KEBAKARAN
KEBAKARAN
Faktor manusia
-Pekerja
human error, kurangnya disiplin, dsb
-Pengelola
minimnya pengawasan, rendahnya perhatian terhadap keselamatan kerja, dsb
2.
Faktor teknis
-Fisik/mekanis (peningkatan suhu/panas atau adanya api terbuka)
-Kimia (penanganan, pengangkutan, penyimpanan tidak sesuai petunjuk yang ada)
-Listrik (hubungan arus pendek/korsleting)
3.
KLASIFIKASI KEBAKARAN
1. KLAS A, Kebakaran dari bahan-bahan padat yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, plastik, kain
dan lain-lain.
2. KLAS B, Kebakaran dari bahan cair atau gas seperti bensin, solar, bensol, butane dan lain-lain.
3. KLAS C, Kebakaran yang disebabkan arus listrik pada peralatan seperti permesinan, generator, panel
listrik dan lain-lain.
4. KLAS D, Kebakaran yang timbul dari bahan-bahan logam, titanium, aluminium dan lain-lain.
Asap
Asap adalah kumpulan partikel zat carbon ukuran kurang dari 0,5 micron sebagai hasil dari
pembakaran tak sempurna dan bahan yang mengandung karbon.
Efeknya iritasi/rangsangan pada mata, selaput lendir pada hidung dan kerongkongan.
Panas
Panas adalah suatu bentuk energi yang pada 300oF dapat dikatakan sebagai temperatur tertinggi di
mana manusia dapat bertahan /bernafas hanya dalam waktu yang singkat.
Efeknya tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka bakar/terbakar pada kulit dan pernafasan,
mematikan jantung.
Nyala/Flame
Nyala/Flame biasa timbul pada proses pembakaran sempurna dan membentuk cahaya berkilauan
Gas Beracun
Karbon Monoksida ridak berasa, tidak berbau, tidak berasa NAB 50ppm
2.
Sulfur Dioksida (SO2) sangat beracun, menyebabakna gejala lambat diri, kerusakan sistem
pernafasan seperti bronchitis
3.
4.
5.
6.
7.
Gas hasil pembakaran zat sellulosa (kertas, kayu, kain) seperti karbon monoksida,
formaldehida, asam formiat, asam karboksitat, metilalkohol, asam asetat, dll
8.
Gas hasil pembakaran plastik seperti karbon monoksida, asam klorida dan sianida, nitrogen
eksida, dll
9.
Gas hasil pembakaran karet seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, dan asap tebal
10. Gas hasil pembakaran scilena seperti hidrogen sianida, gas amonia.
11. Gas hasil pembakaran wool seperti karbon monoksida, hidrogen sulfida, sulfur dioksida, dan
hidrogen sianida
12. Gas hasil pembakaran hasil minyak bumi seperti karbon monoksida, karbon dioksida, axcolin,
dan asap tebal
PENCEGAHAN KEBAKARAN SECARA KONSEPSIONAL
-Dalam perencanaan bangunan, instalasi, pabrik telah dipikirkan bahaya-bahaya kebakaran dan
penempatan atau pemasangan alat-alat pemadam kebakaran baik yang telah terpasang ataupun yang
ditempatkan (portable).
-Memberi pengetahuan dan melatih semua karyawan, anggota keluarga, masyarakat mengenai
bahaya, pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran dengan mengadakan latihan-latihan.
-Menempatkan / memasang alat pemadam yang cocok sesuai dengan jenis / bahan serta aktifitas kerja
dan bangunan yang ada.
-Menata, memelihara dan menginspeksi ruang, tempat kerja, bangunan atau instalasi tempat kerja.
PENCEGAHAN KEBAKARAN SECARA TEKNIS
*Pada prinsipnya mencegah tiga unsur kebakaran bersatu membentuk suatu proses kebakaran seperti
dalam definisi, sehingga kebakaran tidak terjadi.
*Sumber panas adalah faktor utama sebagai penyebab kebakaran, yaitu BAHAN; jangan didekatkan
dengan bahan-bahan yang mudah terbakar pada sumber panas, kemudianOKSIGEN; pada umumnya
tidak dapat dipisahkan dari bahan-bahan panas dan juga sumber panas, lalu PANAS; dijauhkan dari
tempat penyimpanan bahan-bahan.
PENGONTROLAN KEBAKARAN
Usaha atau upaya untuk mencegah dan mengurangi kerugian / kehancuran akibat kebakaran baik
sebelum atau pada waktu terjadi kebakaran.
#1. Memberi motivasi kepada karyawan
-Meyakinkan bahaya meluasnya kebakaran sebagai kerugian mereka juga.
-Melindungi teman kerja adalah tanggung jawab mereka karena mereka bekerja disitu dan untuk
keselamatannya.
-Tercerminnya rasa memiliki untuk melindunginya.
-Kebanggaan bagi masyarakat bisa melindungi dan mencegah kehancuran tempat kerja mereka
sebagai sumber penghasilan.
#2. Perencanaan / penempatan alat atau fasilitas pemadam, sehingga jika kebakaran terjadi dapat
segera dipadamkan dan diatasi.
#3. Usaha penyelamatan dengan menyediakan sarana dari daerah atau tempat bahaya, sperti
sirene/alarm, tangga dan pintu darurat (emergency door) serta membuat prosedur kebakaran dan
penyelamatan.
#4. Usaha pencegahan kebakaran akibat bencana alam.
#5. Membuat penyekat-penyekat atau pemisah pada bangunan dan kamar-kamar mesin atau
penyimpanan bahan-bahan berbahaya sperti dinding, pintu pemisah (fire wall, fire door) dan lain-lain