Anda di halaman 1dari 5

Aritmia, ECG

Jangan lupa berdoa dulu...


Jantung merupakan organ spesial
yang mempunyai sistem konduksi
listriknya sendiri. Generator listrik utama
pada jantung dimulai dari SA node.
Sel-sel jantung memiliki karakter yang
khas yaitu:
Automatisasi kemampuan sel
cardiac pacemaker untuk menginisiasi
impuls mereka sendiri.
Eksitabilitas disebut juga
iritabilitas, yaitu kemampuan sel
cardiac untuk merespon stimulus
elektrik. Ketika sel cardiac
iritabilitasnya tinggi, stimulus yang
ringan saja mampu menyebabkan
kontraksi.
Konduktivitas kemampuan sel
cardiac untuk mentransmisikan
stimulus elektrik ke sel cardiac lain.
Kontraktilitas kemampuan sel
cardiac untuk memendek sehingga
menyebabkan kontraksi otot cardiac
sebagai respon terhadap stimulus
elektrik.
Aktivitas listrik di dalam jantung
terekam dalam ECG. Setiap bukit dan
lembah yang ada dalam kertas ECG
memiliki artinya sendiri-sendiri.
Gelombang P depolarisasi atrium.
Interval PR konduksi listrik dari
atrium ke ventrikel.
Kompleks QRS depolarisasi
ventrikel.
Gelombang T repolarisasi
ventrikel.
Lalu dimana repolarisasi atrium?
Repolarisasi atrium berlangsung hampir
bersamaan dengan depolarisasi ventrikel
(gelombang Ta), sehingga ia tertutup
oleh kompleks QRS.
Nah, kemarin kita udah belajar
tentang kegagalan jantung
mengeluarkan cardiac output yang
cukup, lalu ada penyakit pada
endocardium dan katub jantung,
sekarang kita akan belajar mengenai
gangguan pada sistem listrik jantung
yaitu aritmia atau disritmia.
ARITMIA
Aritmia adalah gangguan
pembentukan impuls atau konduksi pada
jantung, atau keduanya.
Aritmia dapat dideteksi dengan
melihat semua interval dan gelombang
dari setiap irama. Kita juga harus melihat

adanya dependensi atau independensi.


Dependensi berarti setiap gelombang P
selalu diikuti QRS dan setiap QRS selalu
didahului gelombang P.Dengan begitu,
kita bisa mengetahui apa yang terjadi di
atrium dan ventrikel.

Irama Sinus Normal


Irama sinus yang normal adalah irama
yang berasal dari SA node. SA node
adalah pacemaker utama jantung yang
normalnya menginisiasi depolarisasi
atrium dan ventrikel. Kalau SA node
gagal membuat impuls, sel pacemaker
lain di dalam atrium akan mulai
menginisiasi impuls mereka sendiri.
Irama sinus bisa dicek pertama kali
pada Lead II panjang.
Karakter irama sinus normal:
Rhythm: Regular
Rate: 60 100
P wave: bentuk normal dan
mendahului QRS, gelombang P
homogen.
PR: Normal ( 0. 12 0.20 seconds )
QRS: Normal ( <0.12 seconds )
Aritmia merupakan himpunan dari
ritme jantung yang abnormal. Aritmia
dapat diklasifikasikan menjadi:
Bradikardia
Sinus bradikadia
Sinus pause
Sinus exit blok
AV blok
Takikardia
Takikardia Supraventrikel
Takikardia Ventrikel
Fibrilasi Ventrikel
Irama irreguler
Sinus aritmia
Atrial fibrilasi
Atrial flutter
Sinus Bradikardia
Sinus bradikardia memiliki ritme yang
normal, kecual HR yang <60x/menit.
Pada kondisi ini, biasanya pasien tidak
ada keluhan. Simptom biasanya baru
muncul ketika HR <50 x/menit. Dan
keluhan akan semakin parah apabila HR
<40x/menit.
Sinus bradikardia juga tidak
selamanya merupakan sebuah
gangguan. Sinus bradikardia normalnya
muncul pada orang yang sedang tidur,
pada atlet yang terlatih, saat muntah,

batuk, dan akibat pengaruh obat


(digitalis, morfin, sedatif).
Sinus Pause/Arrest & Sinus Exit
Block
Sinus arrest terjadi ketika SA node
tidak dapat menginisiasi impuls
elektrik. Oleh karena itu, tidak terjadi
depolarisasi.
Saat depolariasi gagal terbentuk,
maka akan muncul tampakan pause
yang berupa absen nya gelombang P
dan QRS.
Pause mendadak saat irama sinus dan
diikuti lagi dengan irama sinus. Bisa
terjadi pada pasien dengan gangguan
cerebral (presyncope, syncope) atau
karena ada masalah pada SA node.
Sedangkan sinus exit block terjadi
ketika SA node dapat menginisiasi
impuls elektrik namun impulsnya di-blok
dan tidak dapat dikonduksikan ke atrium.

