PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gunung Bawakaraeng berada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Di
lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian, Malino, tempat wisata terkenal di
Sulawesi Selatan. Secara ekologis gunung ini memiliki posisi penting karena
menjadi sumber penyimpan air untuk Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten
Bantaeng, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai.
Bawakaraeng bagi masyarakat sekitar memiliki arti sendiri. Bawa artinya Mulut,
Karaeng artinya Tuhan. Jadi Gunung Bawakaraeng diartikan sebagai Gunung Mulut
Tuhan. Penganut sinkretisme di wilayah sekitar gunung ini meyakini Gunung
Bawakaraeng sebagai tempat pertemuan para wali. Para penganut keyakinan ini
juga menjalankan ibadah haji di puncak Gunung Bawakaraeng setiap musim haji
atau bulan Zulhijjah, bersamaan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.
Tepat tanggal 10 Zulhijjah, mereka melakukan salat Idul Adha di puncak Gunung
Bawakaraeng atau di puncak Gunung Lompobattang.
Pada tanggal 26 Mei 2004, terjadi tragedi longsor di kaki Gunung Bawakaraeng,
tepatnya di Kecamatan Tinggimoncong. Musibah longsor ini menewaskan 30 warga
dan menimbum ribuan areal sawah dan perkebunan. Eks wilayah longsor tersebut
mengakibatkan daerah aliran sungai (DAS) menjadi labil. Setiap musim hujan,
lumpur di kaki Gunung Bawakaraeng mengalir masuk ke Bendungan Bilibili,
bedungan terbesar di Sulawesi Selatan yang ada di Kabupaten Gowa, yang menjadi
sumber air baku di Gowa dan Makassar. Lumpur juga mengalir masuk ke Sungai
Jeneberang, sungai terbesar di Gowa yang membelah Sungguminasa ibukota
Kabupaten Gowa serta membendung Kota Makassar di wilayah selatan.
B. TUJUAN PENULISAN
1. untuk mengetahui karakter gunung bawakaraeng
2. untuk mengetahui aktivitas masyarakat setempat pada parayaan idul adha di
puncak gunung bawakaraeng
3. sebagai laporan hasil laporan perjalan yang dapat di gunakan sebagai acuan
pada pendakian berikutnya,
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. GAMBARAN UMUM
Gunung Bawakaraeng berdiri dengan ketinggian 2.830m d.p.l, dan berada pada
posisi 11956'40" BT dan 0519'01" LS. dan suhu minimum adalah sekitar 17C
hingga maksimum 25C. Hutan gunung ini didominasi oleh vegetasi hutan dataran
rendah, hutan pengunungan bawah dan hutan pegunungan atas. Tumbuhan yang
banyak ditemui diantaranya Jenis pinus, anggrek, edelweis, paku-pakuan, pandan,
cengkeh, santigi, rotan, lumut kerak dan lain sebagainya. Sedangkan untuk jenis
fauna yang bisa ditemui antara lain, Anoa, babi hutan, burung pengisap madu,
burung coklat paruh panjang dan lainnya. Gunung ini merupakan darah tangkapan
air untuk Kabupaten Gowa, Makassar dan Sinjai. Juga merupakan hulu sungai Jene'
berang. Serta merupakan Kawasan Hutan Wisata. Gunung ini juga termasuk
kedalam kawasan Hutan Lindung Lompobatang
Pada bulan menjelang Idhul Adha, Gunung ini menurut penduduk akan menjadi
sangat ramai, karena sebagian kecil masyarakat di kabupaten Gowa percaya, kalau
mendaki Gunung bawakaraeng, sama dengan melakukan perjalanan ke Tanah Suci,
jadilah istilah Haji Bawakaraeng. Gunung Bawakaraeng yg posisinya sangat dekat
dengan laut, juga pada malam hari kota Makassar terlihat begitu indah dari puncak
bawakaraeng, ternyata gunung ini menyimpan banyak misteri, dan banyak juga
legenda Mistis yg melekat di gunung ini.Dibalik itu, sebagai gunung yg paling sering
dikunjungi dan pada bulan - bulan di musim penghujan, kondisi cuaca di gunung ini
menjadi sangat buruk dan sering terjadi badai di pegunungan lompobatang. Waktu
kunjungan terbaik biasanya di anjurkan pada bulan Mei - September, karena pada
bulan tersebut cuaca lumayan baik dan pemandangan alam akan begitu terlihat
indah. Gunung ini hanya berjarak 75 km dari Kota Makassar dan menjadikan gunung
favorites bagi pendaki di Kota Makassar dan sekitarnya.Rute PendakianSecara
Geografis, Gunung Bawakaraeng terletak di Kabupaten Gowa, akan tetapi
pencapaian menuju puncak gunung ini dapat dilakukan dari dua jalur yaitu, jalur
Lembanna yang juga terletak di kabupaten Gowa. Dan jalur satunya adalah jalur
Tassoso' yang terletak di Kabupaten Sinjai.JALUR LEMBANNA Lembanna terletak
disebelah Utara Laut puncak Bawakaraeng. Daerah ini juga berada tepat dikaki
gunung Bawakaraeng dengan ketinggian 1.400m d.p.l, pada posisi koordinat
11954'18" BT dan 0515'15" LS. Mata pencaharian penduduknya adalah bertani.
