Anda di halaman 1dari 16

RUMAH SAKIT BUKIT

Lewoleba Lembata Nusa Tenggara Timur


Telp/Fax. (0383) 41009, Email ; rsbukitlewoleba@yahoo.com
Penyelenggara : Yayasan Papa Miskin Keuskupan Sufragan Larantuka
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT BUKIT LEWOLEBA
NOMOR : /..
TENTANG
KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA
DI RUMAH SAKIT BUKIT LEWOLEBA
DIREKTUR RUMAH SAKIT BUKIT LEWOLEBA :
Menimbang

: a.

Bahwa setiap pasien rumah sakit mempunyai kebutuhan, nilai-nilai dan


kepercayaan yang berbeda sehingga rumah sakit harus membangun
kepercayan dan komunikasi dengan pasien;
b. Bahwa dalam rangka membangun kepercayaan dan komunikasi pasien,
hak pasien dan keluarga harus diperhatikan untuk melindungi hak pasien
dan dalam upaya memberikan penjelasan yang lebih baik;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur tentang Kebijakan
Hak Pasien dn Keluarga di Rumah Sakit Bukit Lewoleba

Mengingat

: 1. Undang-Undang R.I. No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.


2.
Undang-Undang R.I. No. 14 Tahun 2008 tentang Informasi Publik.
3.
Undang-Undang R.I. No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
4.
Undang-Undang R.I. No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
5.
Undang-Undang R.I. No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
6.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
R.I.
No.
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
7.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
R.I.
No.
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.
8.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
R.I.
No.
1171/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit.
9.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
R.I.
No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.
10.
Komunikaasi Efektif Dokter-Dokter, Konsil Kedokteran Indoneisa
(KKI) tahun 2006
11.
Akte Notaris No. .................... tentang Pernyataan Keputusan
Rapat Yayasan Papa Miskin Keuskupan Sufragan Larantuka
12.
SK Yayasan Papa Miskin Keuskupan Sufragan Larantuka
No : ................. tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Bukit
Lewoleba.
MEMUTUSKAN

Menetapkan

KESATU

: KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUKIT LEWOLEBA


LEMBATA TENTANG KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN
KELUARGA DI RUMAH SAKIT BUKIT
: Perlindungan Hak Pasien dan Keluarga tertuang dalam lampiran keputusan
ini.

KEDUA

: Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diubah dan
atau diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam isi penetapannya.
Ditetapkan di : Lewoleba
Pada tanggal :
RS. Bukit Lewoleba
Direktur

Dr. Johnny Laoh, MPH

RUMAH SAKIT BUKIT


Lewoleba Lembata Nusa Tenggara Timur
Telp/Fax. (0383) 41009, Email ; rsbukitlewoleba@yahoo.com
Penyelenggara : Yayasan Papa Miskin Keuskupan Sufragan Larantuka

Lampiran
Nomor
Tanggal
Tentang

: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Bukit Lewoleba


:
:
: Pengangkatan Kebijakan Hak Pasien dan Keluarga Di Rumah Sakit Bukit
Lewoleba
A. HAK PASIEN

Setiap pasien mempunyai hak :


1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa dikriminasi.
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan materi.
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginn dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain (second opinion)
yang mempunyai Surat Ijin Praktik (SIP).
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang dideritanya termasuk data-data
medisnya.
10. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
11. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dana tata cara tindakan medis, tujuan tindakan
medis, alternative tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis
terhadapa tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lainnya.
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya.
17. Mengadukan rumah sakit apabila rumah sakit memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar.

18. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan memalui
media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEWAJIBAN PASIEN SESUAI DENGAN UU RI NO 29 PASAL 53 TAHUN 2009
TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN :
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya.
2. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau dokter gigi.
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diberikan
5. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuat.