Pada sinus exit block, lebar pause 2


kali lebar siklus. Pada sinus arrest, pause
nya juga 2 kali lebar siklus tapi ritme
setelah pause bisa berbeda dari ritme
sinus sebelum ada pause.
Mengapa? Karena ketia SA node tidak
dapat bekerja maka sel-sel pacemaker
lain (atrium, ventrikel, junctional) di
jantung akan menginisiasi impuls sendiri.
Sehingga memberi tampakan ritme yang
berbeda dari sebelumnya.
Ada juga yang disebut Sick Sinus
Syndrome (SSS) yaitu takikardia yang
terjadi sebagai respon dari bradikardia.
SSS terjadi karena ada gangguan pada
SA node. Pasien akan merasa berdebardebar, lalu tiba-tiba ingin pingsan. Terapi
untuk SSS adalah pacu jantung.
AV Block
AV node merupakan nodus yang
fungsinya untuk memperlambat irama
dari SA node.
AV Blok derajat 1
AV Blok derajat 2 tipe 1 (Mobitz 1
Wenckebach)
AV Blok derajat 2 tipe 2 (Mobitz 2)
AV Blok derajat 3 (Total AV Blok)
AV Block Derajat 1

Karakter
Rhythm: Regular
Rate: Biasanya normal
P wave: Sinus; satu P diikuti satu QRS
PR: memanjang ( > 0.20 seconds )
QRS: Normal

AV Block Derajat 2 Tipe 1 (Morbitz 1Wencknbach)


Karakter
Rhythm: Irregular
Rate: Biasanya lambat, namun dapat
normal
P wave: Sinus P; beberapa tidak
diikuti QRS
PR: Pemanjangan progresif
QRS: Normal

Pada AV node derajat 2 ada gelombang P


yang tidak diikuti oleh QRS yang disebut
drop beat. Pada AV Block derajat 2 tipe
1, ada semacam peringatan sebelum
drop beat muncul. Jadi, pada kertas ECG
akan terlihat sinus yang normal, lalu PR
mulai memanjang secara progresif,
hingga pada akhirnya muncul drop beat.
AV Block Derajat 2 Tipe 2 (Morbitz
2)
Karakter
Rhythm: Biasanya irreguler
Rate: Biasanya lambat
P wave: Dua, tiga, atau empat P
sebelum setiap QRS
PR: PR interval konstan pada setiap
beat (PR interval dapat normal atau
memanjang)
QRS: Biasanya normal

Bedanya derajat 2 tipe 2 dari yang


sebelumnya adalah tidak ada
peringatan pada kertas ECG. Jadi, PR
interval di sini bisa normal/memanjang,
tapi tiba-tiba ada drop beat.
AV Block derajat 2 tipe 2 merupakan
indikasi pemasangan pacu jantung
permanen.
AV Block Derajat 3
Karakter
Rhythm: Regular
Rate: 30 60
P wave: Sinus P; tidak diikuti QRS, P
dapat tersembunyi di QRS atau T
PR :Bervariasi
QRS : Biasanya normal

Apa yang kita lihat pada atrium?


1) Temukan satu irama sinus
2) Lihat P, QRS, ST, and T, dan interval
PR, QRS, QT --- didefinisikan
sebagai "normal
3) Irama sinus normal berasal dari SA
node
Apa yang kita lihat pada
ventrikel?
Perhatikan:
Kecepatan irama
Bradikardia irama ventrikel <
60 KPM
Takikardia irama ventrikel > 100
KPM
Reguler atau tidak
R-R interval irreguler:
Atrial fibrillation
Atrial flutter / atrial tachycardia
dengan konduksi AV yang
bervariasi
Mutifocal atrial tachycardia
Bentuk kompleks QRS
QRS sempit (<120 ms), takikardia
hampir selalu supraventricular (SVT).
QRS lebar (> 120 ms), bisa SVT
dengan bundle branch block (30%)
atau ventricular tachycardia/VT
(70%).
Bagaimana hubungan atrium dan
ventrikel?
AV association atau AV dissociation?
A > V (gelombang atrium lebih
banyak dari ventrikel) biasanya
gangguan terletak pada konduksi AV.

A < V biasanya VT. Pada kondisi ini


muncul generator baru di ventrikel
yang kecepatannya melebihi AV node.

Adakah denyut prematur atau


pause?
Setelah menentukan irama dasar
carilah denyut premature dan
tentukan asalnya.
Adanya interupsi irama dasar
biasanya disertai pause.
Denyut prematur/extra-sistol adalah
denyut yang muncul lebih dari
normal.
Apabila gelombang P muncul lebih
dini maka disebut atrial extra-sistol.
Apabila terlihat QRS muncul tanpa
didahului gelombang P maka disebut
junctional extra-sistol.
Apabila QRS lebih dini dan dia lebar
maka disebut ventricle extra-sistol.
Atrial dan junctional extra-sisto
disebut juga supra-ventricular extrasistol (SVES).

