PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai Negara yang terletak pada garis khatulistiwa menerima
sinar matahari dengan intensitas yang tinggi setiap hari. Kita dapat memanfaatkan
sumber energi panas dari matahari untuk memenuhi kebutuhan listrik di
Indonesia, karena panas matahari merupakan suatu sumber daya alam yang tidak
ada habisnya berbeda dengan bahan bakar minyak. Panas matahari dapat kita
konversi menjadi energi listrik dengan bantuan sel surya. Sel surya bekerja
berdasarkan efek fotoelektrik pada material semikonduktor untuk mengubah
energi cahaya menjadi energi listrik. Konversi energi ini merupakan hal penting
untuk mendapatkan energi listrik tanpa polusi dan ramah lingkungan.
Kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia banyak yang memiliki kebiasaan
nongkrong di caf hanya untuk mengobrol, mengerjakan tugas, meeting, dan
lain-lain, dan kebiasaan lainnya adalah mereka sangat membutuhkan suplai listrik
untuk mengisi baterai gadget mereka. Untuk menghemat pemakaian listrik kita
dapat menggunakan CU Charger (Canopy Umbrella Charger) yang dapat kita
letakkan di luar caf dan dapat langsung digunakan untuk charger pada gadget
kita tanpa disambungkan pada sumber listrik dan bersifat dinamis. Selain itu,
masyarakat ingin memiliki barang yang kualitasnya bagus, fasilitasnya lengkap
dengan harga murah, dan alat praktis juga menjadi incaran untuk lifestyle di tahun
ini. Berikut contoh CU Charger
energi
matahari
untuk
menghasilkan
energi listrik?
2.
3.
4.
5.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Payung
Payung adalah salah satu alat sederhana yang dapat melindungi manusia
dari hujan dan panas matahari. Payung memiliki berbagai macam model, mulai
dari payung lipat, payung besar, dan payung untuk meja santai. Payung dapat
menjadi sumber nafkah saat musim hujan datang. Payung menjadi banyak
peminat dan tidak sedikit orang-orang memanfaatkan payung sebagai penyedia
jasa ojeg payung. Bagi beberapa orang yang tidak menyukai panas matahari
payung juga digunakan saat musim kemarau untuk melindungi kulit dari sinar
UV yang berbahaya bagi kulit.
C U Charger adalah modifikasi dari payung untuk dapat menyuplai energi
listrik pada gadget. Kita hanya fokus pada payung untuk meja santai dan bukan
pada payung yang dapat dibawa berjalan. Payung pada meja santai dipasang sel
surya dan rangkaian pengendali charger agar dapat menyuplai energi listrik
gadget saat duduk santai di luar ruangan. Payung ini dapat dimanfaatkan untuk
caf yang memiliki meja santai di luar ruangan yang jauh dari jangkauan sumber
daya listrik.
2.2 Semikonduktor
Secara sederhana zat padat dapat dikelompokkan sebagai isolator,
semikonduktor, dan konduktor. Bahan semikonduktor adalah suatu material
dengan sifat konduktivitas diantara konduktor dan isolator, contoh Silikon (Si),
dan Germanium (Ge). Saat ini umumnya Si digunakan untuk divais elektronik,
seperti diode, transistor, IC, namun GaAs memiliki potensi besar untuk digunakan
sebagai divais elektronika pada masa datang, terutama ditunjukkan untuk
beroperasi pada frekuensi tinggi.
Untuk menjelaskan konduktivitas bahan seringkali menggunakan konsep pita
energi, yaitu pita valensi dan pita konduksi. Pita valensi adalah pita energi yang
mungkin diisi oleh elektron dari zat padat hingga komplit. Setiap pita memiliki
2N elektron dengan N adalah jumlah atom. Bila masih ada elektron yang tersisa
akan mengisi pita konduksi. Pada suhu 0 K, pita konduksi terisi sebagian untuk
bahan konduktor, sedangkan untuk isolator dan semikonduktor tidak ada elektron
yang mengisi pita konduksi.
Perbedaannya terletak pada energi gap Eg yaitu selang energi antara pita
konduksi minimum dan pita valensi maksimum. Pada bahan semikonduktor Eg ~
1 eV, sedang pada isolator Eg ~ 6 eV. Secara diagramatik pita energi dari isolator,
semikonduktor, dan konduktor ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar (a) Struktur pita energi isolator (missal intan). Pita larangan yang
besar ini memisahkan pita valensi yang terisi dengan pita konduksi yang masih
kosong
Gambar (b) Struktur pita energi semikonduktor (missal grafit). Lebar pita
relatif kecil, Eg 1 eV. Pada saat suhu naik, elektron pada pita valensi mampu
berpindah ke pita konduksi. Karena adanya elektron di pita konduksi akibatnya
bahan itu menjadi sedikit konduktif, karena itu disebut semikonduktor.
Gambar (c) Struktur pita energi konduktor (missal metal). Pita konduksi
terisi sebagian, jika ada medan listrik elektron akan memperoleh tambahan energi
sehingga berpindah yang berakibat timbul arus listrik.
