Anda di halaman 1dari 14

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Masalah keurangan energy adalah masalah yang dihadapi umat manusia
pada zaman searang ini, hal ni diakibatkan pemanfaatan energy fosil yang terus
menerus tanpa adanya perbaruan energy, padahal banyak sekali sumber energy
lain yang dapat dikatakan tidak terbatas yang masih belum dimanfaatkan sebaik-
baiknya seperti energy matahari.
Penggunaan Sel surya sebagai device untuk mengkonversi energi cahaya
matahari menjadi listrik di negara kita masih dapat dikatakan sangat rendah dan
kebanyakan tidak tahu cara menggunakan sel surya secara optimal
Oleh karena itu dalam percobaan kali ini kita akan mencari tahu
bagaimana penggunaan sel surya secara optimal berdasarkan sudut datangnya
cahaya matahari terhadap sel surya.

1.2 Identifikasi masalah


Bagaimana prinsip dan cara kerja Sel surya?
Bagaimana mengkonversi energy cahaya matahari menjadi energy listrik?
Pengaruh lingkungan dalam proses konversi energy menggunakan sel
surya?

1.3 Tujuan percobaan


Mempelajari prinsip kerja generator fotofoltaik
Menentukan optimalisasi generator fotofoltaik

1.4 Metoda percobaan


- Mempelajari konsep fotofoltaik (sel surya)
- Mempelajari struktur dan bentuk sel surya yang idel
- Mengenal alat-alat percobaan serta fungsinya
- Mengikuti prosedur percobaan dan mendapatkan data yang dibutuhkan.
1.5 Sistematika penulisan
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Identifikasi masalah
1.3 Tujuan percobaan
1.4 Metoda percobaan
1.5 Sistematika penulisan
1.6 Waktu dan Tempat percobaan
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab III Metoda percobaan
3.1 Alat dan bahan percobaan
3.2 Prosedur percobaan

1.6 Waktu dan Tempat percobaan


Waktu : Selasa, 1 Oktober 2013
08.00-10.30 WIB
Tempat : Laboratorium Fisika Energi Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran
Bab II Tinjauan Pustaka

Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah divais yang mampu
mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya bisa disebut
sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat besar energi cahaya
matahari yang sampai kebumi, walaupun selain dipergunakan untuk menghasilkan
listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan energi panasnya melalui
sistem solar thermal.

Sel surya dapat dianalogikan sebagai divais dengan dua terminal atau
sambungan, dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi seperti
dioda, dan saat disinari dengan cahaya matahari dapat menghasilkan tegangan.
Ketika disinari, umumnya satu sel surya komersial menghasilkan tegangan dc
sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus short-circuit dalam skala milliampere per cm2.
Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi, sehingga
umumnya sejumlah sel surya disusun secara seri membentuk modul surya. Satu
modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya, dan total menghasilkan
tegangan dc sebesar 12 V dalam kondisi penyinaran standar (Air Mass 1.5).
Modul surya tersebut bisa digabungkan secara paralel atau seri untuk
memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya yang
dibutuhkan untuk aplikasi tertentu. Gambar dibawah menunjukan ilustrasi dari
modul surya.
Modul surya biasanya
terdiri dari 28-36 sel surya yang
dirangkai seri untuk memperbesar
total daya output. (Gambar :The
Physics of Solar Cell, Jenny
Nelson)
Struktur Sel Surya

Sesuai dengan perkembangan sains&teknologi, jenis-jenis teknologi sel


surya pun berkembang dengan berbagai inovasi. Ada yang disebut sel surya
generasi satu, dua, tiga dan empat, dengan struktur atau bagian-bagian penyusun
sel yang berbeda pula (Jenis-jenis teknologi surya akan dibahas di tulisan Sel
Surya : Jenis-jenis teknologi). Dalam tulisan ini akan dibahas struktur dan cara
kerja dari sel surya yang umum berada dipasaran saat ini yaitu sel surya berbasis
material silikon yang juga secara umum mencakup struktur dan cara kerja sel
surya generasi pertama (sel surya silikon) dan kedua (thin film/lapisan tipis).

Struktur dari sel surya komersial yang menggunakan material silikon sebagai
semikonduktor. (Gambar:HowStuffWorks)

Gambar diatas menunjukan ilustrasi sel surya dan juga bagian-bagiannya.


Secara umum terdiri dari :

1. Substrat/Metal backing

Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya.


Material substrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena
juga berfungsi sebagai kontak terminal positif sel surya, sehinga umumnya
digunakan material metal atau logam seperti aluminium atau molybdenum. Untuk
sel surya dye-sensitized (DSSC) dan sel surya organik, substrat juga berfungsi
sebagai tempat masuknya cahaya sehingga material yang digunakan yaitu material
yang konduktif tapi juga transparan sepertii ndium tin oxide (ITO) dan flourine
doped tin oxide (FTO).