Sinus Aritmia
Sinus aritmia ini normal terjadi karena
adanya pengaruh inspirasi dan ekspirasi.
Pada kondisi ini, interval P-P dan R-R
berubah akibat respirasi. Namun,
meskipun interval R-R ireguler, jaraknya
tidak lebih dari 2 kali jarak normal.
Heart rate biasanya naik selama
inspirasi dan turun saat ekspirasi.
Sinus aritmia normal pada infant dan
young adult.
Takikardia Ireguler
Atrial flutter
Atrial fibrilasi
Multifokal atrial takikardia (MAT)
Atrial Flutter
Atrial flutter terjadi karena satu titik di
atrium menginisiasi banyak impuls
elektrik pada kecepatan yang tinggi.
Impuls dikonduksikan secara cepat ke
seluruh atrium sehingga gelombang P

tidak terbentuk sempurna dan


digantikan oleh gelombang flutter (F
wave).
Pada atrial flutter, atrium mengalami
depolarisasi dengan cepat. Namun, AV
node dapat memperlambat konduksi
impuls sehingga depolarisasi ventrikel
masih dalam batas normal.
Karakter atrial flutter:
Gigi gergaji
Tidak ada garis isoelektrik antara
gelombang flutter.
Kecepatan Flutter biasanya 300 per
menit.
Konduksi AV bervariasi (3:1 or 2:1).
Gelombang F: downward (depolarisasi
atrium) dan upward (repolarisasi
atrium).
QRS < 0.12 detik.
Pemberian AV node block dapat
memperlambat kecepatan AV node.

Atrial Fibrillation
Karakter
Absent normal sinus P
Irregular atau getaran (osilasi) dari
garis
isoelektrik
Kompleks QRS ireguler
Hati-hati dengan AV node block! Atrial
fibrillation dengan QRS lebar tidak
boleh diberi AV node block.
Multifocal Atrial Tachycardi
Karakter
Morfologi gelombang P yang berbeda
sebanyak tiga atau lebih pada satu
lead EKG
Atrial rate100 - 200 per menit
Interval P-P, P-R, R-R bervariasi

Biasanya regular
Morfologi gelombang P berbeda
dengan gelombang P pada irama
sinus
Gelombang P di lead II positif, tapi di
aVR juga positif (padahal normalnya
negatif).
AV Node Reentrant Tachycardi
Karakter
AV node punya beberapa jalur
sehingga terjadi perputaran listrik
dalam AV node itu sendiri.
Takikardia QRS sempit dengan
kecepatan 140-200 kpm.
Retrograde P wave tak terlihat.
Seringkali didahului extra sistole.

Wolf Parkinson White (WPW)


Syndrome
Ada jalur lain selain AV node yang
menghubungkan atrium dengan
ventrikel.
Preeksitasi ventrikel saat irama sinus.
Kompleks QRS melebar - delta wave.
Takikardia QRS sempit dengan
kecepatan 170 - 250 bpm.
Apabila ada atrial fibrillation dengan
QRS lebar, maka itu adalah Atrial
Fibrillation dengan WPW
Syndrome. Pada pasien ini, tidak
boleh memberi AV node block!

Tachycardia Supraventrikular
Karakter
Atrial tachycardia (asalnya
supraventricular/ diatas AV Node)
Kompleks QRS sempit
AV Nodal Reentrant Tachycardia
AV Reentrant Tachycardia
Atrial Tachycardi
Karakter
Laju atrial antara140 dan 250 per
menit

Kompleks Ventrikular Prematur


(Premature Ventricular
Complex/PVC)

Muncul lebih dini


QRS lebar, bizarre
Diikuti pause
Uniformis PVCs morfologi sama
Multiformis PVCs morfologi
berbeda

Torsade de Pointes
Karakter
Laju biasanya 150 sampai 300 per
menit
Axis berubah ("twisting of points)
Saat irama sinus didapatkan
pemanjangan interval QTc

Brugada Syndrome
Karakter
Lebih sering pada laki-laki.
Gambaran ST elevasi dengan RBBB di
precordial lead kanan (V1 to V3)
pelana kuda
Rapid polymorphic VT VF
Kematian mendadak

Ventricular Tachycardi
Karakter
Kompleks ventrikel premature lebih
dari 3 denyut dengan kecepatan >
100 kpm
Laju biasanya 100 sampai 250 per
menit
V > A (AV dissociation ) gelombang
P jumlahnya lebih sedikit dari QRS. Ini
bedanya dengan Supraventricular
takikardia dimana gelombang P:QRS
masih 1:1.
Ada ventrikel extra-sistol lebih dari 3
yang berurutan.
Ciri-ciri: Reguler, Cepat, QRS lebar.
Fenomena VES R-ON T
Karakter
VES muncul di gelombang T QRS
sebelumnya
Berulang

Long QT Syndrome
Karakter
Lebih sering pada perempuan.
Pemanjangan QT nterval
QTc > 460 ms (female)
QTc > 450 ms (males)
Torsade de pointes, syncope, suddent
cardiac Death
Ventricular Fibrillation
Karakter
Takiaritmia ventrikel dengan
gambaran morfologi QRS dengan
kompleks lebar dan kacau
Bentuk QRS tidak konsisten,
terkadang sulit diidentifikasi
Laju cepat (> 350 per menit)
Aritmia letal
Sekian, maaf banget banyak
kekurangannya. Buat semuanya,
semoga suksues 3.2!!

Anda mungkin juga menyukai