Anda di halaman 1dari 8

SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN dan

PEMANFAATAN PEMBIYAAN PEMBANGUNAN


Tujuan pembangunan nasional Indonesia adalah mewujudkan masyarakatyang adil
dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk mencapai tujuantersebut,
Pemerintah Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah dan salah satudiantaranya
adalah dalam hal penyediaan sumber pembiayaan pembangunan itusendiri. Sumbersumber pembiayaan pembangunan dapat berasal dari dalam negeri
dan luar nege
A. Pajak
Dalam melaksanakan pembangunan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi
yang telah ditetapkan, pemerintah dihadapkan pada berbagai pilihan sumber pembiayaan.
Pembiayaan dalam negeri merupakan pilihan utama pemerintah untuk pembiayaan
pembangunan. Namun sumber penerimaan dalam negeri yang berasal dari penerimaan
pajak, penerimaan migas, serta penerimaan dalam negeri lainnya belum cukup untuk
membiayai pembangunan sesuai target pertumbuhan yang diinginkan. Saat ini pemerintah
Indonesia tidak lagi dapat mengandalkan penerimaan dari migas, sehingga harus
mengupayakan peningkatan penerimaan pajak. Namun, penerimaan pajak tidak terlepas
dari kondisi perekonomian. Perekonomian yang tumbuh dengan cukup signifikan akan
berdampak

terhadap

pertumbuhan

perusahaan-perusahaan

sehingga

profitabilitas

perusahaan akan semakin besar. Para pekerjapun akan mengalami peningkatan


pendapatan. Dalam kondisi seperti ini,

penerimaan Negara dari perpajakan akan dapat

dipacu peningkatannya. Pajak merupakan instrumen keuangan konvensional yang sering


digunakan di banyak negara. Penerimaan pajak digunakan untuk membiayai prasarana dan
pelayanan perkotaan yang memberikan manfaat bagi masyarakat umum, yang biasa
disebut juga sebagai "public goods". Penerimaan pajak dapat digunakan untuk membiayai
satu dari 3 pengeluaraan di bawah ini, yaitu:
a) untuk membiayai biaya investasi total ("pay as you go");
b) untuk membiayai pembayaran hutang ("pay as you use")
c) menambah dana cadangan yang dapat digunakan untuk investasi di masa depan.
Bagi pemerintah daerah tingkat II di Indonesia, penerimaan pajak yang terpenting
dan dominan adalah yang bersumber dari Pajak Pembangunan I, pajak hiburan/tontonan,
dan pajak reklame. Selain itu, PBB, yang pada dasarnya merupakan penerimaan bagi hasil
dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, dapat dianggap juga sebagai sumber
penerimaan pajak yang utama bagi daerah tingkat II. Oleh karena itu, PBB sering bersamasama dengan PAD dikategorikan sebagai Penerimaan Daerah Sendiri (PDS).
B. Utang
1

Pada umumnya penerimaan pajak tidak cukup untuk membiayai seluruh kegiatan
pembangunan yang dirancang untuk mengejar pertumbuhan yang ditargetkan Oleh karena
itu, pemerintah mengupayakan pembiayaan pembangunan tersebut dari utang. Pinjaman
dalam negeri digunakan untuk membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan industri
dalam negeri dan pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum serta kegiatan
investasi yang menghasilkan penerimaan.
Dengan jumlah utang yang semakin besar banyak ekonom yang memeringatkan
pemerintah akan adanya risiko jebakan utang (debt trap) dimana utang sudah terlalu
membebani anggaran Negara untuk membayar angsuran pokok utang dan bunga. Risiko
lainnya terkait dengan tereksposure-nya pemerintah Indonesia kedalam risiko perekonomian
global. IMF dan World Bank (2001) mengidentifikasi beberapa risiko yang dihadapi suatu
Negara terkait dengan jumlah utang yang besar yaitu :
Market Risk
Merupakan risiko yang berkaitan dengan fluktuasi suku bunga, nilai tukar mata uang,
harga komoditas, dan inflasi.
Funding Risk
Merupakan risiko ketika pemerintah memerlukan dana untuk pembiayaan anggaran
ataupunroll-over utang pada tingkat yang dapat diterima. Risiko ini terkait dengan
kemampuan pemerintah untuk melakukan pinjaman baru yang dibutuhkan. Semakin besar
jumlah utang (sebagai % dari PDB) yang dimiiliki suatu Negara semakin besar risiko
(kesulitan) pemerintah

dalam

mendapatkan pinjaman baru. Risiko lainnya adalah

risiko roll-overyaitu risiko bahwa utang akan diroll-over dengan biaya yang sangat tinggi atau
bahkan

risiko

utang

tidak

dapat

diroll-over sama

sekali.