B. PERLINDUNGAN HAK PASIEN DAN KELUARGA


1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit dan
memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
a. Pemberian informasi hak dan kewajiban pasien
1) Pemberian informasi hak dan kewajiban pasien diberikan kepada pasien pada saat
masuk rawat inap atau rawat jalan dan tersedia pada setiap kunjungan atau selama
dirawat.
2) Rumah sakit memberikan informasi tentang hak dan kewajiban pasien dengan cara
dan bahasa yang dapat dipahami oleh pasien yaitu dapat berupa papan informasi
yang di letakkan di area pelayanan rumah sakit.
b. Penjelasan hak pasien dalam pelayanan
1) Untuk mendapatkan persetujuan, pasien harus diberikan penjelasan tentang hal yang
berhubungan dengan pelayanan yang telah direncanakan, terkait dengan keputusan
persetujuan tersebut.
2) Pasien dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan/pengobatan yang
direncanakan atau meneruskan pelayanan/pengobatan setelah kegiatan dimulai.
3) Pasien mendapat hak istimewa pada pasien yang di rawat di ruang kelas 1, 2, dan 3
sesuai golongan
2. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi, dan memperoleh
keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
Perlidungan terhadap kekerasan fisik

1) Semua pasien bayi, anak, cacat, lanjut usia dan yang tidak mampu melindungi
dirinya/koma atau memberi tanda untuk minta bantuan diidentifikasi rumah sakit untuk
dilindungi.
2) Selain dari kekerasan fisik, perlindungan juga terhadap keselamatan pasien seperti
melindungi dari penyiksaan. Kelalaian asuhan, tidak dilaksanakannya pelayanan atau
bantuan dalam kejadian kebakaran dan bencana lainnya.
3) Loksi yang terpencil dilakukan pemantauan dengan menggunakan pemantauan oleh
petugas keamanan/security, pengunjung diluar jam berkunjung mengisi buku tamu
4) Khusus perlindungan anak setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang
dan berpartisipai secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
3. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional.
1) Pemberian layanan kesehtan oleh rumah sakit secara aman anti diskriminatif dan efektif
dengan mengutamanakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan RS yang
bermutu sebagai bagian dari tata kelola klinis yang baik.
4. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
materi (Upaya perlindungan harta milik pasien).
1) Menyediakan petugas keamanan untuk meminimalisir resiko kehilangan barangbarang milik
pribadi serta aksesibilitas pengunjung yang tidak memiliki kepentingan dengan pasien atau
pelayanan rumah sakit.

2) Memelihara kondisi gedung, halaman dan peralatan Rumah Sakit untuk menghilangkan
resiko bahaya kehilangan bagi pasien, tenaga kesehatan dan pengunjung rumah sakit.
3) Semua pasien yang dirawat dilarang membawa harta berharga yang berlebihan.
4) Pasien yang tidak mampu mengamankan barang miliknya atau tidak mampu membuat
keputusan mengenai barang pribadi dirinya rumah sakit akan melindungi harta milik
pasien yang telah diserah terimakan.
5) Rumah Sakit mengambil tanggung jawab untuk beberapa atau semua barang milik pribadi
pasien yang telah dibawa ke rumah sakit, ada proses mencatat nilai barang tersebut,
memastikan barang tersebut tidak akan hilang atau dicuri.
6) Proses ini berlaku pada pasin Emergensi, pasien beda rawat sehari tidak memiliki
keluarga, dan pasien yang meminta untuk menitipkan harta miliknya kepada rumah sakit.
5. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan, mengajukan usul, saran
perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya, Mengadukan rumah sakit apabila
rumah sakit diduga memberikan pelayanan tidak sesuai dengan standar, mengeluhkan
pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Penyelesaian komplain/keluhan/konflik atau perbedaan pendapat pasien dan keluarga
1) Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan tetang keluhan terhadap pelayanan, konflik
atau dilemma lain bagi rumah sakit dan pasien.
2) Rumah sakit telah mengidentifikasi dan menetapkan caracara mencari solusi terhadap
dilema atau keluhan tersebut.

3) Petugas yang bertanggung jawab adalah penanggung jawab unit kerja, dan koordinasi , di
saat jam kerja.

6. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku
di rumah sakit.
Penetapan Dokter Penanggung jawab Pelayanan (DPJP)
1) Pasien mempunyai hak memilih dokter, dan staf rumah sakit menjelaskan tentang dokter, dan
kompetensi masing-masing dokter yang praktik di rumah sakit.
2) Rumah sakit mengatur tentang uraian tugas DPJP
3) DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut, harus menentukan kesiapan pasien
untuk pemulangan
4) Keluarga pasien dilibatkan dalam perencanaan proses pemulangan yang terbaik atau sesuai
kebutuhan pasien
5) DPJP harus melakukan visite setiap hari kepada pasiennya
6) Pasien IGD, DPJP adalah dokter jaga IGD, setelah dilakukan konsul via telepon dan dokter
spesialis telah memberikan instruksi terapi, maka DPJP telah beralih ke dokter spesialis

7. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain (second opinion)
yang mempunyai Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
Second Opinion
1) Pasien berhak untuk meminta second opinion dalam pelayanan medis terhadap dirinya.
2) Pasien dibantu untuk mencari second opinion pada pelayanan medis baik di dalam maupun di luar
rumah sakit, apabila pasien/keluarga membutuhkan informasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain, masih ragu-ragu terhadap DPJP, apabila diagnosis meragukan.
3) DPJP harus mendukung setiap permintaan pasien untuk second opinion di dalam atau di luar
rumah sakit.

8. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data medisnya
a. Pelayanan sesuai kebutuhan privasi pasien
1) Setiap pelayanan yang diberikan di RS.Bukit Lewoleba harus menghormati kebutuhan
privasi pasien
2) Semua staf memahami semua kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hak privasi
pasien dan dapat menjelaskan tanggung jawab mereka dalam melindungi hak privasi pasien
(saat wawancara klinis, pemeriksaan klinis, diagnosa medis, pemeriksaan penunjang,
prosedur/pengobatan dan transportasi)
3) Permintaan pasien akan privasi harus dipatuhi oleh petugas RS
b. Perlindungan terhadap kerahasiaan informasi pasien
1) RS menghormati informasi sebagai hal yang bersifat rahasia dan telah menetapkan
kebijakan dan prosedur untuk melindungi informasi tertulis, lisan, elektronik maupun
kombinasi tersebut dari kehilangan dan penyalahgunaan
2) RS mengatur untuk tidak memasang informasi rahasia pasien di pintu kamar pasien, nurse
station, dan tidak membicarakan di tempat umum
3) RS menetapkan proses membuka rahasia pasien seijin pasien dan keluarga

9. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
a. Informed Consent
1) Pernyataan persetujuan dari pasien didapat melalui proses yang ditetapkan rumah sakit yang
dilaksanakan oleh staf yang terlatih dalam bahasa yang dapat dipahami pasien

2) Persetujuan tindakan kedokteran (informed consent) diperoleh sebelum operasi, anestesi,


penggunaan darah/produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang beresiko tinggi
3) Untuk mendapatkan persetujuan, pasien harus diberikan penjelasan tentang hal yang
berhubungan dengan pelayanan yang telah direncanaka, terkait dengan keputusan
persetujuan tersebut
4) Batas waktu perberlakuan persetujuan tindakan kedokteran selama tidak ada perubahan
masih dapat berlaku, jika ada perubahan/ada kemungkinan timbul komplikasi/penyulit
harus dijelakan ulang dan menandatangani persetujuan tindakan kedokteran/melakukan
verifikasi.
b. Penolakan resusitasi atau Do Not Resuscitate (DNR)
1) Rumah sakit telah menetapkan posisinya pada saat pasien menolak pelayanan resusitasi dan
membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup dasar
2) RS memberitahukan pasien dan keluarganya tentang menghormati keinginan atau pilihan
pasien untuk menolak pelayanan resusitasi atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup
dasar Do Not Resuscitate

10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan
medis, alternative tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
Pemberian informasi termasuk rencana pengobatan
1) Staf RS menerangkan dengan jelas tentang tindakan kepada pasien yang meliputi:
a. Kondisi pasienusulan pengobatan
b. Nama individu yang memberikan pengobatan
c. Potensi manfaat dan kekurangannya
d. Kemungkinan alternative tindakan
e. Kemungkinan keberhasilan
f. Kemungkinan timbulnya masalah selama masa pemulihan
g. Kemungkinan yang terjadi apabila tidak diobati
h. Biaya pengobatan
2) RS memberikan informasi mengenai identitas pemberi pelayanan kepada pasien baik tenaga
keperawatan maupun tenaga medis

11. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.


