217.758
311.083
535.927
540.190
540.190
4.
Pemecutan
284.193
405.990
699.983
702.483
702.483
5.
Padangsambian
292.063
417.234
719.369
721.369
721.369
6.
Dauh Puri
223.355
319.078
550.136
555.136
555.136
7.
Panjer
270.833
386.904
667.076
669.076
669.076
8.
Sesetan
356.479
509.257
878.029
878.529
878.529
9.
Pedungan
328.073
468.677
808.063
809.063
809.063
10
Serangan
258.424
369.178
636.514
639.014
639.014
11. Renon
222.971
318.530
549.190
554.190
554.190
12. Sanur
253.571
362.144
624.559
627.559
627.559
222.261
317.515
547.441
552.441
552.441
14. Sumerta
222.839
318.342
548.866
554.366
554.366
15. Kesiman
251.328
359.040.
619.035
622.035
622.035
16. Penatih
242.938
347.055
598.371
602.871
602.871
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar (2014).
kelurahan yang diberikan kepada kelurahan se kota Denpasar dari tahun 2009
sampai dengan 2013 yang besumber dari APBD Kota Denpasar dapat dilihat
dalam Tabel 1.1.
Tabel 1.1 menunjukan penerimaan bantuan kelurahan setiap tahunnya
cenderung meningkat kecuali tahun 2013 besarnya sama dengan tahun 2012.
Kelurahan yang paling banyak selalu mendapatkan bantuan adalah Kelurahan
Sesetan yaitu sebesar Rp. 878.829.000 dan paling sedikit adalah Kelurahan Ubung
yaitu sebesar Rp. 540.190.000, hal ini disebabkan Kelurahan Ubung memiliki luas
wilayah yang paling sempit disamping itu juga jumlah rumah tangga miskin
tergolong kecil walaupun memiliki kepadatan jumlah penduduk nya. yang
sebagian besar merupakan penduduk pendatang dan tinggal sementara.
Penyusunan dari program kerja kelurahan adalah merupakan suatu proses
awal yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan semua kegiatan dimasa yang
akan datang. Dengan demikian berarti program kerja disusun dan dipergunakan
sebagai pedoman atau alat penentu arah dalam mencapai sasaran yang ingin
dicapai, dalam penyusunan program kerja tersebut guna memudahkan Kepala
Kelurahan dan Aparatnya dalam melakukan aktifitas bersama lembaga-lembaga
yang ada sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
Program Kerja yang telah disusun tersebut juga merupakan gambaran
tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di kelurahan
dan juga
dan
No
1.
2.
3.
4.
TAHUN
Kecamatan
Denpasar Utara
Denpasar Timur
Denpasar Selatan
Denpasar Barat
Kota Denpasar
2008
1172
934
653
812
3571
2009
1190
757
562
930
3439
Penurunan
RTM
(dari 2008
2013)
RTM
Penurunan
RTM
(dari 2008
2013)
%
373
550
385
418
1.726
31.82
58.88
41.04
48.52
48.33
Sumber data : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar (2014).
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka rumusan masalah
kinerja
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat
dan
kinerja
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat
dan
menganalisis
kinerja
Pemberdayaan
Masyarakat
dan
jasa,
perspektif
proses
internal,
serta
perspektif
ini
diharapkan
dapat
memberikan
kontribusi
bagi
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
menurut (Anwar Prabu, 2005) bahwa Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya, sedangkan Veithzal Rivai (2006:309) mengatakan bahwa kinerja
merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja
yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan .
Konsep di atas dapat dipahami bahwa kinerja adalah seberapa jauh tingkat
kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi dalam rangka pencapaian tujuan.
Dalam konteks penelitian ini, maka pengertian kinerja merupakan tingkat
kemampuan pegawai yang mengelola bantuan kelurahan
pada Badan
11
2.1.2
suatu organisasi publik dapat dikatakan berhasil atau tidak, ketepatan pengukuran
seperti cara atau metode pengumpulan data untuk mengukur kinerja juga sangat
menentukan penilaian akhir kinerja, Mahmudi (2005) menjelaskan bahwa kinerja
akan diukur dari tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap kualitas yang diberikan.
Sedangkan tujuan dilakukannya penilaian kinerja di sektor publik antara lain :
1) Untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi
2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai
3) Memperbaiki kinerja berikutnya
4) Memberikan pertimbangan yang sistimatik dalam pembuatan keputusan
5) Memotivasi pegawai (meningkatkan motivasi pegawai)
6) Menciptakan akuntabilitas publik.
Selain itu pengukuran kinerja juga merupakan alat untuk menilai
kesuksesan organisasi, melalui penilaian indikator-indikator kinerja dapat
berfungsi untuk mengukur kinerja organisasi untuk mengambil tindakan-tindakan
tertentu, dan merupakan sarana atau alat untuk mengukur hasil suatu aktivitas.
Kegiatan atau proses (Mahmudi, 2005), dalam LAN, 2000, menyebutkan
pengukuran kinerja mempunyai makna ganda, yaitu pengukuran kinerja sendiri
dan evaluasi kinerja, di mana untukmelaksanakan kedua hal tersebut terlebih
12
dahulu harus ditentukan tujuan dari suatu program secara jelas. Pengukuran
kinerja merupakan jembatan antara perencanaan strategis dengan akuntabilitas,
sehingga suatu organisasi/instansi yang dapat dikatakan berhasil jika terdapat
bukti-bukti atau indikator-indikator atau ukuran-ukuran capaian yang mengarah
pada pencapaian misi. Teknik dan metode yang digunakan dalam menganalisis
kinerja kegiatan, yang pertama-tama dilakukan adalah dengan melihat sejauh
mana adanya kesesuaian antara program dan kegiatannya. Penilaian kinerja
organisasi dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam
kurun waktu tertentu, dan penilaian tersebut juga dapat dijadikan input bagi
perbaikan dan peningkatan kinerja organisasi.
Menurut LAN (2000) pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan metode
Akuntabilitas
13
tingkat kinerja suatu program yang dijalankan unit kerja. Dengan demikian, tanpa
indikator kinerja, sulit bagi kita untuk menilai kinerja (keberhasilan atau
kegagalan) kebijaksanaan program/kegiatan pada akhir kinerja instansi/unit kerja
yang melaksanakan.
Lebih lanjut Mardiasmo menjelaskan bahwa pada umumnya sistem ukuran
kinerja dipecah dalam 5 (lima) kategori sebagai berikut:
1) Indikator input, mengukur sumber daya yang diinvestasikan dalam suatu
proses,
undangan
dan
sebagainya
yang
dipergunakan
untuk
14
15
16
perusahaan, ini dicapai dengan menetapkan obyektif dan ukuran dalam masingmasing dari keempat perspektif scorecard yang saling terkait yaitu perspektif
keuangan, konsumen, proses internal dan pertumbuhan serta pembelajaran.
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata, yaitu scorecard dan balanced.
Scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja
seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang
hendak diwujudkan di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja
sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas
kinerja personel yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk
menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek,
yaitu aspek keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang,
intern dan ekstern. Balanced scorecard merupakan contemporary management
tool yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam
melipatgandakan kinerja keuangan. Balanced scorecard melengkapi seperangkat
ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja
masa depan (Mulyadi, 1999).
Lebih lanjut Mulyadi (1999) mengemukakan, bahwa strategic plan yang
komprehensif dapat dihasilkan karena BSC menggunakan empat perspektif yaitu
keuangan, output, proses intern serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif
17
aspek
yang
diukur,
yaitu
perspektif
keuangan,
perspektif
18
(1)
Pertumbuhan (Growth)
Dalam tahap pertumbuhan, perusahaan biasanya beroperasi dengan arus
kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang rendah.
Dengan demikian, tolok ukur kinerja yang cocok dalam tahap ini adalah
tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan segmen pasar yang
telah di targetkan.
(2)
Bertahan (Sustain)
Tahapan kedua, dimana perusahaan masih melakukan investasi dan
reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik.
Dalam taha ini, perusahaan mencoba mempertahapkan pangsa pasar
yang ada, bahkan mengembangkannya jika mungkin. Sasaran keuangan
pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas
investasi yang dilakukan.
(3)
Kedewasaan (Harvest)
Pada tahap ini dmana perusahaan benar benar memanen / menuai
hasil investasi yang telah dilakukan pada tahap-tahapan sebelumnya.