Ketidakmampuan

untuk

memperpanjang jatuh tempo utang tersebut dapat menimbulkan krisis utang dan
menimbulkan kerugian ekonomi yang riil.
Liquidity Risk
Risiko likuiditas menunjuk ke suatu keadaan dimana volume aset lancar (kas)
menurun dengan cepat karena timbulnya kewajiban pembayaran yang tidak diantisipasi
sebelumnya atau kesulitan dalam memperoleh kas melalui pinjaman jangka pendek.
Pembayaran angsuran pokok utang dan bunga yang setiap tahun meningkat membawa
risiko terhadap likuiditas APBN. Apabila jebakan utang tidak segera diselesaikan maka akan
mengarah keliquidity trap.
Credit Risk

Berkenaan dengan kinerja yang rendah dari peminjam atas kesepakatan keuangan
yang telah dituangkan dalam kontrak. Risiko tersebut relevan khususnya dalam pengelolaan
aset lancar. Risiko kredit juga terkait dengan penerimaan atas penawaran surat berharga
(surat utang) yang diterbitkan pemerintah ataupun kontrak-kontrak derivatif yang ditutup
oleh pemerintah. Risiko kredit yang tinggi akan menjadikan pemerintah dikenakan premi
yang tinggi pada saat menjual surat utang atau menutup kontrak derivative, sehingga
menjadikan biaya peminjaman (cost of borrowing) lebih tinggi di atas rata-rata tarif premi
pasar.
Operational risk.
Meliputi berbagai jenis risiko seperti kemungkinan kesalahan berbagai tahapan
pelaksanaan dan pencatatan transaksi, ketidakcukupan atau kegagalan pengendalian intern
atau kegagalan sistem, risiko reputasi, risiko hukum, risiko keamanan dan risiko bencana
alam yang mempengaruhi aktivitas pemerintah. Contoh nyata dari risiko operasional adalah
adanya pembangunan fisik yang salah sasaran dan dilaksanakan dengan tidak efisien. Juga
risiko dana pembangunan dari utang yang dikorupsi.
Dampak Hutang Luar Negeri Indonesia
a) Pertama, dampak langsung dari utang yaitu cicilan bunga yang makin mencekik.
Kedua, dampak yang paling hakiki dari utang tersebut yaitu hilangnya kemandirian
akibat keterbelengguan atas keleluasaan arah pembangunan negeri, oleh si pemberi
pinjaman. Dapat dilihat pula dengan adanya indikator-indikator baku yang ditetapkan
oleh Negera-negara donor, seperti arah pembangunan yang ditentukan. Baik motifnya
politis maupun motif ekonomi itu sendiri.
b) Pada akhirnya arah pembangunan kita memang penuh kompromi dan disetir, membuat
Indonesia makin terjepit dan terbelenggu dalam kebijakan-kebijakan yang dibuat negara
Donor. Hal ini sangat beralasan karena mereka sendiri harus menjaga, mengawasi dan
memastikan bahwa pengembalian dari pinjaman tersebut plus keuntungan atas
pinjaman, mampu dikembalikan. Alih-alih untuk memfokuskan pada kesejahteraan
rakyat,

pada

akhirnya

adalah

konsep

tersebut

asal

jalan

pada

periode

kepemimpinannya, juga makin membuat rakyat terjepit karena mengembalikan pinjaman


tersebut diambil dari pendapatan negara yang harusnya untuk dikembalikan kepada
rakyat yaitu kekayaan negara hasil bumi dan Pajak.
Selain memberikan dampak seperti yang diatas, utang luar negeri memiliki berbagai
dampak baik positif dan negatif yaitu:
a) Dampak positif
Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam
upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang diakibatkan oleh
pembiayaan