Pelayanan pasien tahap terminal
1) Pasien dalam tahap terminal (akhir hidup) diberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pasien dan keluarga
2) RS memberikan perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua aspek
pelayanan pada tahap akhir kehidupan
3) Semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir kehidupannya yaitu meliputi
pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder, manajemen nyeri, respon terhadap aspek
psikologi, sosial, emosional, agama dan budaya pasien dan keluarganyaa serta keterlibatannya
dalam keputusan pelayanan

12. Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lainnya dan menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
a. Identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dalam pelayanan
Bahwa RS Bukit Lewoleba memfasilitasi pasien dalam menjalankan nilai-nilai kepercayaan atau
budaya yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari selama di rawat di rumah sakit.
b. Pelayanan kerohanian pasien

1) Setiap praktisi pelayanana di rumah sakit harus berusaha memahami asuhan dan pelayanan
yang diberikn dlam konteks nilai-nilai dan kepercayaan pasien.
2) RS merespon permintaan untuk keperluan dukungan agama dan spiritual pasien
3) Mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan kasih sayang
pada akhir kehidupan
4) Petugas kesehatan harus dapat mengantarkan doa dengan cara yang disesuaikan dengan
kepercayaan dan agama pasien sebelum pemuka agama dating

RUMAH SAKIT BUKIT


Lewoleba Lembata Nusa Tenggara Timur
Telp/Fax. (0383) 41009, Email ; rsbukitlewoleba@yahoo.com
Penyelenggara : Yayasan Papa Miskin Keuskupan Sufragan Larantuka

PANDUAN PELAYANAN BIMBINGAN KEROHANIAN


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pelayanan bimbingan kerohanian merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan


kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan bio-psyco-socio-spiritual, yang komprehensif
karena pada

dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual. Pentingnya

bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO yang menyatakan aspek
agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian kesehatan seutuhnya

(WHO,

1984). Untuk itu Rumah Sakit Bukit Lewoleba mengadakan kegiatan pelayanan bimbingan
Rohani Pasien di Rumah Sakit, sebagai langkah konkrit untuk membantu pasien dalam proses
penyembuhannya. Bimbingan rohani pasien adalah bentuk kegiatan yang didalamnya terjadi
proses bimbingan dan pembinaan rohani kepada pasien di rumah sakit sebagai bentuk kepedulian
kepada mereka yang sedang mendapat ujian dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kegiatan tersebut
bagaimana seorang rohaniawan dapat memberikan ketenangan, kedamaian dan kesejukan
hati kepada pasien dengan senantiasa memberikan dorongan dan motivasi untuk tetap bersabar,
dan tetap menjalankan kewajibannya sebagai hamba Tuhan.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Sebagai bentuk kepedulian kepada yang sehat dan yang sakit
b. Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga agar tetap bersabar
dan berdoa
c. Memberikan bimbingan dan peneguhan kepada pasien dan keluarga agar
tetap tenang dan sabar
d. Mengingatkan kepada pasien dan keluarga agar tetap berdoa dan
memohon kekuatan dari Tuhan Yang Maha Esa
e. Memberikan pelayanan kerohanian kepada pasien dalam menghadapi
f.

penderitaan
Memberikan image positip terhadap Rumah Sakit Bukit Lewoleba

2. Tujuan Khusus
a. Memberikan ketenangan

hati

dan

batin

kepada

pasien

dalam

mengahadapi penyakit
b. Memberikan motivasi dan dorongan kepada pasien agar tetap bersabar
c. Menumbukan suasana persaudaraan, keakraban kepada pasien dan
keluarga untuk saling berbagi rasa ( sharing )

RUANG LINGKUP

1. Ruang lingkup kegiatan ini adalah Rumah Sakit


2. Rohaniwan/Rohaniwati adalah orang yang di minta untuk
memberikan pendampingan dan pelayanan spiritual dalam
pemenuhan kebutuhan pasien
3. Mengingatkan kepada semua petugas yang mengupayakan
kesehatan khususnya semua karyawan/karyawati RS Bukit bahwa
dengan kehadiran kita di RS juga untuk memberikan kekuatan
spiritual kepada pasien
4. Berlaku bagi seluruh pasien seuai dengan agama dan keyakinannya
yang di rawat di RS Bukit Lewoleba agar pasien merasa lebih kuat
dan yakin akan mendapat pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa.