2. Material semikonduktor

Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang


biasanya mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya
generasi pertama (silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis.
Material semikonduktor inilah yang berfungsi menyerap cahaya dari sinar
matahari. Untuk kasus gambar diatas, semikonduktor yang digunakan adalah
material silikon, yang umum diaplikasikan di industri elektronik. Sedangkan
untuk sel surya lapisan tipis, material semikonduktor yang umum digunakan dan
telah masuk pasaran yaitu contohnya material Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe
(kadmium telluride), dan amorphous silikon, disamping material-material
semikonduktor potensial lain yang dalam sedang dalam penelitian intensif
seperti Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS) dan Cu2O (copper oxide).

Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari


dua material semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material yang
disebutkan diatas) dan tipe-n (silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk p-n
junction. P-n junction ini menjadi kunci dari prinsip kerja sel surya. Pengertian
semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip p-n junction dan sel surya akan
dibahas dibagian cara kerja sel surya.

3. Kontak metal / contact grid

Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material


semikonduktor biasanya dilapiskan material metal atau material konduktif
transparan sebagai kontak negatif.
4.Lapisan antireflektif

Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang


terserap oleh semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh
lapisan anti-refleksi. Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material dengan
besar indeks refraktif optik antara semikonduktor dan udara yang menyebabkan
cahaya dibelokkan ke arah semikonduktor sehingga meminimumkan cahaya yang
dipantulkan kembali.

5.Enkapsulasi / cover glass

Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya


dari hujan atau kotoran.

Semikonduktor Tipe-P dan Tipe-N


Ketika suatu kristal silikon di-doping dengan unsur golongan kelima,
misalnya arsen, maka atom-atom arsen itu akan menempati ruang diantara atom-
atom silikon yang mengakibatkan munculnya elektron bebas pada material
campuran tersebut. Elektron bebas tersebut berasal dari kelebihan elektron yang
dimiliki oleh arsen terhadap lingkungan sekitarnya, dalam hal ini adalah silikon.
Semikonduktor jenis ini kemudian diberi nama semikonduktor tipe-n. Hal yang
sebaliknya terjadi jika kristal silikon di-doping oleh unsur golongan ketiga,
misalnya boron, maka kurangnya elektron valensi boron dibandingkan dengan
silikon mengakibatkan munculnya hole yang bermuatan positif pada
semikonduktor tersebut. Semikonduktor ini dinamakan semikonduktor tipe-p.
Adanya tambahan pembawa muatan tersebut mengakibatkan semikonduktor ini
akan lebih banyak menghasilkan pembawa muatan ketika diberikan sejumlah
energi tertentu, baik pada semikonduktor tipe-n maupun tipe-p.

Sambungan p-n
Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n disambungkan maka akan terjadi
difusi hole dari tipe-p menuju tipe-n dan difusi elektron dari tipe-n menuju tipe-p.
Difusi tersebut akan meninggalkan daerah yang lebih positif pada batas tipe-n dan
daerah lebih negatif pada batas tipe-p. Batas tempat terjadinya perbedaan muatan
pada sambungan p-n disebut dengan daerah deplesi. Adanya perbedaan muatan
pada daerah deplesi akan mengakibatkan munculnya medan listrik yang mampu
menghentikan laju difusi selanjutnya. Medan listrik tersebut mengakibatkan
munculnya arus drift. Namun arus ini terimbangi oleh arus difusi sehingga secara
keseluruhan tidak ada arus listrik yang mengalir pada semikonduktor sambungan
p-n tersebut. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, elektron adalah partikel
bermuatan yang mampu dipengaruhi oleh medan listrik. Kehadiran medan listrik
pada elektron dapat mengakibatkan elektron bergerak. Hal inilah yang dilakukan
pada sel surya sambungan p-n, yaitu dengan menghasilkan medan listrik pada
sambungan p-n agar elektron dapat mengalir akibat kehadiran medan listrik
tersebut. Ketika semikonduktor sambungan p-n disinari maka akan terjadi
pelepasan elektron dan hole pada semikonduktor tersebut. Lepasnya pambawa
muatan tersebut mengakibatkan penambahan kuat medan listrik di daerah deplesi.
Adanya kelebihan muatan ini akan mengakibatkan muatan ini bergerak karena
adanya medan listrik pada daerah deplesi. Pada keadaan ini, arus drift lebih besar
daripada arus difusi sehingga secara keseluruhan dihasilkan arus berupa arus drift,
yaitu arus yang dihasilkan karena kemunculan medan listrik. Arus inilah yang
kemudian dimanfaatkan oleh sel surya sambungan p-n sebagai arus listrik.

Ada beberapa jenis panel surya yang dijual dipasaran :

Jenis pertama, yaitu jenis yang terbaik dan yang


terbanyak digunakan masyarakat saat ini, adalah jenis
monokristalin. Panel ini memiliki tingkat efisiensi antara 12
sampai 14%.
Jenis kedua adalah jenis polikristalin atau multi kristalin,
yang terbuat dari kristal silikon dengan tingkat efisiensi
antara 10 sampai 12%.

Jenis ketiga adalah silikon jenis amorphous, yang


berbentuk film tipis. Efisiensinya sekitar 4-6%. Panel surya
jenis ini banyak dipakai di mainan anak-anak, jam dan
kalkulator.