Dan juga padaa saat ini tidak ada lagi investasi besar baik ekspansi
maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk
pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan utama dalam
tahap
ini,
sehingga
di
ambil
sebagai
tolok
ukur
adalah
19
(2)
(3)
(4)
20
Proses inovasi
Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan
laten dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka
butuhkan. Proses inovasi dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh
bagian R dan D, sehingga setiap keputusan pengeluaran suatu produk
21
Proses operasi
Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan
produk atau jasa. Aktifitas di dalam operasi terbagi ke dalam dua
bagian : 1) proses pembuatan produk dan 2) proses penyampaian
produk kepada pelanggan. Pengukuran kinerja terkait dalam proses
operasi dikelompokan pada : waktu, kualitas dan biaya.
(3)
22
Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya
manusia, sistem, prosedur organisasi. Perspektif ini menekankan pada : (a)
pentingnya untuk terus memperhatikan karyawannya (b) memantau
kesejahteraan karyawan dan menanamkan investasi bagi masa datang yaitu
terhadap sumber daya manusia yang merupakan pendorong dihasilkannya
kinerja yang baik dalam tiga perspektif lainnya (c) pelatihan dan perbaikan
tingkat keahlian karyawan merupakan salah satu ukuran dalam perspektif ini.
Menurut Niven (2002) langkah-langkah yang dilakukan dalam pengukuran
kinerja dengan Balanced Scorecard adalah :
1) Melakukan survey dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan kepada
responden terkait dengan perilaku yang dapat diamati yang terkait dengan
kinerja organisasi, dari perspektif pengguna jasa yang diukur adalah kepuasan
pengguna jasa terhadap pelayanan atau kualitas produk yang dihasilkan, dari
perspektif proses internal yang diukur adalah semua aktifitas yang dilakukan
oleh perusahaan baik manajer maupun karyawan untuk menciptakan suatu
produk yang dapat memberikan kepuasan bagi pengguna jasa, dari perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan yang diukur adalah seberapa jauh perusahaan
mengidentifikasikan infrastuktur yang harus di bangun dalam menciptakan
pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang.
2) Memberikan ukuran kinerja atau standar kinerja dalam menentukan tingkatan
atau skor terhadap keempat perspektif sehingga di dapatkan nilai kinerja
dengan kualifikasi baik atau buruk.
23
3) Memberikan bobot pada empat perspektif dengan bobot kinerja adalah 100
persen.
Keseluruhan proses pengukuran kinerja yang telah dilakukan akan percuma
jika tidak diambil tindakan berdasarkan data kinerja yang telah dikumpulkan, jika
kenerja berada pada kualifikasi buruk hendaknya bisa mengambil kesempatan
belajar dari hasil tersebut untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang dan
jika kinerja berada pada kualifikasi baik agar dipertahankan atau ditingkatkan
lagi.
tidak
perlu
dihubungkan
dengan
aspek-aspek
spesial.
24
tertentu (vested
interest) dari
keuntungan
semata (rent
bersama
modernisasi
memperkaya
ulasan
pendahuluan
25
dari
pertumbuhan,
dalam
arti
bahwa
pembangunan
dapat
26
27
1) Pengoptimalan
pengembangan
masyarakat
desa/kelurahan
melalui
28
perencanaan,
pelaksanaan
dan
pengendalian
pembangunan,
5).
29
dari empat perspektif. Hasil penelitian kinerja secara komprehensif atas empat
perspektif berada pada kualifikasi kinerja baik dengan nilai indeks komposit
sebesar 96,10 persen. Sedangkan hasil penelitian secara parsial kinerja puskesmas
di Kabupaten Bangli dari perspektif keuangan menunjukkan kategori baik dengan
nilai capaian sebesar 121,65 persen. Kinerja dari perspektif pengguna jasa adalah
baik dengan nilai capaian kinerja sebesar 99,50 persen, kinerja dari perspektif
proses internal adalah baik dengan capaian kinerja sebesar 87,36 persen. Tetapi
yang perlu mendapat perhatian dari perspektif ini adalah tingkat absensi, kinerja
dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berada pada kualifikasi baik
dengan nilai capaian kinerja sebesar 70,81 persen namun penghargaan uang dan
non uang serta penyediaan sarana dan prasarana perlu mendapat perhatian.
Juniati A.A. Ayu (2011) telah melakukan penelitian tentang Kinerja Pengelolaan
Kearsipan Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Denpasar dengan
menggunakan Balanced Scorecard dari keempat perspektif dan diukur dari keseluruhan
perspektif, dari perspektif keuangan secara keseluruhan kinerja Pengelolaan Kearsipan
kinerja dengan kategori sangat baik yaitu sebesar 94,96 persen, perspektif Pengguna Jasa
dengan kategori baik yaitu 77,45 persen, perspektif proses internal juga dengan kategori
baik yaitu 76,67 persen dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan kategori
sangat baik yaitu 85,71 persen, sedangkan diukur dari keseluruhan perspektif (indek
komposif) sebesar 84,15 persen dengan kategori sangat baik.
30
ditinjau dari
Cukup
68 persen. Kinerja
31
32
dilakukan dengan membandingkan data sekunder yang ada seperti data realisasi
keuangan, data pengukuran kinerja tradisional yang kemudian dibandingkan
dengan target yang sudah ditentukan sebelumnya kemudian data-data tersebut
dikelompokkan ke dalam perspektif yang ada dan dicari hubungan dari setiap
indikator tersebut.
Suwardika I Nyoman (2011) melakukan penelitian tentang Analisis kinerja
organisasi sector public menggunakan Balance Scorecard pada Badan Pendidikan
dan Pelatihan Propinsi Jawa Timur dalam perspektif anggaran terjadi
penghematan anggaran dan dalam perspektif proses internal ada beberapa
kegiatan yang belum mencapai hasil 100 persen Dalam Financial Perspective
terjadi penghematan (sisa) anggaran secara keseluruhan 6,23 persen. Tingkat
efisiensi penggunaan anggaran paling tinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar
94 persen dan yang paling rendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 88
persen. Dalam Employees and Organization Capacity Perspective, pengukuran
kinerja dilihat dari pemanfaatan teknologi informasi nampak bahwa alat kantor,
alat studio dan alat komunikasi telah mengalami penambahan. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan dalam pemanfaatan teknologi informasi yang
ada. Dengan menggunakan pengukuran kinerja sasaran dan pengukuran kinerja
kegiatan sebagai bagian dari Internal Bussiness Process Perspective, dari enam
sasaran yang tertuang dalam Rencana Strategis Badan Diklat Provinsi Jawa Timur
tahun 2009-2014, ada 2 sasaran yang tidak mencapai 100 persen, yaitu sasaran
meningkatkannya kompetensi aparatur pemerintah baik kompetensi dasar maupun
bidang sebesar 93,33 persen, serta sasaran meningkatnya kontribusi hasil
33
pendidikan dan pelatihan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi alumni sebesar
87,51 persen.
Hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan selama ini terkait dengan
kinerja baik perusahaan suasta maupun instansi pemerintah dengan menggunakan
balanced scorecard yang diukur dari empat perspektif menunjukan hasil yang
baik, kebanyakan dari segi perspektif keuangan menunjukan kinerja yang baik,
karena bisa menghemat anggaran untuk mencapai kinerja semaksimal mungkin,
untuk kinerja perspektif pelanggan ada yang capaian kinerjanya buruk karena
kebanyakan ditentukan karena ketidaktepatan waktu pelayanan, demikian juga
untuk perspektif proses internal ada yang mendapatkan capaian buruk yang
disebabkan oleh keadilan dan persamaan hal sebagai karyawan/pegawai kuranmg
diperhatikan dan untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan hampir
semuannya mendapat capaian kinerja baik dan sangat baik, sedangkan penelitian
ini mengukur kinerja institusi dari keempat perspektif yaitu perspektif keuangan,
perspektif pelanggan/pengguna jasa, perspektif proses internal dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan agar tercapainya kinerja institusi yang bekerja
sesuai dengan SOP sehingga bisa tepat waktu dan tepat sasaran disamping juga
penghematan anggaran dengan menggunakan model pengukuran balance
scorecard.
34
BAB III
KERANGKA BERFIKIR DAN KONSEP PENELITIAN
3.1 Kerangka berfikir dan Konsep Penelitian
3.1.1 Kerangka berpikir
Terbentuknya otonomi daerah dapat dilihat dengan diberlakukannya
Undang undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang
undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat
dengan Pemerintah Daerah, maka dengan produk hukum di atas akan membawa
angin segar dalam pelaksanaan otonomi daerah. Konsekwensinya pemerintah
Daerah harus dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, mengacu
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan yang mengatur
tentang tugas pokok dan fungsi aparatur kelurahan maka pemerintah Kora
Denpasar mengeluarkan peraturan Walikota Nomor 6 Tahun 2012 tentang Tata
cara pertanggungjawaban bantuan kelurahan.
Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota
Denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan perlu di tingkatkan sehingga
pengelolaan bantuan kelurahan dapat berjalan secara optimal. Kinerja Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar dalam
pengelolaan bantuan kelurahan perlu diukur untuk mengetahui apakah kinerja
pengelolaan bantuan kelurahan dapat dikatakan baik atau buruk, tinggi atau
rendah, meningkat atau menurun, gagal atau berhasil berdasarkan fakta yang
sesungguhnya. Model penilaian kinerja yang diterapkan dalam penelitian ini
35
UU RI No 12 Tahun 2008
Tentang Pemerintahan Daerah
36
37
Perspektif Keuangan
1. Target Anggaran
2. Realisasi Anggaran
Perspektif Pengguna Jasa
B
A
L
A
N
C
E
D
S
C
O
R
E
C
A
R
D
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Keramahan Petugas
Ketepatan Waktu Pencairan Dana
Sarana dan fasilitas
Prosedur Administrasi
Kondisi kebersihan dan lingkungan
Lokasi yang strategis
6.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perasaan bangga & nyaman
Tanggung jawab
Iklim kepercayaan& kerjasama
Peluang yang sama untuk diklat
Diklat yang sesuai dengan bidang
tugas
6. Gaji yang sesuai dengan bidang tugas
7. Insentif yang sesuai dengan bidang
tugas.
1.
2.
3.
4.
5.
Gambar 3.2
Kerangka Konsep Penelitian
K
I
N
E
R
J
A
B
P
M
P
D
P
E
N
G
E
L
O
L
A
A
N
B
A
N
K
E
L
38
BAB IV
METODE PENELITIAN
pengelolaan bantuan kelurahan pada penelitian ini berupa data kualitatif dan data
kualitatif yang dianalisis dengan alat analisis Balance Scorecard diukur dari
empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pengguna jasa, perspektif
proses internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengukur keseluruhan perspektif secara komprehensif dengan
menggunakan indeks komposit sehingga dapat menunjukkan kinerja Pengelolaan
Bantuan Kelurahan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa Kota Denpasar.
sebagai berikut :
1)
Penelitian tentang
dan
39
2)
pengelola bantuan
40
a. Keramahan petugas.
b. Ketepatan waktu pencairan dana.
c. Sarana dan fasilitas.
d. Prosedur administrasi.
e. Kondisi kebersihan dan lingkungan.
f. Lokasi yang strategis.
3) Perspektif Proses Internal yang dilaksanakan oleh Kantor BPMPD Kota
Denpasar. dengan indikator sebagai berikut :
a. Pelaksanaan administrasi sesuai SOP
b. Ketersediaan sarana dan prasarana.
c. Perencanaan sistematis.
d. Perasaan puas bekerja sesuai dengan waktu yang ditentukan.
e. Suasana kerja yang aman dan nyaman.
4) Perspektif
41
42
perspektif
pertumbuhan
dan
pembelajaran
menggambarkan
43
Ditinjau dari sifatnya, jenis data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis,
yaitu data kuantitatif dan kualitatif :
1) Data kuantitatif merupakan data yang dapat dihitung atau data yang disajikan
dalam bentuk angka angka yang diperoleh dari penelitian langsung seperti
jumlah kelurahan, jumlah bantuan kelurahan yang ada pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Denpasar yang realisasinya melalui
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar.
2) Data kualitatif
44
adalah
petugas
pengelola
kelurahan
pada
Badan
Eselon (orang)
Instansi
Jumlah.
II
III
IV
Staf
(orang)
1.
BPMPD
2.
Kelurahan
16
16
Jumlah
18
23
45
4.6.2. Sampel
Sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki. Adapun tehnik sampling yang dipergunakan adalah teknik pengambilan
sampling purposif. Teknik pengambilan sampling purposif (Purposive Sampling)
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu hal ini Kepala
BPMPD selaku pemegang kebijakan di SKPD yang dipandang oleh peneliti
mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri ciri atau sifat populasi. Sugiyono
(2006). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Sampel responden pengguna jasa masing masing kelurahan
Di Kota Denpasar
Kelurahan
Tonja
Peguyangan
Ubung
Pemecutan
Padangsambian
Dauh Puri
Panjer
Sesetan
Pedungan
Serangan
Renon
Sanur
Dangin Puri
Sumerta
Kesiman
Penatih
Total
Jabatan
Sekretaris
Sekretaris
Sekretaris
Sekretaris
Sekretaris
Sekretaris
Sekretaris
Sekretaris
Sekretaris
Sekretaris
Sekretaris
Sekretaris
Sekretaris
Sekretaris
Sekretaris
Sekretaris
Sampel (orang)
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
16
46
47
4.7
1) Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur merupakan metode pengumpulan data dengan cara
menggali data langsung dari sumbernya melalui pertanyaanpertanyaan
dalam bentuk kuesioner terkait dengan variabel-variabel yang diperlukan dan
telah dipersiapkan sebelumnya.
2) Observasi non perilaku
Observasi non perilaku merupakan metode pengumpulan data dengan cara
menggali laporan yang berhubungan dengan pokok permasalahan penelitian,
metode ini ditujukan untuk mengumpulkan data sekunder seperti terget
anggaran yang tersedia untuk bantuan kelurahan pada APBD Kota Denpasar
dan realisasi anggaran bantuan kelurahan.
48
pertanyaan mengenai apa yang sebenarnya diukur oleh alat pengukur yang ada.
Validitas pengukuran tersebut dapat dilihat melalui corrected item total
correlation dalam program SPSS. Jika butir pertanyaan memiliki r hitung > r
tabel, butir pertanyaan itu dinyatakan valid sebaliknya jika pertanyaan memiliki r
hitung < r tabel, butir pertanyaan ini dinyatakan tidak valid.
4.8.2 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini uji realibilitas alat ukur yang digunakan dengan
statistik Cronbach alpha. Statistik ini berguna untuk mengetahui apakah alat ukur
yang dipakai reliabel. Jika keseluruhan butir pertanyaan untuk sebuah variabel
memiliki r Alpha < r tabel, pertanyaan ini dinyatakan reliabel dan sebaliknya.
Jika keseluruhan butir pertanyaan untuk sebuah variabel memiliki r Alpha > r
tabel pertanyaan ini dinyatakan tidak reliabel. Nilai cronbach alpha mendekati 1
(satu), ini menunjukan bahwa pengukuran yang digunakan reliabel atau jawaban
responden akan cenderung sama walaupun diberikan kepada orang dan bentuk
pertanyaan yang berbeda.
analisis
yang
digunakan
untuk
mengukur
kinerja
Badan
digunakan
49
Ra
Ta
Keterangan :
Ra = Realisasi Anggaran tahun ini.
Ta = Target Anggaran tahun ini.
2) Kinerja dari Perspektif Pengguna Jasa.
Kinerja dari perspektif pengguna jasa ini diukur dari indikator variabel : a)
keramahan, b) ketepatan waktu pelayanan, c) sarana dan fasilitas, d) prosedur
pelayanan, e) kondisi kebersihan dan lingkungan, f) lokasi yang strategis,
Menurut Niven (2002) pengukuran kinerja masingmasing variabel dalam
pendekatan balanced scorecard
pernyataan positif (ya) dan negatif (tidak). Dalam penelitian ini jawaban yang
terdiri dari 4 kategori yakni a) Sangat Setuju, b) Setuju, c) Kurang Setuju dan
d) Tidak Setuju akan digolongkan menjadi 2 pernyataan dari 4 kategori
tersebut meliputi untuk kategori pernyataan positif (ya) meliputi jawaban
sangat setuju dan setuju, sedangkan untuk pernyataan negatif (tidak) yaitu
jawaban kurang setuju dan tidak setuju. Untuk standar kinerja yang
dipergunakan perbandingan dalam menentukan tingkatan dan pemberian skor
sebagai berikut :
a) jika 60 100 persen jawaban responden adalah ya (positif) = kinerja baik
b) jika 0 59 persen jawaban responden adalah ya (positif) = kinerja buruk.
