Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam suatu proses pabrik pendingin sangat vital. Air digunakan untuk sumber
pendingin membutuhkan suatu sarana yang dapat mengembalikan ke kondisi semula.
Dalam industri kimia, air pendingin sangat dibutuhkan dalam industri kimia sebagai media
untuk melakukan pertukaran antara fluida yang panas dan air pendingin. Berlangsungnya
pertukaran panas tersebut terjadi di dalam suatu heat exchanger atau yang lebih spesifik
disebut dengan cooler. Pertukaran panas tersebut menyebabkan air dingin mengalami
perubahan temperatur dimana temperatur air pendingin menjadi naik karena disebabkan
oleh panas yang dibawa oleh suatu fluida yang diserap oleh air. Permasalahan perawatan
ini melibatkan komponen aktif yang mana problem terkait dengan air pendingin dapat di
minimalkan. Permasalahan yang dimaksudkan adalah kerak, korosi, fouling dan
pertumbuhan mikroba.
Sebagaimana diketahui bahwa kehadiran kerak di dalam sistem air pendingin perlu
dihindari. Untuk mengatasi hal tersebut diatas, maka diperlukan pengendalian kandungan
CaCO3, MgCO3, pH, klorida dan parameter lainnya di dalam air pendingin dengan cara
menentukan batas kualitas idealnya. Kandungan unsur-unsur tersebut yang tidak sesuai
dengan batas kualitas akan dapat menimbulkan kerak dan endapan lainnya.
Oleh karena itu, perlu adanya suatu analisa dalam pemilihan air pendingin sehingga
nantinya proses kerja air pendingin dapat beroperasi dengan aman dan spesifikasi ideal air
pendingin yang digunakan tetap terjaga agar terhindar dari masalah seperti kerak, korosi,
dan fouling. Parameter-parameter yang dianalisa antara lain yaitu pH, TDS, TSS, turbidity,
M-alkalinitas, konduktivitas, Ca Hardness, total hardness, dan mikroba serta
membandingkannya dengan standart baku mutu air JRA GL02-1994 JRA GL02-1994,
Selby 1988, dan IS 8188 : 1999

I-1

BAB I PENDAHULUAN
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan Cooling Water ini adalah :
1. Bagaimana cara menganalisa kualitas make up water dan cooling water Jembatan
Merah Plaza menggunakan alat instrumentasi meliputi nilai pH, TDS, TSS,
Turbidity, dan Konduktivitas?
2. Bagaimana cara menganalisa kualitas make up water dan cooling water Jembatan
Merah Plaza dengan metode volumetri meliputi nilai M-alkalinitas, Ca hardness
dan Total hardness ?
3. Bagaimana cara melihat mikroba make up water dan cooling water Jembatan
Merah Plaza secara mikroskopis ?
4. Bagaimana perbandingan kualitas make up water dan cooling water Jembatan
Merah Plaza terhadap standart baku mutu air JRA GL02-1994, Selby 1988, dan IS
8188 : 1999 serta menetapkan Langerier Saturation Index (LSI) dan Ryznar
Saturation Index (RSI) ?
I.3 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan analisa cooling water ini :
1. Untuk mengetahui cara menganalisa kualitas make up water dan cooling water
Jembatan Merah Plaza menggunakan alat instrumentasi meliputi nilai pH, TDS,
TSS, Turbidity, dan Konduktivitas.
2. Untuk mengetahui cara menganalisa kualitas make up water dan cooling water
Jembatan Merah Plaza dengan metode volumetri meliputi nilai M-alkalinitas, Ca
hardness dan Total hardness.
3. Untuk melihat mikroba pada make up water dan cooling water Jembatan Merah
Plaza secara mikroskopis.
4. Untuk mengetahui perbandingan kualitas make up water dan cooling water
Jembatan Merah Plaza sampel terhadap standart baku mutu air JRA GL02-1994,
Selby 1988, dan IS 8188:1999 serta menetapkan Langerier Saturation Index (LSI)
dan Ryznar Saturation Index (RSI).

Laboratorium Pengolahan Air Industri Kimia


Program Studi D3Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri - ITS

I -2

Anda mungkin juga menyukai