LANDASAN HUKUM
-

Undang- undang no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit


Undang- undang no 36 tentang kesehatan

BAB II
LANDASAN TEORI
TUJUAN DAN FUNGSI BIMBINGAN ROHANI
1. TUJUAN DAN FUNGSI
A. Tujuan Bimbingan Rohani Pasien
1. Perhatian (attention)
Perhatian yang di berikan berupa kehadiran, sapaan,
senyuman jabat tangan dan bentuk-bentuk komunikasi
teraupetik, sebagai tanda tulus, penerima dan sentuhan
kasih
2. Dukungan (sustaining)
Dukungan psikis,moral dan spiritual di berikan bagi pasien
yang oleh karena sakitnya atau factor lain yang
menyebabkan dia sakit sehingga mengalami kepahitan
hidup untuk mamapu bertahan dalam situasi yang memang
sulit untuk di sembuhkan
3. Perdamaian (rencocilling)
Perdamaian di upayakan bagi pasien yang mengalami
hubungan retak dengan dirinya sendiri, sesama da Tuhan
untuk membangun kembali hubungan yang harmoni
4. Bimbingan ( guiding)
Bimbingan di berikan bagi pasien yang mengalami
kebingungan dan kegelapan batin untuk dapat mengambil
keputusan yang bertanggungjawab, lebih-lebih yang
berhubungan dengan pilihan hidup yang mendasar
5. Penyembuhan Luka Batin (inner healing)
Penyembuhan dilakukan bagi pasien yang mengalami luka
batin yang menghalangi penghayatan emosionalitas,
sosialitas dan iman untuk menemukan kembali jati dirinya
sebagai manusia utuh dan unik

6. Doa (Praying)
Doa diberikan kepada pasien yang membutuhkan baik bagi
pasien yang meminta di doakan maupun pasien yang oleh
karena kondisinya perlu di doakan.Bentuk dan cara doa di
sesuaikan dengan situasi, kondisi, kepercayaan dan agama
pasien.
B. Fungsi Bimbingan Rohani
1. Mengatur pola hidup pasien dengan kebiasaan berdoa
2. Menyembuhkan pasien seutuhnya yakni melayani pasien yang utuh
dalam arti kerohanian ialah melayani pasien begitu rupa, sehingga
ia baik secara fisik, maupaun psikis dapat berfungsi lagi dalam
hidupnya dengan baik
3. Membantu pasien dalam penderitaan yakni berusaha membantu
mereka dengan perkataan, perbuatan, supaya pergumulan,
penderitaan mereka tidak bertambah.

Pada

dasarnya

bimbingan

rohani

merupakan

aktualisasi

teologi yang

dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia beriman sebagai makluk sosial yang
dilaksanakan secara teratur oleh manusia untuk membina dan mengarahkan

manusia

memiliki keyakinan yang kokoh dan bertambah kepada Tuhan, taat melaksanakan ibadah dan
memantapkan kesadaran beragama sehingga dapat membawa seseorang menjadi lebih tenang
dalam menghadapi permasalahan dan jauh dari rasa cemas