50
dan
mencerminkan
kinerja
secara
keseluruhan
dilakukan
dihitung dengan
51
= Indeks komposit
= Nilai kinerja dari perspektif keuangan
= Nilai kinerja dari perspektif pengguna jasa
= Nilai kinerja dari perspektif proses internal
= Nilai kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
= Bobot kinerja masing masing perspektif
Tabel 4.3
Nilai Total Kinerja Perspektif Keuangan, Perspektif Pengguna Jasa ,
Perspektif Proses Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Nilai
Perspektif
1
Nilai Interval
Kinerja
(%)
25,00 43,75
Nilai Kinerja
(Hurup)
Keterangan
Tidak Baik
43,76 62,50
Kurang Baik
62,51 81,25
Baik
81,26 100,00
Sangat Baik
Sumber
kunci
yaitu
Kepala
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat
dan
52
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa Kota Denpasar, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa Kota Denpasar yang dibentuk berdasarkan Peraturan Walikota
Denpasar Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Teknis Daerah Kota Denpasar.
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar
merupakan salah satu lembaga teknis yang ada di Pemerintah Kota Denpasar,
yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan di dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya dibantu oleh seorang Sekretaris yang membawahi 3 (tiga) orang
Kepala Sub Bagian (Ka.Sub Bag.) dan 5 (lima) orang Kepala Bidang yang masing
masing Kepala Bidang dibantu oleh 2 (dua) orang Kepala Sub Bidang (Ka. Sub
Bid).
Di dalam menangani program pemberian bantuan kelurahan pengelolanya
berada di bawah koordinasi Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan yang
terdiri dari sub bidang peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan kelurahan
dan sub bidang kelembagaan desa dan kelurahan.
1). Sub Bidang peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan kelurahan
mempunyai tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan Sub Bidang Pemerintahan Desa/Kelurahan
berdasarkan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat;
53
54
Kelurahan
berdasarkan
kebijakan
di
bidang
pemberdayaan
masyarakat;
b. Memberi petunjuk kepada bawahannya agar pelaksanaan tugas berjalan
sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;
c. Menilai hasil kerja Kepala Sub Bidang bawahannya dengan jalan
memonitor dan mengevaluasinya untuk pembinaan karier;
d. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan
teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan Sub Bidang
Kelembagaan Pemerintahan Desa dan Kelurahan;
e. Menghimpun bahan perumusan pedoman pembinaan dan fasilitasi
kelembagaan pemerintahan desa dan kelurahan;
f. Menyusun pedoman pembinaan dan fasilitasi kelembagaan pemerintahan
desa, kelurahan dan Lembaga kemasyarakatan;
g. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi kelembagaan pemerintahan desa
dan kelurahan;
55
56
sebanyak 57 orang dengan distribusi responden yang diteliti seperti terlihat pada
Tabel 5.1.
Tabel 5.1
Distribusi Responden Dalam Penelitian Analisis Kinerja Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar dalam
Pengelolaan Bantuan Kelurahan
No
1.
2.
3.
Uraian
Responden Pengguna Jasa
Responden Pegawai
Responden Kunci
Jumlah (orang)
Prosentase (%)
16
6
1
69,57
26,09
4,34
Jumlah
23
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)
100
Pada Tabel 5.1 dapat dilihat jumlah responden pengguna jasa adalah 16
orang, jumlah responden pegawai 6 orang dan jumlah responden kunci sebanyak 1
orang.
57
Jumlah (orang)
0
8
10
5
Jumlah
23
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)
Prosentase (%)
0
34,78
43,48
21,74
100
Jenis Kelamin
Jumlah (orang)
Prosentase (%)
1.
2.
Laki laki
Perempuan
11
12
47,83
52,17
Jumlah
23
Sumber : Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)
100,00
58
Responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 11 orang atau 47,83 persen,
sedangkan responden jenis kelamin perempuan sebanyak 12 atau 52,17 persen. Ini
menunjukan bahwa peran serta perempuan di dalam meningkatkan pembangunan
untuk sekarang ini sangat tinggi terbukti dengan lebih banyaknya pegawai
perempuan dibandingkan pegawai laki-laki.
5.2.3 Pendidikan
Responden
Pengguna
Jasa,
Responden
Pegawai
dan
Responden Kunci
Tingkat pendidikan responden pengguna jasa, responden pegawai dan
responden kunci dapat di lihat pada Tabel 5.4
Tabel 5.4
Tingkat Pendidikan Responden Pengguna Jasa, Responden Pegawai dan
Responden Kunci
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah (orang)
Prosentase (%)
SMA / Sederajat
26,09
Diploma D3
13,04
11
47,83
13,04
23
100
Jumlah
59
diploma 3 (D3) sebanyak 3 orang atau 13,04 persen. Hal ini menunjukan bahwa
tingkat pendidikan sarjana strata 1 (S1) yang mendominasi pendidikan pegawai
pada BPMPD Kota Denpasar. Ini menunjukan bahwa kualitas pendidikan pegawai
di pemerintahan sudah menunjukan peningkatkan dari segi mutu pendidikan,
sehingga mampu di dalam menjalankan tugas-tugas yag diberikan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
60
kelurahan pada masing-masing kelurahan, seperti terlihat pada Tabel 5.5. Untuk
uji validasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS, setelah dilakukan
pengujian dapat dilihat pada Tabel 5.5. Hasil tersebut di atas dapat diketahui
bahwa semua hasil uji validasi instrumen data responden pengguna jasa
berdasarkan Lampiran 3 menunjukan hasil yang valid ini ditentukan oleh
koefisien korelasinya berada di atas 0,3 atau lebih (Sugiyono, 2006).
Tabel 5.5
Rekapitulasi Hasil Uji Validasi Instrumen Data Responden Pengguna Jasa
Variabel
Keramahan Petugas
Koefesien Korelasi
0.765
Keterangan
Valid
0.686
Valid
0.760
Valid
Prosedur pelayanan
0.623
Valid
0.742
Valid
0.658
Valid
61
Tabel 5.6
Rekapitulasi Hasil Uji Validasi Instrumen Data Responden Pegawai BPMPD
Kota Denpasar
Variabel
a. Proses Internal
Koefesien Korelasi
Keterangan
0.949
Valid
0.894
Valid
Perencanaan Strategis
0.949
Valid
Ketepatan Waktu
0.894
Valid
0.949
Valid
0.909
Valid
Tanggung Jawab
0.898
Valid
0.909
Valid
0.909
Valid
0.909
Valid
0.898
Valid
0.898
Valid
dan
Sumber :Lampiran 3
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji penafsiran responden mengenai
butir-butir pernyataan yang terdapat dalam instrumen penelitian yang ditujukan
dengan konsistensi akan jawaban yang diberikan. Suatu instrumen dikatakan
reliabel jika memiliki koefisien Alpha Cronbach minimal 0,600 (Ghozali, 2002).
Tingkat reliabilitas sebesar 0,600 mengidikasikan reliabelnya sebuah konstruk
dari indikator-indikator yang terdapat dalam instrumen penelitian.
62
Cronbachs Alpha
Pengguna jasa
0,788
Proses Internal
0,958
Pembelajaran dan Pertumbuhan
0,960
Sumber :Lampiran 4, Lampiran 6 dan Lampiran 8
Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Tabel 5.7 menunjukan nilai Cronbachs Alpha lebih besar dari 0,600
sehingga instrumen penelitian untuk data responden pengguna jasa, proses
internal dan pembelajaran dan pertumbuhan telah reliabel.
63
Target
Anggaran
(Rp)
42.225.000
86.706.000
50.206.000
57,90
394.180.000
304.036.500
77,13
26.850.000
12.850.000
47,86
515.735.000
344.660.000
66,83
270.695.900
250.943.800
92,70
294.349.000
281.283.200
95,56
4
5
6
7
Kegiatan
Realisasi
Anggaran
(Rp)
35.625.000
Capaian
Indikator
(%)
84,37
1.630.740.900 1.279.604.500
78,47
64
persen, dikategorikan baik karena berada pada nilai interval kinerja 62,51-81,25
(Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara, 2004).