pengeluaran

rutin

dan

pengeluaran

pembangunan

yang

cukup

besar. Dengan adanya utang luar negeri membantu pembangunan negara Indonesia,
3

dengan menggunakan tambahan dana dari negara lain. Laju pertumbuhan ekonomi
dapat dipacu sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
b) Dampak Negatif
Dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam persoalan
ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah
jatuh(Inflasi). Utang luar negeri dapat memberatkan posisi APBN RI, karena utang luar
negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya. Negara akan dicap sebagai
negara miskin dan tukang utang, karena tidak mampu untuk mengatasi perekonomian
negara sendiri, (hingga membutuhkan campur tangan dari pihak lain).
Selain itu, hutang luar negeri bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
a) Membantu dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan ekonomi.
b) Sebagai penurunan biaya bunga APBN
c) Sebagai sumber investasi swasta
d) Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar modal
e) Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh suatu negara
Menurut aliran neoklasik, utang luar negeri merupakan suatu hal yang positif. Hal ini
dikarenakan utang luar negeri dapat menambah cadangan devisa dan mengisi kekurangan
modal pembangunan ekonomi suatu negara. Dampak positif ini akan diperoleh selama
utang luar negeri dikelola dengan baik dan benar.
Setiap negara memiliki perencanaan pembangunan yang berbeda-beda, tetapi
memiliki kapasitas fiskal yang terbatas. Untuk membiayai pembangunan, pemerintah
memiliki apa yang dikenal sebagai government spending. Jika selisih pengeluaran
pemerintah dengan tingkat penerimaan pajak bernilai defisit, maka alternatifnya adalah
dengan memanfaatkan pendanaan yang berasal dari luar negeri.
Faktor Penyebab Hutang Luar Negeri Indonesia
Setidaknya ada dua alasan mengapa pemerintah di negara-negara berkembang
tetap membutuhkan utang luar negeri. Pertama, utang luar negeri dibutuhkan sebagai
tambahan modal bagi pembangunan prasarana fisik. Infrastruktur merupakan investasi yang
mahal dalam pembangunan. Kedua, utang luar negeri dapat digunakan sebagai
penyeimbang neraca pembayaran.
Ada beberapa penyebab meningkat atau menurunnya utang Luar negeri Indonesia
secara umum yaitu:
a) Defisit Transaksi Berjalan (TB)
TB merupakan perbandingan antara jumlah pembayaran yang diterima dari luar negeri
dan jumlah pembayaran ke luar negeri. Dengan kata lain, menunjukkan operasi total
perdagangan luar negeri, neraca perdagangan, dan keseimbangan antara ekspor dan
impor, pembayaran transfer.
b) Meningkatnya kebutuhan investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan
biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa
4

yang akan datang. Hampir setiap tahun Indonesia menghadapi kekurangan dana investasi.
Menurut pada tahun 2011, jumlah dana tabungan: 12,84 triliun sementara kebutuhan
investasi Rp 2.458,6 triliun. Hal ini mendorong meningkatnya pinjaman LN. Di samping
kelangkaan dana, meningkatnya utang LN juga didorong oleh perbedaan tingkat suku
bunga.
c) Meningkatnya Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor .
Laju inflasi mempengaruhi tingkat suku bunga, karena ekspektasi inflasi merupakan
komponen suku bunga nominal. trand inflasi meningkat menyebabkan Bank Indonesia
memangkas suku bunga. Dengan rendahnya suku bunga maka minat orang untuk
berinvestasi rendah, maka pemerintah untuk memenuhi belanja negaranya melalui pinjaman
luar negeri.
d) Struktur perekonomian tidak efisien
Karena tidak efisien dalam penggunaan modal, maka memerlukan invetasi besar. Hal
ini akan mendorong utang luar negeri.
Solusi Terhadap Hutang Luar Negeri Indonesia
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi hutang luar negeri:
a) Meningkatkan daya beli masyarakat, yakni melalui pemberdayaan ekonomi pedesaan
dan pemberian modal usaha kecil seluasnya.
b) Meningkatkan pajak secara progresif terhadap barang mewah dan impor.
c) Konsep pembangunan yang berkesinambungan, berlanjut dan mengarah pada satu titik
maksimalisasi kekuatan ekonomi nasional, melepaskan secara bertahap ketergantungan
utang luar negeri.
d) Menggalakan kebanggaan akan produksi dalam negeri, meningkatkan kemauan dan
kemampuan ekspor produk unggulan dan membina jiwa kewirausahaan masyarakat.
Negeri Indonesia ini sebenarnya kaya akan Sumber daya alam unggulan sehingga bila
kita manfaatkan secara maksimal maka akan memberikan devisa negara,
e) Mengembangkan sumber daya manusia berkualitas dan menempatkan kesejateraan
yang berkeadilan dan merata
C. Modal Asing
Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan untuk mempercepat
investasi dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti
oleh perbankan struktur produksi dan perdagangan. Modal asing dapat berperan penting
dalam mobilisasi dana maupun transformasi struktural. Kebutuhan akan modal asing
menjadi menurun segera setelah perubahan struktur benar-benar terjadi.
Asumsi dasar yang melatar belakangi hubungan positif antara modal asing dan
pertumbuhan ekonomi :

Setiap 1$ modal asing akan mengakibatkan kenaikan 1$ impor dan investasi. Dengan
asumsi ini dan ICOR yang stabil dimungkinkan untuk menghitung dampak modal asing
terhadap pertumbuhan ekonomi atau sebaliknya menghitung berapa modal asing yang
diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan tertentu. Incremental Capital Ouput
Ratio (ICOR) atau rasio kenaikan ouput akibat kenaikan kapital adalah indikator ekonomi
makro yang sering digunakan untuk menilai kinerja investasi di suatu Negara. Kegunaan
lainnya

adalah

untuk

menghitung

besarnya

investasi

yang

dibutuhkan

agar

perekonomian tumbuh dengan laju yang sudah ditetapkan.