B. WISATA ALAM
Ada beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi disekitar gunung Bawakaraeng
ini antar lain :
1. Air terjun di wilayah Tassoso' degnan tinggi 50 meter dan terletak pada ketinggian
1.470m d.p.l. Dapat dicapai dengan alan kaki dengan jarak tempuh 5 jam pulang
pergi, selain air terjun terdapat juga beberapa goa.
2. Di wilayah Lembanna dijumpai juga sebuah air terjun dengan ketinggian 15 meter
dan terletak pada ketinggian 1.514 mdpl dan dapat dicapai dengan jalan kaki.
Memakan waktu tempuh sekitar 1 jam pulang pergi.
3. Air Terjun Malino
4. Air Terjun Takapalu
5. Air Terjun Ketemu Jodoh
6. Taman Wisata Hutan Malino
BAB III
SISTEMATIKA PERJALANAN
Kronologis Perjalanan
Selasa, 24 November 2009
15.30 wita
Sore itu saya memanfaatkan untuk lari lari sore mengelilingi lapangan sepak bola
POLESA yang tepat berada di depan MABES MAPATEK STT-Baramuli Pinrang
bersama dengan teman yang bernama Fheris. Setelah mengelilingi Lapangan
sebanyak 7 (tujuh) putaran akhirnya kami memutuskan untuk istrahat. Dengan
keringat yang bercucuran kami duduk melepas lelah. Tiba tiba kanda fauzan
(ocang) yang dari tadi menyaksikan kami dari pinggir lapangan mengajak saya untuk
mendaki ke gunung Bawakaraeng dalam rangka menyambut idul adha, tanpa
berfikir panjang saya pun menyetujui ajakan tersebut, kemudian saya bertanya kita
berangkatnya kapan? Katanya besok hari rabu kita sudah berangkat ke Makassar.
Dengan demikian sore itu juga saya pulang kerumah untuk mempersiapkan segala
sesuatunya.
suasana sekretariat Mapatek tidak seperti biasanya sebab siang itu saya dan Kanda
Fauzan lagi sibuk Packing barang untuk kegiatan mendaki gunung Bawakaraeng.
15. 30 wita
Setelah semua perlengkapan yang kami butuhkan di sekretariat telah kami packing
kami pun berpamitan dengan teman-teman dan memohon doa restu kepada
segenap pengurus MAPATEK.
16.25 wita
kami berangkat menuju Makassar, sesuai rencana saya naik kendaraan mobil sewa
menuju Makassar dan kanda Fauzan menggunakan motor bersama salah satu
teman yang kebetulan saat itu akan ke Makassar juga untuk urusan bisnis. Di
Makassar kami akan bermalam di rumah kanda fauzan di jalan Rappocini sebelum
melakukan pendakian.
20.30 wita
Tak berselang berapa lama kanda fauzan pun tiba kami kemudian
meminjam Trangia dan mengajak anggota Mahorpala yang saat itu berada di
seKretariat untuk ikut mendaki namun karena mereka ingin pulang kekampung
halaman masing untuk Lebaran Idul adha Jadi tidak ada yang bisa ikut. Sepulang
dari sekretariat Mahorpala kami singgah terlebih dahulu membeli ransum/logistic si
salah satu toko.