Realisasi anggaran yang lebih rendah dari target anggaran memiliki
implikasi bahwa terjadi efisiensi anggaran dimana jumlah pengeluaran yang
sungguh-sungguh terjadi lebih kecil dari target anggaran. Hal ini disebabkan
karena dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa sudah mengikuti
ketentuan yang berlaku yaitu Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang pengadaan
barang dan jasa pemerintah yaitu pengadaan barang dan jasa sampai dengan dua
ratus juta rupiah menggunakan Surat Perintah Kerja (SPK) atau pun nota pesanan
telah terjadi negosiasi harga di bawah pagu anggaran yang ditetapkan pada
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Untuk kegiatan Pengembangan Desa Mandiri dan kegiatan Monitoring dan
evaluasi LPM kurang dari 78,47 persen disebabkan ada beberapa anggaran yang
tidak dilaksanakan karena kegiatan tersebut dilakukan bersamaan dengan kegiatan
yang lain sehingga anggarannya tidak di realisasikan antara lain pengadaan
barang/jasa seperti makanan dan minuman, perjalanan dinas, sewa gedung, dan
belanja penghargaan/hadiah. Secara keseluruhan kinerja Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar khususnya bidang
pemerintahan desa dan kelurahan dari perspektif keuangan sudah di kategorikan
berkinerja baik, dilihat dari rata-rata realisasi anggaran yang dikelola berkisar
antara 62,51-81,25 (Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara, 2004).
2). Kinerja BPMPD Kota Denpasar dalam Mengelola Bantuan Kelurahan ditinjau
dari Perspektif Pengguna Jasa
65
Variabel
66
Tabel 5.10
Pernyataan Positif dan Negatif Responden Untuk Perspektif Pengguna Jasa
No
Variabel
67
Variabel
Pelaksanaan Adm. Sesuai SOP
Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Perencanaan Strategis
Ketepatan Waktu
Lingk. Kerja yang aman dan nyaman
16
14
Jumlah
Sumber :Lampiran 12, hasil penelitian 2014 (data di olah)
68
proses
pengelolaan
bantuan
kelurahan
yang
dilaksanakan
oleh
Badan
Variabel
Jumlah Jawaban
Ya
Tidak
(orang) (orang)
Pernyataan Responden
Positif
Negatif
(%)
(%)
6
6
0
0
100,00
100,00
0,00
0,00
6
6
6
0
0
0
100,00
100,00
100,00
0,00
0,00
0,00
100
0,00
30
0
Jumlah
Sumber :Lampiran 12, hasil penelitian 2014 (data di olah)
69
Tabel 5.13
Pernyataan Responden Untuk Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
No
Variabel
1
2
3
4
5
6
7
Perasaan bangga
Tanggung Jawab
Iklim Kepercayaan dan kerja sama
Peluang sama untuk Diklat
Pelatihan sesuai bidang tugas
Gaji sesuai dengan Bidang tugas
Insentif sesuai dengan bidang tugas
Jumlah
Variabel
Jumlah Jawaban
Ya
Tidak
(orang) (orang)
Perasaan bangga
6
0
Tanggung Jawab
6
0
Iklim Kepercayaan dan kerja
6
0
sama
Peluang sama untuk Diklat
6
0
Pelatihan sesuai bidang tugas
6
0
Gaji sesuai dengan Bidang
6
0
tugas
Insentif sesuai dengan bidang
6
0
tugas
42
0
Jumlah
Pernyataan Responden
Positif
Negatif
(%)
(%)
100
0
100
0
100
0
100
100
100
0
0
0
100
100
pengelolaan
bantuan
kelurahan
yang
dilaksanakan
oleh
Badan
70
1.
Responden
Kepala Badan
Pemberdayaan
Masyarakat dan
Pemerintahan Desa
Jumlah
Perspektif
Keuangan Pengguna Proses Pertmbh &
jasa
Internal Pembljrn
%
%
%
%
30
25
25
20
30%
25%
25%
20%
Jumlah
%
100
100%
71
Kegiatan
Bobot
Nilai
Indeks
Kinerja
Capaian
Komposit
(%)
Kinerja (%)
(%)
1 Keuangan
30,00
78,47
23,54
2 Pengguna jasa
25,00
77,08
19,27
3 Proses Internal
25,00
100,00
25,00
4 Pertumbuhan dan Pembelajaran
20,00
100,00
20,00
Jumlah
100,00
87,81
Sumber : Hasil Penelitian, Tahun 2014 (data diolah)
Tabel 5.16 menunjukan hasil perhitungan bahwa indeks komposit kinerja
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar dalam
pengelola bantuan kelurahan adalah 87,81 persen yang terdiri dari kinerja
perspektif keuangan 23,54 persen, dengan bobot kinerja 30 persen; kinerja
perspektif pengguna jasa 19,27 persen dengan bobot kinerja 25 persen; kinerja
perspektif proses internal 25,00 persen
72
baik karena berada pada interval kinerja 81,26 100,00 persen (Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara, 2004).
5.4 Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini, mengacu pada kerangka konsep
penelitian yaitu 1) Perspektif Keuangan, 2) Perspektif Pengguna Jasa, 3)
Perspektif Proses Internal, 4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
73
desa sebesar 92,70 persen dan realisasi anggaram untuk kegiatan Bimbingan
Teknis bagi Kaur Desa dan Kasi Kelurahan sebesar 95,56 persen.
Berdasarkan Peraturan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara,
2005 capaian kinerja sebesar 78,47 tergolong kualifikasi baik. Realisasi anggaran
yang lebih rendah dari target anggaran memiliki implikasi bahwa terjadi efesiensi
anggaran dimana jumlah pengeluaran yang sungguh-sungguh terjadi lebih kecil
dari target anggaran. Hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan kegiatan
pengadaan barang dan jasa di atas lima puluh juta rupiah sampai dengan dua ratus
juta menggunakan Surat Perintah Kerja (SPK) terjadi negosiasi harga dibawah
pagu anggaran yang ditetapkan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), disamping juga ada beberapa anggaran
yang tidak direalisasikan karena tidak dipergunakan seperti makanan dan
minuman, perjalanan dinas, sewa gedung, dan belanja penghargaan/hadiah, sisa
anggaran yang tidak di realisasikan secara otomatis kembali ke kas daerah karena
tidak dimohonakan oleh Pengguna Anggaran Badan Pemberdayaan Masyarakat
dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar dan akan menjadi sisa laporan penggunaan
anggaran (SILPA) tahun berikutnya.
Pengukuran kinerja dari perspektif keuangan yang juga pernah dilakukan
oleh Sri Utari (2006) tentang Analisis Kinerja Institusi Pengujian Kendaraan
Bermotor Kota Denpasar, dengan menggunakan model pengukuran Balance
Scorecard dengan hasil penelitian secara parsial berada pada kualifikasi sangat
baik dengan capaian sebesar 89,93 persen. Dibandingkan dengan capaian kinerja
74
dari perspektif keuangan yang peneliti lakukan hasilnya masih dibawah capaian
kinerja Institusi Pengujian Kendaraan Bermotor Kota Denpasar.
75
76
77
kinerja
dari
perspektif
pertumbuhan
dan
pembelajaran
78
79
80
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan pengukuran kinerja Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar dalam
pengelolaan bantuan kelurahan dengan pendekatan Balance Scorecard serta
kinerja secara menyeluruh dengan perhitungan Indek Komposit dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut :
1). a. berdasarkan analisis perspektif keuangan secara keseluruhan menunjukan
kinerja dengan kategori baik dengan nilai kinerja 78,47 persen.
b. hasil analisis perspektif pengguna jasa secara keseluruhan menunjukan
kinerja dengan kaeagori baik dengan nilai kinerja 77,08 persen.
c. hasil analisis perspektif proses internal secara keseluruhan menunjukan
kinerja dengan katagori sangat baik dengan nilai kinerja 100 persen.
d. hasil analisis perpsektif pembelajaran dan pertumbuhan secara keseluruhan
menunjukan kinerja dengan katagori sangat baik dengan nilai kinerja 100
persen.
2) Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota
Denpasar dalam pengelolaan bantuan kelurahan secara menyeluruh ditinjau
dari empat perspektif yang meliputi perspektif keuangan, pengguna jasa, proses
internal, pembelajaran dan pertumbuhan berada pada kualifikasi kinerja sangat
baik dengan nilai 87,81 persen hal ini berarti BPMPD Kota Denpasar hanya
81
mampu menyelesaikan tugas tugas sebesar 87,81 persen dari 100 persen
kualifikasi kinerja yang diharapkan bisa terlealisasikan.
6.2 Saran
Berdsarakan simpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran
yang kiranya dapat dipertimbangkan sebagai berikut :
1) Ditinjau dari perspektif keuangan, karena kinerja dari perspektif ini berada
pada kualifikasi baik yaitu sebesar 78,47 maka perlu ditingkatkan agar
menjadi lebih baik lagi, dengan memaksimalkan proses dari perencanaan,
pelaksanaan dan realisasi anggaran agar tidak terjadi sisa anggaran yang
teralu besar di kembalikan ke kas daerah.