METODE BIMBINGAN ROHANI

a) Metode Langsung
Metode Langsung adalah metode yang dilakukan di mana rohaniwan
melakukan komunikasi langsung ( bertatap muka dengan pasien ).
b) Metode Tidak Langsung
Metode tidak langsung adalah metode bimbingan yang di lakukan melalui
media komunikasi massa.Dari metode diatas dapat memberi gambaran
tentang metode yang selayaknya di gunakan oleh para petugas pastoral care
dalam melakukan bimbingan kerohanian kepada para pasien di Rumah Sakit
c) Materi
Materi bimbingan kerohanian di dalamnya mengatur penyembuhan pasien.
RS Bukit Lewoleba adalah Rumah Sakit Katolik dan dalam ajaran agama
katolik setiap orang yang sakit di anjurkan untuk selalu berdoa meminta
kesembuhan dan mendengarkan renungan. Selain itu ada beberapa sakramen
yang di berikan kepada pasien yang sedang di rawat di Rumah Sakit adalah :
Pasien dewasa dan anak-anak yang sedang di rawat dan dalam bahaya maut
dapat menerima sakramen pengurapan orang sakit

Bayi dan kanak-kanak yang sedang di rawat di Rumah Sakit yang belum di
baptis dan dalam keadaan bahaya maut maka di saat itu juga dengan
persetujuan kedua orangtuanya hendaknya segera di baptis tanpa menundanunda.
Biarawan / Biarawati Melayani sakramen Ekaristi (komunio) kepada pasien
dewasa yang beragama katolik dan menyiapkan diri secara benar s

3 ( Tiga ) SASARAN POKOK DALAM PELAYANAN KEROHANIAN DI RUMAH


SAKIT BUKIT
1. Layanan bimbingan rohani rawat Inap
2. Layanan Bimbingan rohani Kepada pasien Terminal
3. Layanan Pemulasaran Jenazah

BAB III
PELAKSANAAN
BENTUK LAYANAN BIMBINGAN ROHANI YANG ADA DI RS BUKIT
1. Bimbingan rohani bagi pasien rawat inap Rumah Sakit Bukit

Bimbingan pasien rawat inap ini merupakan bimbingan bersifat reguler bagi pasien rawat
inap di Rumah Sakit Bukit. Bimbingan Rohani ini dilakukan oleh Biarawan / Biarawati baik atas
permintaan keluarga/ pasien maupun dari Rumah Sakit. Bimbingan ini diberikan kepada pasien
dan keluarga.
Langkah langkah :
a) TAHAP PRA PELAYANAN BIMBINGAN
Untuk petugas ruang rawat inap :
Menyiapkan form permintaan bimbingan kerohanian yang telah diisi oleh
pasien/ keluarga.
Setelah di isi form permintaan bimbingan rohaniawan dari pihak Rumah
Sakit, maka petugas rawat inap menghubungi pihak rohaniwan yang telah
ditunjuk oleh pihak Rumah Sakit atau permintaan keluarga pasien sendiri
Menyiapkan ruangan, pasien dan
peralatan
lain
yang
dibutuhkan,
Sebelum melakukan bimbingan kerohanian karena sangat di butuhkan

Membawa
Saat
menuju
buku
ruangan,
bimbingan
ucapkan
rohani
kepada
atau
pengunjung
panduan
dan
danpelayan
liflet
pasien yan
o Jika
Ketuk
pasien
pintuPELAYANAN
dalam
dengan
keadaan
lembut
siap
dansalam
dan
perkenalkan
tidak
mengganggu
diri
secaramaka
singkat.
b)
PROSES
BIMBINGAN
ROHANIAWAN

Suasana
yang
tenang
,bersahabat
dan
penuh
empati.
Perkenalkan
diri
secara
khusus
kepada
pasien
Lakukan wawancara singkat tentang penyakit dan harapan pasien dengan
Bimbingan
rohani
pasien
Rajal/
Ugd
Tidak
larut
sentuhan
dalam
tangan
kesedihan
sebagai
pasien.
rasa
empati.
Berikan
Anjurkan
pengertian
untuk
tetap
untuk
melakukan
tetap
bersabar
badah
sesuai
dalam
agama
mengahdapi cobaan.
c)Proses
Mohon
pelayanan
diri,
bimbingan
minimal
10-15
menit.
Kondisiinipasien
Bimbingan
tidak tentu, dapat diberikan oleh perawat dengan melihat
d) Bimbingan rohani pasien pre op
Dilakukan
di ruang rawat
persiapan
pre operasi (jika
Bimbingan
ini diberikan
kepadatempat
pasien pasien
yang diberikan
akan menjalani
operasi,
diminta oleh pasien dan keluarga)