11.00 wita
setelah selesai packing ulang barang kami kedalam carrier kemudian berangkat
menggunakan motor menuju Desa Lembanna kecamatan Tinggi Moncong
kabupaten Gowa dengan ketinggian. Untung siang itu mendung jadi di perjalanan
kami tidak kepanasan, Di dalam perjalanan kami singgah untuk membeli baterai
untuk kamera digital, naik gunung tanpa kamera bagai makan tanpa lauk, Dengan di
bonceng kanda fauzan Sepanjang perjalanan betul-betul saya nikmati apalagi
setelah memasuki daerah kecamatan Tinggimoncong yang mulai dingin ditambah
hujan gerimis menghiasi perjalanan kami. Memasuki kelurahan Malino yang menjadi
salah satu ikon kabupaten Gowa memang betul indah pemandangan mulai dari
struktur bangunan yang tertata rapi hingga hutan Pinus yang juga tertata dengan
baik menambah keindahan perjalanan kami.
14.00 wita
Setelah kurang lebih 3 jam perjalan akhirnya kami sampai didesa kaki gunung
bawakaraeng desa Lembanna, kami beristirahat di rumah salah satu masyarakat
yaitu Tata SUPU berhubung kedatangan kami disambut hujan dan sudah merupakan
kebiasaan sebelum mendaki harus berkonsultasi dengan warga, dari desa
Lembanna karakter perjalanan sudah mulai terlihat.
14. 10 Wita
Setelah hujan mulai reda kami sudah siap untuk melakukan pendakian, kami
berjalan kaki mulai dari rumah Daeng TATA SUPU kemudian melewati petak demi
petak perkebunan sayur warga setempat. Belum jauh berjalan gerimis kembali turun.
Target kami adalah sampai pada Pos 5 dan kami usahakan sampai sebelum gelap.
Pendakian menuju pos 1 merupakan hutan Pinus.
14. 45 wita
Sampai di pos 1, kami beristirahat sejenak dan mengambil sebuah botol aqua yang
tertinggal di pos 1 itu kemudian di isi dengan air bersama dengan botol-botol yang
kami bawa, aliran air yang sangat jernih dan dingin mengalir di samping pos 1
sehingga sangat layak untuk camp. Setelah botol-botol telah terisi, perjalanan kami
lanjutkan dengan diguyur hujan tetapi tidak begitu deras menemani langkah demi
langkah perjalanan kami disertai kabut tipis.
Melewati pos 1 terdapat areal yang telah terbakar munkin dilakukan oleh
orang yang tak bertanggung jawab. Sesekali kami beristirahat mengambil nafas
yang tesengal-sengal kemudian lanjut lagi, kami tidak singgah di pos 2, 3, dan 4
mengingat kami harus sampai di pos 5 sebelum malam. Sepanjang jalan setapak
yang terlewati terkadang terdapat batang pohon yang melintang akibat tumbang
sehingga memerlukan tenaga lebih untuk menyebranginya dengan beban yang
cukup berat di pundak.
Setelah melewati pos 2, 3, dan 4 beberapa lama kemudian terdapat banyak
bongakahan pohon tumbang maupun yang masih berdiri tetapi telah kering akibat
pernah terbakar beberapa waktu lalu dan itu menandakan pos 5 telah semakin
dekat.
17.05 wita
Dengan langkah dan perjalanan yang melelahkan akhirnya sampai juga di pos 5.
Tanpa menunggu lama tenda dalam carrier di keluarkan untuk segera dipasang.
Setelah tenda terpasang barang-barang dalam carrier semua di keluarkan untuk
diamankan dalam tenda dari guyuran hujan. Untuk mencegah masuk angin pakaian
basah yang masih melekat di badan kami ganti dengan pakaian kering.
18. 00 wita
karena lapar sudah terasa, saya memutuskan untuk segera memasak nasi dan
indomie instant. Kami memasak dengan menggunakan Tranggia tepat di depan
mulut tenda berhubung di luar masih hujan. Sumber air di pos 5 berada cukup jauh
di sebelah kiri jalan setapak, namun kami tidak perlu pusing mencari sumber air,
sebab kami bisa memanfaatkan air hujan yang sengaja kami tampung di atas
Flysheet untuk di minum atau buat memasak. Sebagai alat penerangan kami
menggunakan Head Lamp.