2) Ditinjau dari perspektif pengguna jasa disarankan kepada BPMPD Kota
Denpasar agar meningkatkan pelayanan terkait dengan keramahan petugas
serta ketepatan waktu pencairan anggaran bantuan kelurahan disamping
juga selalu melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan kelurahan di
dalam merealisasikan penggunaan anggaran bantuan kelurahan.
3) Ditinjau dari perspektif proses internal disarankan kepada BPMPD Kota
Denpasar agar selalu meningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
kerja disamping itu pula melakukan perencanaan strategi yang lebih
matang.
4) Ditinjau dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan disarankan agar
lebih meningkatan kepercayaan terhadap seluruh pegawai di dalam
melaksanakan tugas dan meningkatkan kerja sama yang baik antar
pegawai, disarankan pula agar seluruh pegawai diberikan kesempatan
82
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Andreas Lako, 2004, Kepemimpinan dan Kinerja Organisasi : Isu, Teori dan
Solusi, Yogyakarta, Penerbit Amara Books.
Anwar Prabu Mangkunegara, 2005, Evaluasi Kinerja SDM, Bandung, Penerbit
PT. Refika Aditama.
Anderson, Jamie, Creativity is not Enough ICT Enabled Strategic Innovatio
European Journal of Innovation Management No. 9, issue 2 pp 129-148.,
2006.
Budiarti, isniar, Balanced Scorecard sebagai alat ukur Kinerja dan Pengendali
Sistem Manajemen strategis, Majalah Ilmiah Unikom, Vo.6. hal 51-59.
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar
Keputusan Walikota Denpasar informasi Pemberian Bantuan Kelurahan di
Kota Denpasar.
-------- 2009 Keputusan Walikota Denpasar tentang Plafond Bantuan Kelurahan
-------- 2010 Keputusan Walikota Denpasar tentang Plafond Bantuan Kelurahan
-------- 2011 Keputusan Walikota Denpasar tentang Plafond Bantuan Kelurahan
-------- 2012 Keputusan Walikota Denpasar tentang Plafond Bantuan Kelurahan
-------- 2013 Keputusan Walikota Denpasar tentang Plafond Bantuan Kelurahan
Gold, C Total Quality Management in Information Technology Services-IS
Measures a Balancing Act Research Note Emst & Young Center For
Imformation Technology and Strategic, Boston, 1992
Gambergen, W The Balanced Scorecard an IT Govermance Information
System Control Journal. Volume 2, 2000.
Handoko,.H., 1995, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2,
BPFE,Yogyakarta.
Hanuman, Kiswara, 2000, Analisis Balance Socorecard Sebagai Alat Pengukur
Kinerja Perusahaan.
Husaini Usman. (2006). Pengantar Statistika. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Ishak, Irni Suzila, Deigning a Strategic Information System Planning Methodologi
For Malaysian Institutes of Higher Learning (ISP-IPTA), IIS Volo VI, No.
1-2, 2005.
Kaplan, R. And D. Norton, The Balanced Scorecard Translating Vision Into
Asction, Harvard Business School Press, Boston, 1996.
Kementrian
Pendayagunaan
Aparatur
Negara,
2005,
Nomor:
Kep/25/M.Pan/2/2004, tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, Jakarta.
xvi
xvii
Kumalasari, Y. S. 2010. Evaluasi Terhadap Kinerja Unit Usaha Syariah Pada Bank
Konvensional Dengan Perspektif Balance Scorecard.
xvii
xviii
Scherer, A.; Alt, M.J.; 2002, Balanced Scorecard in Verwaltung und Non-ProfitOrganisationen, Wiesbaden 2002.
Salterio, S.; Webb, A., 2003. The balanced scorecard. CA Magazine, 136 (6), 3941.
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Smith, M., 2005. The Balance scorecard. Financial Management. February 2005,
27-28.
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, CV. Alfabeta, Bandung.
Thom, N.;Ritz, A. 2000. Public Management: Innovative Konzepte zur Fhrung
im ffentlichen Sektor, Wiesbaden 2000.
Undang undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 Tentang
Pemerintahan Daerah.
Undang undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan retribusi
Daerah.
Undang undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah.
Undang undang Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
Weber, J.; Bacher, A.; Groll, M. 2002. Konzeption einer Balanced Scorecard fr
das Controlling von unternehmensbergreifenden Supply Chains. krp, 46
(3), 133-141.
Yuwono, S. 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard :Menuju
Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka
Utama.
Yin, R. K. 1991. Case Study Research: Design and Methods, Newbury Park/Calif.
u.a. 1991.
Zudia, M. 2010. Analisis Penilaian Kinerja Organisasi Dengan Menggunakan
Konsep Balance Scorecard Pada PT Bank Jateng Semarang. Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
xviii
Lampiran 1. Karakteristik Responden Pengguna Jasa/Sekretaris Kelurahan pada masingmasing kelurahan se Kota Denpasar
Frequencies-Pengguna
Frequency Table
Pendidikan
Valid
SMA
Diploma (D4)
S1
S2
Total
Frequency
4
2
8
2
16
Percent
25.0
12.5
50.0
12.5
100.0
Valid Percent
25.0
12.5
50.0
12.5
100.0
Cumulative
Percent
25.0
37.5
87.5
100.0
Umur
Valid
40
41
42
43
46
47
48
49
50
53
54
Total
Frequency
1
1
2
2
1
2
1
2
2
1
1
16
Percent
6.3
6.3
12.5
12.5
6.3
12.5
6.3
12.5
12.5
6.3
6.3
100.0
Valid Percent
6.3
6.3
12.5
12.5
6.3
12.5
6.3
12.5
12.5
6.3
6.3
100.0
Cumulative
Percent
6.3
12.5
25.0
37.5
43.8
56.3
62.5
75.0
87.5
93.8
100.0
Jenis Kelamin
Valid
Laki-laki
Perempuan
Total
Frequency
9
7
16
Percent
56.3
43.8
100.0
Valid Percent
56.3
43.8
100.0
Cumulative
Percent
56.3
100.0
P1
Valid
Kurang setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
7
5
4
16
Percent
43.8
31.3
25.0
100.0
Valid Percent
43.8
31.3
25.0
100.0
Cumulative
Percent
43.8
75.0
100.0
P2
Valid
Kurang setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
9
5
2
16
Percent
56.3
31.3
12.5
100.0
Valid Percent
56.3
31.3
12.5
100.0
Cumulative
Percent
56.3
87.5
100.0
P3
Valid
Tidak setuju
Kurang setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
1
1
11
3
16
Percent
6.3
6.3
68.8
18.8
100.0
Valid Percent
6.3
6.3
68.8
18.8
100.0
Cumulative
Percent
6.3
12.5
81.3
100.0
P4
Valid
Kurang setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
3
11
2
16
Percent
18.8
68.8
12.5
100.0
Valid Percent
18.8
68.8
12.5
100.0
Cumulative
Percent
18.8
87.5
100.0
P5
Valid
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
12
4
16
Percent
75.0
25.0
100.0
Valid Percent
75.0
25.0
100.0
Cumulative
Percent
75.0
100.0
P6
Valid
Kurang setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
1
10
5
16
Percent
6.3
62.5
31.3
100.0
Valid Percent
6.3
62.5
31.3
100.0
Cumulative
Percent
6.3
68.8
100.0
Total_P
Valid
12
15
16
17
18
19
20
23
Total
Frequency
1
1
3
2
4
2
1
2
16
Percent
6.3
6.3
18.8
12.5
25.0
12.5
6.3
12.5
100.0
Valid Percent
6.3
6.3
18.8
12.5
25.0
12.5
6.3
12.5
100.0
Frequencies
Statistics
Umur
N
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Valid