Teorema Pita Energi Kristal
Dalam sistem susunan berkala unsur-unsur, atom Si termasuk golongan IV,
jadi ada 4 elektron pada orbit terluarnya. Masing-masing atom Si membentuk
struktur kristal dengan atom-atom tetangganyadan elektron-elektron valensinya
membentuk ikatan kovalen, sehingga masing-masing atom seolah-olah memiliki 8
elektron terluar dengan 4 elektron berasal dari miliknya sendiri sedangkan 4
elektron lainnya berasal dari 4 atom tetangga terdekatnya. Susunan ini membentuk
kristal silicon intrinsic dengan muatan total adalah 0 coulomb, sketsa kristal Si
ditunjukkan pada gambar berikut.
Kristal intrinsik ini bervibrasi akibat energi termal yang memberikan energi
tambahan pada kristal tersebut. Energi ini tidak terdistribusi secara merata
sehingga pada beberapa titik kisi akan pecah dmeikian pula elektronnya akan
lepas dari ikatannya sehingga menjadi elektron bebas yang akan menjadi
pembawa muatan negatif. Sebaliknya titik dimana elektron tersebut meninggalkan
tempatnya menjadi bermuatan positif dan dikenal sebagai hole, yang membawa
muatan positif.
Mobilitas dan Konduktivitas
Arus listrik pada metal terjadi akibat perpindahan elektron, sedangkan pada
semikonduktor bergantung pada elektron dan hole.
Semikonduktor dapat di-dope menjadi:
qE
m
dengan ion. Namun jika elektron menumbuk ion, elektron akan kehilangan
energinya, dan masuk ke dalam kondisi steady state dan mendapatkan kecepatan
tertentu yang disebut kecepatan drift, yang arahnya berlawanan dengan arah
medan listrik. Kecepatan rata-rata elektron dalam keadaan ini:
v = E
dimana
Semikonduktor Intrinsik
Pada suhu 0 K, kristal Si atau Ge berkelakuan sebagai isolator, sedang pada
suhu kamar T, beberapa ikatan kovalen putus akibat energi termal (Eg = 0,72 eV)
untuk Ge dan (Eg= 1.1 eV) untuk Si, akibatnya ada elektron bebas dalam kristal
dan ada hole yang ditinggalkan oleh elektron akibat terputusnya ikatan kovalen
tersebut, seperti digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.3. Sketsa hole dan elektron bebas dalam semikonduktor intrinsik [4].
ni
: konsentrasi intrinsik
Semikonduktor Ekstrinsik
Untuk memperbesar konduktivitas, bahan semikonduktor itu diberi doping,
akibatnya bahan itu akan menjadi tipe-n atau tipe-p tergantung dopingnya,
sehingga menjadi semikonduktor ekstrinsik.
Dopan dikelompokkan sebagai:
a.Donor
bervalensi
+3
Pada saat pemberian impuritas donor (tipe-n) akan muncul tingkat energi
yang diperbolehkan di bawah energi pita konduksi terendah yaitu sekitar 0.01
eV (untuk Ge) dan 0.05 eV (untuk Si). Sehingga pada suhu kamar hampir semua
elektron donor berada di pita konduksi,
Untuk impuritas akseptor (tipe-p) juga akan muncul tingkat energi di atas
tingkat energi pita valensi tertinggi. Karena hanya perlu energi kecil saja elektron
dari pita valensi berpindah ke tingkat energi akseptor akibatnya akan timbul hole
di pita valensi.
2.3 Sel Surya
Photovoltaic (PV) adalah efek dasar dari konversi cahaya menjadi listrik
dalam fotovoltaik, atau solar sel. Secara sederhana, efek PV adalah sebagai
berikut: cahaya memasuki sel PV dan menanamkan energi pada beberapa
elektron untuk membebaskan mereka. Terbentuk potensial penghalang dalam
sel bekerja pada elektron tersebut untuk menghasilkan tegangan (yang disebut
photovoltage), yang dapat digunakan untuk mendorong arus melalui sirkuit.
Modul surya bisa digabungkan secara paralel atau seri untuk memperbesar total
tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya yang dibutuhkan untuk
aplikasi tertentu. Gambar dibawah menunjukan ilustrasi dari modul surya.
Gambar 2.5. Modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya yang dirangkai seri untuk
memperbesar total daya output. [1]
Material semikonduktor
Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang biasanya
mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya
generasi pertama (silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis.
Material semikonduktor inilah yang berfungsi menyerap cahaya dari sinar
matahari. Untuk kasus gambar diatas, semikonduktor yang digunakan
adalah material silikon, yang umum diaplikasikan di industri elektronik.
Sedangkan untuk sel surya lapisan tipis, material semikonduktor yang
umum digunakan dan telah masuk pasaran yaitu contohnya material
Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe (kadmium telluride), dan amorphous silikon,
sebagai
kontak
positif,
diatas
sebagian
material
Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya dari
hujan atau kotoran.
Gambar 2.6. Struktur dari sel surya konvensional yang menggunakan material silikon.