19. 07 wita
masakan telah siap saji, cuaca yang cukup dingin sangat pas dengan makanan
yang masih hangat, kami berdua pun menyantap makanan yang masih hangat
tersebut. Setelah makan malam di lanjutkan dengan memasak air panas untuk
membuat teh untuk menghangatkan tubuh dengan menikmati cemilan sambil
berbincang bincang mengenai perjalanan tadi yang sangat melelahkan. adapun
rencana perjalanan besok kami sepakat untuk hanya sampai di Pos 7. Untuk di
ketahui cuaca di Pos 5 kira-kira sekitar 21 derajat celcius, ukuran yang cukup dingin
untuk daerah tropis.
20. 30 wita
setelah selesai bincang bincang kami memutuskan untuk beristirahat dan tidur,
malam itu kami cepat tidur berhubung hujan yang tidak berhenti meskipun tidak
keras tetapi membuat kami tidak bisa berbuat apa-apa di luar tenda. Untuk
melindungi tubuh dari cuaca dingin kami tidur menggunakan jaket dan sleeping bag
(SB).
07. 30 wita
Pagi itu tidak hujan lagi, namun matahari belum jg menampakkan dirinya karena
mendung dan terhalang kabut tebal. Saya segera keluar tenda dan mengambil air
hujan yang cukup banyak tertampung di atas flysheet digunakan untuk mengisi botol
air minum yang kosong dan keperluan memasak dan cuci peralatan makan yang
semalam belum di cuci.
08.15 wita
kami memasak kemudian sarapan pagi, menu pagi itu sama dengan yang menu
makan malam hanya saja di tambah dengan satu kaleng ikan Sardine sehingga jadi
lebih lezat.
Selesai sarapan saya menjemur carrier dan semua pakaian yang basah di
bawah langit yang cerah namun tanpa panas matahari. Kemudian untuk pertama
kalinya kami mengeluarkan kamera untuk berfoto di sekitar pos 5 tersebut.
Pemandangan pagi itu benar-benar sangat indah. Sesekali saya berkeliling melihat
pemandangan. Kanda Fauzan menunjukkan kepada saya posisi pos 7 yang berada
di salah satu puncak yang hanya sesekali terlihat akibat terhalang kabut. Puncang
bawakaraeng sendiri tidak dapat terlihat dari pos 5 karena terhalang puncak pos 7.
Hingga hari semakin siang kami belum meninggalkan pos 5, bahkan kami
sempat berfikir hanya sampai pada pos 5, mengingat cuaca yang kurang
bersahabat. Namun niat itu urung kami lakukan dan tetap berharap bisa sampai
pada pos 7. Meski hari sudah agak siang tetap saja mendung.
11. 25 wita
Tiba-tiba saya mendengar seperti suara orang dari bawah, dan benar dugaanku tak
beberapa lama muncul 5 orang pendaki menuju kearah kami, sambil memberi salam
mereka juga memperkenalkan diri mereka, mereka adalah wartawan dari salah satu
TV lokal di Makassar yaitu Fajar TV, ternyata salah satu dari mereka adalah junior
kanda fauzan di Universitas Fajar (UNIFA) sehingga kami cepat akrab.
11. 55 wita
berselang sekitar 30 menit muncul lagi rombongan 6 orang dari gabungan Tim SAR
UNHAS dan SAR Tamalanrea Makassar sehingga jumlah kami di pos 5 saat itu 13
orang yang terdiri dari 3 kelompok. Sambil mereka masak dan makan kami juga
melepas tenda kemudian packing barang untuk melanjutkan perjalanan, tiba-tiba
gerimis pun turun lagi sehingga kami pun berteduh dibawah ponco yang masih
terpasang.
13. 00 wita
setelah gerimis berhenti kami mengajak rombongan wartawan dari fajar TV untuk
melanjutkan perjalanan dan pamit terlebih dahulu dengan tim SAR Gabungan.
Sepanjang perjalanan menuju pos 6 kami meninggalkan rombongan wartawan
tersebut yang berjalan lebih lambat dibanding kami yang memang telah beristrahat
sejak semalam dan kami berniat menunggu mereka di pos 6. Diantara pos 5 dengan
6 terdapat hamparan bunga edelweiss yang sangat banyak dan saya juga melihat
dua buah patok yang merupakan in memorian pendaki yang meninggal saat
melakukan pendakian. Antara pos 5 dengan pos 6 merupakan daerah yang terbuka
karena wilayah itu pernah terbakar sehinnga bongkahan peponan yang tumbang
terdapat dimana mana. Namun kabut yang tebal menghalangi pandangan, jarak
pandang terkadang diperkirakan kurang lebih hanya 70 meter.