Missing
16
0
46.50
1.072
47.00
42a
4.290
18.400
14
40
54
744
Cumulative
Percent
6.3
12.5
31.3
43.8
68.8
81.3
87.5
100.0
Valid
SMA
Diploma (D4)
S1
S2
Total
Frequency
15
1
18
6
40
Percent
37.5
2.5
45.0
15.0
100.0
Valid Percent
37.5
2.5
45.0
15.0
100.0
Cumulative
Percent
37.5
40.0
85.0
100.0
Umur
Valid
24
25
27
29
30
31
32
33
34
35
39
40
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
54
55
56
Total
Frequency
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
3
4
1
4
1
1
3
3
1
3
1
1
40
Percent
2.5
2.5
2.5
2.5
5.0
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
7.5
10.0
2.5
10.0
2.5
2.5
7.5
7.5
2.5
7.5
2.5
2.5
100.0
Valid Percent
2.5
2.5
2.5
2.5
5.0
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
7.5
10.0
2.5
10.0
2.5
2.5
7.5
7.5
2.5
7.5
2.5
2.5
100.0
Cumulative
Percent
2.5
5.0
7.5
10.0
15.0
17.5
20.0
22.5
25.0
27.5
30.0
32.5
35.0
42.5
52.5
55.0
65.0
67.5
70.0
77.5
85.0
87.5
95.0
97.5
100.0
Jenis Kelamin
Valid
Laki-laki
Perempuan
Total
Frequency
15
25
40
Percent
37.5
62.5
100.0
Valid Percent
37.5
62.5
100.0
Cumulative
Percent
37.5
100.0
P1.1
Valid
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
8
32
40
Percent
20.0
80.0
100.0
Valid Percent
20.0
80.0
100.0
Cumulative
Percent
20.0
100.0
P1.2
Valid
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
17
23
40
Percent
42.5
57.5
100.0
Valid Percent
42.5
57.5
100.0
Cumulative
Percent
42.5
100.0
P1.3
Valid
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
22
18
40
Percent
55.0
45.0
100.0
Valid Percent
55.0
45.0
100.0
Cumulative
Percent
55.0
100.0
P1.4
Valid
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
9
31
40
Percent
22.5
77.5
100.0
Valid Percent
22.5
77.5
100.0
Cumulative
Percent
22.5
100.0
P1.5
Valid
Kurang setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
1
7
32
40
Percent
2.5
17.5
80.0
100.0
Valid Percent
2.5
17.5
80.0
100.0
Cumulative
Percent
2.5
20.0
100.0
Total_P1
Valid
15
17
18
19
20
Total
Frequency
7
2
6
12
13
40
Percent
17.5
5.0
15.0
30.0
32.5
100.0
Valid Percent
17.5
5.0
15.0
30.0
32.5
100.0
Cumulative
Percent
17.5
22.5
37.5
67.5
100.0
P2.1
Valid
Tidak setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
1
9
30
40
Percent
2.5
22.5
75.0
100.0
Valid Percent
2.5
22.5
75.0
100.0
Cumulative
Percent
2.5
25.0
100.0
P2.2
Valid
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
9
31
40
Percent
22.5
77.5
100.0
Valid Percent
22.5
77.5
100.0
Cumulative
Percent
22.5
100.0
P2.3
Valid
Kurang setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
2
15
23
40
Percent
5.0
37.5
57.5
100.0
Valid Percent
5.0
37.5
57.5
100.0
Cumulative
Percent
5.0
42.5
100.0
P2.4
Valid
Kurang setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
1
20
19
40
Percent
2.5
50.0
47.5
100.0
Valid Percent
2.5
50.0
47.5
100.0
Cumulative
Percent
2.5
52.5
100.0
P2.5
Valid
Kurang setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
1
17
22
40
Percent
2.5
42.5
55.0
100.0
Valid Percent
2.5
42.5
55.0
100.0
Cumulative
Percent
2.5
45.0
100.0
P2.6
Valid
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
16
24
40
Percent
40.0
60.0
100.0
Valid Percent
40.0
60.0
100.0
Cumulative
Percent
40.0
100.0
P2.7
Valid
Tidak setuju
Setuju
Sangat setuju
Total
Frequency
3
14
23
40
Percent
7.5
35.0
57.5
100.0
Valid Percent
7.5
35.0
57.5
100.0
Cumulative
Percent
7.5
42.5
100.0
Total_P2
Valid
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Total
Frequencies
Frequency
1
1
8
1
1
1
3
7
9
8
40
Percent
2.5
2.5
20.0
2.5
2.5
2.5
7.5
17.5
22.5
20.0
100.0
Valid Percent
2.5
2.5
20.0
2.5
2.5
2.5
7.5
17.5
22.5
20.0
100.0
Cumulative
Percent
2.5
5.0
25.0
27.5
30.0
32.5
40.0
57.5
80.0
100.0
Statistics
Umur
N
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Valid
Missing
40
0
43.08
1.445
45.00
45a
9.141
83.558
32
24
56
1723
P2
P3
P4
P5
P6
Total_P
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P1
16
.625**
.010
16
.438
.090
16
.113
.676
16
.670**
.005
16
.242
.366
16
.765**
.001
16
P2
.625**
.010
16
1
16
.251
.348
16
.250
.351
16
.359
.173
16
.278
.298
16
.686**
.003
16
P3
.438
.090
16
.251
.348
16
1
16
.636**
.008
16
.408
.116
16
.474
.063
16
.760**
.001
16
P4
.113
.676
16
.250
.351
16
.636**
.008
16
1
16
.325
.220
16
.453
.078
16
.623**
.010
16
P5
.670**
.005
16
.359
.173
16
.408
.116
16
.325
.220
16
1
16
.516*
.041
16
.742**
.001
16
P6
.242
.366
16
.278
.298
16
.474
.063
16
.453
.078
16
.516*
.041
16
1
16
.658**
.006
16
Total_P
.765**
.001
16
.686**
.003
16
.760**
.001
16
.623**
.010
16
.742**
.001
16
.658**
.006
16
1
16
Reliability- Proses
Case Processing Summary
Cases
Valid
Excludeda
Total
40
0
40
%
100.0
.0
100.0
N of Items
7
Item Statistics
Mean
3.70
3.78
3.53
3.45
3.53
3.60
3.43
P2.1
P2.2
P2.3
P2.4
P2.5
P2.6
P2.7
Std. Deviation
.608
.423
.599
.552
.554
.496
.844
40
40
40
40
40
40
40
Item-Total Statistics
P2.1
P2.2
P2.3
P2.4
P2.5
P2.6
P2.7
Scale Mean if
Item Deleted
21.30
21.23
21.48
21.55
21.48
21.40
21.58
Scale
Variance if
Item Deleted
5.908
6.538
5.846
6.254
6.410
6.810
5.481
Corrected
Item-Total
Correlation
.635
.665
.674
.577
.512
.424
.496
Scale Statistics
Mean
25.00
Variance
8.154
Std. Deviation
2.855
N of Items
7
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.772
.778
.765
.783
.794
.807
.814
Correlations-Proses
Correlations
P2.1
P2.2
P2.3
P2.4
P2.5
P2.6
P2.7
Total_P2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P2.1
40
.529**
.000
40
.656**
.000
40
.413**
.008
40
.251
.118
40
.272
.089
40
.505**
.001
40
.754**
.000
40
P2.2
.529**
.000
40
1
40
.479**
.002
40
.445**
.004
40
.517**
.001
40
.660**
.000
40
.275
.086
40
.743**
.000
40
P2.3
.656**
.000
40
.479**
.002
40
1
40
.430**
.006
40
.385*
.014
40
.380*
.016
40
.461**
.003
40
.780**
.000
40
P2.4
.413**
.008
40
.445**
.004
40
.430**
.006
40
1
40
.632**
.000
40
.206
.203
40
.349*
.027
40
.699**
.000
40
P2.5
.251
.118
40
.517**
.001
40
.385*
.014
40
.632**
.000
40
1
40
.224
.165
40
.278
.082
40
.648**
.000
40
P2.6
.272
.089
40
.660**
.000
40
.380*
.016
40
.206
.203
40
.224
.165
40
1
40
.233
.148
40
.561**
.000
40
P2.7
Total_P2
.505**
.754**
.001
.000
40
40
.275
.743**
.086
.000
40
40
.461**
.780**
.003
.000
40
40
.349*
.699**
.027
.000
40
40
.278
.648**
.082
.000
40
40
.233
.561**
.148
.000
40
40
1
.702**
.000
40
40
.702**
1
.000
40
40
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Pegawai BPMPD Kota Denpasar Tahun 2014
Correlations-Proses Internal
Correlations
P1.1
P1.2
P1.3
P1.4
P1.5
Total_P1
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P1.1
6
.707
.116
6
1.000**
.000
6
.707
.116
6
1.000**
.000
6
.949**
.004
6
P1.2
.707
.116
6
1
6
.707
.116
6
1.000**
.000
6
.707
.116
6
.894*
.016
6
P1.3
1.000**
.000
6
.707
.116
6
1
6
.707