Fungsi dan sifat bantuan luar negeri:
Bantuan Luar Negeri adalah aliran modal dari luar negeri berupa bantuan dari pihak
resmi seperti badan-badan internasional dan dari pemerintah negara lain. Bantuan luar
negeri berfungsi untuk mengatasi masalah-masalah seperti berikut:

Saving gap, tabungan pemerintah yang tidak mampu untuk membiayai


pembangunan.

Foreign exchange gap, mata uang asing (devisa) yang tersedia tidak cukup
untuk membiayai impor.

Pinjaman dan penanaman modal.


Modal asing yang merupakan pinjaman dari luar negara-negara maju ke negara-

negara berkembang, mempunyai sifat :


Penanaman modal langsung yaitu penanaman modal yang dilakukan dengan cara
mendirikan perusahaan di negara berkembang.
Modal portofolio yaitu pembelian obligasi atau saham-saham perusahaan domestik
oleh investor asing.
Pinjaman ekspor merupakan pinjaman jangka panjang dengan bunga tinggi, yaitu
memberi kesempatan kepada pengusaha di negara berkembang untuk membeli
peralatan modal yang harus dibayar dalam jangka waktu lima tahun.
D. Dana Perimbang
Sumber-sumber pembiayaan untuk pembangunan di Indonesia antara lain berasal
dari Dana Perimbangan yang diterima oleh Indonesia khususnya daerah Khusus Ibukota
dari modal asing. Beberapa daerah yang kaya sumberdaya alam seperti Aceh, Riau, Kaltim,
dan Papua akan dapat menggunakan Dana Bagi Hasil untuk membiayai belanja
pembangunannya sedangkan bagi daerah-daerah miskin dan tidak memiliki SDA.
E. Tabungan Dalam Negeri
Pertumbuhan ekonomi membutuhkan peningkatan investasi. Peningkatan investasi
pada gilirannya membutuhkan dana pembiayaan yang berasal dari dalam maupun luar

negeri. Dari kedua sumber pembiayaan ini, sumber dana dalam negeri seyogyanya
merupakan sumber pokok pembiayaan. Terutama dilihat dari konteks pertumbuhan ekonomi
jangka panjang, dimana suatu negara haruslah mendasarkan pembiayaan investasi dari
sumber dalam negeri. Dari berbagai sumber pembiayaan dalam negeri, tabungan domestic
merupakan salah satu faktor penting bagi pembiayaan. Tabungan dalam negeri dapat
bersumber dari tabungan masyarakat/swasta, maupun tabungan pemerintah. Dalam
konteks tabungan domestik, idealnya kedua komponen tersebut harus dapat ditingkatkan
secara sinergis dan bersamaan. Jenis tabungan untuk pembiayan pembangunan dalam
negeri yaitu:
1. Tabungan masyarakat adalah bagian dari pendapatan yang diterima masyarakat
yang dengan sukarela tidak digunakan untuk konsumsi.
2. Tabungan pemerintah adalah keseluruhan pendapatan yang diterima pemerintah
dikurangi dengan total pengeluaran rutin.
3. Tabungan paksa adalah langkah yang dilakukan pemerintah untuk melakukan
pinjaman ke masyarakat, badan-badan keuangan di luar bank komersial (LKBB),
bank komersial, bank sentral dan mencetak uang baru dalam rangka menanggulangi
defisit anggaran.
4. Hasil dari perdagangan luar negeri, yaitu yang diperoleh dari kelebihan nilai ekspor
dikurangi nilai impor.
F. Investasi
Sebagaimana yang telah di ketahui investasi sangat berpengaruh besar terhadap
pembangunan ekonomi, Semakin banyak investasi dalam negeri semakin besar pula
kesempatan Negara kita untuk membangun ekonomi dalam negeri.

Daftar Pustaka :
http://chanchanfia.blogspot.com/2013/07/sumber-pembiayaan-pembangunandi_8.html. Diunduh pada 4 Desember 2014.

PERAN UTANG LN INDONESIA


Peran utang LN harus diakui sangat besar dlm pembangunan Indonesia sampai saat ini.
7

Anda mungkin juga menyukai