PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit jantung kongenital atau bawaan merupakan penyakit yang
terjadi pada kira-kira 10 dari 1000 anak yang lahir, dan insidennya
bahkan lebih tinggi daripada bayi yang lahir mati dan pada abortus
spontan. Penyakit ini mungkin disebabkan oleh interaksi antara
predisposisi genetik dan faktor lingkungan. PJB dibagi dua yaitu
sianotik dan asianotik. PJB sianotik termasuk Tetralogi Fallot (ToF),
Trunkus Arteriosus, Transposisi arteri-arteri besar, dan Atresia
Trikuspid. Tetralogi fallot adalah lesi jantung sianosis yang paling lazim
ditemukan pada penderita penyakit jantung sianosis yang tidak diobati
yang bertahan hidup sesudah masa bayi. 1
ToF merupakan jenis penyakit jantung bawaan tersering. Sekitar 35% bayi yang lahir dengan penyakit jantung bawaan menderita jenis
ToF. Dua per tiga kasus penyakit jantung bawaan di Indonesia
memperlihatkan gejala pada masa neonatus. Sekitar 25% pasien ToF
yang tidak diterapi akan meninggal dalam 1 tahun pertama kehidupan,
40% meninggal sampai usia 4 tahun, 70% meninggal sampai usia 10
tahun, dan 95% meninggal sampai usia 40 tahun. 2
Penyakit jantung bawaan sering dapat dideteksi dengan USG pada
masa kehamilan. Pemeriksaan fetal echocardiography juga baik
dilakukan pada pelayanan antenatal sebagai salah satu cara deteksi
dini penyakit jantung bawaan. Diagnosis dini ToF dapat menentukan
langkah selanjutnya harus diambil. Penetapan langkah yang tepat
setelah deteksi dini penyakit jantung bawaan ToF pada anak dapat
mengurangi mortalitas dan morbiditas. Dengan penegakan diagnosis
yang tepat dan cepat, komplikasi penyakit jantung bawaan ToF dapat
diminimalkan.2
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG
ANATOMI3,4
Gambar 1. Anatomi Jantung
luar
adalah
pericardium,
epicardium,
myocardium,
dan
endocardium.
Organ-organ yang berasosiasi dengan jantung:
1. Inferior: bagian apex berbatasan dengan central tendon diafragma.
serial, di mana darah akan mengalir secara berurutan dari satu organ
ke organ lain. Susunan paralel dari sistem pembuluh darah menjamin
bahwa suplai darah ke setiap organ relatif independen, dikendalikan
oleh suatu tekanan yang besar, dan juga bahwa setiap organ
menerima darah yang sangat teroksigenasi.
Aorta dan cabang utamanya (arteri brachiocephalica, carotis
communis, subclavia, dan illiaca communis) disebut arteri elastica.
Selain mengalirkan darah dari jantung, arteri-arteri ini melebar selama
sistol dan kembali ke ukuran awal saat diastol, menekan gelombang
nadi dan menyesuaikan aliran darah yang terputus-putus yang
dihasilkan oleh kerja pompa jantung yang intermiten.
b. Sirkulasi pulmonal
Sirkulasi pulmonal (atau yang lebih kecil) dimulai saat darah
dipompa oleh ventrikel kanan ke arteri pulmonalis utama. Yang
kemudian langsung bercabang dua menjadi arteri pulmonalis kanan
dan kiri yang menyuplai masing-masing paru. Darah vena ini
mengalami
oksigenasi
saat
aliranya
melalui
kapiler
pulmonal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFENISI
B. EPIDEMIOLOGI
ToF merupakan jenis penyakit jantung bawaan tersering. Sekitar 35% bayi yang lahir dengan penyakit jantung bawaan menderita jenis
ToF. Di AS, 10% kasus penyakit jantung kongenital adalah ToF, sedikit
lebih banyak pada laki-laki dibandingkan perempuan. Seiring dengan
meningkatnya angka kelahiran di Indonesia, jumlah bayi yang lahir
dengan penyakit jantung juga meningkat. Dua per tiga kasus penyakit
jantung bawaan di Indonesia memperlihatkan gejala pada masa
neonatus. Sebanyak 25-30% penderita penyakit jantung bawaan yang
memperlihatkan gejala pada masa neonatus meninggal pada bulan
pertama usianya jika tanpa penanganan yang baik. Sekitar 25% pasien
ToF yang tidak diterapi akan meninggal dalam 1 tahun pertama
kehidupan, 40% meninggal sampai usia 4 tahun, 70% meninggal
sampai usia 10 tahun, dan 95% meninggal sampai usia 40 tahun. 2
C. ETIOLOGI
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan
tidak diketahui secara pasti, diduga karena adanya faktor endogen dan
eksogen. Faktor-faktor tersebut antara lain :
Faktor Endogen :
Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
bawaan
Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes
10
11
terdengar
kelainan
auskultasi.