.116
6
1.000**
.000
6
.949**
.004
6
P1.4
.707
.116
6
1.000**
.000
6
.707
.116
6
1
6
.707
.116
6
.894*
.016
6
P1.5
Total_P1
1.000**
.949**
.000
.004
6
6
.707
.894*
.116
.016
6
6
1.000**
.949**
.000
.004
6
6
.707
.894*
.116
.016
6
6
1
.949**
.004
6
6
.949**
1
.004
6
6
Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Pegawai BPMPD Kota Denpasar Tahun 2014
Reliability-Proses Internal
Case Processing Summary
Cases
Valid
Excludeda
Total
6
0
6
%
100.0
.0
100.0
N of Items
5
Item Statistics
Mean
3.67
3.50
3.67
3.50
3.67
P1.1
P1.2
P1.3
P1.4
P1.5
Std. Deviation
.516
.548
.516
.548
.516
6
6
6
6
6
Item-Total Statistics
P1.1
P1.2
P1.3
P1.4
P1.5
Scale Mean if
Item Deleted
14.33
14.50
14.33
14.50
14.33
Scale
Variance if
Item Deleted
3.867
3.900
3.867
3.900
3.867
Corrected
Item-Total
Correlation
.919
.832
.919
.832
.919
Scale Statistics
Mean
18.00
Variance
6.000
Std. Deviation
2.449
N of Items
5
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.943
.957
.943
.957
.943
Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Pegawai BPMPD Kota Denpasar Tahun 2014
Correlations-Pembelajaran dan Pertumbuhan
Correlations
P2.1
P2.2
P2.3
P2.4
P2.5
P2.6
P2.7
Total_P2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P2.1
6
.632
.178
6
1.000**
.000
6
1.000**
.000
6
1.000**
.000
6
.632
.178
6
.632
.178
6
.909*
.012
6
P2.2
.632
.178
6
1
6
.632
.178
6
.632
.178
6
.632
.178
6
1.000**
.000
6
1.000**
.000
6
.898*
.015
6
P2.3
1.000**
.000
6
.632
.178
6
1
6
1.000**
.000
6
1.000**
.000
6
.632
.178
6
.632
.178
6
.909*
.012
6
P2.4
1.000**
.000
6
.632
.178
6
1.000**
.000
6
1
6
1.000**
.000
6
.632
.178
6
.632
.178
6
.909*
.012
6
P2.5
1.000**
.000
6
.632
.178
6
1.000**
.000
6
1.000**
.000
6
1
6
.632
.178
6
.632
.178
6
.909*
.012
6
P2.6
.632
.178
6
1.000**
.000
6
.632
.178
6
.632
.178
6
.632
.178
6
1
6
1.000**
.000
6
.898*
.015
6
P2.7
Total_P2
.632
.909*
.178
.012
6
6
1.000**
.898*
.000
.015
6
6
.632
.909*
.178
.012
6
6
.632
.909*
.178
.012
6
6
.632
.909*
.178
.012
6
6
1.000**
.898*
.000
.015
6
6
1
.898*
.015
6
6
.898*
1
.015
6
6
Lampiran 8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Pegawai BPMPD Kota Denpasar Tahun 2014
Reliability-Pembelajaran dan Pertumbuhan
Case Processing Summary
Cases
Valid
Excludeda
Total
6
0
6
%
100.0
.0
100.0
N of Items
7
Item Statistics
Mean
3.83
3.67
3.83
3.83
3.83
3.67
3.67
P2.1
P2.2
P2.3
P2.4
P2.5
P2.6
P2.7
Std. Deviation
.408
.516
.408
.408
.408
.516
.516
6
6
6
6
6
6
6
Item-Total Statistics
P2.1
P2.2
P2.3
P2.4
P2.5
P2.6
P2.7
Scale Mean if
Item Deleted
22.50
22.67
22.50
22.50
22.50
22.67
22.67
Scale
Variance if
Item Deleted
6.300
5.867
6.300
6.300
6.300
5.867
5.867
Corrected
Item-Total
Correlation
.878
.853
.878
.878
.878
.853
.853
Scale Statistics
Mean
26.33
Variance
8.267
Std. Deviation
2.875
N of Items
7
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.952
.955
.952
.952
.952
.955
.955
Kategori
P1
P2
P3
P4
P5
P6
Jumlah
Positif
(orang)
9
7
14
13
16
15
74
Negatif
(orang)
7
9
2
3
0
1
22
Positif
(%)
56.25
43.75
87.50
81.25
100.00
93.75
77.08
Negatif
(%)
43.75
56.25
12.50
18.75
0.00
6.25
22.92
Kinerja
Buruk
Buruk
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Lampiran 10.
Positif
(orang)
6
6
6
6
6
30
Negatif
(orang)
0
0
0
0
0
1
Positif
(%)
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Negatif
(%)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Kinerja
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Positif
(orang)
6
6
6
6
6
6
6
42
Negatif
(orang)
0
0
0
0
0
0
0
0
Positif
(%)
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Negatif
(%)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0
Kinerja
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Lampiran 11
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Perspektif Pengguna Jasa
No.
Nama
Pendidikan
Umur
Jenis Kelamin
P1
P2
P3
P4
P5
P6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1
3
3
3
4
3
2
1
3
2
3
3
4
1
1
3
54
47
46
42
40
48
43
47
41
50
43
42
49
49
53
50
2
2
1
2
2
1
2
1
1
2
2
1
1
1
1
1
4
3
4
4
3
3
2
4
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
4
2
3
2
2
4
2
2
2
2
2
3
2
3
3
3
3
4
3
3
1
4
3
2
3
4
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
2
3
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
2
4
3
4
3
4
3
3
3
3
Keterangan :
Tingkat Pendidikan :
SMA
Diploma 4 (D4)
Sarjana Strata 1 (S1)
Sarjana Strata 2 (S2)
=
=
=
=
1
2
3
4
Jenis Kelamin :
Laki - Laki
Perempuan
=
=
1
2
Jawaban Pertanyaan :
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
=
=
=
=
4
3
2
1
Lampiran 12
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner Pegawai Diukur Dari Perspektif Proses Internal dan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
No.
Nama
Pendidikan
Umur
Jenis Kelamin
P1.1
P1.2
P1.3
P1.4
P1.5
P2.1
P2.2
P2.3
P2.4
P2.5
P2.6
P2.7
1
2
3
4
5
6
1
3
1
2
3
3
54
50
47
30
30
45
2
2
1
2
2
1
4
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
Keterangan :
Tingkat Pendidikan :
SMA
Diploma 4 (D4)
Sarjana Strata 1 (S1)
Sarjana Strata 2 (S2)
=
=
=
=
1
2
3
4
Jenis Kelamin :
Laki - Laki
Perempuan
=
=
1
2
Jawaban Pertanyaan :
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
=
=
=
=
4
3
2
1
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2014
Golongan
Umur
Pendidikan
PETUNJUK PENGISIAN :
Bapak / Ibu / Saudara dimohon untuk menjawab pertanyaan / pernyataan
ini dengan memilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada
kolom jawaban yang paling cocok dengan perasaan yang sebenarnya anda
rasakan. Untuk Bapak / ibu / Saudara perlu memperhatikan penjelasan sebagai
berikut :
SS
= Sangat Setuju.
= Setuju.
KS
= Kurang Setuju.
TS
= Tidak Setuju.
SS
Bantuan
Kelurahan
Badan
3.
oleh
Badan
Pemberdayaan
Desa Kota
Saya
merasa
puas
dengan
prosedur
Saya
merasa
puas
dengan
lingkungan
KS
TS
2.
3.
4.
5.
SS
KS
TS
3.
PERSPEKTIF
PEMBELAJARAN
DAN
PERTUMBUHAN
(BAGI
PEGAWAI BPMPD).
NO. PERTANYAAN
1.
SS
2.
3.
teman
5.
6.
7.
KS
TS
Pendidikan
: S.2
Umur
: 52 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
PETUNJUK PENGISIAN :
Yth. Bapak / Ibu dimohon untuk menjawab pertanyaan / pernyataan di
bawah ini.
KUISIONER KUNCI
I.
Perspektif Keuangan
Pertanyaan :
1. Permasalahan apa saja yang dihadapi di bidang anggaran ?
Jawaban :
1. - Kurangnya anggaran yang diberikan ke masing-masing kelurahan untuk
menunjang pelaksanaan program kerja kelurahan
- Lambatnya proses pencairan bantuan kelurahan.
II
Perspektif Pelanggan.
Pertanyaaan :
1. Apa saja yang dilakukan BPMPD dalam meningkatkan kepuasan
pengguna jasa terhadap pengelolaan bantuan kelurahan di masing masing
Kelurahan ?
Jawaban :
1. -
III
IV.
V.
Perspektif
Bobot
1.
Perspektif Keuangan
30
2.
Perspektif Pelanggan
30
3.
20
4.
20
Total
100