Jenis keempat adalah panel surya yang terbuat


dari GaAs (Gallium Arsenide) yang lebih efisien pada
temperatur tinggi.

Listrik yang dihasilkan oleh panel surya dapat langsung digunakan atau
disimpan lebih dahulu ke dalam baterei kering. Arus listrik yang dihasilkan adalah
listrik dengan arus searah (DC) sebesar 3.5 A. Besar tegangan yang dihasilkan
adalah 0.4-0.5V. Kita dapat mendesain rangkaian panel-panel surya, secara seri
atau paralel, untuk memperoleh output tegangan dan arus yang diinginkan. Untuk
memperoleh arus bolak balik (AC) diperlukan alat tambahan yang disebut
inverter.
Bab III Metoda Percobaan

3.1 Alat dan Bahan


1. Sumber Cahaya
Pemberi cahaya
2. Panel Surya
Penerima cahaya dan alat percobaan utama
3. Resistor eksternal
Memberi hambatan
4. Luxmeter
Alat ukur Intensitas cahaya
5. Alat ukur arus dan tegangan listrik
Mengukur arus dan Tegangan

3.2 Prosedur Percobaan


1. Mengukur intensitas cahaya terhadap variasi jarak
2. Mengukur pengaruh jarak terhadap intensitas cahaya dengan menggunakan
Luxmeter untuk beberapa variasi jarak
3. Menentukan karakteristik sel surya
4. Membuat rangkaian sepergi gambar 5. Mengukur arus dan tegangan untuk
berbagai harga RL
5. Mengulangi percobaan seperti no.2 untuk sumber cahaya yang berbeda
(missal dengan memfilter cahaya yang jatuh ke panel surya)
Data Percobaan

Intensitas Prakiraan Sudut Sudut Sel Tegangan Arus


matahari(W/m2) Matahari Surya (Volt) (Ampere)
90 16.40 0.081
105 16.60 0.081
120 16.55 0.081
4.149 65 135 16.43 0.080
150 16.26 0.078
165 16.00 0.077
180 15.55 0.075

Luas Sel Surya


29cm X 29 cm
0.29 X 0.29 = 0.0841 cm2
Pengolahan Data

Untuk mendapatkan Daya(Watt) dan Intensitas dapat digunakan


Tegangan X Arus = Daya
Intensitas = Daya / Luas Alas
Maka didapatkan:
Luas Alas Sel Intensitas
Daya (Watt)
Surya(m2) Hitung(W/m2)
1.328 15.795
1.345 15.988
1.341 15.940
1.314 0.0841 15.629
1.268 15.081
1.232 14.649
1.166 13.867

Untuk Mendapatkan Effisiensi dapat digunakan


Effisiensi = (Intensitas hitung Intensitas matahari)
KSR = (Intensitas hitung Intensitas matahari)/ Intensitas matahari
Intensitas
Intensitas matahari(W/m2) Efisiensi KSR
Hitung(W/m2)

15.79548157 11.646 2.807

15.98810939 11.839 2.853

15.93995244 11.791 2.842

15.62901308 4.149 11.480 2.767

15.08061831 10.932 2.635

14.64922711 10.500 2.531

13.86741974 9.718 2.342


Analisa dan Pembahasan

Dapat dilihat pada data bahwa pada saat sudut 105 derajat pada sel surya dan
65 derajat pada matahari dapat menghasilkan Tegangan dan Arus maksimum,
jika dilihat dari jumlah sudut sel surya dan matahari ( 105 + 65 = 170) hampir
memenuhi syarat tegak lurus yang menurut teori akan menghasilkan Tegangan
dan Arus maksimum.
Effisiensi antara Intensitas matahari yg didapat dari referensi dan intensitas
hitung dari hasil percobaan dapt dikatakan cukup baik, dan KSR yang
didapatkan pun hanya berkisan 2 persen, yang berarti percobaan tidak
melenceng jauh dari teori dan praktik pada kenyataannya.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Besar kecilnya Tegangan dan Arus yang didapat bergantung pada pemosisian
atau sudut terbaik dari sel surya, sehingga pada kenyataannya sel surya
diposisikan seoptimal mungkin dari posisi matahari. Luas sel surya
memengaruhi besar kecilnya tegangan dan arus yang didapat.

Saran
Matahari merupakan energi alternative yang tidak akan akan habis jika
digunakan, oleh karena itu pemanfaatannya lebih baik diperbanyak, Indonesia
dapat dikatakan terlambat dalam hal pemanfaatan tenaga surya daripada
negara lain, oleh karena itu peran kita sebagai mahasiswa KBK energi dan
pemerintahlah yang harus membuat masyarakat sadar akan penggunaan tenaga
surya ini.
Daftar Pustaka

Diktat Praktikum Fisika Energi I


http://panel-surya.blogspot.com/p/dewasa-laki-laki.html.
http://teknologisurya.wordpress.com/dasar-teknologi-sel-
surya/prinsip-kerja-sel-surya/.

Anda mungkin juga menyukai