[1]
Gambar 2.8. Gerakan muatan (lubang dan elektron) dalam semikonduktor intrinsik. [1]
Akibat dari aliran elektron dan lubang ini maka terbentuk medan listrik yang
mana ketika cahaya matahari mengenai susunan p-n junction ini maka akan
mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang
selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya lubang bergerak
menuju kontak positif menunggu elektron datang, seperti diilustrasikan pada
gambar dibawah.
Gambar 2.9. Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction. [1]
JmVm
J SC V OC
Efisiensi dari sel surya adalah rasio dari daya maksimum terhadap daya input
cahaya datang, Ps
=
J SC V OC FF
PS
Tabel 1 dibawah menunjukan kompilasi dari efisiensi, JSC, VOC, dan FF dari
berbagai jenis sel surya sebagai gambaran korelasi antar berbagai parameter
tersebut.
Tabel 1. Kompilasi efisiensi, JSC, VOC, dan FF dari berbagai jenis sel surya [5].
2.4 Baterai
Baterai Kering
Baterai yang paling umum digunakan disebut sel atau baterai kering. Susunan
baterai kering diperlihatkan dalam gambar .
Baterai ini disebut kering karena kandungan air relative rendah, meskipun
demikian kelembaban mutlak diperlukan agar ion-ion dalam larutan dapat
berdifusi di antara electrode.
Sel kering mangan terdiri dari bungkus dalam zink (Zn) sebagai elektroda
negatif (anoda), batang karbon/grafit (C) sebagai elektroda positif (katoda) dan
pasta MnO2 dan NH4Cl yang berperan sebagai larutan elektrolit.
Dalam baterai sel kering kelebihan elektron dilepaskan oleh elektroda negatif
(katoda) dan mengalir lewat sebuah kawat ke elektroda positif (anoda). Arus yang
kita sebut listrik tercipta karena mengalirnya elektron itu. Aliran ini baru berhenti
setelah kawat terputus atau elektroda telah lemah dan tidak mempunyai elektron
lagi yang dapat dilepaskan.
Jika kedua elektroda itu dihubungkan dengan kawat, zarah kecil yg disebut
elektron akan bergerak dari arah elektroda negatif ke positif lewat kawat ini.
Aliran elektron itulah listrik.
Kerja Atom Sel Kering:
1.
2.
3.
4.
Ketika atom seng di pelat seng menjadi ion, atom itu melepaskan elektron.
Elektron yang dilepaskan berjalan lewat kawat ke elektroda positif
Elektron dan ion hidrogen berpadu menjadi gelembung gas hidrogen
Gas hidrogen dan oksigen dalam superoksid mangan berpadu menjadi air.
Baterai ACCU
Dalam baterai timbal, elektroda negatif adalah logam timbal (Pb) dan
elektroda positifnya adala timbal yang dilapisi timbal oksida (PbO 2), dan kedua
elektroda dicelupkan dalam larutan elektrolit asam sulfat (H2SO4).
Saat aki menghasilkan listrik, Anoda Pb dan katoda PbO 2 bereaksi dengan
SO42- menghasilkan PbSO4. PbSO4 yang dihasilkan dapat menutupi permukaan
lempeng anoda dan katoda. Jika telah terlapisi seluruhnya maka lempeng anoda
dan katoda tidak berfungsi. Akibatnya aki berhenti menghasilkan listrik.
Saat aki menghasilkan listrik dibutuhkan ion H+ dan ion SO 42- yang aktif
bereaksi. akibatnya jumlah ion H+ dan ion SO42- pada larutan semakin berkurang
dan larutan elektrolit menjadi encer maka arus listrik yang dihasilkan dan
potensial aki semakin melemah.
Gambar 2.18. Skema rangkaian pemanfaatan sel surya sebagai pengisi baterai
handphone dan laptop. [6]
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
1. Aplikasi untuk mendesain Canopy Umbrella Charger, sebagai perangkat
pendukung agar mempermudah dalam mendesain
2. Sel surya sebagai perangkat yang dapat mengkonversi energi matahari
menjadi energi listrik
3. Baterai kontrol untuk mengatur seumber listrik yang masuk ke baterai
aki, jika baterai aki sudah penuh baterai kontrol dapat menghentikan
suplai ke baterai aki
4. Baterai accu untuk menyimpan sumber listrik yang didapat dari matahari
agar dapat digunakan dalam waktu yang lama
5. Inverter sebagai pengubah tegangan DC menjadi AC dan dapat pula
menaikkan atau menurunkan tegangan
6. Stop kontak sebagai perangkat untuk penghubung sumber listrik ke
handphone atau laptop
3.2 Prosedur Percobaan
DAFTAR PUSTAKA
[1] Wilman, Septina. 2013. Sel Surya: Struktur dan Cara Kerja.
http://teknologisurya.wordpress.com/dasar-teknologi-sel-surya/prinsipkerja-sel-surya/ - diakses pada 27 Apri 2014.
[2] Anonymous.
2013.
Skema
Rangkaian
Charger
Handphone.
http://www.prescouter.com/2012/06/using-your-umbrella-in-
2013.
Listrik
gratis
dari
sinar
matahari.