Murmur
ejeksi
sistolik
12
13
14
15
memastikan ukuran dan distribusi arteri paru perifer, ada atau tidak
adanya stenosis pulmonal perifer, dan adanya VSD tambahan.9
H. PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
Penderita dengan tetralogi Fallot sebelum perbaikan rentan
terhadap beberapa komplikasi yang serius.
1. Trombosis otak
Biasanya terjadi pada vena serebralis atau sinus dura dan
kadang-kadang pada arteria serebralis, lebih sering bila ada
polisitemia berat. Mereka dapat juga dipercepat oleh dehidrasi.
Thrombosis paling sering terjadi pada penderita dibawah umur 2
tahun. Penderita ini dapat menderita anemia defesiensi besi,
seringkali dengan kadar hemoglobin dan hematokrit dalam
batas-batas normal. Terapi terdiri atas hidrasi yang cukup dan
cara-cara pendukung.
2. Abses otak
Komplikasi ini kurang
sering
daripada
kejadian-kejadian
Fallot
merah
atau
asianotik.
Karena
derajat
16
pada umur 6-12 bulan. Penderita pada saat ini berisiko untuk
bertambahnya serangan hipersianotik.6
I. TATALAKSANA
Tata laksana ToF tergantung dari beratnya gejala dan dari tingkat
hambatan pulmoner. Operasi merupakan satu-satunya terapi kelainan
ini. Bayi dengan penyumbatan saluran aliran keluar ventrikel kanan
yang berat dapat memburuk dengan cepat karena ketika duktus
arteriosus mulai menutup aliran darah pulmonal makin terganggu.
Pemberian prostaglandin E1 (0,05-0,20 g/kg/menit), suatu relaksan
otot polos duktus yang kuat dan spesifik, menyebabkan dilatasi duktus
arteriosus dan memberi aliran darah pulmonal yang cukup sampai
prosedur bedah dapat dilakukan.2,6
Pencegahan atau penanganan dehidrasi segera adalah penting
untuk
mencegah
hemokonsentrasi
dan
kemungkinan
kejadian
thrombosis.6
Dapat dilakukan dua jenis operasi yakni operasi paliatif dan operasi
korektif. Operasi paliatif adalah dengan membuat sambungan antara
aorta dengan arteri pulmonal. Metode yang paling dikenal ialah
Blalock-Taussig
shunt,
yaitu
a.
subklavia
ditranseksi
dan
diagnosis
klinik
pemeriksaanpemeriksaan
berdasarkan
tambahan
yang
pemeriksaan
diminta
fisik
oleh
dan
dokter
17
Klinis
EKG
< 1 tahun
Rontgen
Echo
> 1 tahun
Spell (+)
Spell (-)
Propanolol
Umur 1 th
Gagal
Berhasil
Kath
BTS
evaluasi
Kath
BTS /
PDA Stent
PA Kecil
Diameter PA
cukup
Total Koreksi
Gambar 6. Algoritma Tatalaksana Tetralogi Fallot
Keterangan : BTS (Blalock Taussig shunt, PDA stent (Patent Ductus Arteriosus
DAFTAR
Stenting),
KathPUSTAKA
(Kateterisasi)
1. Hoffman J. Penyakit Jantung Kongenital. Buku Ajar Pediatri Rudolph,
Vol.III, Edisi 20. Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 2007
2. Rusli HR, Darmadi. Diagnosis dan Tatalaksana Tetralogy of Fallot.
(Diakses 16 Agustus 2015). Tersedia dari: www.medicinesia.com
3. Paulsen F, Waschke J. Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Edisi 23, Jilid I.
Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 2012
4. Djuanda. Penuntun Anatomi Kardiovaskuler. Penerbit FK UMI.
Makassar: 2014
18
19