13. 30 wita
14. 15 wita
kami meninggalkan Pos 6, mengingat waktu istrahat sudah terlalu lama dan
perjalanan masih cukup jauh. Medan dari pos 6 lebih mendaki dari pada pos 5
sehingga terkadang harus memanfaatkan pohon sebagai bantuan. Pohon-pohon
yang terbungkus lumut tebal menandakan suhu yang cukup dingin pada daerah ini.
Dan yang lebih unik adalah pohon-pohon yang sangat pendek namun diperkirakan
sudah sangat berumur tua, tinggi pohon tersebut kira hanya 2-3 meter bahkan ada
yang hanya kurang lebih 1 meter saja. Sebelum mencapai Pos 7 terlebih dahulu
terdapat puncak Sorabaya dengan ketinggian 2560 mdpl dan perupakan
percabangan jalan meuju lembah Ramma. Di tempat ini kami memanfaatkan untuk
berfoto karena pemandangannya yang cukup indah.
15. 05 wita
setelah berjalan kira-kira 100 meter dari puncak sorabaya, kami tiba di pos 7, kami
beristirahat sejenak dan menyusul SAR gabungan tiba di pos 7, momen itu kami
manfaatkan untuk berfoto namun kendala kabut memebuat hasil kamera kurang
jelas. Tanpa berlama kami semua melanjutkan perjalanan menuju pos delapan
dengan jalur menurun namun bukan berarti perjalan lebih mudah sebab disisi kiri
merupakan daerah terjal sehingga kami harus berhati-hati, Setelah penurunan kami
harus kembali mendaki, jalur ini merupakan jalur yang cukup panjang diantara pos
lainnya dan lebih rumit, ini merukan jalur baru pasca longsor sehingga harus di
alihkan, yang sebelumnya melalui puncak sorabaya menuju lembah ramma.
17.00 wita
sampailah kami di pos 8, kami sempat berfikir untuk melanjutkan ke pos 9 namun
niat itu kami urungkan karena masih ada beberapa teman yang belum sampai,
setelah semua rombongan SAR gabungan tiba, kami memutuskan untuk camp di
pos 8 dengan pertimbangan kondisi air kemunkinan tidak ada di pos 9 karena
melihat di pos 8 saja air sungai tidak mengalir. setelah sepakat untuk camp di pos 8
kami semua memasang tenda masing-masing.
18. 10 wita
setelah tenda terpasang saya dan kanda fauzan mulai memasak nasi dan air panas
untuk indomie dan kopi.sumber air di pos 8 adalah sungai namun saat itu tidak
mengalir dan hanya terdapat pada kubangan-kubangan, airnya pun agak berwarna
kehijau-hijauan karena lumut. Beberapa lama kemudian rombongan dari wartawan
fajar TV juga tiba.
19.00 wita
kami makan malam dan bersiap untuk beristrahat, namun sebelum beristrahat kami
berbincang-bincang dengan ketua SAR UNHAS sambil menikmati makanan ringan
dan teh hangat.
20.30 wita
saya memutuskan untuk cepat beristrahat mengingat kami juga tidak banyak
kegiatan yang dapat dilakukan karena cuaca yang sangat dingin yang mencapai
sekitar 15 derajat celcius. Dengan memanfaatkan jaket dan SB sebagai penghangat
badan, saya dapat tertidur dengan nyenyak.
07.00 wita kami tiba di puncak dan menemukan rombongan masyarakat yang telah
melaksanakan shalat idul adha, mereka berjumlah 17 0rang mereka adalah warga
setempat namun menurut informasi dari mereka, sudah ada yang turun sekitar 13
orang. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke puncak yang di tandai dengan
adanya beton sebagai titik tertinggi Gunung Bawakaraeng dengan ketinggian 2830
mdpl yang berada tidak jauh dari camp masyarakat yang telah melaksanakan shalat
idul adha, titik tertinggi ini juga adalah pos 10 gunung bawa karaeng. Di puncak ini
kanda fauzan menghubungi Posko SAR UNHAS yabg berada di makassar denga
menggunakan Handy Talky untuk melaporkan posisi serta situasi di Puncak Gunung
Bawakaraeng, setelah itu dilanjutkan dengan berfoto-foto bersama, salah satu
momen yang tak ingin kami lewatkan. Cuaca di puncak juga cukup cerah.