Rumah Sakit
Bukit
Lewoleba

SPO PELAYANAN KEROHANIAN


(SAKRAMEN ORANG SAKIT)
No Dokumen

Prosedur
Tetap
Pengertian
Tujuan

No Revisi

Tanggal Terbit

Halaman

Ditetapkan
Direktur

Memberikan pelayanan spiritual / kerohanian terhadap pasien yang


sedang di rawat di rumah sakit
1. Tujuan Umum
a. Untuk mrningkatkan pelayanan rumah sakit
b. Sebagai acuan dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan khususnya di bagian spritualitas
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai bagian dari bentuk pelayanan terhadap
pasien yang sedang di rawat di Rumah Sakit
b. Memberikan dukungan secara spiritual kepada pasien

Kebijakan
Prosedur

Ada SK dari direktur RSB tentang pelayanan kerohanian pada pasien


Rawat Inap
1.
2.
3.
4.

Menyampaikan kepada keluarga dan pasien


Menjelaskan tujuan doa dan sakramen
Petugas dan keluarga bersama-sama mengisi formulir
Petugas menyiapkan pasien dan ruangan serta

5.
6.
7.
8.

perlengkapan lainnya sesuai dengan kebutuhan


Petugas menghubungi pastor.
Petugas menghantar pastor ke ruangan yang di tuju
Bersama pastor, Petugas dan keluarga berdoa bersama
Pastor
menandatangani
formulir
sebagai
bukti

pelayanan kerohanian
9. Pelayanan
kerohanian

selesai,

petugas

segera

membereskan ruangan serta peralatan


10.Petugas mencatat kegiatan tersebut di Berkas Rekam
Medis pasien

Unit Terkait

Rawat Inap

Rumah Sakit
Bukit
Lewoleba

SPO PELAYANAN KEROHANIAN


(SAKRAMEN EKARISTI)
No Dokumen

Prosedur
Tetap
Pengertian
Tujuan

Tanggal Terbit

No Revisi

Halaman

Ditetapkan
Direktur

Memberikan pelayanan spiritual / kerohanian terhadap pasien yang


sedang di rawat di rumah sakit
1. Tujuan Umum
a. Untuk meningkatkan pelayanan Rumah Sakit
b. Sebagai acuan dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan khususnya di bagian spritualitas
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai bagian dari bentuk pelayanan kerohanian
khususnya dalam perayaan Ekaristi bagi pasien
sedang dirawat di rumah Sakit
b. Sebagai bentuk pelayanan Rumah Sakit bagi pasien
yang beragama Katolik yang telah menyiapkan diri
secara baik untuk menerima Sakramen Ekaristi
( komunio )

Kebijakan
Prosedur

Ada SK dari direktur RSB tentang pelayanan kerohanian pada pasien


Rawat Inap
1. Menyampaikan kepada pasien dan keluarga
2. Petugas menyiapkan pasien dan ruangan serta peralatan
sesuai kebutuhan
3. Petugas menjemput pastor/suster dan mengahantar ke
ruangan ruangan pasien yang sudah disiapkan
4. Bersama pastor / Suster yang menghantar sakramen
Ekaristi( Komunio) dan keluarga berdoa bersama
5. Pelayanan Sakramen Ekaristi ( Komunio ) selesai
petugas membereskan ruangan dan peralatan

Unit Terkait

Rawat Inap

FORMULIR PERMINTAA PELAYANAN KEROHANIAN

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama

: ..

Umur

: ..

Alamat

: .

Hubungan dengan pasien: ..


Dengan ini menyatakan permintaan, pendampingan pelayanan
kerohanian agama / kepercayaan
Kepada Rumah Sakit Bukit terhadap Pasien
Nama Pasien

: ..

No. RM

: ..

Umur

: ..

Alamat

: ..

Demikian Surat Permohonan permintaan pelayanan kerohanian ini


saya buat, atas perhatiannya saya ucap terima kasih

Lewoleba, ..

Yang Menyetujui

( )
()

Anda mungkin juga menyukai