07.30 wita
kami turun dari puncak menuju camp masyarakat untuk mendata dan mencari
informasi, menurut mereka di puncak bawakaraeng adalah salah satu tempat suci
sehingga melaksanakan shalat idul adha di tempat tersebut, namun saat itu tidak
ada ritual-ritual yang dilakukan, bahkan acara kurban pun tidak, hanya salah salah
satu dari mereka menyatakan bahwa mereka Cuma bisa berkorban perasaan yang
di ucapakan dengan nada bercanda dan dalam bahasa makassar. Mereka juga
mengaku dari keluarga Tata Rasyid yaitu salah satu orang yang mereka hormati di
daerahnya.
08.30 wita
09.00 wita
kami tiba di pos 8, saya dan kanda Fauzan sudah mulai Packing barang untuk
pulang lebih dahulu.
09.30 wita
Barang telah siap kami berdua pamit dengan rombongan SAR unhas dan SAR
Tamalanrea, medan pos 8 ke pos 7 sama sulit ketika dari pos 7 ke pos 8 bedanya
hanya kami harus mendaki. Di tengah perjalanan kami bertemu dengan 2 orang
pendaki yang tidak lain adalah orang yang kami kenal yaitu yang akrab di Panggil
Bang Nevi dan yang satu adalah senior MAPALA STIK Tamalate Makassar. Kanda
kami tiba di pos 5 dan memutuskan untuk beristirahat sambil menunggu waktu
shalat jum at berlalu. Waktu istrahat kami manfaatkan untuk menikmati makanan
ringan dan minuman yang telah di campur dengan nutrisari sebagai pelepas dahaga.
Tiba-tiba muncul seorang masyarakat yg juga turun dari puncak bawakaraeng yang
telah melaksanakan shalat idul adha, orang tersebut sempat bertanya kepada kami
adakah teman saya yang lewat di jalur ini (dengan bahasa makassar) kanda
fauzan menjawab belum ada. Menurut orang tersebut ada 2 orang temannya yang
telah jalan lebih dahulu, setelah itu kami menunjukkan jalur menuju desa lembanna
kepada orang tersebut.
12.30 wita
13.15 wita
sekitar 45 menit berjalan kami telah berada di antara pos 4 dan pos 3, kami merasa
seperti ada yang mengukuti kami, ketika menoleh kebelakang kami melihat 2 orang,
untuk itu kami memutuskan untuk singgah, ketika orang tersebut mendekati kami
mereka menanyakan 3 temannya. Kami menjawab bahwa baru 1 orang yang turun
melalui jalur ini, setelah berbincang dan mempelajari masalahnya masalahnya kami
menyimpulkan bahwa kedua temannya yang mereka cari turun melalui puncak
sorabaya menuju lembah ramma, dan 3 masyarakat yang melulai jalur ini adalah
kesasar, sehingga kami menyarankan untuk tetap turun melalui desa lembanna,
nanti di desa lembanna mereka menggunakan pete-pete menjuju desa mereka.
13.30 wita
kami berjalan bersama dengan kedua masyarakat yang kesasar tersebut menuju
desa lembanna, namun ketika tiba di pesimpangan jalan yaitu jalan lain menuju
lembah ramma kami sarankan untuk memilih jalur, namun mereka memilih untuk
tetap melanjutkan perjalanan bersama kami, dengan pertimbangan jalur menuju
lembah ramma cukup jauh, sedangkan untuk mencapai desa lembanna menyisakan
waktu perjalanan kurang lebih 1 jam lagi.
14.30 wita
kami tiba di pos 1, kami beristrahat sejenak untuk minum, kami menunjukkan jalan
yang harus dilalui kepada kedua masyarakat yang bersama kami untuk berjalan
lebih dahulu dan kemudian kami mengikuti dari belakang. Tidak lama kemudian
hujan mulai turun. Berada di hutan pinus dan melihat perkebunan masyarakat
bertanda kami sudah akan masuk desa lembanna. Dengan di guyur hujan kami
berjalan di antara petak-petak perkebunan masyarakat yang membentang luas dan
menghijau.
15.30 wita
akhirnya kami tiba di desa lembanna dan rumah salah satu masyarakat yang
bernama Tata Supu. Mereka menyambut kami dengan sangat ramah bahkan
mereka menyuguhkan makan siang untuk kami. Kami beristirahat di rumah Tata
supu sambil menunggu hujan reda untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju
kota makassar.
16. 15 wita
karena hujan sudah reda, kami meninggalkan rumah Tata Supu menuju kota
makassar dengan menggunakan kendaraan bermotor, saya sempat berfikir untuk
membeli bunga edelweis di Malino namun keputusan tersebut saya urungkan, ketika
memasuki kota makassar ban motor kami bocor sehingga harus segera di tambal di
bengkel.
18.05 wita
setelah ban motor telah selesai di tambal kami pelanjutkan perjalanan menuju
rumah kanda Fauzan
18.30 wita
kami tiba dirumah kanda fauzan, saya langsung mandi kemudian memasak untuk
makan malam, lucunya saya memasak masih menggunakan Trangia yang harusnya
di gunakan saat di gunung. Kemudian makan malam dan istrahat.
07.00 wita
11.45 wita
setelah berkeliling kota makassar kami kembali kerumah kanda fauzan untuk
bersiap pulang ke pinrang. Dan trangia kami titipkan pada salah satu Mahasiswa
UNM untuk di sampaikan kepada Pengurus Mahormala UNM.
13. 50 wita
kami meninggalkan rumah kanda Fauzan menuju pinrang, beruntung siang itu
cuaca tidak panas hanya tampak mendung bahkan di perkirakan akan turun hujan
namun sepanjang perjalanan tidak turun hujan. Ketika tiba di pelabuhan pare-pare
kami singgah membeli es teller untuk melepaskan dahaga setelah perjalanan
panjang melewati kabupaten demi kabupaten yang jalananannya masih dalam tahap
pekerjaan dan sangat menguras tenaga. Setelah itu perjalanan kami lanjutkan
kembali.
17.30 wita
Perlengkapan
1. Spritus
= Rp. 12.000
2. Lilin
= Rp. 5.000
= Rp. 10.000
4. Korek Gas
= Rp. 1.000
1 bh @ Rp. 1.000,-
Konsumsi
1. Mie Instant 10 bks @ Rp. 1.500,-
= Rp. 15.000,-
= Rp. 4.000,-
= Rp. 4.000,-
4. Nutrisari 6 (enam sachet) @ Rp. 500,5. Teh celup 1 Pack @ Rp. 5.000
6. Rokok malrboro 1 (satu) bks @ Rp. 9.000,7. wafer coklat 5 bks @ Rp. 1.000,8. Roti 4 bh @ Rp. 1.000
= Rp. 3.000
= Rp. 5.000,= Rp. 9.000
= Rp. 5.000,= Rp. 4.000,-
Transportasi
1. Ongkos mobil panther
Pinrang Makasaar
= Rp. 40.000,-
Pinrang - makassar
= Rp. 20.000,-
= Rp. 20.000,-
Makassar - Pinrang
= Rp. 20.000,-
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gunung Bawakaraeng berada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Di
lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian, Malino, tempat wisata terkenal di
Sulawesi Selatan
Penganut sinkretisme di wilayah sekitar gunung ini meyakini Gunung
Bawakaraeng sebagai tempat pertemuan para wali. Para penganut keyakinan ini
juga menjalankan ibadah haji di puncak Gunung Bawakaraeng setiap musim haji
atau bulan Zulhijjah
Pada tanggal 26 Mei 2004, terjadi tragedi longsor di kaki Gunung Bawakaraeng,
tepatnya di Kecamatan Tinggimoncong.
Gunung Bawakaraeng berdiri dengan ketinggian 2.830m d.p.l, dan berada pada
posisi 11956'40" BT dan 0519'01" LS. dan suhu minimum adalah sekitar 17C
hingga maksimum 25C.
B. Saran
1.
Dalam melakukan pendakian agar kiranya harus lebih terencana, baik itu persiapan
fisik, mental, peralatan dan sebaginya.
2.